Payudara
(Produksi ASI, bentuk)
TTV
Lochea
(Jumlah, warna, bau) Eliminasi
(BAB & BAK)
UTERUS
(Involusi, TFU)
Luka perineum
dan SC
PENGKAJIAN
Enter title
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum, SC, involusi uterus,
pembengkakan payudara, putting lecet, hemoroid
• Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanik (laserasi/episiotomi/SC)
• Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan integritas
kulit/jaringan)
• Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI/refleks menghisap, anomali
payudara, hambatan neonatus (bibir sumbing), putting lecet
• Risiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif (perdarahan)
• Risiko retensi urine d.d penurunan tonus otot bladder
• Risiko konstipasi d.d penurunan peristaltik, ketidaknyamanan pasca partum
Ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum, SC, involusi uterus, pembengkakan
payudara, putting lecet, hemoroid
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… ketidaknyamanan berkurang
Kriteria hasil:
1. Melaporkan ketidaknyamanan berkurang
2. Menunjukkan tanda berkurangnya ketidaknyamanan (ekspresi wajah rileks, tidak menangis/ merintih)
3. Memperlihatkan strategi pengendalian ketidaknyamanan
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi keluhan ketidaknyamanan 1. Mengevaluasi ketidaknyamanan
2. Berikan kompres es dalam 24 jam pertama pada 2. Mengurangi edema dan ketidaknyamanan
perineum/hemoroid
3. Edukasi: managemen nyeri non farmakologi, 3. Mengurangi rasa nyeri, mengurangi edema
menggunakan bak sitz (duduk berendam) dan memperbaiki sirkulasi
4. Olesi putting dengan air susu ke putting sebelum 4. Mengurangi iritasi putting dan putting lecet
dan setelah menyusui jika nyeri payudara
5. Kompres es ke payudara jika bengkak, kompres 5. Mengurangi ketidaknyamanan panas
daun kol, kompres hangat sebelum menyusui, pakai (↑sirkulasi), dingin (mengurangi edema)
bra yang sesuai 6. Mengurangi/menghilangkan rasa tidak
6. Kolaborasi: pemberian analgesik nyaman
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanik (laserasi/ episiotomi/SC)
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
1. Edukasi: manajemen laktasi (ajarkan cara menyusui 1. Meningkatkan pengetahuan ibu
yang benar, ajarkan cara perawatan payudara, ajarkan
cara memeras dan menyimpan ASI, pijat oksitosin),
cara membuat putting menonjol
2. Pemberian ASI dengan sendok 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
3. Observasi pemberian nutrisi 3. Mengidentifikasi keefektifan pemberian
nutrisi
4. Manajemen cairan yang adekuat (ASI tiap 2-3 jam) 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi & cairan
5. Kolab: terapi cairan, pemasangan NGT 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan &
mencegah komplikasi lebih lanjut
Risiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif (perdarahan)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… risiko hipovolemia tidak terjadi
Kriteria hasil:
1. Kontraksi u teru s ku at (fu n d u s terab a keras)
2. Lokia n ormal
3. In p u t d an ou tp u t cairan seimb a n g
INTERVENSI RASIONAL
1. Manajemen nutrisi (diet tinggi serat) 1. Serat menyerap air & ↑ volume feses
merangsang peristaltik
2. Manajemen cairan (minum yang 2. Merangsang peristaltik dan memudahkan
adekuat= 50 ml/Kg) mengeluarkan feses
3. Observasi pola BAB & peristaltik 3. Mengidentifikasi pola BAB & peristaltik
usus usus
4. Terapi latihan ambulasi 4. Merangsang peristaltik
5. Kolaborasi: pemberian obat laksatif 5. Merangsang peristaltik dan melancarkan
pengeluaran feses
Enter title
Letakkan jari
pada posisi
01 Tekan ke arah ibu, dengan
mendorong jari ke
“C” diatas
areola 02 belakang (gambar 3)
Kembali ke posisi
semula dan siap untuk
Dorong jari kearah
depan,
gerakan
dengan
teratur,
03 langkah 1 (gambar 5)
dan siapkan gelas
untuk menampung
ASI (gambar 4)
04
JENIS POMPA ASI
CARA MENYUSUI YANG BENAR
1. Cuci tangan sebelum – sesudah menyusui
2. Bersihkan putting susu dengan kapas air hangat
3. Keluarkan sedikit ASI, oleskan pada putting susu dan daerah yg
mengelilinginya
4. Posisi ibu menghadap bayi, dagu bayi menempel ke payudara
ibu, perut bayi menempel pada perut ibu, mata ibu menatap
mata bayi, kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
5. Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari – jari lainnya
menopang di bawah
6. Putting susu diarahkan ke langit-langit bayi
7. Sentuhkan putting pada pipi/bibir bayi sehingga mulut bayi
akan terbuka
8. Mulut bayi terbuka lebar mencakup areola bukan hanya puting
9. Susui bayi tiap 2-3 jam/hari dan selama 15-20 menit/payudara
POSISI MENYUSUI
POSISI MENYUSUI BAYI KEMBAR
TEKNIK MENEMPELKAN BIBIR BAYI PADA
PAYUDARA SAAT MENYUSUI
TEKNIK MELEPAS BIBIR
BAYI PADA PAYUDARA
PENYIMPANAN ASI
• ASI dapat disimpan 6-8 jam di udara terbuka
• 24 jam dalam termos es/tas ASI/coolpack
• 48 jam dalam kulkas
• 2 minggu dalam freezer kulkas 1 pintu
• 3 bulan dalam freezer kulkas 2 pintu
• 6 bulan dalam freezer 1 pintu (suhu -18 derajat celcius)
• ASI dapat disimpan di tempat yang terbuat dari botol kaca yang disterilkan
atau plastik klip steril dalam keadaan tertutup, tulis: hari, tanggal dan jam
• ASI beku dari freezer dicairkan terlebih dahulu di kulkas lalu dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat, tidak boleh dimasak/dipanaskan
3 bulan
2 minggu 6 bulan
KANTONG ASIP & BOTOL ASIP
TAS PENYIMPAN ASI/
coolpack
TANDA BAYI CUKUP ASI
Lanjutan…
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
• Bayi dikeringkan setelah lahir dengan handuk, bayi diberi
topi dan diselimuti
• Bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu.
• Kulit bayi menempel dengan kulit ibu (skin to skin
contact)
• Mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu
• Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan
bagian bokong bayi.
• Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu, berikan waktu
selama kurang lebih 1 jam
• Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi
proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan
bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk
melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai
satu jam.
• Dampingi oleh suami atau keluarga.
MEMANDIKAN BAYI
• Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi
masih memiliki lapisan pelindung yang
terlihat seperti lemak berwarna keputihan
yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi.
• Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air
hangat saja.
• Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat
dimandikan dengan waslap atau spon.
• Setelah tali pusat lepas bayi dapat
dimandikan dengan dimasukkan ke dalam
air, hati-hati kepala terendam dalam air.
• Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun
dan sampo khusus bayi.
• Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu
pagi maupun terlalu sore.
• Saat melakukan perawatan kulit bayi,
prinsipnya menggunakan seminimal
mungkin zat-zat yang berkontak dengan
kulit, karena kulit bayi masih sangat
sensitif.
Lanjutan…
PERAWATAN TALI PUSAR
PERAWATAN TALI PUSAR
• Setelah dipotong, tali pusat akan diolesi cairan antiseptik.
• Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering
• Tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik.
• Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada
tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok maupun
gurita.
• Usahakan agar tali pusat tidak basah (tidak terkena air seni maupun tinja bayi).
• Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan
dengan kain bersih.
• Biarkan tali pusat terlepas sendiri.
• Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit
disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan
terdekat.
Membersihkan Mata Bayi
• Mata dapat dibersihkan dengan
kapas bersih yang dibasahi dengan
air hangat, mulai dari arah hidung ke
luar.
• Jika ditemukan tanda-tanda infeksi
pada mata seperti bengkak, merah,
mengeluarkan nanah segera bawa ke
dokter.
• Kotoran telinga tidak perlu
dibersihkan secara rutin dengan
mengorek liang telinga, karena akan
keluar sendiri ketika sudah cukup
besar dan lunak saat bayi menangis.
• Lubang hidung bayi juga tidak perlu
dibersihkan secara khusus, cukup
mengelapnya saat mandi.
Lanjutan…
THANK YOU