Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU POSTPARTUM


OLEH : ETIKA PURNAMA SARI
Enter title

Payudara
(Produksi ASI, bentuk)
TTV
Lochea
(Jumlah, warna, bau) Eliminasi
(BAB & BAK)

UTERUS
(Involusi, TFU)
Luka perineum
dan SC

PENGKAJIAN
Enter title
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum, SC, involusi uterus,
pembengkakan payudara, putting lecet, hemoroid
• Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanik (laserasi/episiotomi/SC)
• Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan integritas
kulit/jaringan)
• Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI/refleks menghisap, anomali
payudara, hambatan neonatus (bibir sumbing), putting lecet
• Risiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif (perdarahan)
• Risiko retensi urine d.d penurunan tonus otot bladder
• Risiko konstipasi d.d penurunan peristaltik, ketidaknyamanan pasca partum
Ketidaknyamanan pasca partum b.d trauma perineum, SC, involusi uterus, pembengkakan
payudara, putting lecet, hemoroid
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… ketidaknyamanan berkurang
Kriteria hasil:
1. Melaporkan ketidaknyamanan berkurang
2. Menunjukkan tanda berkurangnya ketidaknyamanan (ekspresi wajah rileks, tidak menangis/ merintih)
3. Memperlihatkan strategi pengendalian ketidaknyamanan
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi keluhan ketidaknyamanan 1. Mengevaluasi ketidaknyamanan
2. Berikan kompres es dalam 24 jam pertama pada 2. Mengurangi edema dan ketidaknyamanan
perineum/hemoroid
3. Edukasi: managemen nyeri non farmakologi, 3. Mengurangi rasa nyeri, mengurangi edema
menggunakan bak sitz (duduk berendam) dan memperbaiki sirkulasi
4. Olesi putting dengan air susu ke putting sebelum 4. Mengurangi iritasi putting dan putting lecet
dan setelah menyusui jika nyeri payudara
5. Kompres es ke payudara jika bengkak, kompres 5. Mengurangi ketidaknyamanan  panas
daun kol, kompres hangat sebelum menyusui, pakai (↑sirkulasi), dingin (mengurangi edema)
bra yang sesuai 6. Mengurangi/menghilangkan rasa tidak
6. Kolaborasi: pemberian analgesik nyaman
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanik (laserasi/ episiotomi/SC)

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… kulit/jaringan kembali utuh


Kriteria hasil:
1. Suhu kulit normal 3. Eritema tidak terjadi
2. Nekrosis tidak terjadi 4. Tepi luka menyatu

INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi keadaan luka 1. Mengidentifikasi tanda-tanda peradangan


indikasi infeksi dan proses penyembuhan luka
2. Lakukan perawatan perineum/SC 2. Mengurangi risiko infeksi
luka dengan teknik aseptik

3. Edukasi: berikan nutrisi yang 3. Nutrisi yang adekuat membantu


adekuat (TKTP) mempercepat penyembuhan luka
4. Observasi TTV 4. Mengidentifikasi adanya infeksi
5. Kolab: pemberian obat antibiotik 5. Mengurangi risiko infeksi
Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan
integritas kulit/jaringan)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… risiko infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1. Tidak ada tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh normal, Tidak ada kemerahan, Tidak ada nyeri, Tidak ada
benjolan)
2. Memperlihatkan cara cuci tangan yang benar
INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi keadaan luka 1. Mengidentifikasi tanda-tanda peradangan indikasi


infeksi dan proses penyembuhan luka
2. Pertahankan perawatan luka dengan teknik 2. Mengurangi resiko infeksi
aseptik
3. Pertahankan manajemen nutrisi yang adekuat 3. Nutrisi yang adekuat membantu mempercepat
penyembuhan luka
4. Edukasi: cara kontrol infeksi (cuci tangan) 4. Mengurangi paparan terhadap infeksi
5. Observasi TTV
6. Kolab: pemberian obat antibiotik 5. Mengidentifikasi adanya infeksi
6. Mengurangi resiko infeksi
Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai ASI/ refleks menghisap lemah/ anomali
payudara/ hambatan neonatus (bibir sumbing)/ketidaknyamanan PP(putting lecet)

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… menyusui kembali efektif


Kriteria hasil:
1. Mempertahankan keefektifan pemberian ASI selama yang diinginkan bayi tiap 2-3 jam
2. Merasa puas dengan proses menyusui
3. Memperlihatkan teknik manajemen laktasi yang benar

INTERVENSI RASIONAL
1. Edukasi: manajemen laktasi (ajarkan cara menyusui 1. Meningkatkan pengetahuan ibu
yang benar, ajarkan cara perawatan payudara, ajarkan
cara memeras dan menyimpan ASI, pijat oksitosin),
cara membuat putting menonjol
2. Pemberian ASI dengan sendok 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
3. Observasi pemberian nutrisi 3. Mengidentifikasi keefektifan pemberian
nutrisi
4. Manajemen cairan yang adekuat (ASI tiap 2-3 jam) 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi & cairan
5. Kolab: terapi cairan, pemasangan NGT 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan &
mencegah komplikasi lebih lanjut
Risiko hipovolemia d.d kehilangan cairan secara aktif (perdarahan)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… risiko hipovolemia tidak terjadi
Kriteria hasil:
1. Kontraksi u teru s ku at (fu n d u s terab a keras)
2. Lokia n ormal
3. In p u t d an ou tp u t cairan seimb a n g
INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi involusi uterus 1. Menentukan status uterus (TFU,


kontraksi)
2. Observasi pengeluaran lokia 2. Mengobservasi perdarahan
3. Observasi intake dan output 3. Mengukur balance cairan
4. Lakukan masase lembut pada fundus 4. Menstimulasi involusi uterus
5. Edukasi: cara masase lembut pada fundus 5. Menstimulasi involusi uterus
6. Kolaborasi pemberian agen uterotonika 6. Meningkatkan kontraksi uterus
7. Kolaborasi: transfusi darah, terapi cairan 7. Mengganti cairan/darah yang hilang
Risiko retensi urine d.d penurunan tonus otot bladder
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… risiko retensi urine tidak terjadi
Kriteria hasil:
1. Dapat berkemih dalam waktu 6-8 jam setelah persalinan
2. Tidak ada distensi bladder
3. Warna urin kuning jernih
INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi adanya distensi blader 1. Mengevaluasi adanya retensi urine


2. Ukur input dan output 2. Mengukur balance cairan
3. Anjurkan pasien untuk berkemih di 3. Mengurangi retensi urine
toilet/tempat tidur
4. Edukasi: manajemen eliminasi urin 4. Meningkatkan otot bladder/vesika
dengan bladder training/kegel excercise urinaria
5. Kolaborasi: pemasangan kateter 5. Mengosongkan bladder/vesika
urinaria
Risiko konstipasi d.d penurunan peristaltik, ketidaknyamanan pasca partum
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama… risiko konstipasi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1. Pola BAB 1-3x/hari atau dapat BAB dalam waktu 3 hari PP 4. BAB tanpa pencahar
2. Konsistensi BAB lunak 5. Tidak ada darah dalam feses
3. Peristaltik usus 5-30 x/mnt
INTERVENSI RASIONAL

1. Manajemen nutrisi (diet tinggi serat) 1. Serat menyerap air & ↑ volume feses 
merangsang peristaltik
2. Manajemen cairan (minum yang 2. Merangsang peristaltik dan memudahkan
adekuat= 50 ml/Kg) mengeluarkan feses
3. Observasi pola BAB & peristaltik 3. Mengidentifikasi pola BAB & peristaltik
usus usus
4. Terapi latihan ambulasi 4. Merangsang peristaltik
5. Kolaborasi: pemberian obat laksatif 5. Merangsang peristaltik dan melancarkan
pengeluaran feses
Enter title

IMPLEMENTASI (PERAWATAN IBU DAN BAYI)


AMBULASI DINI
• Dilakukan setelah efek anestesi hilang pada persalinan SC (6 jam), dan pada
persalinan fisiologis 2-3 jam setelah PP, diawali miring kanan-kiri di tempat
tidur, lalu duduk, berdiri dan berjalan,
• Tujuan: mencegah tromboemboli pada kaki
• Langkah:
1. Lakukan fleksi dan ekstensi pada telapak kaki secara bergantian
2. Putar pergelangan kaki dengan gerakan sirkuler
3. Lakukan fleksi dan ekstensi lutut secara bergantian
4. Tekan bagian belakang lutut ke permukaan tempat tidur
KEGEL EXERCISE
• Kegel exercise adalah kegiatan melatih otot-otot pelvis, vagina dan bladder
• Bertujuan untuk mengencangkan/menguatkan otot pelvis, vagina dan
bladder
• Tekniknya:
1. Posisi supinasi dengan lutut fleksi
2. Lakukan gerakan seperti menahan flatus/menahan kencing, rasakan otot
dapat naik dan turun
3. Lakukan selama 15 menit/hari
4. Lakukan dilakukan 30-80 kali per hari
PERAWATAN VAGINA & PERINEUM
• Tujuan: menjaga kebersihan dan mencegah infeksi
• Langkah:
1. Setiap selesai BAK/BAB siramlah vagina dengan air bersih, siram dari arah depan ke belakang
2. Bila keadaan vagina terlalu kotor, bersihkan dengan sabun atau cairan antiseptic (savlon)
3. Bersihkan perineum dengan sabun dan air hangat
4. Bila keadaan luka perineum luas atau dilakukan episiotomi, dapat dilakukan dengan cara duduk
berendam (bak sitz) dalam cairan antiseptik selama 10-20 menit setelah BAK/BAB atau 2x/hari
5. Keringkan vagina dengan tisu/handuk lembut
6. Bila ibu mendapatkan antibiotik topikal, dapat dioleskan sebelum memakai pembalut yang baru
7. Gunakan pembalut dari bagian depan ke belakang
8. Ganti pembalut setiap kali BAK/BAB atau minimal 4x/hari atau saat pembalut sudah penuh
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut
PERAWATAN LUKA SC
• Tujuan: mempercepat penyembuhan luka dan
mencegah terjadinya infeksi
• Teknik:
1. Buka perban dengan kasa/kapas+Nacl/alkohol
2. Observasi daerah sayatan dari tanda & gejala
infeksi (kemerahan, bengkak, panas, drainase)
3. Bersihkan daerah sayatan dengan cairan
antiseptik dan kapas steril/kapas lidi steril
4. Berikan antibiotik topikal bila ada
5. Tutup luka dengan kasa steril dan
plester/plester anti air
• Tujuan: untuk mengurangi perdarahan dan kram pascapartum
• Melakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir dengan
menggunakan 4 jari atau telapak tangan
• Letakkan jari/telapak tangan pada fundus uteri & tangan yang lain di dekat
pubis
• Gosok fundus uteri secara sirkuler (gerakan memutar) hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras)
PIJAT OKSITOSIN
Tujuan: untuk
meningkatkan produksi
hormon oksitosin yang
dapat menenangkan ibu,
sehingga ASI pun keluar
PERAWATAN PAYUDARA PP
• Tujuan: melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran ASI
• Langkah:
1. Mencuci tangan
2. Kompres putting dengan kapas/kasa dan baby oil,
selama 5 mnt, bersihkan dengan menggosok puting
3. Lakukan masase payudara: tuangkan baby oil, buat
gerakan memutar pada payudara dengan kedua
tangan (gambar 1-4 atas), menggerakkan tangan ke
bawah dan ke atas putting (gambar 4 bawah)
4. Kompres dengan waslap hangat dan bergantian
dengan waslap dingin
5. Gunakan bra yang dapat menyangga dengan baik
6. Lakukan minimal 1x/hari atau lakukan saat mandi
PENGGUNAAN BAK SITZ
• Tujuan: mengurangi edema dan memperbaiki sirkulasi
• Langkah:
1. Siapkan bak bersih
2. Isi setengah/sepertiga bak dengan air hangat (suhu 38-40
derajat C)
3. Ajarkan pasien untuk memasuki bak dengan mengencangkan
otot gluteal, kemudian merelaksasikannya setelah ia masuk ke
dalam bak
4. Siapkan handuk kering untuk mengeringkan
5. Oleskan antibiotik/anestesi topikal bila ada resep dokter
6. Gunakan pembalut
7. Lakukan minimal 2x/hari selama 20 menit
CARA MEMERAH ASI
Enter title

Letakkan jari
pada posisi
01 Tekan ke arah ibu, dengan
mendorong jari ke
“C” diatas
areola 02 belakang (gambar 3)

Kembali ke posisi
semula dan siap untuk
Dorong jari kearah
depan,
gerakan
dengan
teratur,
03 langkah 1 (gambar 5)
dan siapkan gelas
untuk menampung
ASI (gambar 4)
04
JENIS POMPA ASI
CARA MENYUSUI YANG BENAR
1. Cuci tangan sebelum – sesudah menyusui
2. Bersihkan putting susu dengan kapas air hangat
3. Keluarkan sedikit ASI, oleskan pada putting susu dan daerah yg
mengelilinginya
4. Posisi ibu menghadap bayi, dagu bayi menempel ke payudara
ibu, perut bayi menempel pada perut ibu, mata ibu menatap
mata bayi, kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
5. Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari – jari lainnya
menopang di bawah
6. Putting susu diarahkan ke langit-langit bayi
7. Sentuhkan putting pada pipi/bibir bayi sehingga mulut bayi
akan terbuka
8. Mulut bayi terbuka lebar mencakup areola bukan hanya puting
9. Susui bayi tiap 2-3 jam/hari dan selama 15-20 menit/payudara
POSISI MENYUSUI
POSISI MENYUSUI BAYI KEMBAR
TEKNIK MENEMPELKAN BIBIR BAYI PADA
PAYUDARA SAAT MENYUSUI
TEKNIK MELEPAS BIBIR
BAYI PADA PAYUDARA
PENYIMPANAN ASI
• ASI dapat disimpan 6-8 jam di udara terbuka
• 24 jam dalam termos es/tas ASI/coolpack
• 48 jam dalam kulkas
• 2 minggu dalam freezer kulkas 1 pintu
• 3 bulan dalam freezer kulkas 2 pintu
• 6 bulan dalam freezer 1 pintu (suhu -18 derajat celcius)
• ASI dapat disimpan di tempat yang terbuat dari botol kaca yang disterilkan
atau plastik klip steril dalam keadaan tertutup, tulis: hari, tanggal dan jam
• ASI beku dari freezer dicairkan terlebih dahulu di kulkas lalu dihangatkan
dengan merendam dalam air hangat, tidak boleh dimasak/dipanaskan
3 bulan

2 minggu 6 bulan
KANTONG ASIP & BOTOL ASIP
TAS PENYIMPAN ASI/
coolpack
TANDA BAYI CUKUP ASI

• Bayi mendapatkan ASI 2-3 jam/kali atau minimal 8x/hari


• BAK bayi 6-8 x/hari dengan warna kuning jernih
• Pertumbuhan BB & TB/PB sesuai dengan usianya
• Terdengar suara saat bayi menelan ASI
• Payudara terasa lembek setelah bayi minum ASI
CARA MENYENDAWAKAN BAYI SETELAH
MENYUSUI
SENAM NIFAS
• Tujuan: mengembalikan kekuatan otot setelah
melahirkan dan mempercepat pemulihan
• Teknik senam nifas:
1. Pernapasan perut. Tarik nafas melalui hidung dan
perut dikencangkan, buang nafas dengan perut
dikendurkan
2. Berbaring dengan mengkontraksikan perut dan
daerah bokong dalam beberapa detik
3. Dagu diangkat dan difleksikan, dengan menjaga
bahu datar. Tahan dalam beberapa detik, lalu ulangi
lagi
4. Lakukan sit-ups/ menggapai lutut
5. Angkat daerah pangkal paha dan
perlahan-lahan diletakkan kembali ke lantai
6. Peregangan dada. Angkat kedua tangan
diatas dada. Tangan kiri ditekuk, ditekan
oleh tangan kanan dan dilakukan bergantian
selama 3 detik
7. Putar lutut. Secara bersama-sama putar
secara perlahan sampai mencapai lantai

Lanjutan…
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
• Bayi dikeringkan setelah lahir dengan handuk, bayi diberi
topi dan diselimuti
• Bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu.
• Kulit bayi menempel dengan kulit ibu (skin to skin
contact)
• Mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu
• Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan
bagian bokong bayi.
• Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu, berikan waktu
selama kurang lebih 1 jam
• Jika setelah satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi
proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan
bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk
melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai
satu jam.
• Dampingi oleh suami atau keluarga.
MEMANDIKAN BAYI
• Saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi
masih memiliki lapisan pelindung yang
terlihat seperti lemak berwarna keputihan
yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi.
• Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air
hangat saja.
• Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat
dimandikan dengan waslap atau spon.
• Setelah tali pusat lepas bayi dapat
dimandikan dengan dimasukkan ke dalam
air, hati-hati kepala terendam dalam air.
• Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun
dan sampo khusus bayi.
• Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu
pagi maupun terlalu sore.
• Saat melakukan perawatan kulit bayi,
prinsipnya menggunakan seminimal
mungkin zat-zat yang berkontak dengan
kulit, karena kulit bayi masih sangat
sensitif.

Lanjutan…
PERAWATAN TALI PUSAR
PERAWATAN TALI PUSAR
• Setelah dipotong, tali pusat akan diolesi cairan antiseptik.
• Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering
• Tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik.
• Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada
tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok maupun
gurita.
• Usahakan agar tali pusat tidak basah (tidak terkena air seni maupun tinja bayi).
• Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang bersih dan sabun lalu keringkan
dengan kain bersih.
• Biarkan tali pusat terlepas sendiri.
• Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit
disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan
terdekat.
Membersihkan Mata Bayi
• Mata dapat dibersihkan dengan
kapas bersih yang dibasahi dengan
air hangat, mulai dari arah hidung ke
luar.
• Jika ditemukan tanda-tanda infeksi
pada mata seperti bengkak, merah,
mengeluarkan nanah segera bawa ke
dokter.
• Kotoran telinga tidak perlu
dibersihkan secara rutin dengan
mengorek liang telinga, karena akan
keluar sendiri ketika sudah cukup
besar dan lunak saat bayi menangis.
• Lubang hidung bayi juga tidak perlu
dibersihkan secara khusus, cukup
mengelapnya saat mandi.

Membersihkan Telinga Dan Hidung Bayi


Membersihkan Popok Dan Kemaluan Bayi
• Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan
kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah.
• Jangan membersihkan popok dari bagian bawah anus ke kemaluan.
Memilih Pakaian Bayi
• Pilihlah pakaian dari bahan yang
lembut, menyerap air dan tidak kaku.
• Bayi hanya perlu memakai atasan,
popok atau celana, selimut dan topi
jika bayi kedinginan.
• Tidak dianjurkan untuk membedong
karena membatasi gerak bayi.
• Selain itu, tidak dianjurkan pula
untuk terus menggunakan sarung
tangan maupun kaos kaki karena
terdapat indera peraba yang
merupakan alat untuk belajar
pada bayi.
• Jangan gunakan gurita karena
bayi bernafas lebih banyak
menggunakan otot-otot perut.

Lanjutan…
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai