Anda di halaman 1dari 29

DEMOKRASI DI INDONESIA

Kresna Anelka Syahputra (672017004)

Jonathan Liando (672017046)

Aldyth M. V. Nahak (672017081)

Fernando H. Pookey (672017197)

Bimo Bagus Nurhidayat (672017288)

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Kewarganegaraan pada semester 3 Tahun Ajaran 2017/2018.

Tak lupa juga kami sampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Aih Ervanti Ayuningtyas selaku dosen pengampu Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Orang tua dan keluarga penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.

Salatiga, Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................

Daftar isi .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Manfaat dan Tujuan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi ..........................................................................


2.2 Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi .........................................
2.3 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ...................................................
2.4 Pentingnya demokrasi sebagai sistem politik kenegaraan modern ......
2.5 Alasan diperlukan demokrasi yang bersumber dari Pancasila .............

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................


3.2 Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap kali kita mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak
merespon dan mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran kewarganegaraan pada
saat sekolah, dan mata kuliah kewarganegaraan pada saat kita kuliah. Bisa jadi kata
kewarganegaraan di dalam memori otak tersimpan kuat karena setiap tahun dari
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas ada pelajaran kewarganegaraan yang
harus dipelajari, dan ternyata saat kuliah juga ada. Dan di dalam bangku perkuliahan
kita akan mempelajari lebih dalam seberapa pentingnya pendidikan kewarganegaraan
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar


bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia, pendidikan
kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap menghargai
keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan
nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.

Indonesia dapat diketahui adalah salah satu negara yang menganut sistem
demokrasi, menyadari betapa pentingnya pendidikan demokrasi sejak dini secara
terencana, sistematis, dan berkesinambungan dalam pembangunan dan pembentukan
masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia . Pendidikan demokrasi juga ikut
andil membentuk karakter bangsa agar bersikap jujur, adil dan transparan.

Pendidikan demokrasi yang merupakan tuntutan dari terbentuknya masyarakat


madani Indonesia mengandung bahwa: Manusia memerlukan kebebasan politik,
kebebasan intelektual, kesempatan untuk bersaing di dalam perwujudan diri sendiri,
dan pendidikan yang mengakui hak untuk berbeda percaya kepada kemampuan
manusia untuk membina masyarakat.

Adapun tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga


masyarakat berpikir kritis dan berpikir demokratis, selain itu agar warga negara
mengerti, menghargai kesempatan dan tanggung jawab sebagai warga negara yang
demokratis. Demikian, pendidikan demokrasi demokrasi bukan hanya sekedar
memberikan pengetahuan dan praktek demokrasi, tetapi juga menghasilkan masyarakat
dan warga negara yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu,
dan berpandangan jauh kedepan.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu demokrasi?
b. Apa tiga tradisi pemikiran politik demokrasi?
c. Bagaimana perjalanan demokrasi di Indonesia?
d. Apa pentingnya demokrasi sebagai sistem politik kenegaraan modern?
e. Mengapa diperlukan demokrasi yang bersumber dari Pancasila?

1.3. Manfaat dan tujuan makalah


a. Untuk mengetahui apa itu demokrasi
b. Untuk mengetahui apa tiga tradisi pemikiran politik demokrasi
c. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan demokrasi di Indonesia
d. Untuk mengetahui apa pentingnya demokrasi sebagai sistem politik
kenegaraan modern
e. Untuk mengetahui mengapa diperlukan demokrasi yang bersumber dari
pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian demokrasi

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani
kuno di negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan
negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507
SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena". Istilah demokrasi secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “demokratia” terdiri dari dua kata, demos =
rakyat dan kratos/kratein = kekuatan/pemerintahan. Secara harafiah, demokrasi berarti
kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatannya. Dalam konteks budaya demokrasi, maka rakyat berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi anutan atau dipedomani akan mampu
diterapkan dalam praktik-praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam
pengertian politik saja, akan tetapi mampu diterjemahkan dalam berbagai bidang
kehidupan. Menurut Wakil Presiden RI yang pertama Mohammad Hatta disebutnya
sebagai sebuah pergeseran dan penggantian dari kedaulatan raja menjadi kedaulatan
rakyat.

Pandangam-pandangan tentang pengertian demokrasi telah banyak dikaji oleh


para ahli meskipun terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mempunyai kesamaan
prinsip yaitu sebagai berikut :

a. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)


Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

b. Giovanni Sartori
Memandang demokrasi sebagai suatu sistem di mana tak seorangpun dapat
memilih dirinya sendiri, tak seorangpun dapat menginvestasikan dia dengan
kekuasaannya, kemudian tidak dapat juga untuk merebut dari kekuasaan lain
dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa syarat.

c. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila


Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan dalam mana kekuasaan untuk
memerintah berasal dari mereka yang diperintah. Atau : Demokrasi adalah pola
pemerintahan yang mengikutertakan secara aktif semua anggota masyarakat
dalam keputusan yang diambil oleh mereka yang berwenang. Maka legitimasi
pemerintah adalah kemauan rakyat yang memilih dan mengontrolnya. Rakyat
memilih wakil-wakilnya dengan bebas dan melalui mereka ini
pemerintahannya. Di samping itu, dalam negara dengan penduduk jutaan, para
warga negara mengambil bagian juga dalam pemerintahan melalui persetujuan
dan kritik yang dapat diutarakan dengan bebas khususnya dalam media massa.

d. International Commision of Jurist (ICJ)


Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-
wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui
suatu proses pemilihan yang bebas.

e. Diamond dan Lipset


Mendefiniskan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan yang memenuhi
tiga syarat pokok, yaitu :
 Kompetisi yang sungguh-sungguh dan meluas diantara individu-individu dan
kelompok-kelompok organisasi (terutama partai politik) untuk memperebutkan
jabatan-jabatan pemetintahan yang memiliki kekuasaan efektif, pada jangka
waktu yang reguler dan tidak melibatkan penggunaan daya paksa;
 Partisipasi politik yang melibatkan sebanyak mungkin warga negara dalam
pemilihan pemimpin atau kebijakan, paling tidak melalui pemilihan umum
yang diselenggarakan secara reguler dan adil, sedemikian rupa sehingga tidak
satupun kelompok sosial (warga negara dewasa) yang dikecualikan;
 Suatu tingkat kebebasan sipil dan politik, yaitu kebebasan berbicara, kebebasan
pers, kebebasan untuk membentuk dan bergabung ke dalam organisasi yang
cukup untuk menjamin integratis kompetisi dan partisipasi politik.

Demokrasi secara sederhana berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih kompleks, demokrasi berarti suatu sistem
pemerintahan yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang
partisipasi mereka dalam kehidupan politik, sementara pengisian jabatan-jabatan
publik dilakukan dengan dukungan suara rakyat dan mereka memiliki hak untuk
memilih dan dipilih.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, kiranya dapat dipahami bahwa di


dalam negara yang menganut sistem politik demokrasi maka negara/pemerintah
senantiasa harus mengingat kehendak dan keinginan rakyat. Jadi, tiap-tiap tindakan
dalam melaksanakan kekuasaan negara tidak bertentangan dengan kehendak dan
kepentingan rakyat, dan sedapat mungkin berusaha memenuhi segala keinginan rakyat.

Menurut Hans Kelsen, pada dasarnya demokrasi adalah pemerintahan oleh


rakyat dan untuk rakyat. Jadi, dalam perkembangan demokrasi dewasa ini dapat kita
peroleh gambaran sebagai berikut :

a. Yang melakukan kekuasaaan negara demokrasi adalah wakil-wakil yang


terpilih, dimana rakyat yakin bahwa segala kehendak dan kepentingannnya
akan diperhatikan oleh wakil rakyat dalam melaksanakan kekuasaan negara.
b. Cara melaksanakan kekuasaan negara demokrasi ialah senantiasa mengingat
kehendak dan keinginan rakyat.
c. Menyelesaikan setiap konflik secara damai melalui dialog yang terbuka
mmelalui cara kompromi, konsensus, kerjasama dan dukungan, baik
memanfaatkan lembaga maupun sarana komunikasi sosial.
Dalam sistem demokrasi posisi rakyat adalah sederajat dihadapan hukum dan
pemerintahan. Rakyat memiliki kedaulatan yang sama, baik itu kesempatan untuk
memilih atau pun dipilih. Tidak ada pihak lain yang berhak mengatur dirinya selain
dirinya sendiri. Hanya saja, sebagaimana diakui bersama oleh para ilmuwan politik,
bahwa ciri utama sistem demokrasi adalah berlakunya dan bisa tegaknya hukum
dimasyarakat. Jika hukum tidak berlaku, maka yang terjadi bukanlah demokrasi tetapi
anarkhi.

Oleh karena itu, ciri utama dari sistem demokrasi adalah ;

a. Tegaknya hukum dimasyarakat (law enforcement),


b. Diakuinya hak-hak asasi manusia (HAM) oleh setiap anggota masyarakat
tersebut.

Dengan dua pilar ini, maka pola hubungan yang lainnya akan turut terwarnai
sebagai sebuah sistem sosial menuju sebuah masyarakat yang lebih tertib berdasarkan
hukum. Demokrasi dapat terwujud karena adanya proses yang dinamis dalam
kehidupan rakyat yang berdaulat. Namun motivasi utama yang mendorong proses itu
adalah keberanian moral. Tanpa keberanian moral dalam arti menyelaraskan nilai-nilai
moral termasuk di dalamnya keadilan dan kebenaran, maka proses itu akan tersumbat.

2.2. Tiga tradisi pemikiran politik demokrasi

1) Tradisi pemikiran Aristotelian,


demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan. Aristoteles
memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk tradisi politik Barat.
Kontribusinya yang melampaui batas waktu dan abadi sebagaimana disaksikan
para intelektual sepanjang masa (Schmandt, 2002: 108). Aristoteles
menganalogikan negara sebagai organisme tubuh. Negara lahir dalam bentuk
yang sederhana kemudian berkembang menjadi kuat dan sederhana, setelah itu
hancur dan tenggelam dalam sejarah. Negara terbentuk karena manusia yang
membutuhkan Negara, manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa
orang lain, hubungan saling ketergantungan antara individu dengan
masyarakat. (Suhelmi, 2001 : 44-45 ). Tujuan utama pembentukan negara
adalah untuk manusia sehingga negara ada adalah untuk manusia. Hal ini
berarti yang paling utama bagi Aristoteles adalah warga negara secara
keseluruhan, seorang yang universalitas dan bukan yang individualitas. Ia
menegaskan bahwa negara harus mengupayakan dan menjamin kesejahteran
bersama yang sebesar-besarnya karena hanya di dalam kesejahteraan umum
(bersama) kesejahteraan individual dapat diperoleh.
Menurut Aristoteles politeia merupakan bentuk pemerintahan yang
paling baik. Hal ini disebabkan karena dalam politeia setiap individu berkuasa
atas sesamanya dan begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain kekuasaan
pemerintahan tersebut berada di tangan khalayak umum. Yang membedakan
Politeia dengan demokrasi adalah karena Politeia merupakan bentuk demokrasi
yang lebih moderat yang dalam hal kebebsannya di ikat oleh konstitusi yang
menjadi acuan dari pelaksanaan sistem pemerintahan.

2) Tradisi medieval theory


menerapkan roman law (hukum Roma) dan konsep popular sovereignty
(prinsip-prinsip kedaulatan rakyat), sehingga demokrasi diartikan sebagai suatu
landasan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Segala jenis keputusan berada di
tangan rakyat yang diatur dalam hukum, rakyat dengan serta merta mempunyai
kebebasan untuk melakukan semua aktifitas kehidupan termasuk aktivitas
politik tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, karena pada hakekatnya yang
berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama. Dengan demikian sebagai
sebuah konsep politik, demokrasi adalah landasan dalam menata sistem
pemerintahan negara yang terus berproses ke arah yang lebih baik dimana
dalam proses tersebut, rakyat diberi peran penting dalam menentukan atau
memutuskan berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah
bangsa dan negara. Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal
balik, tetapi keduanya tidak sama. Sebagai suatu konsep demokrasi adalah
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang juga mencakup
seperangkat praktik yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku. Kebebasan yang dimiliki rakyat diatur dan diarahkan oleh sebuah lembaga
kekuasaan yang sumber kekuasaannya berasal dari rakyat dan dijalankan
sendiri oleh rakyat, sehingga kebebasan yang mereka miliki dapat dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan tidak melanggar kebebasan yang dimiliki orang
lain.

3) Contemporary doctrine
dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang
murni. Pemerintahan republic dipilih oleh rakyat dan dipimpin atau dikepalai
oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu. Konsep pemerintahan
republik dipandang murni karena kedaulatan tidak hanya berada di tangan
pemimpin suatu negara tetapi juga berada di tangan rakyat, konsep republik ini
juga bersifat lebih terbuka atau transparan terhadap warga, sehingga menjadi
kesempatan baik untuk mengetahui informasi dari badan publik yang
berdampak pada peningkatan kualitas hidup, dengan terbukanya suatu
pemerintahan maka dapat memungkinkan terjaminnya pelaksanaan hak-hak
asasi lainnya, seperti hak atas pendidikan, hak untuk hidup sejahtera, hak untuk
hidup aman, dan hak warga negara lainnya. Melalui pemenuhan hak itu,
diharapkan akan dapat memastikan peningkatan kualitas hidup warga negara.

2.3. Perjalanan demokrasi di Indonesia


Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam perjalanannya mengalami pasang
surut, hal itu ditandai dengan perubahan bentuk demokrasi yang pernah dilaksanakan
di Indonesia. Berikut adalah prkembangan demokrasi yang pernah dilaksanakan, yaitu
:

1) Tahun 1945-1949 (UUD 1945)


a) Pada masa ini mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin negara
untuk membentuk pemerintahan demokratis. Namun karena Indonesia harus
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maka belum bisa sepenuhnya
mewujudkan pemerintahan demokratis sesuai dengan UUD 1945. bahkan
terjadi penyimpangan (demi kepentingan NKRI) terhadap UUD 1945 yaitu:
1. Maklumat Pemerintah no X tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan
fungsi KNIP (pembantu Pres) menjadi Fungsi parlementer (legislatif)
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai pembentukan
Partai politik (Sebelumnya hanya ada 1 partai yaitu PNI)
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai perubahan
kabinet presidensial menjadi parlementer
b) Berdasarkan UUD 1945, Bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahan
Republik, sistem pemerintahan Presidensial
2) Tahun 1949-1950 (Konstitusi RIS)
a) Hasil dari KMB bentuk negara Indonesia Serikat
b) Sistem pemerintahan parlementer
c) Demokrasi Liberal
d) Bentuk negara Serikat
3) Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)

Hal- hal yang menandai era ini :

a) Ditandai dengan suasana dan semangat yang ultrademokratis.


b) Kabinet berubah menjadi sistem parlementer
c) Dwitunggal Soekrno-Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai
kepala negara.
d) Pemerintahan tidak stabil ditandai dengan sering jatuh bangunnya kabinet
sehingga pembangunan tidak jalan hal ini disebabkan dominannya politik
aliran dan basis sosial ekonomi yang rendah
e) Bentuk negara kesatuan, sisten pemerintahan parlementer, demokrasi
Liberal
f) Pemilu pertama tahun 1955 berhasil memilih anggota DPR dan Kontituante.
g) Kontituante bertugas membuat UUD baru tapi gagal
h) Pemberontakan didaerah seperti DI/TII, APRA, PRRI/Permesta, RMS, Andi
Azis.

Negara Indonesia adalah salah satu negara merdeka yang lahir setelah Perang
Dunia II (17 Agustus 1945). Meskipun sebagai sebuah negara muda, tetapi negara
Indonesia sudah memiliki perangkat-perangkat kenegaraan yang memadai. Saat
itu, kita sudah memiliki UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Pancasila sebagai
dasar negara, Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan, Bendera Merah Putih sebagai sebagai bendera nasional dan
Presiden-Wakil Presiden Soekarno-Hatta. Perangkat ini kemudian dilengkapi pula
dengan adanya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada tanggal 29 Agustus
1945.

Fungsi KNIP semula dalah sebagai pembantu presiden, selanjutnya kemudian


beralih menjadi DPR/MPR. Perjalanan berikutnya, pemerintah mengeluarkan
peraturan tentang pembentukan partai politik. Sebagai realisasinya, maka pada
November 1945, kabinet presidensial yang dipimpin presiden diganti oleh kabinet
parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana mentri. Sultan Syahrir diangkat
sebagai perdana mentri dalam kabinet parlementer ini.
Dengan demikian, kabinet presidensil berlaku dari Agustus - November 1945,
sedangkan kabinet parlementer dari November 1945 - Desember 1948. Pasca
agresi militer Belanda II (19 Desember 1945), negara Indonesia terpecah belah dan
mudah diadu domba dengan dibentuknya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
yang menerapkan sistem politik demokrasi liberal. Kedaulatan rakyat diserahkan
kepada sistem multi partai sehingga muncul banyak partai di masyarakat.
Akibatnya, suara rakyat terpecah-pecah ke dalam banyak partai dengan efek
negatif adalah adanya sikap politik yang saling menjatuhkan antara partai satu
dengan partai yang lainnya. Hal demikian adalah sangat mungkin, mengingat pada
masa itu tidak ada satupun partai besar yang memiliki suara lebih dari 50%
sehingga umur kabinet di masa demokrasi liberal tidak berusia panjang.

Peristiwa jatuh bangunnya kabinet dapat dilihat dalam data berikut ini:

a. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951)


b. Merupakan kabinet pertama yang memrintah pada masa demokrasi liberal.
Natsir berasal dari Masyumi.
c. Kabinet Soekiman-Soewiryo (27 April 1951 – 3 April 1952)
d. Kabinet ini dipimpin oleh Soekiman-Soewiryo dan merupakan kabinet
koalisi Masyumi – PNI.
e. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
f. Kabinet ini merintis sistem zaken kabinet, bahwa kabinet yang dibentuk
terdiri dari para ahli dibidangnya masing-masing.
g. Kabinet Ali Sastrowijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
h. Merupakan kabinet terakhir sebelum pemilihan umum, kabinet ini didukung
oleh PNI – NU sedangkan Masyumi menjadi oposisi.
i. Kabinet Bahanudin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 – 3 Maret
1959).
j. Kabinet Ali II (20 Maret 19955 – 14 Maret 1957), kabinet koalisi PNI,
Masyumi, dan NU.
k. Kabinet Juanda (9 April 1957) merupakan zaken kabinet.

Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo, telah dipersiapkan pelaksanaan pemilu


II pada 29 September 1955. Namun, justru kabinet tersebut menyerahkan
mandatnya kepada presiden, kemudian dilanjutkan oleh kabinet Bahanuddin
Harap. Pada masa inilah kemudian terlaksananya pemilu 1955, yang dinilai
banyak kalangan sebagai satu pelaksanaan Pemilu Indonesia yang bersih.

Jatuh bangunnya kabinet diera ini terus berlanjut hingga pada 1959. Pada masa
inilah terjadi kekacauan dikalangan konstituante yang tiada berakhir, maka
kemudian Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 juli 1959.

4) Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 – 1965)

Hal-hal yang menandai era ini ;

1) Diawali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang Isinya :


a) Bubarkan Konstituante
b) Kembali berlaku UUD 1945 dan tidak berlaku lagi UUDS 1950.
c) Segera bentuk MPRS dan DPAS

2) Kabinet kembali menjadi sistem Presidensial

3) Demokrasi Terpimpin

4) Presiden mengontrol semua spektrum politik


5) Legislatif lemah, eksekutif kuat
6) Kekuasaan negara terpusat sehingga kehilangan kontrol akibatnya terjadi
penyimpangan yaitu penyimpangan idiologis (Nasakom), pengangkatan
Presiden seumur hidup, Pidato presiden MANIPOLUSDEK dijadikan
GBHN. Ketua MPR dijadikan Mentri. DPR hasil pemilu dibubarkan
Presiden
7) Terjadi Pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965
Setelah negara kesatuan Republik Indonesia selama hampir sembilan tahun
menjalani sistem politik demokrasi liberal, rakyat Indonesia sadar bahwa sistem
demokrasi tersebut tidak efektif. Ketidak cocokannya terhadap sistem demokrasi
liberal dengan sistem politik Indonesia ini bisa dilihat dari dua hal.

Pertama : sistem demokrasi liberal bertentangan dengan nilai dasar Pancasila,


khususnya sila ketiga dan keempat tentang persatuan Indonesia, dan
permusyawaratan yang dilandasi nilai hikmah kebijaksanaan.

Kedua : adanya ketidakmampuan konstituante untuk menyelesaikan masalah-


masalah ke-negaraan, khususnya tentang pengambilan keputusan mengenai UUD
1945. Konflik-konflik yang berkepanjangan ini sangat tidak menguntungkan bagi
negara Indonesia.

Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka UUD 1945 berlaku kembali
dan berakhirlah UUDS 1950. Dekrit presiden diterima oleh rakyat dan didukung
oleh TNI AD, serta dibenarkan oleh Mahkamah Agung. Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR, kedudukan DPR dan presiden berada di bawah
MPR.

Dekrit presiden memuat ketentuan pokok yang meliputi :

a. Menetapkan pembubaran konstituante.


b. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali bagi segenap bangsa Indonesia.
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat.

Sila keempat Pancasila yang menyatakan bahwa “kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmah dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan” ditafsirkan
sebagai sistem demokrasi terpimpin. Presiden Soekarno ketika itu mengatakan
bahwa kata „terpimpin‟ itu artinya dipimpin oleh seorang pemimpin atau panglima
besar revolusi. Praktik sistem politik demokrasi terpimpin, diwujudkan dalam
kedudukan politiknya lembaga-lembaga negara. Menurut UUD 1945 presiden ada
dibawah MPR, namun dalam kenyataan tunduk pada presiden. Presiden
menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPR. Hal ini dilihat dari tindakan
presiden dengan pengangkatan ketua MPR yang dirangkap wakil perdana menteri
II dan pengangkatan wakil-wakil ketua MPR dari parta-partai besar (PNI dan NU)
serta dari ABRI yang masing-masing diberi kedudukan sebagai menteri yang tidak
memiliki departemen. Hal ini menggambarkan bahwa presiden bisa berbuat apa
saja terhadap lembaga tertinggi negara tersebut.

Bukti lain tentang adanya demokrasi terpimpin yang berpusat pada presiden,
puncaknya dalam dalam Sidang Umum MPRS tahun 1963, yaitu Presiden
Soekarno diangkat menjadi presiden seumur hidup. Sebelumnya pada 1960, DPR
hasil pemilu dibubarkan oleh presiden dan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong. Gagasan lain dalam melanggengkan kedudukan presiden sebagai
memimpin besar revolusi, yaitu dengan mengusulkan prinsip Nasakom
(Nasionalis, Agama, dan Komunis).

Pada 1965 merupakan anti klimaks kekuasaan demokrasi terpimpin. Pada


September 1965 terjadi peristiwa besar yaitu dengan terbunuhnya tujuh Jenderal
TNI di Lubang Buaya Jakarta. Peristiwa ini dikenal sebagai Gerakan 30 September
1965 atau lebih dikenal dengan G.30 S/PKI. Hal ini mengundang reaksi mahasiswa
dan rakyat Indonesia yang menuntut presiden Soekarno untuk mundur dari
jabatannya. Kemudian, Mayjen Soeharto naik menjadi pucuk pimpinan Negara
Republik Indonesia dengan sebutan Orde Baru (Orba).

5) Demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru (1966 – 1998)

Hal-hal yang menandai era ini :

1) Diawali dengan SUPERSEMAR


2) ORBA bertekat menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekwen.
3) Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (sistem Presidensial)
4) Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
5) Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses
politik, terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.
6) Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi kerakyatan
7) Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif tidak
ada, rekrutmen politik tertutup, pemilu jauh dari semangat demokrasi, HAM
terbatas, kebebasan politik dibatasi, KKN merajalela
8) Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal 21 Mei
1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan oleh Wapres Prof.
B.J Habibi.

Awal kebangkitan orde baru, bercita-cita untuk menjalankan Pancasila dan


UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Atas dukungan mahasiswa, TNI, dan
rakyat ketika itu, orba baru menampakkan sistem politik baru dengan nama
”demokrasi konstitusional” atau demokrasi Pancasila yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Proses pembanguna sistem demokrasi Pancasila ini ditandai
dengan memperbaiki kondisi rakyat Indonesia. Pemerintahan orde baru
mengedepankan ekonomi sebagai alat komunikasi dengan rakyat, merencanakan
dan melakukan program pembangunan ekonomi disegala bidang untuk
memperbaiki keadaan bangsa Indonesia.

Sampai dengan tahun 1970-an, proses pembangunan di Indonesia masih berada


di bawah koridor Pancasila dan UUD 1945. Namun, era tahun 1980 dan 1990-an
proses pembangunan ekonomi menjadi mercusuar dan panglima. Kesenjangan
ekonomi terjadi antara pusat dan daerah sehingga tingkat kesejahteraan tidak
merata serta semakin meraja lelanya ”budaya” korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) dalam tubuh pemerintahan. Di bidang politik, terjadi tirani mayoritas oleh
salah satu partai politik, bahkan peran militer lebih dominan dibanding dengan
sipil. Akibatnya, demokrasi Pancasila menjadi bias dan kabur lagi. Bahkan, posisi
MPR ”menyerupai” zaman demokrasi terpimpin yang berada di bawah kendali
presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.

Puncak kekuasaan orde baru berakhir pada tahun 1997, yaitu dengan
munculnya perlawanan rakyat melalui gerakan reformasi 21 Mei 1998 yang
berhasil menurunkan Presiden Soeharto dari sebagai presiden Republik Indonesia
yang telah berkuasa selama 32 tahun.

6) Demokrasi Era Reformasi

Hal-hal yang menandai era ini :

1) Demokrasi Pancasila, Sistem pemerintahan Presidensial


2) Diadakan kembali pemilu tahun 1999
3) Dibuka kemerdekaan dan kebebasan pers sebagai media komunikasi
politik yang efektif
4) Upaya peningkatan partisipasi rakyat dalam kegiatan pemerintahan
5) Amandememn UUD 1945 untuk mengatur kekuasaan dalam negara agar
lebih demokratis
6) Pelaksanaan Otonomi daerah
7) Reposisi dan reaktualisasi TNI
8) Pemilu Luber dan Jurdil (Pilkada untuk daerah)
9) Upaya penegakan HAM
10) Upaya netralisasi berpolitik bagi PNS
11) Upaya pemberantasan KKN
12) Penegakan supremasi hukum dan keadilan ekonomi

Reformasi lahir setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri sejak 21 Mei


1998 dan digantikan oleh wakil presiden Dr. Ir. Bj. Habibie. Berhentinya Soeharto
sebagai presiden, karena tidak adanya lagi kepercayaan dari masyarakat serta
menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang berkepanjangan. Pelaksanaan
pemilu 7 Juni 1999 yang dianggap paling jujur dan adil dibandingkan dengan
pemilu sebelumnya, diikuti oleh 48 partai politik dengan melahirkan partai politik
besar yaitu : PDIP, Golkar, PPP, PKB, PAN, dan PBB.

Hasil pelaksanaan pemilu yang dirasakan lebih demokratis dalam Sidang


Umum MPR-RI pada bulan Oktober 1999 terpilih Ketua MPR-RI periode 1999-
2004 Dr. Amien Rais, dan Ketua DPR Ir. Akbar Tanjung. Selanjutnya pada
tanggal, 20 Oktober 1999 diadakan penyelenggaraan pemilihan presiden RI melalu
voting yang menghasilkan K.H. Abdurahman Wahid sebagai presiden dengan
memperoleh 373 suara, dan Megawati Soekarno Putri dengan 313 suara menjadi
wakil presiden untuk periode 1999 - 2004. Untuk selanjutnya pelantikan presiden
dilakukan pada tanggal 30 Oktober 1999.

Dalam perkembangan demokrasi selanjutnya di Indonesia, peran mahasiswa,


kelompok kepentingan dan komponen rakyat Indonesia ingin agar dilaskanakan
”reformasi total” disegala bidang. Agenda utama adalah pemberantasan terhadap
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), kebebesan dalam menyampaikan
pendapat (unjuk rasa), penegakkan hukum dan jaminan terhadap pelaksanaan hak-
hak asasi manusia. Sangat disayangkan fenomena yang muncul pada saat itu,
pergantian menteri dan pengapusan departemen tertentu terjadi dalam era
pemerintahan Gusdur (panggilan akrab Presiden Abdurahman Wahid).

Akibat banyaknya kontradiksi tentang ucapan dan hal-hal yang dilakukan


pemerintahan pada saat itu sehingga dirasakan kontraproduktif terhadap agenda
reformasi, Gusdur pun terpaksa harus melepaskan kursi kepresidenannya karena
diguncang isu Bulogatte. MPR/DPR pun bersidang lagi untuk mengadakan
pemilihan presiden dan wakil presiden yang baru pada 23 Juli 2001. Hasilnya
Megawati Soekarno Putri terpilih menjadi presiden dan Hamzah Haz sebagai
wakil presiden, untuk periode 2001-2004.

Gambaran tentang demokrasi yang dijalankan di Indonesia dirumuskan dalam


UUD 1945 pada bagian Pembukaan alinea 4 yaitu “…maka disusunlah
kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara RI yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara RI yang berkedaulatan rakyat….” dan pada pasal 1 ayat (2)
yang menyatakan bahwa kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan menurut
ketentuan UUD 1945.

Adapun sendi-sendi pokok dari sistem demokrasi di Indonesia adalah :

a. Ide kedaulatan rakyat, tercermin dalam pasal 1 ayat (2)


b. Negara berdasar atas hukum, tercermin dalam pasal 1 ayat (3)
c. Bentuk negara republic, tercermin dalam pasal 1 ayat (1)
d. Pemerintahan konstitusional, tercermin dalam pasal 4 ayat (1)
e. Sistem perwakilan
f. Sistem pemerintahan presidensiil

2.4. Pentingnya Demokrasi Sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern


Pada masa sekarang demokrasi dipahami tidak semata suatu bentuk
pemerintahan tetapi sebagai sistem politik. Sistem politk cakupannya lebih
luas dari bentuk pemerintahan. Henry B. Mayo, menyatakan demokrasi
sebagai system politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik. Dari sudut sejarah dan perkembangannya,
sistem politik ada bermacam-macam :

1. Sistem Politik Otokrasi Tradisional


ciri-cirinya adalah :
(a) Kurang menekankan persamaan tetapi lebih menekankan pada stratifikasi
ekonomi.
(b) Kebebasan politik individu kurang dijamin dan lebih menekankan pada
perilaku yang menuruti kehendak kelompok kecil penguasa
(c) Kebutuhan moril dan nilai-nilai moral lebih menonjol dari kebutuhan
materiil.
(d) Lebih menekankan pada kolektivisme yang berdasarkan kekerabatan dari
pada individualisme (Ramlan Subakti,1992;222)
2. Sistem Politik totaliter
ciri-cirinya :
(a). Kekuasaan tak terbatas
(b). Tidak menerima adanya oposisi
(c). Melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap warga negaranya item ini
menekankan konsensus total di dalam masyarakatnya, dan untuk mencapainya
dilakukan dengan indoktrinasi ideologi serta dengan pelaksanaan kekuasaan
paksaan yang luas dan mendalam (Ramlan Subakti,1992;225). Negara
menganut sistem ini antara lain; RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba
3. Sistem Politik Otoriter
ciri-cirinya :
(a). Rakyat dijauhkan dari proses politik
(b). Oposisi tidak dibolehkan
(c). Pemerintah mempunyai kepentingan yang sangat kecil terhadap kehidupan
masyarakat sehari-hari. Kebanyakan dianut oleh Negara kerajaan.
4. Sistem Politik Oligarki
ciri-cirinya :
(a). Kekuasaan ada ditangan sejumlah orang (kelompok elit)
(b). Mengusahakan agar rakyat dapat dikendalikan dan dikuasainyac.negara
dijadikan alat untuk mencapai tujuannya kelompok elit.
(c). Kesejahteraan rakyat, keadilan dan kemerdekaan perorangan tidak dapat
diwujudkan
5. Sistem politik Demokrasi
Sistem politik demokrasi adalah sistem politik yang mendasarkan pada
nilai-nilaidan prinsip-prinsip demokrasi dimana warga Negara dapat
berpartisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat oleh
pemerintah. Sistem yang memelihara keseimbangan antara konflik dan
konsensus, artinya demokrasi memungkinkan perbedaan pendapat, persaingan
dan pertentangan diantara individu, diantara berbagaikelompok, individu dan
kelompok, individu dan pemerintah dsb.
Indonesia termasuk salah satu Negara demokrasi, misalnya dalam
pemilihan Presiden, Gubernur itu dipilih dengan cara demokrasi, yaitu dengan
cara pemilu dengan syarat usia sudah 17 tahun. Menurut penulis, demokrasi
akan menciptakan keadilan karena pemilihannya itu berasal dari rakyat dan
hasilnya juga untuk rakyat. Jadi rakyat juga ikut berpartisipasi dalam
pembentukan Negara kita ini menjadi Negara yang dicita-citakan bangsa,
Negara yang adil dan makmur serta sejahtera.
Namun, zaman sekarang masih banyak rakyat yang belum memahami
apa artinya demokrasi, mereka belum mengerti dampak apa yang di dapat ke
depannya jika tidak ada demokrasi. Misalnya saat pemilihan Presiden, masih
banyak rakyat yang golput atau tidak memilih. Padahal satu suara rakyat saja
itu sangat mempengaruhi pembentukkan Negara kita ini. Mungkin itu
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi.
Bentuk-bentuk negara juga mempengaruhi sistem politik di negara
tersebut. Ada dua kriteria bentuk negara, yaitu negara kesatuan dan negara
serikat/federasi. Negara kesatuan adalah negara yang bersusun tunggal, artinya
dalam negara tidak ada negara lain. Dalam negara hanya ada satu pemerintahan,
satu undang-undang dasar, satu kepala negara, satu kabinet, satu lembaga
perwakilan atau parlemen. Negara yang menetapkan bentuk negara kesatuan
antara lain Cina, Prancis, Indonesia, dan Jepang. Negara serikat/federasi adalah
negara yang terdiri atas beberapa negara bagian dengan satu pemerintah pusat
yang mengendalikan kedaulatan negara yaitu seperti contohnya Amerika
Serikat.
Amerika Serikat merupakan negara demokrasi konstitusional. Negara
Amerika Serikat menggunakan sistem federalisme dengan ketentuan negara
pusat dan negara bagian berbagi kuasa. Negara pusat berkuasa terhadap
beberapa perkara seperti pencetakan mata uang dan kebijakan pertahanan.
Sementara itu, negara-negara bagian berkuasa menentukan hak dan undang-
undang masing-masing. Salah satu hal yang tampak di Amerika Serikat adalah
doktrin pemisahan kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hampir
setiap saat Amerika Serikat menyelenggarakan pemilihan umum, baik dalam
rangka pemilihan presiden dan wakilnya, wali kota dan dewan kota, maupun
pemilihan gubernur atau senator dari beberapa negara bagian. Di Amerika
Serikat semua rakyat yang berusia delapan belas tahun ke atas berhak memilih.
Pemilu untuk pemilihan presiden diadakan setiap empat tahun sekali.
Dalam sistem pemerintahan di Amerika Serikat, presiden memiliki
kekuasaan yang kuat. Hal ini dikarenakan selain sebagai kepala negara,
presiden juga sebagai kepala pemerintahan yang mengepalai kabinet (dewan
menteri). Oleh karena itu, agar tidak menjurus pada diktatorisme, diperlukan
checks and balances antara lembaga tinggi negara terutama antara eksekutif dan
legislatif. Di Amerika Serikat menteri-menteri bertanggung jawab kepada
presiden karena presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Untuk mengatasi kekakuan pemerintahan maka lembaga legislatif diberi hak
protes, seperti hak untuk menolak atau menerima rancangan undang-undang,
menerima atau menolak perjanjian maupun pernyataan perang terhadap negara
lain.
Sedangkan Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi
dalam menjalankan pemerintahannya. Tak hanya sebatas sistem, sebagai
sebuah budaya, demokrasi begitu mengakar kuat di benak masyarakat
Indonesia. Ya, meskipun beberapa kali sistem demokrasi yang dijalankan
mengalami perubahan, namun sistem ini memang sudah dianut oleh bangsa
Indonesia sejak kemerdekaan Republik Indonesia 71 tahun silam.
Sistem politik indonesia dapat diinterpretasikan, baik sebagai seluruh
proses sejarah dari saat berdirinya negara indonesia sampai dewasa ini, atau
hanya dalam periode-periode tertentu dari proses perjalanan sejarah. Dalam
kenyataan kita dapat menjumpai perbedaan-perbedaan esensial sistem politik di
indonesia dari periode yang satu ke periode yang lain, misalnya sistem politik
demokrasi. Demokrasi Demokrasi Liberal, sistem politik Demokrasi
Terpimpin, sistem politik Demokrasi Pancasila.
Lalu, apakah demokrasi adalah sistem politik yang penting bagi negara
modern? Menurut kami, tentu. Dalam demokrasi modern, otoritas tertinggi
dilakukan oleh perwakilan yang dipilih oleh rakyat. Perwakilan dapat
dilanjutkan dengan pemilihan umum menurut prosedur hukum recall dan
referendum. Jika, kita lihat dari beberapa sistem politik yang ada, salah satunya
adalah sistem otoriter. Sistem politik otoriter hanya memusatkan kekuasaan
pada satu kelompok orang yang berkuasa, bahkan pemerintahannya tidak
konstitusional dan disana tidak ada perlindungan HAM. Apa yang diinginkan
suatu rakyat sebetulnya dalam masa modern ini? Tentu saja adalah HAM, dan
suara mereka. Seperti yang dikatakan Abraham Lincoln, ”Demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.” Dari sistem politik
totaliter maupun otoriter dan apa yang dikatakan Lincoln sangatlah 180 derajat
berbeda.
Oleh karena itu, demokrasi merupakan lambang yang bisa dibilang
untuk melawan orang yang serakah, karena suatu kekuasaan memang
seharusnya tidak diperuntukkan untuk satu individu, namun sistem politik
demokrasi membimbing untuk seorang penguasa mendengar apa yang
dikatakan oleh rakyatnya, bukan dari ego dan nafsu sang penguasa
.
2.5. Alasan diperlukan demokrasi yang bersumber dari Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan suatu paham demokrasi yang
bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali
dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila.
Demokrasi Pancasila juga merupakan sarana atau alat bagi bangsa
Indonesia untuk mencapai tujuan negara. Tujuan negara tersebut sebagaimana
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Inti dari demokrasi Pancasila adalah paham kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.
Sistem demokrasi di Indonesia bersumber dari Pancasila dikarenakan
asas-asas Pancasila sangat berperan penting dalam aspek kehidupan masyarakat
negara Indonesia. Yang mana menjunjung tinggi nilai-nilai agama, rasa
kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan. Hal tersebut diyakini bisa
menjadi suatu fondasi untuk mencapai kemakmuran suatu negara.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Demokrasi bisa di simpulkan sebagai suatu sistem dimana kekusaan
berada pada rakyat, Walaupun secara sistem pemerinthan di atur oleh Presiden.
Karna sesuai dengan berbagai macam define yang disampaikan oleh berbagai
macam tokoh, demokrasi ada untuk menyejahterakan rakyat bukan sebaliknya.
Dalam perjalannya demokrasi berkembang dari cara pandang hingga
nilai-nilai yang terkandung didalamnya, Aristoteles menyebutkan bahwa
demokrasi itu merupakan bentuk negara, karena negara dibuat untuk
melindungi orang-orang, untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Ada juga yang
menyebutkan bahwa demokrasi berarti mempercayakan rakyat untuk ikut
dalam pengambilan keputusan negara. Ada juga yang menyebutkan bahwa
demokirasi yang sesunguhnya adalah memberikan kepercayaan kepada
masyarakt untuk ikut berpatisipasi dalan demokrasi itu sendiri, namum tetap
dikontrol oleh konstitusi yang berlaku
Di Indonesia sendiri demokrasi sudah ada sejak Indonesia merdeka, tapi
pelaksanan secara baru kita rasakan pada tahun 1950-an karena setelah
menyatakan kemerdekaan berbagai macam serangan-serangan datang untuk
merampas kemerdekaan yang telah di proklamirkan. Sehingga membuat para
petinggi negara harus menenunda tentang kebijakan demokrasi yang akan
dipakai. Dalam perkembangannya sendiri, demokrasi Indonesia mengalami
pasang surut, karna belum menemukan demokrasi yang pas untuk kita,
sehingga menimbulkan banya masalah, seperti G30S PKI dll.
Di awal tahun 2000-an Indonesia sudah menumkan demokrasi yang pas,
sehingga masalah-masalah tentang demokrasi sudah mereda. Demokrasi
Pancasila adalah hasil pencarian demokrasi bagi Indonesia, karna Pancasila
merupakan dasar negara kita, terdapat beberapa nilai Pancasila yang sesuai
dengan nilai-nilai demokrasi, selain itu pembukaan 1945 menjelaskan kenapa
demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia.

3.2. Saran
Jika diperkenankan memberi saran, demokrasi yang sudah tercipta ini kiranya
dapat diperthankan, mengingat bahwa sekarang banyak aksi-aksi yang
mencoba meruntuhkan demokrasi yang telah dibangun bertahun-tahun. Dan
orang-orang yang bertanggung jawab dapat diproses susai dengan pelaggaran
yang mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.kompasiana.com/kastirah/pentingnya-pendidikan-
kewarganegaraan_555476efb67e616114ba55c7
- https://www.kompasiana.com/tezar_bilyam123/kenapa-indonesia-menganut-
sistem-demokrasi-pancasila_57e4de0fe9afbd5514180222
- https://irmalasarirasyeid.wordpress.com/2014/03/10/pentingnya-pendidikan-
demokrasi/
- https://www.zonasiswa.com/2014/11/demokrasi-pancasila-pengertian-ciri-
ciri.html
- https://komunitasmahasiswapkn.wordpress.com/2011/06/24/demokrasi-
sebagai-sistem-politik-indonesia/
- https://www.galena.co.id/q/apakah-demokrasi-adalah-sistem-politik-yang-
paling-baik
- https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi#Sejarah
- Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI “ Budaya Demokrasi Menuju
Masyarakat Madani ” SMA N 3 SALATIGA
- http://ryddewanti.blogspot.com/2014/07/pemikiran-politik-aristoteles.html

Anda mungkin juga menyukai