Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE PADA PASIEN Tn.

T
DENGAN LIMFOMA MALIGNA NON HODGKIN
DESA REMPOAH BATURRADEN

Oleh:
TUTI HARTINI
I4B019004

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
HASIL PENGKAJIAN

Hari/Tanggal pengkajian : Sabtu, 9 November 2019


Pukul : 15.30 WIB
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. T
2. Usia : 60 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Pendidikan : SD
5. Pekerjaan : Petani
6. Alamat : Rempoah RT 01/ RW 01 Baturraden, Banyumas Jawa
Tengah
7. No RM : 02025454
8. Diagnosa Medis : Limfoma Malignant Non Hodgkin
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama:
Pasien mengeluh mual dan nyeri di bagian perut. Nyeri terasa seperti ditusuk-
tusuk jarum, nyeri hilang timbul, skala nyeri 5.
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan pada tanggal 26 Oktober 2019 dirawat di ruang
Mawar selama 10 hari karena nyeri pada perut dan akan menjalani
kemoterapi. Selama dirawat di Mawar pasien diberikan obat anti nyeri berupa
ondansentron dan dexamethason. Sebelumnya, pasien telah menderita sakit
limfoma non hodgkin selama 3 tahun. Pasien sudah menjalani kemoterapi
selama 11 kali. Pasien juga telah menjalani operasi pengangkatan tumor di RS
Jatiwinangun. Pasien menjalani kemoterapi pada tanggal 4 November 2019.
Pasien diperbolehkan pulang pada tanggal 5 November 2019. Saat ini pasien
sudah berada di rumah selama 4 hari. Hasil pengkajian TTV menunjukkan TD
110/70 mmHg, RR 20x/menit, nadi 88x/menit, suhu 36,6oC.
3. Riwayat penyakit terdahulu :
Pasien mengatakan sudah menderita penyakit kanker selama 3 tahun.
Sebelumnya, pasien menjalani rawat jalan di RS Jatiwinangun. Pasein
menjalani biopsy jaringan di RS Jatwinganun. Pasien sudah sering bolak-balik
menjalani rawat inap di RS Jatwinangun hingga akhirnya pasien menjalani
pengobatan di RS Margono. Pasien telah menjalani kemoterapi sebanyak 11
kali sejak tahun 2017.
4. Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan bahwa tidak memiliki penyakit keturunan seperti
Diabetes Melitus ataupun Hipertensi ataupun penyakit yang serupa dengan
pasien.
C. Pola Kesehatan Fungsional
1. Pola Persepsi Kesehatan
Menurut pasien, kondisi sehat dipersepsikan pasien jika pasien tidak memiliki
penyakit dan dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya tanpa ada keluhan.
Apabila pasien merasa sakit atau badan terasa tidak enak maka pasien akan
istirahat untuk mengurangi rasa sakitnya dan pergi ke fasilitas kesehatan untuk
diperiksa serta mendapatkan obat. Menurut pasien, sebelum sakit kesehatan
jarang dipikirkan asalkan masih bisa melakukan aktivitas harian dengan
lancar. Namun setelah sakit, pasien merasa bahwa kesehatan merupakan hal
yang sangat penting dan harus dijaga. Hal itu dikarenakan tanpa kesehatan,
aktivitas pun menjadi terhambat.
2. Pola Nutrisi
Saat di RS, pasien hanya makan sedikit karena mual. Pasien mengatakan
minumnya banyak, sebanyak kurang lebih 1,5 liter. Setelah pasien menjalani
kemoterapi, pasien hanya makan sedikit, makan 3 kali sehari sebanyak 2-3
sendok karena mual. Seminggu setelah kemoterapi, pasien mulai membaik,
mual berkurang, pasien bisa makan 3 kali sehari sebanyak satu porsi. Pasien
minum cukup, sebanyak 1,5 liter. Pasien mengatakan makan makanan yang
lembek dan juga berkuah, seperti sop, nasi yang lembek. Pasien membatasi
makanan yang mengandung santan, asam, dan minyak yang berlebih.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan pola BAK 3-4 kali sehari, warna urin jernih
dan bau khas urin. Sementara untuk pola BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lunak, warna kuning agak gelap dan tidak merasa nyeri saat BAB.
Selama dirawat di Mawar pasien tidak ada masalah pada pola BAB dan BAK.
Adapun setelah berada di rumah, pasien mengatakan BAK dan BAB pasien
juga masih lancar yaitu BAK 3-4x/hari dan BAB sehari sekali.
4. Pola Aktivitas Latihan
Sebelum sakit pasien selalu melakukan aktivitas harian (mandi, memakai
baju, makan dsb) secara mandiri. Sehari-hari pasien bekerja sebagai petani
dari pukul 07.00–11.00 dan 13.00-16.00 WIB. Ketika di RS, aktivitas pasien
dibantu dan disupervisi oleh isteri dan anaknya. Pasien juga mengatakan
kadang berjalan untuk pergi ke toilet selama sakit. Ketika di rumah, pasien
menjalani aktivitas sehari-hari dibantu oleh istri dan anaknya. Pasien masih
bisa berjalan untuk pergi ke toilet. Saat pengkajian, pasien hanya berbaring di
sofa.
5. Pola Istirahat Tidur
Pasien biasanya tidur 7 jam setiap malam dan 1 jam siang hari. Pasien
mengatakan tidak mengonsumsi obat tidur. Selama dirawat pasien tidur 6–7
jam setiap malam. Sedangkan setelah menjalani perawatan dan berada di
rumah, pasien mengatakan bahwa tidurnya terganggu karena mual dan nyeri
yang dialami setelah kemoterapi. Pasien sering terbangun pada malam hari
sebanyak 2-3 kali karena merasakan nyeri. Seminggu setelah kemoterapi,
pasien pola tidur pasien sudah mulai teratur. Pasien tidur dari pukul 21.00-
04.30 WIB.
6. Pola Persepsi Kognitif
Pasien mengatakan bahwa pasien dan keluarga hanya mengetahui pasien
mengalami penyakit kelenjar. Namun, belum begitu paham tentang penyakit
yang diderita karena dokter tidak menjelaskan secara rinci. Pasien
mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit yang sekarang dialami.
Pasien tidak mengalami masalah pada indera pendengaran, perasa, peraba
ataupun penciuman. Pasien tidak memakai alat bantu penginderaan apapun.
Kesadaran pasien komposmentis.
7. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri
Pasien terlihat memiliki konsep diri yang baik, dimana harga diri, body image,
ideal diri, dan identitas diri cukup baik dan berusaha bersikap optimis. Namun
perannya sebagai kepala rumah tangga setelah sakit menjadi terbatas
dikarenakan kondisinya sekarang yang tidak memungkinkan untuk berperan
secara maksimal. Meskipun begitu, pasien mengatakan selalu mendapat
dukungan dari keluarga sehingga pasien tidak merasa cemas terhadap kondisi
yang dialaminya. Pasien masih bersyukur karena keluaganya terus
mendukung proses penyembuhan penyakitnya. Keluarga pasien juga berusaha
secara maksimal untuk kesembuhan pasien. Selalu menjalani proses
pengobatan dengan teratur untuk kesembuhan pasien.
8. Pola Peran Hubungan
Pasien mengatakan memiliki 3 anak dan 6 cucu. Pasien mengatakan tinggal
bersama isteri dan dua anaknya. Pasien mengatakan bahwa isteri dan anaknya
sangat sabar dan tekun merawat pasien dari awal masuk rumah sakit sampai
sekarang. Pasien juga mengatakan bahwa pasien mempunyai hubungan akrab
dengan tetangga sekitar, namun setelah sakit pasien sedikit terbatas dalam
berinteraksi dengan tetangga karena kondisinya yang masih harus banyak
istirahat.
GENOGRAM :

Keterangan :
: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal
: Tinggal serumah

9. Pola Seksualitas Reproduksi


Pasien menikah saat umur 24 tahun, dan telah dikaruniai 3 anak. Pasien
memiliki hubungan yang harmonis dengan istrinya. Hal tersebut terlihat dari
istrinya yang setia menunggui pasien saat di rumah sakit. Namun ketika dan
setelah sakit pasien, menjadi tidak pernah melakukan hubungan suami istri
karena kondisi yang tidak memungkinkan.
10. Pola Koping-Toleransi Stres
Strategi koping yang dilakukan pasien dalam menghadapi kondisinya yaitu
menerima dan langsung meminta bantuan pada pihak layanan kesehatan.
Pasien mengatakan menerima penyakitnya dengan ikhlas dan berharap untuk
segera sembuh agar dapat beraktivitas seperti saat sehat. Isteri pasien sangat
sabar dan tekun dalam merawat pasien dari awal masuk rumah sakit dan saat
dirumah. Apabila terdapat masalah, pasien cenderung dipendam sendiri.
Pasien jarang menceritakan masalahnya kepada orang lain.
11. Pola Nilai Kepercayaan
Pasien memiliki keyakinan memeluk agama Islam. Sebagai seorang muslim,
sebelum sakit pasien dapat melakukan ibadah dengan lancar dan terkadang
juga berjamaah ke masjid, serta mengikuti acara tahlilan rutin di desanya.
Selama di RS, pasien mengatakan jarang sholat 5 waktu namun pasien selalu
berharap pada Tuhan bahwa penyakit yang dialaminya akan disembuhkan.
Adapun setelah berada di rumah, pasien tetap berusaha menjalankan ibadah
solat 5 waktu namun sudah tidak pernah berjamaah ke masjid.
PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum : cukup


B. Kesadaran : composmentis dengan GCS E4 M6 V5 (GCS=15)
C. Tanda – Tanda Vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,6 °C
- Respirasi : 20 kali/menit
- Nadi : 88 kali/menit
D. Head to toe :
1. Kepala
a. Inspeksi
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak terlihat massa dan lesi,
tida ada rambut yang tumbuh di kepala.
b. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat massa atau benjolan.
2. Mata
a. Inspeksi
Bentuk mata simetris antara kanan dan kiri, serta terlihat jernih. Sklera
tidak ikterik. Konjungtiva tidak pucat. Kedua pupil mata berespon
terhadap cahaya.
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada kedua mata pasien, mata teraba lunak dan
tidak terdapat lesi ataupun benjolan pada area sekitar mata.
3. Hidung
a. Inspeksi
Bentuk hidung dan lubang hidung simetris, tidak ada peradangan, tidak
terlihat nafas cuping hidung, tidak terlihat massa dan tidak ada polip.
b. Palpasi: tidak terdapat yeri tekan pada hidung.
4. Telinga
a. Inspeksi
Letak kedua telinga simetris, bagian luar telinga bersih. Tidak terlihat
serumen dan luka.
5. Mulut
a. Inspeksi
Bibir terlihat sedikit kering, warna bibir tidak pucat, tidak terdapat lesi
dan benjolan/massa dalam rongga mulut serta tidak ada pembesaran
tonsil.
6. Leher
a. Inspeksi
Tidak ada peningkatan JVP, tampak benjolan pada leher.
b. Palpasi
Terdapat nyeri tekan dan teraba benjolan/ massa.
7. Thoraks
a. Paru
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak
ada retraksi dinding dada, iktus cordis tidak terlihat dan tidak
terpasang alat bantu pernapasan.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada sekitar area dada, tidak teraba massa
atau benjolan dan tidak ada krepitasi.
3) Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru.
4) Auskultasi
Suara nafas vesikuler pada kedua lapang paru
b. Jantung
1) Inspeksi
Iktus cordis tidak terlihat.
2) Palpasi
Point maksimal impuls teraba.
3) Perkusi
Terdengar bunyi pekak di setiap batas jantung.
4) Auskultasi
Bunyi jantung terdengar secara regular dan tidak ada suara jantung
tambahan.
8. Abdomen
a. Inspeksi
Tidak terlihat luka parut, benjolan atau massa dan tidak ada luka bekas
jahitan operasi.
b. Auskultasi
Peristaltik usus 12x/menit
c. Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada area perut. Teraba sedikit keras dan benjolan
kecil pada perut bagian kiri atas. Perut tidak asites, tidak teraba hati,
tidak teraba ginjal. Limpa sedikit teraba.
d. Perkusi
Suara hipertimpani terdengar ketika dilakukan perkusi di area abdomen.
9. Ekstermitas
a. Inspeksi
Kedua ekstremitas bawah dan atas simetris, tidak terlihat edema di
kedua ekstremitas atas maupun bawah, tidak ada lesi serta turgor kulit
cukup baik.
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa dan akral terasa hangat.
Kekuatan Otot :
Tangan Kanan : 5
Tangan Kiri :5
Kaki Kanan :5
Kaki Kiri :5
10. Genitalia dan anus
a. Inspeksi
Pasien mengatakan tidak memiliki hemoroid.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes laboratorium
- Hematologi (11 November 2019)
Hemoglobin : 9,2 g/dL (nilai normal 11,7-15,5 g/dL
- Tes anatomi patologi
Kesan: Limfoma maligna non Hodgkin dd/ yolk sac tumor
F. Terapi Obat
1. Saat di rumah sakit
- Infus NaCl 0,9% 20 tpm
- Ondansentron 8 mg/ 8 jam IV
- Dexamethasone 20 mg IV
- Diazepam 2 mg PO
- Gemzar 1670 mg dalam NS 250 ml
- Oxiplatin 165 mgdalam D5% 250 ml
2. Saat di rumah
- Seminggu setelah kemoterapi (05-11 November 2019)
Ondansentron tab 3x8 mg PO
- Setelah kontrol laboratorium (12-18 November 2019)
Kurkumex kaplet 2x1 PO
Sulfat 200 mg + Asam Folat 0,25 mg 2x1 PO
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. T
Tanggal : 17 November 2019
A. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Program pengobatan Mual
- Pasien mengatakan mual
dan tidak nafsu makan
DO:
- Pasien terlihat lemas
- TD: 110/70 mmHg, RR:
20 x/menit, nadi: 88
x/menit, suhu: 36,6 oC
DS: Agen cedera biologis Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri
pada perut
DO:
- Pasien tampak menahan
sakit
- P: nyeri ketika tidur
ataupun bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: nyeri pada perut
terutama bagian kiri
atas
S: skala nyeri 5
T: nyeri hilang timbul
- TD: 110/70 mmHg, RR:
20 x/menit, nadi: 88
x/menit, suhu: 36,6 oC
DS: Kurang informasi Defisiensi pengetahuan
- pasien dan isterinya
mengatakan belum
mengetahui banyak
tentang penyakit yang
diderita pasien
DO: -

B. DIAGNOSA PRIORITAS
1. Mual berhubungan dengan program pengobatan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. Mual Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen mual
berhubungan 2x kunjungan, diharapkan mual dapat berkurang a. Dorong pasien untuk belajar
dengan dengan kriteria hasil: strategi mengatasi mual sendiri
program 1. Mual & muntah: efek yang mengganggu b. Evaluasi dampak dari
pengobatan No NOC Sbl Ssd pengalaman mual pada kualitas
1. Asupan makanan 3 4 hidup (missal nafsu makan)
berkurang c. Dorong pola makan dengan
2. Kehilangan selera 3 4 porsi sedikit tapi sering dengan
makan memakan dalam keadaan
3. Penurunan berat 3 4 hangat.
badan d. Monitor dari efek menajemen
4. Lethargy 3 4 mual secara keseluruhan
e. Observasi tanda-tanda
ket:
ketidaaknyamanan akibat mual
1. Parah
f. Dapatkan riwayat diet pasien
2. Banyak
3. Cukup g. Timbang berat badan secara
4. Sedikit berkala
h. Tingkatkan istirahat dan tidur
5. Tidak ada
yang cukup
i. Anjurkan pasien untuk minum
air hangat ketika merasa mual.
j. Kolaborasi pemberian obat anti
mual

2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x 1. Manajemen nyeri


berhubungan kunjungan, diharapkan nyeri akut dapat a. Lakukan pengkajian nyeri
dengan agen berkurang yang ditandai dengan indikator sebagai yang komprehensif yang
cedera berikut : meliputi lokasi,
biologis 1. Kontrol nyeri karakteristik, onset/durasi,
No NOC Sbl Ssd frekuensi, kualitas,
1. Mengenali kapan 3 4 intensitas atau beratnya
nyeri itu terjadi nyeri dan faktor pencetus.
2. Menggambarkan 3 4 b. Observasi adanya petunjuk
faktor penyebab nonverbal mengenai
3. Menggunakan 3 4 ketidaknyamanan
tindakan c. Evaluasi bersama pasien
pengurangan nyeri dan tim kesehatan lainnya,
4. Melaporkan nyeri 3 4 mengenai efektivitas
yang terkontrol tindakan pengontrolan nyeri
yang pernah dilakukan
ket: sebelumnya.
1. Tidak pernah menunjukkan d. Pastikan perawatan
2. Jarang menunjukkan analgesik bagi pasien
3. Kadang-kadang menunjukkan dilakukan dengan
4. Sering menunjukkan pemantauan yang ketat.
5. Secara konsisten menunjukkan
2. Manajemen lingkungan:
kenyamanan
a. Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung.
b. Sediakan lingkungan yang
aman dan bersih.
c. Pertimbangkan sumber-
sumber ketidaknyamanan:
seperti lingkungan yang
mengganggu.
d. Sesuaikan pencahayaan
untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan individu, hindari
cahaya langsung pada mata
3. Defisiensi NOC : Gaya hidup sehat NIC: Pendidikan Kesehatan
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Tentukan pengetahuan
berhubungan 2x kunjungan, diharapkan pasien dapat kesehatan dan gaya hidup
dengan meningkat pengetahuannya dengan kriteria hasil perilaku saat ini pada pasien
kurangnya sebagai berikut : dan keluarga.
informasi Indikator Awal Tujuan 2. Prioritaskan kebutuhan pasien
- Strategi untuk 3 4 berdasarkan apa yang
mempertahankan diet yang dikeluhkan pasien
sehat 3. Berikan ceramah untuk
- Strategi mencegah 3 4 menyampaikan informasi
penyakit 4. Libatkan individu dan keluarga
- Pentingnya aktif secara 3 4 dalam perencanaan dan rencana
fisik implementasi gaya hidup atau
Keterangan : modifikasi kesehatan.
1 : tidak ada pengetahuan 5. Hindari teknik dengan
2 : pengetahuan terbatas menakut-nakuti sebagai strategi
3 : pengetahuan sedang untuk memotivasi orang agar
4 : pengetahuan banyak mengubah perilaku kesehatan
5 : pengetahuan sangat banyak atau gaya hidup
6. Tekankan pentingnya pola
NOC: Pengetahuan Diet yang Disarankan makan sehat, tidur, berolahraga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama bagi pasien dan keluarga.
1x25 menit diharapakan tingkat pemahaman yang
disampaikan tentang diet yang direkomendasikan
dapat meningkat dengan kriteria hasil sebagai
berikut:

Indikator Awal Tujuan


- Diet yang dianjurkan 3 4
- Makanan yang 3 4
diperbolehkan dalam diet
- Makanan yang dihindari 3 4
dalam diet
Keterangan :
1 : tidak ada pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat banyak
D. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal Jam Diagnosa Implementasi Respon Ttd.

Sabtu, 9 15.30 Mual Melakukan pengkajian S : Pasien menjawab


November WIB data pasien semua pertanyaan
2019 perawat.
O : Pasien terlihat
merespon dengan baik.
Menganjurkan untuk S: Pasien mengatakan
meminum obat yang obatnya selalu diminum
diberikan dokter tepat waktu
secara teratur O: -

Nyeri akut Melakukan pengkajian S: pasien menjawab


data pasien setiap pertanyaan perawat
O: pasien kooperatif
Mengajarkan teknik S: pasien mengatakan
relaksasi nafas dalam nyeri sedikit berkurang
dan terapi benson O: : P: nyeri saat
berbaring ataupun
bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: nyeri papda perut
S: skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul
Defisiensi Melakukan pengkajian S: pasien menjawab
pengetahuan data pasien pertanyaan yang diajukan
perawat
O: pasien kooperatif
Melakukan kontrak S: pasien mengatakan
waktu untuk siap untuk edukasi pada
pendidikan kesehatan pertemuan berikutnya
pada pertemuan O:-
berikutnya
Minggu, 17 19.30 Mual Memberikan S : Pasien mengatakan
November WIB pendidikan kesehatan sudah mulai melakukan
2019 tentang manajemen manajemen mual
mual O : pasien dan keluarga
kooperatif ketika
dijelaskan
Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri S: Pasien mengatakan
pasien masih terasa nyeri pada
perut
Mengajarkan teknik O: P: nyeri saat berbaring
relaksasi nafas dalam ataupun bergerak
dan terapi benson Q: nyeri seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: nyeri papda perut
S: skala nyeri 3
T: nyeri hilang timbul
Defisiensi Memberikan S: pasien mengatakan
pengetahuan pendidikan kesehatan lebih paham terkait
tentang penyakit yang penyakit yang diderita
diderita pasien O: pasien tampak antusias

E. EVALUASI
No Hari/Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi (SOAP)
1 Sabtu, 9 16.30 Mual S : Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan
November WIB O : pasien tampak terbaring lemas di sofa
2019 A: mual belum teratasi, yang ditandai dengan :
No NOC Sbl Ssd sekarang
1. Asupan makanan 3 4 3
berkurang
2. Kehilangan selera 3 4 3
makan
3. Penurunan berat 3 4 3
badan
4. Lethargy 3 4 3

P: Lanjutkan intervensi : manajemen mual

Nyeri akut S; pasien mengatakan nyeri pada perut


O: P: nyeri saat berbaring ataupun bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum
R: nyeri pada perut
S: skala nyeri 4
T: nyeri hilang timbul
A; masalah nyeri sedikit teratasi yang ditandai dengan:
No NOC Sbl Ssd Sekarang
1. Mengenali kapan nyeri 3 4 3
itu terjadi
2. Menggambarkan faktor 3 4 4
penyebab
3. Menggunakan tindakan 3 4 4
pengurangan nyeri
4. Melaporkan nyeri yang 3 4 3
terkontrol

P: lanjutkan intervensi: manajemen nyeri dan manajemen


lingkungan
Defisiensi S: pasien dan keluarga mengatakan belum mengetahui
pengetahuan banyak tentang penyakitnya
O: pasien tampak sedikit bingung
A: masalah defisiensi pengetahuan belum teratasi ditandai
dengan
Indikator Awal Tujuan Sekarang
- Strategi untuk 3 4 3
mempertahankan diet
yang sehat
- Strategi mencegah 3 4 3
penyakit
- Pentingnya aktif secara 3 4 3
fisik

Indikator Awal Tujuan Sekarang


- Diet yang dianjurkan 3 4 3
- Makanan yang
diperbolehkan dalam diet 3 4 3
- Makanan yang dihindari
dalam diet
3 4 3

P: lanjutkan intervensi: pendidikan kesehatan


2 Minggu, 17 20.30 Mual S : Pasien mengatakan sudah tidak mual, nafsu makan
November WIB meningkat
2019 O : pasien tampak lebih segar tetapi masih berbaring di sofa
A: mual belum teratasi, yang ditandai dengan :
No NOC Sbl Ssd sekarang
1. Asupan makanan 3 4 4
berkurang
2. Kehilangan selera 3 4 4
makan
3. Penurunan berat 3 4 3
badan
4. Lethargy 3 4 3

P: Lanjutkan intervensi : manajemen mual


Nyeri akut S; pasien mengatakan nyeri pada perut
O: P: nyeri saat berbaring ataupun bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum
R: nyeri pada perut
S: skala nyeri 3
T: nyeri hilang timbul
A; masalah nyeri sedikit teratasi yang ditandai dengan:
No NOC Sbl Ssd Sekarang
1. Mengenali kapan nyeri 3 4 4
itu terjadi
2. Menggambarkan faktor 3 4 4
penyebab
3. Menggunakan tindakan 3 4 4
pengurangan nyeri
4. Melaporkan nyeri yang 3 4 3
terkontrol

P: lanjutkan intervensi: manajemen nyeri dan manajemen


lingkungan
Defisiensi S: pasien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui
pengetahuan tentang penyakit yang diderita
O: pasien tampak lebih paham
A: masalah defisiensi pengetahuan teratasi ditandai dengan
Indikator Awal Tujuan Sekarang
- Strategi untuk 3 4 4
mempertahankan diet yang
sehat
- Strategi mencegah penyakit 3 4 4
- Pentingnya aktif secara 3 4 4
fisik

Indikator Awal Tujuan Sekarang


- Diet yang dianjurkan 3 4 4
- Makanan yang 3 4 4
diperbolehkan dalam diet
- Makanan yang dihindari 3 4 4
dalam diet

P: lanjutkan intervensi: pendidikan kesehatan


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai