Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT

PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

RSIA KUSUMA - 1/1


PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)
1. Pengajuan operasi adalah tata cara penjadwalan tindakan operasi baik secara
elektif maupun cito yang berasal dari dalam maupun luar rumah sakit
2. Penjadwalan operasi elektif dari Instalasi Rawat Jalan adalah kegiatan untuk
menjadwalkan pelaksanaan operasi elektif atau terencana dari Instalasi Rawat
Jalan setelah melakukan pemeriksaan
3. Penjadwalan operasi elektif dari Rawat Inap adalah penjadwalan operasi
PENGERTIAN
berencana dari pasien yang sedang menjalani perawatan inap
4. Operasi darurat adalah suatu tindakan yang apabila tidak segera dilakukan akan
beresiko tinggi dan mengancam keselamatan pasien
5. Penjadwalan operasi darurat adalah kegiatan untuk mengatur pelaksanaan
tindakan operasi yang sifatnya cito atau harus segera dilakukan
6. Pelaksana adalah perawat atau bidan Kamar Operasi
a. Agar sistem penjadwalan operasi dapat tersusun dengan baik
TUJUAN b. Memudahkan dalam pengaturan jadwal Kamar Operasi dan Tim dokter

1. Pengajuan operasi harus dilengkapi dengan surat pengantar dari Dokter


Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan dilakukan minimal 6 (enam) jam
sebelum tindakan dimulai
2. Penjadwalan operasi elektif dari Instalasi Rawat Jalan harus ada surat pengantar
dan surat izin operasi dari dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) serta
dikonsulkan ke spesialis lainnya (jika diperlukan)
3. Apabila pasien dengan kasus obstetri maka pemeriksaan kebidanannya harus
dipelajari oleh Penanggung Jawab (PJ) Kamar Bersalin terlebih dahulu (jika
KEBIJAKAN ditemukan kesenjangan usia kehamilan kolaborasikan pada DPJP)
4. Penjadwalan operasi elektif dari Rawat Inap harus melakukan registrasi ulang
untuk tindakan operasi, melengkapi Surat Izin Operasi dan pasien sudah berada
di ruang pulih sadar / recovery room (RR) minimal 1 (satu) jam sebelum
tindakan dimulai
5. Penjadwalan Operasi Darurat (cito) di Kamar Operasi harus dapat dilakukan
dalam waktu 30 menit sejak diputuskan untuk tindakan operasi

1
RUMAH SAKIT PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

- 2/2
RSIA KUSUMA
PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi / bedah harus
dibuatkan surat pengajuan / pengantar secara tertulis oleh DPJP
2. Untuk operasi elektif / yang direncanakan, surat pengajuan operasi
dikirim minimal 6 (enam) jam sebelum tindakan
3. Surat pengajuan / pengantar tindakan operasi dibuat satu lembar dan
diserahkan kepada perawat Kamar Operasi
4. Petugas Kamar Operasi menerima surat pengantar dan melakukan
pengecekan terhadap kelengkapan administrasinya serta menuliskan
jadwalnya di papan penjadwalan operasi dan formulir penjadwalan
operasi Setelah ditetapkan tanggal dan jamnya (sesuai yang diminta oleh
operator) maka perawat Kamar Operasi menginformasikan kembali
kepada DPJP
5. Selanjutnya berkas pengajuan operasi disimpan dalam map penjadwalan
operasi
6. Untuk pasien dengan perencanaan elektif maka pasien masih
diperbolehkan pulang dan bila pasien direncanakan operasi kurang dari 6
PROSEDUR (enam) jam, maka pasien langsung diterima / masuk perawatan untuk
dipersiapkan tindakan operasi.

Pelaksanaan operasi dapat dilakukan sebagai berikut :


A. Operasi Elektif dari Rawat Jalan

2
RUMAH SAKIT
PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

RSIA KUSUMA - 3/3


PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)
1. Perawat Instalasi Rawat Jalan mengantarkan pasien ke Kamar
Operasi dengan membawa surat pengantar dari dokter/DPJP yang
disertai dengan bukti registrasi serta surat ijin operasi dan di
serahkan kepada perawat Kamar Operasi
2. Lakukan anamnesa / pengkajian sesuai dengan kasus (identitas
pasien, indikasi operasi, HPHT, usia kehamilan riwayat penyakit /
riwayat operasi, alergi)
3. Buku pasien / status rawat jalan dipelajari ulang oleh PJ Kamar
Operasi tentang hasil pemeriksaan selama rawat jalan, hasil
penunjang baik laboratorium / USG yang telah dilakukan
4. Apabila kasus obstetri maka dipelajari oleh PJ Kamar Bersalin dan
dilakukan pengukuran TBF (jika ditemukan kesenjangan usia
kehamilan kolaborasikan dengan DPJP)
5. Tulis jadwal rencana operasi pada buku penjadwalan operasi dan
papan tulis penjadwalan operasi. Untuk operasi elektif yang rencana
PROSEDUR pelaksanaan masih lebih dari 1 (satu) hari, penulisan di papan
penjadwalan operasi dilakukan 1 (satu) hari sebelum operasi
6. Ingatkan pasien untuk konsul ke dokter anastesi dan spesialis lain
bila diperlukan sebelum operasi
7. Jelaskan mengenai persiapan operasi yang akan dilakukan, seperti :
hari dan jam kedatangan, puasa, perlengkapan yang dibawa pasien
saat masuk dan ingatkan pasien agar tidak memakai gigi palsu, lensa
mata, cat kuku serta tidak diperkenankan membawa barang berharga
8. Tanyakan kepada dokter operator mengenai asisten operasi dan
informasikan tim operasi yang terjadwal (dokter anastesi, dokter
anak dan dokter spesialisasi lainnya) oleh perawat Kamar Operasi
9. Lapor kepada dokter asisten, dokter anastesi, dokter anak atau dokter
spesialiasi lain (menyesuaikan dengan jenis tindakan) untuk
memberitahukan tentang rencana operasi oleh perawat Kamar
Operasi

3
RUMAH SAKIT
PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

RSIA KUSUMA - 4/4


PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)
10. Tulis tindakan yang dilakukan pada papan penjadwalan operasi seperti
dokter telah dihubungi dengan tanda yang telah disepakati (+)
11. Anjurkan pasien untuk datang sesuai dengan hari dan jam yang telah
ditetapkan
12.Hal penting yang harus diperhatikan adalah :
 Dalam menghubungi tim operasi agar disesuaikan dengan
kebutuhan misalnya operasi bedah orthopedi; timnya terdiri dari
dokter orthopedi, dokter anastesi, dokter asisten / jika diperlukan
 Bila pasien operasi pada tanggal yang sama, maka pasien
langsung diterima / masuk perawatan untuk dipersiapkan
tindakan operasi
B. Operasi Elektif dari Rawat Inap
1. Perawat ruang Rawat Inap melaporkan kepada perawat Kamar
Operasi untuk mendaftarkan rencana operasi (dengan mencatat nama
pasien, tanggal dan jam operasi, dokter operator dan jenis operasi)
2. Perawat Kamar Operasi menulis rencana operasi di buku penjadwalan
PROSEDUR operasi dan papan tulis penjadwalan operasi
3. Perawat Kamar Operasi menghubungi dokter operator untuk
konfirmasi ulang tentang rencana operasi dan menghubungi Tim
Operasi yang terkait
4. Perawat Kamar Operasi mengingatkan kepada perawat ruang Rawat
Inap tentang persiapan operasi yang harus dilakukan meliputi :
 Registrasi ulang untuk tindakan operasi
 Surat ijin operasi
 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
 Konsul dokter anastesi / spesialis lain bila diperlukan
 Kelengkapan status
 Persiapan pasien (puasa, pencukuran, sesuai indikasi, dan
melepaskan gigi palsu, lensa mata, serta membersihkan cat kuku
jika ada)
5 Selanjutnya perawat Kamar Operasi mengecek status yang ada di
ruang Rawat Inap dan melengkapi dokumen yang diperlukan
4
RUMAH SAKIT
PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

RSIA KUSUMA - 5/5


PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)
6 Satu jam sebelum operasi, pasien harus sudah berada di RR dengan
diantar oleh perawat ruang Rawat Inap
7 Lakukan serah terima mengenai kondisi pasien dan kelengkapan
status antara perawat ruang Rawat Inap dengan perawat Kamar
Operasi dengan menggunakan check list pra bedah
8 Selanjutnya perawat Kamar Operasi mengingatkan Tim operasi dan
melakukan prosedur tata laksana persiapan pasien operasi
C. Operasi Darurat
1. Perawat atau Bidan di Kamar Operasi menerima laporan tindakan
operasi cito, baik dari Instalasi Kamar Bersalin, Rawat Jalan, IGD,
ruang Rawat Inap, kiriman dokter / rumah sakit lua Satu perawat
Kamar Operasi bertugas untuk menyiapkan ruangan beserta peralatan
yang akan digunakan
2. Satu orang perawat meyiapkan administrasi pasien ( SIO,
Laboratorium, dll )
3. Perawat lainnya menghubungi Tim Operasi sesuai jenis operasinya,
PROSEDUR yang meliputi :
 Dokter Operator dan Dokter Asisten
 Dokter Anastesi dan Dokter Anak
4. Apabila pasien berasal dari Instalasi Kamar Bersalin, maka bidan
Kamar Bersalin yang menyiapkan pasiennya sedangkan apabila
pasien berasal dari Instalasi Rawat Jalan, IGD, rumah sakit luar,
maka yang menyiapkan pasien adalah perawat Kamar Operasi
5. Apabila berkaitan dengan kasus obstetri, maka bidan Kamar Bersalin
/ Penanggung Jawab (PJ) yang akan melakukan pemeriksaan
kebidanan
6. Operasi darurat harus dapat dilaksanakan dalam waktu 30 menit sejak
diputuskan untuk tindakan operasi
7. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam Asuhan
Keperawatan / Kebidanan
8. Hal-hal yang harus di perhatikan adalah PJ harus mengkoordinasikan
kegiatan menghubungi tim atau menyiapkan alat agar tidak terjadi
tumpang tindih kegiatan
5
RUMAH SAKIT
PENJADWALAN OPERASI
NO. DOKUMEN No. Revisi Halaman

RSIA KUSUMA - 6/6


PRADJA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.Siti Fatimah Muis,MSc., Sp.GK(K)

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis

Anda mungkin juga menyukai