Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tanaman Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del)

Vernonia amygdalina Del disebut juga Daun Afrika, adalah tumbuhan semak

yang tumbuh 2 - 10 meter dan berasal dari daerah tropis Afrika dan bagian lain dari

Afrika, khususnya Nigeria, Kamerun dan Zimbabwe dan negara beriklim tropis

lainnya termasuk indonesia (Ibrahim dkk., 2004). Nama lain daun afrika di negara-

negara lain seperti Bitter leaf di inggris, Ikaruga di cina, South Africa leaf di

malaysia, Olulusia di kenya (Alara dkk., 2017)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae atau Compositae

Marga : Vernonia

Spesies : Vernonia amygdalina Del

Gambar

Tanaman Daun Afrika tumbuh secara alami di sepanjang sungai, danau,

pinggiran hutan serta pegunungan hingga 2800 meter diatas permukaan laut. Daun

Afrika juga tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan tahunan 750-2000 mm.

Daun Afrika dapat tumbuh pada tempat yang mempunyai sinar matahari yang
penuh dan memiliki lingkungan yang lembab. Tanaman Daun afrika tumbuh pada

semua jenis tanah, tetapi Daun Afrika lebih tumbuh subur dan berkembang pada

tanah yang kaya humus (Ofori dkk, 2013). Daun Afrika mempunyai ciri-ciri

morfologi sebagai berikut: Batang tegak, tinggi 1-3m, bulat, berkayu, berwarna

coklat, daun majemuk, anak daun berhadapan, panjang 15-25 cm, lebar 5-8 cm,

tebal 7-10 mm, berbentuk seperti ujung tombak, tepi bergerigi, ujung runcing,

pangkal membulat, pertulangan menyirip, berwarna hijau tua, akar tunggang,

berwarna coklat kotor (Ibrahim dkk., 2004; Ijeh dkk., 2010).

2.1.1 Kandungan Senyawa kimia

Daun afrika mengandung beberapa senyawa kimia seperti flavonoid

(luteolin, luteolin 7-0-beta-glucuronoside dan luteolin 7-0-beta-glukosida), tannin,

saponin, sesquiterpenlakton (vernodalinol, vernolepin, vernomygdin,

hydroxyvernolid, vernolid, vernodalol), vitamin (thiamin, nikotinamid, riboflavin,

pyrodoxin, dan asam askorbat), glikosida steroid (vernoniosides), alkaloid, terpen

dan triterpeniod (Alara dkk, 2017). Daun afrika banyak mengandung nutrisi dan

senyawa kimia sebagai berikut protein 19,2%, serat 19,2%, karbohidrat 68,4%,

lemak 4,7%, asam askorbat 166,5 mg/100 g, karotenoid 30 mg/100 g, kalsium 0,97

g/ 100 g, besi 7,5 mg/100 g, fosfor, kalium, sulfur, natrium, mangan, tembaga, zink,

magnesium dan selenium (Ijeh dkk, 2010). Kandungan daun afrika seperti

flavonoid, tannin, saponin memiliki kemampuan antibakteri ( Meilani, 2019). Commented [A1]: Proses dalam anti bakteri mengandung
apa/ punyaapa (luteolin, luteolin 7-0-beta-glucuronoside dan
luteolin 7-0-beta-glukosida) mana yg buat anti bakteri +
Berdasarkan penelitian Hulu (2014) melakukan pengujian krim ekstrak daun afrika struktur

terhadap bakteri propionibacterium acnes (PA) dengan konsentrasi 6%

menghasilkan daya hambat 14,43 mm, kemudian berdasarkan penelitian pratiwi


(2018) terhadap bakteri Staphylococcus aureus (SA) dengan konsentrasi 0,1%

menghasilkan daya hambat 7,56 mm.

2.1.2 Efek Farmakologi Daun Afrika

Daun afrika memiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional suatu

penyakit. Berdasarkan hasil observasi seorang farmakologi hewan terhadap

simpanze yang sakit dengan mengkonsumsi daun afrika dan kondisi tubuhnya

kembali normal (Huffman dan Seifu 1989). Dalziel pertama kali melaporkan daun

dan ranting dari daun afrika digunakan untuk pengobatan gastrointestinal di Hausas

Utara Nigeria, sedangkan dekokta dari daun afrika digunakan untuk malaria di

Guinea dan batuk di Ghana. Adapun aktivitas farmakologi lainnya seperti

antimikroba, antimalaria, antitrombotik, antioksidan, antidiabetes, hipoglikemia,

laksatif, antileishmia, antifungi, antitumor, antikanker, hepatoprotektor,

nefroprotektor, analgetik, antifertilitas (Ijeh, 2010).

2.2 Kulit

2.2.1 Definisi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang paling kompleks untuk melindungi

manusia dari pengaruh lingkungan. Kulit dikatakan sehat dan normal apabila

lapisan luar kulit mengandung lebih dari 10% air. Hal itu disebabkan oleh karena

adanya regulasi keseimbangan cairan di dalam kulit. Kulit tersusun oleh banyak

macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat,

saraf, jaringan ikat, otot polos dan lemak.

2.2.2 Struktur Kulit

2.2.3
3 Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi dan karakteristik berbeda. Ketiga
lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutan.17a.Lapisan
epidermisLapisan ini merupakan lapisan paling tipis dan terluar dari kulit. Sangat penting dalam
kosmetika karena lapisan ini memberikan tekstur, kelembaban
4 serta warna kulit. Sel penyusun utama lapisan epidermis adalah keratinosit. Keratinosit diproduksi
oleh lapisan sel basal. Apabila keratinosit matang akan bergerak ke lapisan di atasnya yang disebut
dengan proses keratinisasi.17Lapisan epidermis dibagi menjadi empat lapisan yaitu:-Lapisan sel
basal (stratum basal)Merupakan lapisan paling bawah dari epidermis. Bentuk selnya adalah kuboid.
Lapisan sel basal berfungsi melindungi epidermis dengan terus menerus memperbarui selnya.
Lapisan ini mengandung banyak keratinosit. Selain itu, juga terdapat sel melanosit untuk
mensintesis melanin dan sel merkel untuk sensasi.-Lapisan sel prickle (stratum
spinosum)Merupakan lapisan paling bawah kedua setelah lapisan sel basal. Sel berbentuk
polihedral dengan inti bulat merupakan hasil pembelahan darisel basal yang bergerak ke atas dan
saling dihubungkan dengan desmosom.-Lapisan sel granuler (stratum granulosum)Merupakan
lapisan dengan butiran / granula keratohialin di dalam sel. Pada lapisan ini, selnya berbentuk datar
dan tidak ada intinya. Granulakeratohialin mengandung profilagrin dan akan berubah menjadi filagrin
dalam dua sampai tiga hari. Filagrin akan terdegradasi menjadi molekul yang berkontribusi terhadap
hidrasi pada stratum korneum dan membantu penyerapan radiasi sinar ultraviolet.-Lapisan sel
tanduk (stratum korneum)
5 Merupakan lapisan paling superfisial dari epidermis. Pada lapisan ini, keratinosit yang sudah matang
akan mengalami proses keratinisasi. Lapisan ini memberikan perlindungan mekanik pada kulit dan
sebagai barier untuk mencegahkehilangan air pada kulit atau untuk mencegah terjadi
transepidermal water loss (TEWL).16,17b.Lapisan dermisMerupakan lapisan yang terletak di antara
lapisan epidermis dan subkutan. Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis. Ketebalan
lapisan epidermis bervariasi tergantung usia. Semakin tua, ketebalan dan kelembaban kulit akan
menurun. Saraf, pembuluh darah, dan kelenjar keringat ada pada lapisan ini. Sel penyusun utama
lapisan dermis adalah fibroblas yang mensintesis kolagen, elastin dan glikosaminoglikan. Selain itu,
terdapat sel dendrosit, sel mast, makrofag, dan limfosit. Zona membran basalis yang membentuk
perbatasan antara epidermis dan dermis disebut dermal-epidermal junction (DEJ). Lapisan ini
berfungsi untuk melekatktan lapisan epidermisdan dermis, mempertahankan terhadap kerusakan
dari luar, serta mempertahankan integritas kulit.c.Lapisan subkutan / hipodermisLapisan ini terletak
di bawah lapisan dermis. Terdiri dari jaringan ikat longgar dan lemak. Sel utama lapisan subkutan
adalah adiposit, merupakan sel
6 mesenkimal khusus yang menjadi tempat penyimpanan lemak, sangat penting sebagai sumber energi

bagi tubuh.18Selain itu, pada kulit juga terdapat apendiks kulit. Yang termasuk di dalam apendiks kulit,

yaitu: kuku, rambut, kelenjar sebasea, kelenjar ekrin, dan kelenjar apokrin.

Anda mungkin juga menyukai