Anda di halaman 1dari 3

BENDA ASING DALAM HIDUNG

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/ /2019

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 15 Mei 2019
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS Dasep Hidayat, SKM


LIMBANGAN NIP. 196504021992031008
1. Pengertian Benda asing dalam hidung paling sering dialami oleh anak dan balita, dimana
dapat ditemukan benda hidup (organic) atau benda mati (anorganik) di dalam
rongga hidung.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosa dan melakukan
terapi pada penemuan kasus benda asing dalam hidung.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Limbangan Nomor
....................... tentang Layanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur/ Anamnesis:
Langkah- a. Keluhan
langkah - hidung tersumbat;
- onset tiba-tiba, umumnya unilateral;
- hiposmia atau anosmia;
- setelah 2-3 hari, keluar sekret mukoid/mukopurulen;
- berbau di satu sisi hidung;
- dapat timbul rasa nyeri;
- bila benda asing organik, terasa ada yang bergerak-gerak di dalam
rongga hidung.
b. Faktor risiko
- umumnya anak < 5 tahun;
- adanya kegagalan mekanisme proteksi yang normal (contoh:
keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi);
- adanya masalah kejiwaan, emosi, dan gangguan psikiatrik.
1. Pemeriksaan Fisik:
Pada rinoskopi anterior akan terlihat:
a. Benda asing;
b. Sekret purulen (bila sudah berlangsung 2-3 hari).
2. Pemeriksaan Penunjang: foto Rontgen kranium (Schedel) posisi AP dan
lateral, bila diperlukan dan fasilitas tersedia.
3. Diagnosis:
a. diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik;
b. diagnosis banding: rinolit;
1
c. komplikasi.
- obstruksi jalan napas akut akibat masuknya benda asing ke saluran
napas yang lebih distal (laring, trakea).
- Pada benda asing organik berupa larva / ulat / lintah, dapat terjadi
destruksi mukosa dan kartilago hidung.
- Benda asing baterai cepat merusak mukosa sehingga dapat masuk
ke dalam septum atau konka inferior dalam beberapa jam dan
menyebabkan perforasi septum. Pada benda asing berupa lalat
(miasis hidung), dapat terjadi invasi ke intrakranium dan, walaupun
jarang, dapat menyebabkan meningitis yang fatal.
4. Penatalaksanaan:
a. Non-medikamentosa
- Lakukan informed consent kepada orang tua/pasien cukup umur
sebelum melakukan tindakan ekstraksi benda asing secara manual
dengan menggunakan pengait tumpul atau pinset. Dokter perlu
berhati-hati agar tidak sampai mendorong benda asing lebih dalam
sehingga masuk ke saluran napas bawah.
- Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air tembakau ke dalam
rongga hidung dan biarkan 5 menit hingga lintah terlebih dahulu
terlepas dari mukosa hidung.
- Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan ekstraksi:
o Lampu kepala
o Spekulum hidung
o Pengait tumpul(blunt hook)
o Pinset
o Forsep aligator
o Suction
o Xylocaine 2% spray
b. Medikamentosa
Pemberian antibiotik per oral selama 5 hari bila telah terjadi infeksi
sekunder.
5. Konseling dan Edukasi
a. Reassurance bahwa tidak ada kondisi berbahaya bila segera dilakukan
ekstraksi.
b. Sebelum tindakan dilakukan, dokter perlu menjelaskan mengenai
prosedur ekstraksi dan meminta persetujuan pasien / orang tua (informed
consent).
c. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, dokter dapat memberi
beberapa saran yang relevan untuk mencegah berulangnya kejadian
kemasukan benda asing ke hidung di kemudian hari, misalnya:
- Pada orang tua, dapat lebih berhati-hati dalam meletakkan benda-
benda yang mudah atau sering dimasukkan ke dalam rongga hidung.
- Pada anak, dapat diingatkan untuk menghindari memasukkan benda-

2
benda ke dalam hidung.
- Pada pekerja yang sering terpapar larva atau benda-benda organik
lain, dapat menggunakan masker saat bekerja.

6. Kriteria Rujukan
a. Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena perlekatan atau posisi
benda asing sulit dilihat.
b. Pasien tidak kooperatif.
6. Diagram Alir
Keluhan + faktor resiko

(contoh: hidung tersumbat


unilateral, anosmia, anak <5 tahun)

Pemeriksaan Fisik

penemuan benda asing dalam rongga


hidung, identifikasi jenis benda asing
(organic/anorganik)

Tegakkan diagnosis benda


asing dalam hidung

Tatalaksana
Ekstraksi tidak
Informed consent + berhasil/pasien tidak
tindakan ekstraksi benda kooperatif ?
asing. Bila terjadi infeksi
sekunder beri antibiotik.

Konseling Rujuk
dan edukasi

7.Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait Pendaftaran
Rawat Jalan ( poli umum, apotik)
Ruang Tindakan
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10.Rekaman Tanggal mulai
NO Yang Dirubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai