Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/311300252

Analisis Bourdieu Pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Article · December 2016

CITATIONS READS

0 4,535

1 author:

Nabilah Rosyadah
University of Indonesia
26 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Representasi 1998 dalam Film Di Balik 98, Merry Riana, dan Istirahatlah Kata-Kata View project

Wattpad View project

All content following this page was uploaded by Nabilah Rosyadah on 02 December 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nama : Nabilah Rosyadah
Nim : 1606848566
Mata Kuliah : Teori-Teori Sastra Kelas B
Dosen : Lily Tjahjandari, M.Hum., Ph.D. (070703029)

Laporan Bacaan
Analisis Bordieu Pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Noer

Ringkasan Cerita

Minke adalah seorang pribumi yang bersekolah di H.B.S., berdarah priyayi. Suatu
hari, ia diajak oleh teman sekolahnya, Robert Suurhof ke rumah Robert Mellema, seorang
Indo –anak orang Belanda bernama Herman Mellema. Di kediaman Robert Mellema,
Boerderij Buitenzorg, Minke bertemu Annelies Mellema, seorang gadis Indo dan gundik
Herman Mellema, Nyai Ontosoroh. Dengan cepat, Minke menjadi bagian dari kisah hidup
Annelies dan Nyai Ontosoroh. Annelies jatuh hati pada Minke, pun sebaliknya. Nyai
Ontosoroh pun mendukung hubungan keduanya. Sayangnya, kematian tuan Herman Mellema
membuat Annelies dan Minke yang menikah berada di ujung tanduk karena pernikahan
pribumi dan Indo tidak dibenarkan di hukum Belanda, Annelies pun dibawa ke Belanda.

Analisis Habitus, Kapital, dan Ruang Sosial dalam Novel Bumi Manusia
Analisis Habitus, Kapital, dan Ruang Sosial dalam Novel Bumi Manusia di tulisan ini
akan mengambil dari sudut pandang ruang sosial Minke di keluarga Jawa-nya dan keluarga
Mellema berdasarkan konsep Bordieu.

I. Minke dan Keluarga Jawa


Pada bagian ini, Minke sebagai tokoh utama digambarkan telah bertemu Nyai
Ontosoroh dan Annelies Mellema. Lalu ia dipinta pulang ke kota B, bertemu ayahnya yang
diangkat menjadi bupati, ibu dan saudaranya. Minke ditugaskan menjadi penerjemah di
resepsi pengangkatan ayahnya, dikarenakan kemampuan berbahasa Belanda yang diperoleh
dari sekolah H.B.S1. Detil habitus, kapital, dan ruang sosial Minke dan keluarga Jawa
ditampilkan pada tabel I.

1
Bab 7 (hal.171-202)

1
Karakter Habitus Kapital Ruang Sosial
Minke Duduk bersimpuh dan menekuri lantai sebagaimana Kapital budaya: H.B.S. (hal.17)
diadatkan (hal.181) Bahasa Belanda (hal.64) Jawa (hal.12)
Mengangkat sembah (hal.182) Pelajar H.B.S. (hal.17) Kantor koranlelang sebagai pembikin
Jalan setengah kaki dengan bantuan tangan teks iklan (hal.74)
merangkak (hal.187) Kapital ekonomi: Bengkel Jean Marais (hal.74)
Mencium lututnya2 (hal.188) Anak priyayi (hal.183)
Ayah Minke Berkain batik berwiru lebar (hal.181) Kapital ekonomi: Jawa
Bupati (hal.183)
Kapital budaya:
Bahasa Jawa (hal.190)
Bunda Minke “Bunda tak berbahasa Belanda,” (hal.456) Kapital ekonomi: Jawa
Berbahasa Jawa. Istri seorang bupati (hal.189)

Abang Minke Kapital ekonomi: Jawa


Anak bupati
Tabel I. Habitus, kapital, dan ruang sosial Minke di keluarga Jawa

2
Ibu Minke

2
II. Minke dan Keluarga Mellema
Pada tabel II, habitus, kapital, dan ruang sosial yang diambil adalah Minke dan keluarga Mellema. Berpusat di bagian cerita pertemuan
Minke dengan para anggota keluarga Mellema3.
Karakter Habitus Kapital Ruang Sosial
Minke Minke dan Belanda : Kapital budaya: H.B.S. (hal.17)
Memuji wanita (hal.36,39) Bahasa Belanda (hal.64) Jawa (hal.12)
Berpakaian ala Eropa (hal.64) Pelajar H.B.S. (hal.17) Putra bupati (hal.183)
Kantor koranlelang sebagai
Kapital ekonomi: pembikin teks iklan (hal.74)
Anak priyayi (hal.183) Bengkel Jean Marais (hal.74)
Keluarga Mellema (hal.26, 33,64)
Nyai Sebelum menikah dengan Herman Kapital budaya: Keluarga Mellema (hal.25)
Ontosoroh Mellema: Berbahasa Belanda dengan baik (hal.33) Keluarga Sastronomo8(hal.114)
Kain batikku lebih dari enam ….diajarinya5 aku6 bagaimana
(hal.121). memeliharanya7.[..] diajarinya baca-tulis,
Setelah menikah dengan Herman bicara dan menyusun kalimat Belanda
Mellema: (hal.130)

3
Bab 2 (26-72).
5
-nya yang dimaksud adalah Herman Mellema
6
Nyai Ontosoroh
7
Berternak sapi Australia
8
Ayah Nyai Ontosoroh

3
Kapital ekonomi:
Berkebaya putih dihiasi rendah- … aku beli pabrik beras dan peralatan kerja
rendah mahal, kasut beledu hitam lainnya. Sejak itu perusahaan bukan milik
bersulam benang perak (hal.32) Tuan Mellema saja sebagai tuanku, juga
…berkain hijau-merah-coklat milikku (hal.135)
(hal.339) …mendapat keuntungan selama lima tahun
…Makan dengan tenang-tenang sebesar lima ribu gulden. Tuan mewajibkan
seperti wanita Eropa tulen lulusan aku menyimpannya di bank atas namaku
boarding school Inggris (hal.41) sendiri (hal.135)
Kami lewatkan malam itu dengan Perusahaan dinamai Boerderij Buitenzorg.
mendengarkan waltz Austria dari Karena semua urusan dalam aku yang
phonograf. Mama membaca sebuah menangani, […], Nyai Ontosoroh, Nyai
buku (hal.102)4. Buitenzorg (hal.135)
…tidak membacai surat dan …simpananku sudah belasan ribu
mendengarkan pembicaraan yang gulden.(hal.138)
bukan hak (hal.141)
Annelies Gaya berpakaian: Kapital ekonomi: Keluarga Mellema (hal.27)
Mellema Annelies dalam gaun beledu hitam Boerderij Buitenzorg, sebagai mandor-
(hal.328) administratur-anak pemilik (hal.47,106)
Kapital simbolik & sosial:

4
Kami yang dimaksud adalah Minke, Nyai Ontosoroh, dan Annelies. Mama adalah Nyai Ontosoroh.

4
Indo
Robert Kapital ekonomi: Anak pemilik Boerderij Keluarga Mellema (hal.26)
Mellema Buitenzorg Babah Ah Tjong (hal.241)
Kapital budaya : Lulusan E.L.S. (hal.152)
Kapital sosial dan simbolik: Indo
Herman Tuan (Herman Mellema) suka Kapital ekonomi: Keluarga Mellema (hal.24)
Mellema membaca (hal.134). Pemilik Boerderij Buitenzorg (hal.24) Babah Ah Tjong (hal.401)
Kapital budaya: Ilmu pengetahuan Belanda
Kapital simbolik: Orang Belanda
Kapital sosial: Belanda
Tabel II. Habitus, Kapital, dan Ruang Sosial Minke dan Keluarga Mellema

Dari data yang ditemukan pada novel Bumi Manusia (tabel I dan II), maka penggambaran ruang sosial/arena antara Minke dan keluarga Jawa-
nya serta Mellema ditunjukkan pada gambar I dan II. Kapital yang digunakan adalah ekonomi dan budaya. Pengukuran pada kapital sosial
didasarkan pada struktur sosial pada masa kolonial Belanda. Struktur tersebut menempatkan bangsa Eropa/Belanda sebagai nomor satu, bangsa
asing lain (China, Arab, dll) sebagai nomor dua, dan pribumi di terakhir.

5
Gambar I. Arena Minke dan Keluarga Jawa

Pada gambar.I, Ayah Minke yang seorang bupati ditempatkan pada nilai 8 untuk
kapital budaya karena berdasar struktur sosial Hindia-Belanda, kedudukannya tidak lebih
tinggi dari orang Belanda atau orang Asing, begitu pun secara kapital ekonomi, mengikuti
struktur sosial. Kapital budaya Minke lebih tinggi dari Abangnya karena Minke bersekolah di
H.B.S sementara abangnya tidak. Bunda Minke mempunyai kapital ekonomi yang lebih
tinggi dari anak-anaknya karena ia seorang istri bupati dan mengurus kebutuhan keluarga.

Gambar II. Arena Minke dan Keluarga Mellema

Pada Gambar II, Herman Mellema sebagai orang Belanda asli memiliki kapital
ekonomi dan budaya yang tertinggi di sosial Hindia-Belanda, diikuti oleh keturunannya yaitu
6
Annelies Mellema dan Robert Mellema. Minke yang pribumi berada di posisi terendah dalam
struktur sosial Hindia-Belanda tetapi karena ia putra priyayi, bersekolah di H.B.S dan bisa
Belanda, maka kapital budayanya lebih tinggi dibanding Nyai Ontosoroh yang seorang
gundik –istri tidak sah Herman Mellema. Secara ekonomi, Minke terendah dibandingkan
keluarga Mellema. Nyai Ontosoroh memiliki kapital ekonomi yang lebih tinggi dikarenakan
ia mempunyai harta simpanan seperti yang ditunjukkan pada tabel II.

Kesimpulan
Perpindahan arena Minke dari keluarga Jawa ke keluarga Mellema memerlihatkan
perbedaan di segi habitus (tabel I dan II). Ada posisi dan disposisi pada tokoh Minke. Minke
yang menerima pendidikan Belanda di satu sisi menunjukkan perlawanan terhadap adat Jawa
(tentang menyembah/berlutut yang menurutnya merendahkan harga diri) - disposisi
sementara di sisi lain ia menuruti adat Jawa –posisi sebagai keturunan Jawa.
Dari segi kapital, struktur sosial Hindia-Belanda menentukan posisi seseorang di
arena sosial. Contohnya, Minke yang pribumi, tidak akan lebih tinggi dari Annelies apalagi
Herman Mellema. Meski ia belajar Belanda, ruang budayanya akan kalah oleh tindasan
kekuasaan (Belanda).

Referensi
Noer, Pramoedya Ananta. (2005). Bumi Manusia. Jakarta Timur : Lentera Dipantara.
Haryatmoko. (2016). Membongkar Rezim Kepastian : Pemikiran Kritis Post – Strukturalis.
Yogyakarta : Kanisius. 35-62.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai