Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

ANALISA PRESSURE DRAWDOWN TESTING

4.1. TUJUAN ANALISA


Parameter yang didapat dari hasil analisa Pressure Drawdown Testing ini
diantaranya untuk menentukan:
a. Permeabilitas formasi (k)
b. Faktor skin (S)
c. Volume pori-pori yang berisi fluida (Vp)

4.2. DASAR TEORI


Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut
tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur
sementara waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya.

Gambar 4.1. Aliran Radial ke Lubang Sumur Pada Pengujian PDD (Ideal)
(Laboratorium Uji Sumur, 2019)

31
32

Gambar 4.2. Grafik Pengujian Pressure Drawdown


(Laboratorium Uji Sumur, 2019)
Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada :
a. Sumur baru
b. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir.
c. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan Pressure Build-Up test, yang
punya sumur akan sangat merugi.
Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa Pressure
Drawdown Test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pada saat periode transien.
b. Periode transien lanjut.
c. Periode semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady state)

4.2.1. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien (Infinite Acting)


Apabila suatu sumur di produksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal
reservoirnya = Pi, maka persamaan tekanan pada lubang bor (rD = 1) yang
dinyatakan dalam variabel tidak berdimensi, adalah :
PD = ½ ln (tD) + 0.80907 …….....……………………………………….(4-1)
33

Gambar 4.3 Efek Batas Reservoir Terhadap Gangguan Tekanan


(Laboratorium Uji Sumur, 2019)
Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang, maka
akhirnya akan didapat :

162.6 qB   k  
P wf  Pi  log t  log  
2 
 3.2275  0.86859 S  ..........(4-2)
kh   Ctrw  
Dari persamaan (3-2), terlihat bahwa plot antara Pwf versus log (t) merupakan
garis lurus dengan kemiringan (slope = m) :
162.6 qB
m ......................................................................................(4-3)
kh
Dalam dunia teknik perminyakan, biasanya orang memilih waktu t = 1 jam
dan mencatat Pwf pada saat itu sebagai P1hr. Dengan menggunakan konsep ini kita
dapat menentukan skin “S” menggunakan persamaan :
 Pi  P1 hr  k  
S  1.151  log    3.2275 ........................................(4-4)
2 
 m  Ctrw  

Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa Pressure
Drawdown pada periode infinite acting ini, yaitu log-log plot untuk menentukan
wellbore storage dan semilog plot untuk menentukan karakteristik formasi.
a. Log-Log Plot Untuk Menentukan Wellbore Storage
Grafik log ( Pi – Pwf) vs log (t) ini digunakan untuk menentukan kapan saat
34

berakhirnya efek dari wellbore storage. Saat mencapai garis lurus semi-log
dapat diperkirakan dengan :

t
200,000  12,000S Cs ......................................................................(4-5)
kh

Perkiraan besarnya Cs (bbl/psi), adalah :
qB t
Cs  ............................................................................................(4-6)
24 P
dimana t dan P adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus
“unit slope” tersebut.
b. Semilog Plot Untuk Menentukan Karakteristik Formasi
Grafik ini adalah semilog plot antara Pwf vs log (t). Dengan membaca
kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi dapat ditentikan, yaitu:
162.6 qB
k  .....................................................................................(4-7)
mh
(Catatan : “m” akan berharga negatif sehingga menghasilkan permeabilitas
yang positif).
Satu hal yang harus dicatat :
P1hr harus dibaca pada garis lurus semilognya. Jika data tersebut tidak terletak
pada garis lurus, maka harus dilakukan ekstrapolasi dan harga itulah yang
digunakan untuk menghitung faktor skin menggunakan persamaan (4-4).
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown
Test berdasarkan periode Transien (Infinite Acting), adalah sebagai berikut :
a. Memplot data Pwf vs log (t) pada kertas semilog.
b. Menentukan saat berakhirnya periode transien yang ditandai dengan telah
terjadinya deviasi dari garis lurus hasil plot Pwf vs log (t). saat ini berarti juga
bahwa aliran memasuki periode transien lanjut dan Pseudosteadystate.
c. Menentukan kemiringan (slope m) pada daerah periode aliran transien (garis
lurus).
d. Menentukan besarnya permeabilitas formasi (k) menggunakan persamaan (4-
3).
e. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-4).
35

4.2.2. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Transien Lanjut


Pengembangan teori analisa tekanan pada periode transien lanjut didasarkan
pada persamaan untuk reservoir silindris yang terbetas dengan melibatkan
tambahan penurunan tekanan akibat adanya skin, yaitu :

q  2kt  re  3 
 

Pi  Pwf    ln 
 
   S  2  Bn  n , reD Exp   n2 , t DW  (4-8)
2kh Ctrw 2
 rw  4 n 1 
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
qt
P  Pi .......................................................................................(4-9)
Cthre 2
Jadi persamaan yang umum dapat dituliskan sebagai :

qB   14.68919kt 
Pwf  P  0.84 Exp  ………..…………………..(4-10)
2kh  Ctre
2

atau persamaan (4-10) tersebut dapat dituliskan sebagai :


  qB  0.00168kt
log Pwf  P   log 118.6  
2kh  Ctre 2
.....................................(4-11)
 

Dari persamaan (3-11) grafik log (Pwf-P) vs t harus merupakan garis lurus
dengan kemiringan :
kt
  0.00168 .............................................................................(4-12)
Ctre 3

dan titik potong terhadap sumbu tegak (b), adalah :


qB
b  118.6 .......................................................................................(4-13)
kh

Plot antara log (Pwf-P) vs t akan linier asalkan P diketahui besarnya. Tetapi
sayangnya tidak, sehingga pada metoda ini harus dilakukan coba-coba
menggunakan suatu harga P. Apabila harga P tadi cocok dengan kondisi yang ada,
maka akan didapatkan garis lurus dan apabila garis lurus telah didapatkan, maka
permeabilitas dihitung dengan :
qB
k  118.6 .....................................................................................(4-14)
bh
36

Volume pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur yang diuji
dapat diperkirakan (bbl), yaitu:
qB
Vp  0.1115 ..................................................................................(4-15)
bC

Faktor skin dapat pula ditentukan, yaitu :

 Pave  P  r 
S  0.84   ln  e   0.75 .....................................................(4-16)
 b   rw 

bS
P ( skin)  .....................................................................................(4-17)
0.84
Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown
Test berdasarkan periode transien lanjut, adalah sebagai berikut :
a. Memplot data log (Pwf-P) vs t pada kertas semilog.
b. Menentukan besarnya harga P secara coba-coba sampai memberikan garis
lurus pada plot grafik log (Pwf-P) vs t.
c. Mengekstrapolasikan grafik pada harga P yang memberikan garis lurus
tersebut sampai harga t = 0, sehingga didapatkan harga titik potongnya (harga
b).
d. Menentukan kemiringan (slope, ).
e. Menentukan permeabilitas (k) menggunakan persamaan (4-14).
f. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-15).
g. Menentukan factor skin (S) menggunakan persamaan (4-16).

4.2.3. Analisa Pressure Drawdown Pada Periode Semi Steadystate


Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang
berhubungan dengan sumur yang diuji, oleh sebab itu disebut “reservoir limit
testing”. Persamaan dasar yang digunakan adalah :

qB  0.000527kt 3
Pwf  Pi  141.2   ln reD   .………………………(4-18)
kh  Ctre 2
4
37

Dari persamaan (4-18), plot antara Pwf vs t merupakan suatu garis lurus
dengan kemiringan :
q
L  .........................................................................................(4-19)
Ctre 2

Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, maka drainage volume (bbl)


dapat ditentukan, yaitu :
qB
Vp  0.0418 ................................................................................. (4-20)
 LC

Tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan analisa Pressure Drawdown


Test berdasarkan periode Semi Steadystate, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian.
b. Menentukan kemiringan (slope, ) dari grafik tersebut.
c. Menentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (Vp)
dengan persamaan (4-20).
Catatan :
Vp yang didapatkan dengan menganalisa periode transien lanjut dan periode
semi steady-state biasanya akan memberikan harga yang relatif sama. Apabila
tidak sama, maka Vp yang didapatkan dari periode semi steadystate lebih
representatif.

4.2.4. Penentuan Bentuk Reservoir Dari Data Pressure Drawdown Test


Berdasarkan Periode Semi Steadystate dan Infinite Acting
Pada umumnya persamaan aliran pada periode Pseudosteadystate untuk
setiap bentuk reservoir, adalah :
  A  2.2458 
Pd t D   2t DA  1 / 2ln  2   ln   ........................................(4-21)
  rw   C A 
Dengan mengkombinasikan persamaan diatas pada persamaan :
khPi  Pwf 
PD  ...................................................................................(4-22)
141.2 qB
38

maka akan diperoleh :


Pwf = m*t + Pint ...................................................................................(4-23)
Dimana:

qB   A   2.2458  
Pin  Pi  70.6 ln  2   ln    2 S  ..…..………………...(4-24)
kh   rw   CA  

m* dan Pint didapat dari plot Pwf vs t (periode semi steady state), yaitu :
m* adalah kemiringan dan Pint didapat dengan mengekstrapolasi garis liniernya ke
t = 0.
Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :
m  P P 
C A  5.456 Exp2.303 1 hr int  ...................................................(4-25)
m*  m 

dimana : m dan P1hr diperoleh dari semilog plot Pwf vs log (t) untuk periode infinite
acting.
Tahapan atau langkah-langkah untuk penentuan bentuk reservoir (reservoir
shape) dari data Pressure Drawdown Test Berdasarkan Periode Semi Steadystate
dan Infinite Acting, adalah sebagai berikut :
a. Memplot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian, kemudian lakukan ektrapolasi
sampai pada t = 0, kemudian tentukan titik potongannya (Pint.).
b. Menentukan kemiringan periode semi steady-state pada grafik tersebut
(slope, m*).
c. Memplot antara Pwf vs t pada kertas semilog, kemudian tentukan kemiringan
periode transien pada grafik tersebut (slope, m).
d. Menentukan harga P1 jam pada grafik langkah c.
e. Menentukan besarnya shape factor (CA) menggunakan (4-25).
f. Dengan menggunakan Tabel Dietz Shape Factor (lampiran 6) untuk
mendapatkan bentuk reservoir yang mendekati harga shape factor (C A) hasil
perhitungan pada langkah e.
g. Tentukan besarnya harga (tDA)PSS tersebut tentukan bentuk reservoir yang
sesuai dengan table Dietz tersebut (langkah f).
39

4.3. PROSEDUR ANALISA


1. Dari data yang diberikan, menghitung harga ∆P untuk setiap data yang
ada.
2. Dari data yang ada, membuat plot grafik sebagai berikut :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik kartesian ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
3. Menentukan harga EOWB dari grafik ∆t vs log ∆P dengan membuat garis
lurus 45o. Kemudian menggeser sejajar sampai menyinggung grafik.
Harga EOWB diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan garis 45o
ditambah 1,5 cycle.
4. Menentukan nilai slope (m), P 1 jam, k, S, ∆P, Pwf, PI, dan FE dengan
menggunakan grafik log ∆t vs Pwf.
5. Memasukkan nilai EOWB pada grafik log ∆t vs Pwf, kemudian
menentukan trendline dan persamaan garis dari titik-titik di sekitar harga
EOWB tersebut. Kemudian memperpanjang trendline yang sudah
terbentuk.
6. Menentukan harga slope (m) dengan pembacaan harga tekanan pada
trendline yang terbentuk.
7. Menentukan P 1 jam yang diperoleh dengan menarik garis ke atas pada ∆t
= 1 jam sampai menyentuh trendline yang ada dan membaca harga
tekanannya.
8. Menentukan besarnya harga permeabilitas (k) dengan persamaan :

qμΒ
k = 162,6
mh
9. Menentukan besarnya harga faktor skin (S) dengan persamaan :

 Pi  P1jam  k 
S = 1,151   log  3.23
Φ  μ  C t  rw
2
 m 

10. Menghitung ∆t EOWB dengan menggunakan persamaan :


a. Menghitung konstanta wellbore storage dengan persamaan
40

q  B o  Δt
Cs =
24  ΔP
b. Membuat garis trendline dari grafik log ∆t vs log ∆P. Harga ∆t dan ∆P
pada rumus diperoleh dengan menentukan titik pada saat dimulai
perpisahan garis linier (trendline) pada grafik log ∆t vs log ∆P.
Kemudian dari titik tersebut menarik garis sehingga berpotongan
dengan sumbu x dan sumbu y. Membaca harga ∆t pada sumbu x dan
membaca harga ∆P pada sumbu y.
c. Menghitung twbs dengan persamaan :

(20.000  12.000 x S) x Cs
twbs =
(k  h)/μ

11. Menentukan ∆P skin dengan persamaan :

∆Ps = 0,87 x m x S

12. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :

162.6  q  μ  B    
log t   log 
k   3.2275  0.86859S
Pwf = Ρi 
kh   2 

 Φ  μ  Ct  rw 

13. Menentukan FE dengan persamaan :

P*  Pwf - Ps
FE = x 100 %
P * - Pwf

14. Menentukan PI dengan persamaan :

q
PI =
P*  Pwf - Ps

15. Menentukan harga re. Dari grafik log ∆t vs Pwf dapat diketahui harga tpss
selanjutnya dihitung harga re

0,0015 x k x t pss
re =
 x  x Ct
41

16. Penentuan volume pori dengan grafik kartesian ∆t vs ∆P. Menentukan :

  Pwf  Pwf 1 - P wf 2
 
 t  t1 - t 2

17. Menghitung volume pori dengan persamaan :

0,234 x q x Bo
Vp = -
Ct x  Pwf / t

Anda mungkin juga menyukai