PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Epidemiologi
Mikosis superfisisalis cukup banyak diderita penduduk negara tropis.
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan
kelembaban yang tinggi, merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur.
Tinea kruris sering sering terjadi pada musim panas, pada pria muda,dan orang
dengan berpakaian ketat. Spesies trichophyton bertanggung jawab atas 80% kasus
di Amerika Serikat. Penelitian WHO terhadap insiden dari infeksi dermatofit
menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan
infeksi tinea korporis merupakan tipe paling dominan dan diikuti dengan tinea
kruris, pedis, dan onikomikosis.1
4
5
memberikan sensasi terbakar didaerah yang terkena. Pada kulit pangkal paha
biasanya mengalami pengelupasan atau pecah-pecah, kemungkinan juga
menyebar ke daerah anus.14
2.1.6 Diagnosis
2.1.6.1 Anamnesis
Pada anamnesis, pemeriksa dapat menanyakan keluhan utama dan keluhan
tambahan pada penderita seperti rasa gatal pada bagian lipat paha, perineum,
bokong, dan juga pada bagian genetalia, ruam pada kulit berbatas tegas,
eritematosa, serta peningkatan rasa gatal pada saat berkeringat.15
2.1.7.2Eritrasma
Eritrasma sering ditemukan pada lipat paha dengan lesi berupa eritema dan
skuamosa tapi dengan mudah dapat dibedakan dengan tinea kruris menggunakan
lampu wood dimana pada eritrasma akan tampak fluorensi merah (coral red).16
2.1.7.3 Psoriasis
Pada psoriasis akan dijumpai lesi yang memerah dengan skuamosa yang
lebih banyak. Ditemukan lesi pada tempat lain misalnya siku,lutut, atau kulit
kepala akan mengarah pada diagnosis ke arah psoriasis. Pada dermatitis seboroik
lesi akan tampak bersisik dan berminyak serta biasanya melibatkan daerah kulit
kepala dan sternum.16
2.1.8 Penatalaksanaan
Penyakit Terapi Topikal Terapi Sistemik
Tinea kruris Allylamines Adult:
Imidazoles Terbinafine, 250 mg/day x 2-4 weeks.
Tolnaftate Itraconazole, 100 mg/day x 1 week.
Butenafine Fluconazole, 150-300 mg/week x 4-6 weeks.
Ciclopirox Griseofulvin, 500 mg/dayx 2-4 weeks.
Children:
Terbanafine, 3-6 mg/kg/day x 2 weeks.
Itraconazole, 5mg/kg/day x 1 weeks.
Griseofulvin, 10-20 mg/kg/day x 2-4 weeks.
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan pada suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
9
2.2.1Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, pada tingkatan ini reccal(mengingat kembali) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh
sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.19
2.3 Dayah
Dayah atau yang disebut juga dengan pesantren dikemukakan oleh para
ahli juga bermacam-macam. Abdurrahman Wahidmenjelaskan definisi pesantren
sebagai tempat dimana santri hidup. Mastuhu menjelaskan pesantren adalah
lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran Islam dengan memprioritaskan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.20
Rabithah Ma’hadi Islamiyah (RMI) mendefinisikan pesantren sebagai
lembagayang mengemban misi melanjutkan risalah Muhammad SAW sekaligus
melestarikan ajaran islam yang beraliranAhlusunnah wal Jama’ah ala Thariqoh
al- Madzahib al- Arba’ah.20
Soegarda Poerbakatwatja yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay
menjelaskan pesantren berasal dari kata “santri” yaitu seseorang yang
belajaragama Islam sehingga pesantren mempunyai arti sebagai tempatorang
berkumpul untuk belajar agama Islam. Muhammad Arifin menjelaskan bahwa
pesantrensebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui oleh
masyarakatsekitar, dengan sistem asrama (komplek) dimana para santri
menerimapendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnyaberada dibawah kedaulatan dari seorang atau beberapa orang ustad
dan ustadzah dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen
dalam setiap hal.20
Lembaga Research Islam (Pondok pesantren Luhur) mendefinisikan
pesantrenadalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam
menerimapelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan
tempat tinggal.20
11
Pengetahuan :
Santriwan Pengetahuan
a) Mengetahui (know)
b) Memahami
dan
(Comprehension)
c) Aplikasi (Aplication)
santriwati
d) Sintesis (Syntesis)
e) Evaluasi (Eevaluation)
Tinea Kruris
Pengertian
Etiologi
Gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Yang diteliti
Yang tidak diteliti
Gambaran
Pengetahuan
Santriwan dan Penyakit tinea kruris
Santriwati
12
12
13
4.3.2 Sampel
1. Kriteria Inklusi
a. Santriwan dan santriwati Pesantren Dayah Modern Darul Ulum kelas 2
Aliyah
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Ekslusi
a. Responden yang tidak hadir dalam penelitian
b. Responden yang tidak mengisi seluruh pertanyaan yang ada pada
kuesioner.
14
15
15
Pengolahan data
Analisa Data
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.5
Distribusi Data Demografi Responden Di Pesantren Dayah Modern Darul
Valid
Ulum Banda Aceh (n=50)
1158
6ta
7 Th
ta uun
hta
o n
l
Frequency 2
15
3
7
55
0
Um
ur Percent 100
4
3
11 0,0
6
4,0
,0
ValidPercent 100
4
3
11 0,0
6
4,0
,0
Culm
ulativePercent 100
5
19 6,0
,0
Tabel 2.5
Distribusi Pengetahuan Santriwan 19 dan Santriwati Madrasah Aliyah
Valid
Darul Ulum Terhadap Penyakit Tinea Kruris (n=50)
K
uT
Cro
u
Baa
knik
u
tagl
p
Frequency
18
2
53
9
0
Pengetahuan Percent 108
2
15 6
0,0
,0
ValidPercent 108
2
15 6
0,0
,0
Culm
ulativePercent 102
14 6
0,0
,0
Berdasarkan tabel 5.2 dapat kita ketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan tentang penyakit tinea kruris dalam kategori kurang yaitu 8
orang (16,0%), kategori cukup 13 orang (26,0%), sedangkan kategori baik 29
orang (58,0%).
20
Tabel 3.5
Distribusi Data Kejadian Santriwan dan Santriwati Terhadap Penyakit
Valid TidakPeT
rn
Tinea Kruris
ahl
ota
Frequency 17
3
53
0
Kejadian Percent 204
17 6
0,0
,0
ValidPercent 204
17 6
0,0
,0
Culm
ulativePercent 1206
0,0
,0
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan santriwan dan
santriwati Madrasah Aliyah Darul Ulum Banda Aceh terhadap 50 responden
menunjukkan bahwa:
21
22
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Dayah Modern Darul Ulum
tentang gambaran pengetahuan terhadap penyakit tinea kruris, dari 50 responden
dapat disimpulkan:
1) Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
santriwan dan santriwati yang menjadi responden berada pada umur 16
tahun yaitu berjumlah 23 orang (46,0%).
2) Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan tentang penyakit tinea kruris dalam kategori
baik yaitu 29 orang (58,0%), pengetahuan responden yang berada pada
kategori cukup yaitu 13 orang (26,0%), sedangkan yang berada dalam
kategori kurang yaitu 8 orang (16,0%).
7.2 Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat terbatasnya ruang lingkup dan kuesioner dalam penelitian ini,
diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan
menambah variabel-variabel lain yang dapat menjadikan hasil penelitian
semakin baik.
2. Instansi Kesehatan (Dinas Kesehatan)
Instansi kesehatan seperti dinas kesehatan diharapkan dapat
mengupayakan peningkatan pelayanan penyuluhan penyakit kulit
khususnya tinea kruris.
3. Akademik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa dan mahasiswi kedokteran
khususnya tentang penyakit tinea kruris.
23
24
4. Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
menambah pengetahuan santriwan dan santriwati untuk menjaga kesehatan
kulitnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A., M., Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-6,
Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Kulit dan Kelamin FK UI; 2010.
6. Rezvani SM, sefidgar SAS, Roushan MRH. Clinical Patterns and etiology of
dermatophytosis in 200 cases in Babol, North of Iran. Casp J Intern Med
2010;1(1):23-6
9. Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA.
2013.Detection of dermatophytes in clinically normal extra-crural site in
patiens with tinea cruris. The Gulf Journal of Dermatology and Venerology,
20(1):31-39.
10. Lowell A., Goldsmith., Stephen I., Katz Barbara A. Glichrest., Amy S., Paller
David J., Leffell., Klaus Wolff. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology InGeneral
Medicine. Mc Graw Hill Medical.
25
26
12. Siregar. Atlas Bewarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke II. Jakarta: EGC;
2003.
13. Kuswadji, 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-5. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hlm, 107-9.
17. Arifin M, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, jakarta: Bumi Aksara:
1991, h.240.