Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

GRUP K

1. Devri Eko Nurwahyuwono 17031010053


2. Dewi Permatasari 17031010058

Tanggal Percobaan :08 Mei 2019

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2019
TANGKI BERPENGADUK

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

1. Devri Eko Nurwahyuwono 17031010053


2. Dewi Permatasari 17031010058

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia I

Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T. Ir. Sukamto NEP, M.T.


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19541019 198503 1 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I i


TANGKI BERPENGADUK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Tangki Berpengaduk”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2019 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur.
2. Ir. Sukamto NEP , M.T. selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan saran,
seluruh asisten laboratorium yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.

Surabaya, 13 Mei 2019

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I ii


TANGKI BERPENGADUK

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
INTISARI ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... iv
I.1 Latar Belakang..............................................................................................1
I.2 Tujuan ............................................................................................................2
I.3 Manfaat ..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3
II.1 Secara Umum...............................................................................................3
II.2 Sifat Bahan ...................................................................................................8
II.3Hipotesa .......................................................................................................10
II.4 Diagram Alir ..............................................................................................11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ........................................................12
III.1 Bahan yang Digunakan ...........................................................................12
III.2 Alat yang Digunakan ...............................................................................12
III.3 Gambar Alat.............................................................................................12
III.4 Rangkaian Alat ........................................................................................13
III.5 Prosedur....................................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... ..15
IV.1 Tabel HasilPengamatan..........................................................................15
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan.........................................................................16
IV.3 Grafik ....................................................................................................... 17
IV.4 Pembahasan ............................................................................................. 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................20
V.1 Kesimpulan...............................................................................................20
V.2 Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
APPENDIX ........................................................................................................... 22
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iii


TANGKI BERPENGADUK

INTISARI
Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam
bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah
dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air satu tangki,
dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika ada suatu bahan lain yang
ditambahkan pada air itu.
Tujuan dari percobaan tersebut untuk memperoleh data bilangan Reynold
dan bilangan Power dari proses pengadukan. Untuk mengetahui hubungan antara
bilangan Reynold dan bilangan Power melalui kurva yang dibuat berdasarkan data
dengan variasi kecepatan, ketinggian dan ada tidaknya baffle. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses pengadukan. Selain itu dapat
menentukan kondisi optimum pencampuran. Dapat mengetahui hubungan antara
waktu pencampuran dengan kecepatan putaran. Dan mengetahui kebutuhan daya
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan putaran, adalah konsentrasi
suatu larutan, yaitu berpengaruh terhadap viskositas liquid tersebut. Semakin tinggi
konsentrasi nya semakin tinggi pula viskositas liquid semakin lambat pengadukan,
begitupun sebaliknya. Hubungan antara konsentrasi dengan viskositas adalah
berbanding lurus sedangkan hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan adalah
berbanding terbalik. Ada tidaknya baffle juga berpengaruh pada pengadukan, baffle
bertujuan untuk menghilangkan vortex saat pengadukan, vortex sangat tidak
diinginkan pada proses pengadukan karena menyebabkan zat tersebut tidak
homogen karena tidak terdistribusi merata.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I iv


TANGKI BERPENGADUK

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pengadukan merupakan proses pencampuran dua zat atau lebih yang
bertujuan untuk membuat campuran yang homogen. Pencampuran dilakukan
untuk mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi,
viskositas, temperatur, dan lainnya. Digunakan untuk mendistribusikan secara
acak dua fase atau lebih. Dalam praktiknya, operasi pengadukan hampir selalu
mempunyai multifungsi yaitu ketika proses dilakukan didalam tangki
berpengaduk mekanis. Pengaduk menjalankan tugas sebagai contoh dalam
tangki kristalisasi yang harus memperhatikan heat transfer dan suspensi kristal.
Pada percobaan ini diawali dengan menimbang piknometer kosong.
Membuat larutan dan mengukur densitasnya dengan menggunakan
piknometer. Kemudian memasang satu set alat tangki berpengaduk. Percobaan
dilakukan dengan memasukkan larutan kedalam tangki berpengaduk. Motor
dinyalakan dengan kecepetan sesuai variabel yang ditentukan dan lakukan
pengamatan terhadap proses pengadukan. Selanjutnya, pasang baffle pada
beaker glass dan lakukan kembali pengamatan terhadap ada atau tidaknya
vortex pada pengadukan. Mengulangi percobaan sesuai dengan variabel yang
ditentukan.
Percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva hubungan antara
bilangan power dan bilangan reynold dengan variasi jenis cairan dan ada atau
tidaknya baffle pada saat pengadukan. Untuk mengetahui pengaruh baffle
terhadap ada atau tidaknya vortex dalam pengadukan. Serta untuk mengetahui
hubungan antara viskositas dan konsentrasi larutan terhadap daya diperlukan
untuk proses pengadukan. Adapun salah satu manfaat yang diperoleh setelah
melakukan percobaan adalah agar praktikan dapat memahami prinsip dari
mekanisme pengadukan serta penerapannya dalam industri kimia.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


TANGKI BERPENGADUK

I.2.Tujuan
1. Untuk membuat kurva hubungan antara bilangan power dan bilangan
reynold dengan variasi jenis cairan serta ada atau tidaknya baffle.
2. Untuk mengetahui pengaruh baffle terhadap ada atau tidaknya vortex dalam
proses pengadukan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara viskositas dan konsentrasi larutan
terhadap daya yang diperlukan untuk proses pengadukan.

I.3.Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami prinsip mekanisme pengadukan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan.
3. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh vortex terhadap proses
pengadukan sehingga dapat me-minimalisirnya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


TANGKI BERPENGADUK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk
menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis
yang terpasang pada alat diatas. Walaupun pengadukan sering disalahartikan
dengan campuran dan mereka tidaklah bersinonim. Pengadukan mengacu pada
pergerakan dalam suatu material dalam bentuk spesifik, bagaimanapun ini
merupakan suatu distribusi secara acak antara dua atau lebih tahap yang awalnya
terpisah. Pola aliran yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis
pengaduk, karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran
antara tangki, pengaduk dan sekat. Tujuan dari pada proses pengadukan terutama
adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi yang
bertujuan mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat
dalam suatu bahan.
Yang dimaksud dengan tangki berpengaduk (tangki reaksi) adalah bejana
pengaduk tertutup yang berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung.
Tangki pengaduk terutama digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas
tekanan atmosfer dan tekanan vakum. Namun tangki ini juga sering digunakan
untuk proses yang lain misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ektraksi
dan kristalisasi.
II.1.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan tergantung antara lain
pada faktor-faktor :
1. Jenis alat pengaduk
Jenis alat pengaduk ini yaitu benntuk, ukuran, perbandingan diameter daun
pengaduk terhadap diameter bejana, frekuensi putaran, posisi daun bejana
pengaduk.
2. Jenis bejana pengaduk

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


TANGKI BERPENGADUK

Bejana pengaduk ini dapat dilihat dari segi bentuk, ukuran,


perlengkapannya didalamnya, dan derajat keisian
3. Jenis dan jumlah bahan
Dimana jenis bahan ini dapat mempengaruhi pengaduk seperti viskositas,
jenis campuran, kerapatan, perbedaan kerapatan dalam campuran, besar dan
bentuk partikel padat yang diaduk.
(Septiani, 2013)
Suatu proses pengolahan sering bergantung terhadap efektifnya pengadukan
dan pencampuran zat cair dalam proses tersebut. Istilah pengadukan dan
pencampuran yang sering dikacaubalaukan sebenarnya tidaklah sinonim satu sama
lain. Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam
bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah
dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air satu tangki,
dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika ada suatu bahan lain yang
ditambahkan pada air itu.
Campuran cairan diaduk untuk berbagai tujuan, bergantung tujuan dari
langkah pemrosesan. Tujuan ini termasuk :
1. Untuk membuat suspense partikel padat.
2. Untuk mencampur cairan yang mudah larut (miscible), seperti metil alkohol dan
air.
3. Untuk mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung kecil.
4. Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain
sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
5. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau
jaket
II.1.2 Jenis-Jenis Pengaduk
1. Propeller

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


TANGKI BERPENGADUK

Propeller merupakan impeller aliran aksial, berkecepatan tinggi untuk gas


yang berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh yaitu 1150 atau 1750 putaran per menit, sedangkan propeller besar berputar
pada 400-800 putaran per menit. Arus yang meninggalkan propeller mengalir
melalui zat cair menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding
bejana. Arus aliran ini sangat gigih, agitator propeller sangat efektif dengan bejana
besar. Propeller yang berputar, membuat pola helix dalam zat cair dan jika tidak
ada gelincirantara dalam zat cair dan propeller tersebut, satu putaran penuh
propeller akan memindahkan zat cair secara longitudinal pada jarak tertentu,
bergantung dari sudut kemiringan daun propeller.
2. Dayung
Dayung ini berputar dengan kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong
zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertical pada
impeller, kecuali bila daunnya agak miring. Agigator dayung yang digunakan di
industri biasanya berputar dengan kecepatan antara 20 dan 150 put/min. Panjang
total impeller dayung biasanya antara 50- 80% dari diameter dalam bejana. Pada
kecepatan yang sangat rendah dayung dapat memberikan pengadukan sedang
didalam bejana tanpa sekat, pada kecepatan yang lebih tinggi diperlukan
pemakaiansekat, jika tidak zat cair itu akan berputar – putar saja mengelilingi
bejana itu dengan kecepatan tinggi, tetapi tanpa adanya pencampuran.
3. Turbin
Diameter impeller berukuran 30-50 persen dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkau viskositas yang cukup luas. Arus utamanya bersifat
radial dan tangensial. Komponen tangensialnya menimbulkan vortex dan arus putar
yang diperlukan buffle.
(McCabe, 2005)
II.1.3 Perpindahan Panas Dan Keseragaman Temperatur
Peristiwa perpindahan panas sering diperlukan untuk operasi massa
tertentu, terutama yang melibatkan teaksi kimia. Akibatnya, reaktor dilengkapi
dengan koil pemanas (atau pendingin) atau dinding bermantel. Dalam beberapa
kasus, pengaduk harus ditempatkan di dekat kumparan (koil) atau dinding berjaket.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


TANGKI BERPENGADUK

Bahkan, pengaduk harus menghasillkan aliran dalam jumlah besar, sehingga semua
isi tangki terbawa ke seluruh permukaan panas jika keseragaman suhu berlaku
diseluruh sistem. Impeller yang berukuran besar dengan operasi pada kecepatan
rendah biasanya cocok untuk operasi ini. Dalam beberapa kasus, dapat diperlukan
untuk mencegah panas yang berlebih teralokasi pada area tertentu dari permukaan
perpindahan panas dengan membiarkan pengaduk (impeller) kecil yang
berkecepatan tinggi untuk menimbulkan turbulensi.
(Brown, 1978)
II.1.4 Analisa Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Agar proses kimia dapat berjalanan dengan lancar dimana terjadinya suatu
hasil yang sesuai dengan produk yang diinginkan, maka diperlukan suatu alat yang
disebut reaktor alir tangki berpengaduk. Reaktor tersebut adalah suatu alat industri
kimia, reaktor alir tangki berpengaduk ini adalah pencampuran dua fluida
direaksikan bersamaan untuk menghasilkan, suatu fluida yang berbeda dengan
fluida lainnya.
1. Agitator
Pengaturan pengaduk biasa adalah proses penggerak yang dipasang dipusat
dengan unit penggerak dengan yang diatas pisau impeller dipasang pada poros
2. Mixing
Proses fisik yang bertujuan untuk mengurangi non-keseragaman dalam cairan
dengan menghilangkan gradien konsentrasi, temperatur dan properti lainnya.
(Saputro,2011)
II.1.5 Parameter Hidrodinamika Dalam Tangki Berpengaduk
Dalam suatu peningkatan skala pada tangki berpegaduk, jika kesamaan
geometrik peralatan skala kecil ke skala besar dipertahankan pada kondisi yang
sama, maka bagian – bagian yang relevan dengan perilaku cairan dalam tangki
berpengaduk adalah tenaga yang digunakan untuk agitasi (P) dan kecepatan putaran
pengaduk (N). Konsumsi energi oleh tangki berpengaduk digambarkan dengan
bilangan power. Bilangan power merupakan bilangan tak berdimensi yang
diperoleh dari persamaan
𝑃
𝑁𝑝 = 𝜌 𝑁3 𝐷5…………………..…….…………(1)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


TANGKI BERPENGADUK

Dimana :

Np = Bilangan power
P = Tenaga eksternal dari agitator (J/detik)
ρ = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengadukl (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Pergerakan cairan didalam tangki pengaduk dapat digambarkan dengan
bilangan tak berdimensi lain, yaitu bilangan Reynolds (NRe). Bilangan Reynolds
merupakan rasio antara inersia dengan kekentalan. Bilangan Reynold (NRe)
didefinisikan
𝜌 . 𝑁 . 𝐷2
𝑁𝑅𝑒 = …………………….…………….(2)
𝜇

Dimana :
NRe = Bilangan Reynolds
μ = viskositas cairan (kg/m.s)
ρ = Densitas cairan (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengaduk (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝑉2 (𝑁𝐷)2 𝑁 2 .𝐷
𝐹𝑟 = 𝐷.𝑔 = = . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3)
𝐷.𝑔 𝑔

Dimana:
Fr = Bilangan Fraude
N = Kecepatan putaran pengaduk (Rpm)
D = Diameter pengaduk
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini
hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


TANGKI BERPENGADUK

sehinggamembentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara


gaya gravitasi dengan gaya inersia.
(Kurniawan,2011)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


TANGKI BERPENGADUK

II.2 Sifat Bahan


1. Air
A. Sifat fisika
1. Titik beku : 0oC
2. Titik didih : 100oC
3. Densitas : 1 g/cm3
4. Fase : Cair
B. Sifat kimia
1. Rumus Molekul : H2O
2. Berat Molekul : 18,02 gr/mol
3. Stabilitas : Bersifat stabil
4. Korosifitas : Tidak korosif
C. Fungsi
Sebagai bahan pelarut dan pencampur bahan dalam proses pengadukan
(MSDS, 2013 “Water”)
2. Kopi
A. Sifat fisika
1. Fase : Padat
2. Densitas : 1,2 gr/cm3
3. Titik didih : 178oC
4. Titik lebur : 238oC
B. Sifat Kimia
1. Stabilitas : Bersifat stabil
2. Flammable : Tidak mudah terbakar
3. Toksisitas : Tidak beracun
4. Korosifitas : Tidak korosif
C. Fungsi
Sebagai bahan terlarut dan pencampur lainya
(MSDS, 2013 “Coffee”)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


TANGKI BERPENGADUK

II.3 Hipotesa
Pada percobaan tangki berpengaduk, semakin cepat putaran pengadukan,
maka waktu tempuh larutan untuk mencapai titik homogen semakin cepat. Semakin
besar konsentrasi larutan maka viskositasnya juga besar sehingga daya yang
dibutuhkan pengaduk semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


TANGKI BERPENGADUK

II.4 Diagram Alir


Menimbang piknometer kosong 10 mL

Membuat larutan percobaan dengan


konsentrasi sesuai variabel

Memasukkan larutan pada piknometer 10


mL sebagai piknometer isi yang
ditimbang beratnya

Pasang satu set alat berpengaduk

Memasukkan larutan percobaan dengan


kecepatan putaran pengaduk 100 rpm dan
125 rpm. Aduk tanpa penggunaan baffle

Melakukan pengamatan mengenai ada


atau tidaknya vortex dalam percobaan

Ulangi percobaan dengan menggunakan


baffle pada kecepatan putaran 100 rpm
dan 125 rpm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


TANGKI BERPENGADUK

BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

III.1. Bahan yang Digunakan


1. Air
2. Kopi

III.2. Alat yang Digunakan


1. Beaker glass 8. Kaca arloji
2. Gelas ukur 9. Motor
3. Piknometer 10. Propeller
4. Stopwatch 11. Viskometer ostwald
5. Penggaris 12. Spatula
6. Pipet 13. Baffle
7. Neraca analitik 14. Karet pompa

III.3. Gambar Alat

Beaker Glass Piknometer Viskometer Ostwald

Pipet
Gelas Ukur Stopwatch

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


TANGKI BERPENGADUK

Kaca Arloji
Pengaduk Penggaris
Neraca Analitik

Spatula
Sekat (Baffle)
Pompa Karet

III.4. Rangkaian Alat

Keterangan :
A A = Motor
B = Batang Pengaduk (Shaft)
B
C = Tangki (Beaker Glass)
C
D = Pengaduk (Impeller)
D

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


TANGKI BERPENGADUK

III.5. Prosedur
1. Menimbang piknometer kosong dengan volume 10 ml.
2. Masukkan masing-masing bahan yang digunakan untuk diukur densitasnya
dalam piknometer kosong dan timbang kembali sebagai piknometer isi.
3. Memasang satu set alat berpengaduk.
4. Masukkan semua bahan ke dalam beaker glass (tangki) dengan volume total
1 liter dengan kecepatan dan konsentrasi berbeda-beda, kecepatan 100 rpm
dan 125 rpm dan dengan konsentrasi 6%,7%, dan 8%.
5. Lakukan pengamatan dengan menggunakan baffle dan tanpa menggunakan
baffle untuk mengetahui adanya vortex atau tidak.
6. Ulangi percobaan diatas dengan variabel percobaan yang ditentukan.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


TANGKI BERPENGADUK

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan pengadukan larutan Kopi tanpa menggunakan Baffle
Kecepatan Lama waktu Viskositas Densitas
Konsentrasi
Pengadukan pengadukan campuran campuran Vortex
Kopi
(rpm) (t) menit μ (poise) ρ (gr/mL)
6% 1 0,0112 1,04757 Ada
7% 100 1 0,013 1,0597 Ada
8% 1 0,015 1,08991 Ada
6% 1 0,012 1,0557 Ada
7% 125 1 0,014 1,0649 Ada
8% 1 0,017 1,0936 Ada

Tabel 2. Pengamatan pengadukan larutan Kopi dengan menggunakan Baffle


Kecepatan Lama waktu Viskositas Densitas
Konsentrasi
Pengadukan pengadukan campuran campuran Vortex
Kopi
(rpm) (t) menit μ (poise) ρ (gr/mL)
6% 1 0,0122 1,0517 Tidak Ada
7% 100 1 0,0154 1,0627 Tidak Ada
8% 1 0,018 1,0917 Tidak Ada
6% 1 0,015 1,0573 Tidak Ada
7% 125 1 0,0163 1,06655 Tidak Ada
8% 1 0,0193 1,1065 Tidak Ada

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


TANGKI BERPENGADUK

IV.2 Tabel Perhitungan


Tabel 3. Pengadukan larutan Kopi tanpa pemasangan Baffle

Konsentrasi N t NRe NPo NFr P


Kopi (rps) (detik) (J/s)
6% 1,66667 60 3897,21 0,6 0,014172 9093,49
2,08333 60 4582,031 0,5 0,022144 14915,47
7% 1,66667 60 3396,474 0,66 0,014172 10118,86
2,08333 60 3961,682 0,56 0,022144 16850,9
8% 1,66667 60 3027,528 0,68 0,014172 10722,49
2,08333 60 3350,49 0,64 0,022144 19777,2

Tabel 4. Pengadukan larutan Kopi dengan pemasanganBaffle

Konsentrasi N t NRe NPo NFr P


Kopi (rps) (detik) (J/s)
6% 1,66667 60 3591,872 0,62 0,014172 9433,652
2,08333 60 3671,181 0,6 0,022144 17925,69
7% 1,66667 60 2875,271 0,73 0,014172 11223,54
2,08333 60 3407,944 0,63 0,022144 18986,64
8% 1,66667 60 2527,083 0,76 0,014172 12003,65
2,08333 60 2986,021 0,72 0,022144 22511,8

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


TANGKI BERPENGADUK

IV.3 Grafik
A. Tanpa baffle
1. Konsentrasi larutan kopi 6 %
0.7

0.6

0.5
y = -0.0001x + 1.1691
0.4
R² = 1
Npo

0.3 Konsentrasi 6% Tanpa


Baffel
0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000 5000
NRe

Gambar 1 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 6 % tanpa pemasangan baffle

2. Konsentrasi larutan kopi 7%


0.7

0.6
y = -0.0002x + 1.2609
R² = 1
0.5

0.4
Npo

0.3 Konsntrasi 7% Tanpa


Baffel
0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000 5000
NRe

Gambar 2 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 7 % tanpa pemasangan baffle

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


TANGKI BERPENGADUK

3. Konsentrasi larutan kopi 8 %


0.8

0.7
y = -0.0001x + 1.055
0.6 R² = 1

0.5
Npo

0.4
Konsentrasi 8% Tanpa
0.3 Baffel

0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000
Nre

Gambar 3 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 8 % tanpa pemasangan baffle

B. Dengan buffle
1. Konsentrasi larutan kopi 6%
0.7

0.6

0.5 y = -0.0003x + 1.5258


R² = 1
0.4
Npo

0.3 Konsentrasi 6%
dengan Baffel
0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000
NRe

Gambar 4 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 6 % dengan pemasangan baffle

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


TANGKI BERPENGADUK

2. Konsentrasi larutan kopi 7 %


0.8

0.7
y = -0.0002x + 1.2698
0.6 R² = 1

0.5
Npo

0.4
Konsentrasi 7% dengan
0.3 Baffel
0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000
Nre

Gambar 5 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 7 % dengan pemasangan baffle

3. Konsentrasi larutan kopi 8 %


0.8

0.7 y = -9E-05x + 0.9803


R² = 1
0.6

0.5
Npo

0.4
Konsentrasi 8% dengan
0.3 Baffel
0.2

0.1

0
0 1000 2000 3000 4000
Nre

Gambar 6 Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold dari


larutan kopi 8 % dengan pemasangan baffle

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


TANGKI BERPENGADUK

IV.4 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, percobaan ini memiliki tujuan untuk
membuat kurva hubungan antara bilangan power dengan bilangan reynold dengan
variasi jenis cairan serta dengan ada atau tidaknya baffle dalam percobaan. Untuk
mengetahui pengaruh baffle terhadap ada atau tidaknya vortex dalam proses
pengadukan. Serta untuk mengetahui hubungan antara viskositas dan konsentrasi
larutan terhadap gaya yang diperlukan untuk proses pengadukan. Dalam percobaan
ini terdapat manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan. Salah satunya
yaitu agar praktikan dapat memahami prinsip dari mekanisme pengadukan serta
penerapannya dalam industri kimia.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest sebagai pelarut
dan bubuk kopi sebagai zat terlarut. Dalam percobaan ini, terdapat variasi
konsentrasi, yaitu 6 %, 7 %, dan 8 % kopi yang diencerkan dengan aquadest hingga
1 liter. Adapun kecepatan pengadukan untuk masing-masing konsentrasi adalah
100 dan 125 rpm dalam waktu 1 menit. Prosedur percobaan dari praktikum tangki
berpengaduk diawali dengan mengukur densitas dan viskositas setiap konsentrasi,
kecepatan pengadukan, dan penggunaan baffle. Pengamatan yang perlu
diperhatikan adalah ada atau tidaknya suatu vortex dalam setiap proses pengadukan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, untuk konsentrasi 6 % tanpa
baffle dengan kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar 0,0112
gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,04757 gr/ml. Konsentrasi 6 % tanpa baffle
dengan kecepatan pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,012 gr/cm.s dan
densitasnya sebesar 1,0557 gr/ml. Dan untuk yang menggunakan baffle dengan
kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar 0,0122 gr/cm.s dan
densitasnya sebesar 1,0517 gr/ml. Konsentrasi 6 % dengan baffle dengan kecepatan
pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,015 gr/cm.s dan densitasnya sebesar
1,0573 gr/ml. Untuk konsentrasi 7 % tanpa baffle dengan kecepatan pengadukan
100 rpm, viskositasnya sebesar 0,013 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,0597 gr/ml.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


TANGKI BERPENGADUK

Konsentrasi 7 % tanpa baffle dengan kecepatan pengadukan 125 rpm, viskositasnya


sebesar 0,014 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,0649 gr/ml. Dan untuk yang
menggunakan baffle dengan kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar
0,0154 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,0627 gr/ml. Konsentrasi 7 % dengan
baffle dengan kecepatan pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,0163
gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,06655 gr/ml. Untuk konsentrasi 8 % tanpa baffle
dengan kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar 0,015 gr/cm.s dan
densitasnya sebesar 1,08991 gr/ml. Konsentrasi 8 % tanpa baffle dengan kecepatan
pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,017 gr/cm.s dan densitasnya sebesar
1,0936 gr/ml. Dan untuk yang menggunakan baffle dengan kecepatan pengadukan
100 rpm, viskositasnya sebesar 0,018 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,0917 gr/ml.
Konsentrasi 8 % dengan baffle dengan kecepatan pengadukan 125 rpm,
viskositasnya sebesar 0,0193 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,1065 gr/ml. Dari
pengamatan yang telah dilakukan, proses pengadukan tanpa menggunakan baffle
akan menimbulkan vortex sedangkan proses pengadukan menggunakan baffle tidak
menimbulkan vortex.
Dari percobaan, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara densitas dan
viskositas adalah berbanding lurus. Semakin besar densitas suatu campuran, maka
semakin besar pula viskositasnya. Hubungan ini juga berbanding lurus dengan
kecepatan pengadukan. Karena semakin cepat pengadukan, maka campuran
semakin cepat mencapai kehomogenan, yang artinya semakin besar pula nilai dari
densitas dan viskositas dari suatu campuran. Penggunaan baffle berguna untuk
memecah terjadinya vortex, dengan adanya baffle campuran atau suspensi yang
didapat akan mencapai tingkat kehomogenan yang lebih tinggi daripada proses
pengadukan tanpa baffle. Adapaun data yang didapat dari grafik hubungan antara
bilangan power dan bilangan Reynolds adalah berbanding terbalik, semakin besar
nilai bilangan Reynolds, maka nilai bilangan powernya akan semakin kecil. Dari
percobaan yang telah dilakukan, diketahui pula bahwa bilangan power dan
kecepatan pengadukan berbanding lurus dengan daya yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan, semakin besar nilai bilangan power dan kecepatan pengadukan,
maka daya yang dibutuhkan dalam proses pengadukan juga akan semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


TANGKI BERPENGADUK

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


TANGKI BERPENGADUK

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold adalah semakin
besar nilai dari bilangan reynold, maka semakin kecil nilai dari bilangan
power.
2. Penggunaan baffle dalam percobaan akan membuat campuran menjadi
lebih homogen, karena baffle dapat memecah pusaran vortex.
3. Hubungan antara viskositas dengan daya yang diperlukan adalah semakin
besar viskositas dari suatu campuran, maka daya yang diperlukan juga
semakin besar.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan menggunakan bahan yang mudah untuk diamati
mengenai tingkat kehomogenan dari suatu campuran.
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan teliti dalam mengukur nilai
densitas dan viskositas dari suatu campuran.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan dalam pemasangan baffle pada
tangki agar saat proses pengadukan, pengaduk tidak mengenai baffle.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


TANGKI BERPENGADUK

DAFTAR PUSTAKA
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operations”. Tokyo : Modern Asia Editions.
Kurniawan, Rahmat. 2011. “Pengadukkan dan Pencampuran”. (http://tekkimku.
blogspot.com/2011/08/pengadukan-pencampuran.html). Diakses pada 27
April 2019 pukul 20.00 WIB.
Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations
of Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw-Hill,Inc.
MSDS. 2013. “Etanol”. (http://www.sciencelab.com/msds.php?MsdsId=992765
4). Diakses pada tanggal 27 April 2019 pukul 21.30 WIB.
MSDS. 2013. “Natrium Klorida”. (http://www.sciencelab.com/ msds.php?msds
Id=992731 2) Diakses pada tanggal 27 April 2019 pukul 21.20 WIB.
Supatro, Doni.2011 “Tangki Berpengaduk” vol.1 No.3
Septiani,Mimin. 2013. “Tangki Berpengaduk”. (http://mimins.blogpost.com/2
013/04/tangki-berpengadukhtml?m=1). Diakses pada tanggal 27 April 2019
pukul 09.03 WIB.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


TANGKI BERPENGADUK

APPENDIX

1. Pembuatan bahan
Kopi 6% dalam 1 liter air
mkopi = %kopi x Vpelarut
6
mkopi = x 1000 mL
100

= 60 gr
Jadi, kopi 60 gr dilarutkan dengan aquadest sampai volumenya 1000 mL
2. Densitas
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌= 𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
21,5157 𝑔𝑟𝑎𝑚−11,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝑙

= 1,04757 gr/ml
3. Viskositas
ρ bahan x t bahan
η= 𝑥 η air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑔𝑟
1,04757 𝑥 1,2 𝑠 𝑔𝑟
𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑥 0,00891
0,998 𝑥 4,29 𝑠 𝑐𝑚.𝑠
𝑚𝑙

= 0,01122gr/cm.s
4. Menghitung NRe
Diameter pengaduk = 5 cm
𝜌 𝑥 𝐷2 𝑥 𝑁
𝑁𝑅𝑒 = 𝜇
𝑔𝑟
1.04757 𝑥 (5 𝑐𝑚) 2 𝑥 1,667 𝑟𝑝𝑠
𝑚𝑙
= 0,01122 gr/cm.s

= 3897.21
5. Menghitung Nfr
𝑁2 𝑥 𝐷
𝑁𝑓𝑟 = 𝑔

(1,667 𝑟𝑝𝑠) 2 𝑥 5 𝑐𝑚
= 980 𝑐𝑚/𝑠 2

= 0,014172

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


TANGKI BERPENGADUK

6. Perhitungan bilangan power (NPo) dengan melihat grafik 9.14 pada buku Unit
Operations of Chemical Engineering karangan Mc. Cabe tahun 1999 halaman
243.
7. Menghitung power pengaduk
𝑁 3 𝑥 𝑁𝑃𝑜 𝑥 𝜌 𝑥 𝐷 5
𝑃= 𝑔
gr
(1,667 𝑟𝑝𝑠)3 𝑥 0,6 𝑥 1.04757 𝑥 (5 𝑐𝑚)5
ml
= 𝑐𝑚2
980
𝑠

= 9433,652 gr. cm/s

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


TANGKI BERPENGADUK

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27

Anda mungkin juga menyukai