Disusun oleh :
Dika Hidayat
20160130071
Disusun oleh :
Dika Hidayat
20160130071
Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Kerja Praktik ini yang berjudul
Pengujian Tarik Baut Dan Mur Dengan Menggunakan Standarisasi Japan
Industrial Standars (Jis) B 1180
selesai pada waktunya dan terselesaikan dengan baik.
Kerja Praktik ini merupakan kegiatan terstruktur yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
yang bertujuan untuk mengenal dan memahami lebih lanjut mengenai mata kuliah
yang telah dipelajari serta pengaplikasiannya langsung di dunia kerja khususnya
dalam lingkungan industri
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang senantiasa membantu secara moril maupun
materil.
2. Bapak Ir. Aris Widyo Nugroho S.T., M.T., Ph.D sebagai dosen pembimbing
kerja praktik.
3. Bapak Andik Riyanto selaku Lead of Stationary & Statutory Inspection
Engineer yang telah mengijinkan kami untuk melaksanakan kerja praktik di
Divisi Stat Eng Inspection Engineer.
4. Bapak Alim Sa’adi sebagai pembimbing lapangan yang senantiasa
memberikan bimbingan dan pengalaman baik secara teknis maupun non-
teknis.
5. Bapak Elva Mochammad Ramdani selaku rekan satu ruangan serta
pembimbing di PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
6. Bapak Bambang Wijanarko selaku koordinator laboratorium PT. Biro
Klasifikasi Indonesia (Persero) yang telah menyediakan ruang laboratorium
guna pengambilan data kerja praktik.
7. Bapak Syafril, Mas Rio, dan Mas Ardiansyah selaku operator laboratorium
yang telah membantu mengoperasikan mesin dan penyusunan laporan.
iv
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Penulis
v
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan Kerja Praktik ................................................................................ 2
1.3. Manfaat Kerja Praktik .............................................................................. 2
1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktik................................................................... 3
1.5. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik ............................................................ 3
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN ...................................................................4
2.1 Sejarah Singkat PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) ....................... 4
2.1.1. Dasar Pemikiran pembentukan BKI.................................................. 4
2.1.2. Tugas dan Fungsi BKI ...................................................................... 4
2.1.3. Tugas dan Wewenang BKI ............................................................... 5
2.1.4. Manfaat ............................................................................................. 5
2.2 Visi, Misi, logo dan motto Perusahaan ..................................................... 6
2.2.1 Visi dan misi PT. Biro Klasifikasi indonesia (Persero) .................... 6
2.2.2 Logo dan motto PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) ................ 7
2.3 Nilai Perusahaan ....................................................................................... 9
2.4 Struktur Organisasi PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)................ 10
BAB III PROSES PENGUJIAN ..........................................................................11
3.1. Jenis-jenis Mesin Pengujian Laboratorium ..............................................11
1) Mesin Uji Tensile ( tarik )................................................................... 11
A. Mesin Uji Tarik 10 Ton ...................................................................... 11
B. Mesin Uji Tarik 50 Ton ...................................................................... 12
C. Mesin Uji Tarik 100 Ton .................................................................... 13
2) Mesin Uji Bending ( lengkung ) ......................................................... 14
3) Mesin Uji Charpy Impact Test............................................................ 16
4) Mesin Uji Hardness Test..................................................................... 16
6) Chemical Analysis Test ...................................................................... 18
3.2. Prosedur Pengujian dari Customer ......................................................... 20
1) Alur Pengujian Material ......................................................................... 20
vi
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
vii
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo Perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero)
Gambar 3.1. Mesin Uji Tarik 10 Ton PT. Biro Klasifikasi Indonesia
Gambar 3.2. Mesin Uji Tarik 50 Ton PT. Biro Klasifikasi Indonesia
Gambar 4.1. Heat exchanger shell and tube
Gambar 4.2 Bagian-bagian heat exchanger shell and tube
Gambar 4.3 Standard tubular exchenger Manufacture Association
Gambar 4.4 Double pipe heat exchanger
Gambar 4.6. Box cooler
Gambar 4.7. Box cooler
Gambar 4.8. Counter current flow
Gambar 4.9. Parallel Flow
Gambar 4.10. Cross flow
Gambar 4.12 macam-macam bahan teknik
Gambar 4.13 Material selection jenis service CuNi 7030
viii
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
DAFTAR TABEL
ix
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
mesin uji impact, mesin uji burning, dan mesin uji struktur kimia. Laboratorium
yang dimiliki oleh PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) ini dilengkapi dengan
mesin fabrikasi guna membentuk material yang akan diuji sesuai dengan standar
yang berlaku.
Program studi Teknik Mesin merupakan program studi yang memiliki
mata kuliah bertema manufaktur, mekanika, konversi energi, dan material. Namun
untuk mengetahui pengaplikasian ilmu tersebut dibutuhkan kerja praktik. Atas
dasar pertimbangan tersebut, maka dipilih kerja praktik di PT. Biro Klasifikasi
Indonesia (Persero).
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari analisa dan penelitian selama kerja praktik yang dilakukan
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atau masukan bagi perusahaan baik
dari segi teknis maupun non teknis.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui kondisi aktual di dunia kerja dan bisa
membawa teori yang di ajarkan di perkuliahan ke dunia industri, khususnya
teknologi dalam pengujian material.
3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
yang teratur dan pemeriksaan menurut peraturan yang berlaku dari awal
pembangunan sampai selesai dan selama beroperasi.
Dalam fungsinya BKI sebelum memberikan sertifikat klasifikasi
kepada pemilik kapal, terlebih dahulu bertugas mengadakan penelitian dan
pengawasan terhadap konstruksi dan kondisi kapal yang akan, sedang
maupun yang selesai dibangun berdasarkan persyaratan teknis yang
tercantum dalam peraturan klasifikasi.
Dalam tugas dan fungsinya BKI memberikan pelayanan jasa kepada
pemilik kapal, pihak galangan kapal, perusahaan asuransi, pihak
perindustrian (Industri baja, permesinan, perlengkapan dan lain-lain)
sehingga hubungan baik dalam bentuk koordinasi kerja dengan tujuan
memperoleh atau mempertahankan kondisi kapal yang memenuhi
persyaratan dan laik laut
2.1.3. Tugas dan Wewenang BKI
Tugas dan wewenang BKI adalah sebagai berikut :
1) Mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang meliputi:
a) Sertifikat Lambung
b) Sertifikat Mesin
c) Sertfikat Lambung Timbul
d) Sertifikat Material/Komponen
e) Sertifikat Juru Las
6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Misi :
7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
BAB III
PROSES PENGUJIAN
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) memiliki 3 unit mesin uji tarik yang
setiap harinya beroperasi dan telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi mesin
pengujian sehingga keakuratan mesin dapat dipastikan. Berikut adalah 3 mesin
pengujian yang ada di PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) :
material berbahan plastik (ex : Fibre ). Mesin uji tarik 10 ton yang ada di
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) ini sudah computerized, yang
artinya seluruh data pengujian baik dari nilai tegangan tarik hingga grafik
akan diolah langsung kedalam komputer dan akan menghasilkan report
yang lengkap.
Gambar 3.1 Mesin Uji Tarik 10 Ton PT. Biro Klasfikasi Indonesia
(Persero)
Gambar 3.2 Mesin Uji Tarik 50 Ton PT. Biro Klasfikasi Indonesia
(Persero)
13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.3 Mesin Uji Tarik 100 Ton PT. Biro Klasfikasi Indonesia
(Persero)
14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.5 Mesin Uji Bending (Lenfkung) PT. Biro Klasfikasi Indonesia
(Persero)
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.6 Mesin Uji Charpy Impact PT. Biro Klasfikasi Indonesia
(Persero)
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.7 Mesin Uji Kekerasan PT. Biro Klasfikasi Indonesia (Persero)
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.8 Mesin Uji Metalografi ( Makro dan Mikro ) PT. Biro
Klasfikasi Indonesia (Persero)
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Gambar 3.9 Mesin Uji Kimia Analisis PT. Biro Klasfikasi Indonesia (Persero)
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Pengujian
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
23
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Bahan
Baut dan mur harus dipilih sesuai dengan standar yang diakui atau spesifikasi
material pabrikan yang telah disetujui oleh BKI. Baja yang digunakan dalam
pembuatan baut harus memiliki energi dampak yang terjamin. Dalam kondisi ini,
bahan-bahan berikut dapat dipertimbangkan:
Baut dan mur sesuai dengan ISO 898 hingga utas M39. Dikecualikan dari
padanya adalah baut kategori kekuatan yang standar tidak memberikan data
sehubungan dengan energi dampak.
Baja yang sesuai dengan EN 10269 bersama dengan DIN 267-13. Baja yang
sesuai dengan DIN 267-13.
- Baja tahan karat yang sesuai dengan ISO 3506 - 1 dan -2.
- Baut dan mur yang sesuai dengan standar lain atau spesifikasi material pabrikan
dapat digunakan, asalkan BKI telah mengkonfirmasi kesesuaiannya untuk aplikasi
yang dimaksud. Kecuali ditentukan lain, materi harus memenuhi persyaratan.
- Baja pemotongan bebas kandungan sulfur, fosfor, atau timbal tinggi tidak boleh
digunakan.
24
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
4.3 Memproduksi
Baut dan mur dapat diproduksi dengan cara panas atau dingin atau dengan
pemesinan. Baut yang dibentuk dingin harus dikenai perlakuan panas berikutnya.
Hal yang sama berlaku untuk baut dan mur panas yang dibentuk dengan
pengecualian dari yang terbuat dari baja yang dipadamkan dan temper, asalkan
yang terakhir harus digunakan pada suhu sekitar normal dan proses pembentukan
panas menghasilkan struktur yang seragam.
Perataan permukaan dan penggulungan benang tidak dianggap sebagai
pembentukan dingin. Baut dan mur harus dalam kondisi perlakuan panas yang
ditentukan untuk material untuk mencapai nilai minimum. Materi tidak boleh
mengalami embrittlement yang tidak dapat diterima sampai suhu maksimum yang
terjadi dalam layanan. Dalam kasus baja yang keras pada suhu di bawah nol, baja
harus memperlihatkan ketangguhan bahkan pada suhu desain minimum. Dalam hal
baja yang dipadamkan dan dikeraskan, suhu temper harus selalu dalam jumlah yang
wajar di atas suhu maksimum dalam layanan.
25
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Baja untuk baut dan mur dengan ulir melebihi M39 harus memiliki nilai
karakteristik material dan harus memenuhi kondisi berikut dalam pengujian pada
suhu kamar dengan spesimen longitudinal.
- Perpanjangan A ≥ 14%,
- energi impak dengan menggunakan spesimen Charpy V-notch ≥ 52 Joule untuk
baja yang dipadamkan dan temper dan ≥ 40 Joule untuk baja yang tidak digiling.
Baja untuk baut dan mur yang dimaksudkan untuk pondasi mesin dan dengan
ulir melebihi M39 serta harus memiliki nilai karakteristik material dan harus
memenuhi persyaratan dalam pengujian pada suhu kamar dengan spesimen
longitudinal sesuai dengan Bagian
Baja atau produk setengah jadi untuk baut pondasi dari pabrik propulsi dapat
digulung serta ditempa, tetapi harus memenuhi persyaratan Untuk yang melebihi
M39, Nilai energi impak harus nilai rata-rata yang diperoleh dengan tiga spesimen
uji. Dari jumlah tersebut hanya satu spesimen yang memiliki nilai di bawah nilai
rata-rata tetapi tidak kurang dari 70% dari nilai rata-rata.
4. 5 Pengujian baut
4. 5.1 Pabrikan harus menunjukkan komposisi kimia
Pengujian tarik harus dilakukan pada baut dan untuk diameter ulir ≥ 16 mm,
uji tumbukan bentukan berlekuk juga harus dilakukan. Untuk menyiapkan
spesimen, baut dari jenis dan kategori kekuatan yang sama atau dibuat dari bahan
yang sama harus dikelompokkan ke dalam bets uji. Jika bukti dilengkapi bahwa
baut dalam pengiriman berasal dari satu perlakuan panas yang sama, pengujian
empat set spesimen cukup, terlepas dari jumlah yang disediakan
Untuk uji tarik, spesimen dapat dikerjakan dari bahan sampel, atau spesimen
berbelok dari jenis yang dapat digunakan. Apabila tidak ada perlakuan panas yang
dilakukan setelah pemesinan dan bahan awal dalam kondisi akhir yang dipanaskan,
pengujian bahan awal sehubungan dengan menunjukkan sifat mekanik harus
memadai. Dalam hal ini batang baja dari panas yang sama dan dengan diameter dan
perlakuan panas yang sama harus dikelompokkan ke dalam batch uji maksimum
5000 kg. Kinerja uji benturan tulangan dan bentukan berlekuk membutuhkan satu
set spesimen uji yang harus diambil dari setiap kelompok uji.
28
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
diambil yang semua spesimen uji harus memenuhi persyaratan. Kalau tidak, seluruh
kumpulan uji harus dianggap tidak dapat diterima. Untuk uji kekerasan, pabrikan
dapat menyajikan bets ini untuk pengujian ulang setelah ia melakukan perlakuan
panas lebih lanjut. Jika spesimen uji ini masih gagal memenuhi persyaratan, seluruh
bets harus ditolak untuk sekali dan untuk semua.
4.9 Menandai
Baut dan mur harus ditandai dengan simbol pabrikan dan dengan kategori
kekuatan atau tingkat baja, serta dengan nomor panas dalam hal baut dengan ukuran
M52 ke atas. Baut dengan ukuran M52 ke atas harus ditandai secara individual
dengan stempel BKI, yang dalam semua kasus lainnya harus diterapkan pada label
kemasan.
Batang baja dengan diameter lebih dari 25 mm untuk pemesinan baut dan mur
harus ditandai di satu sisi dengan simbol pabrikan, kelas baja dan stempel BKI, dan
batang baja paduan harus ditandai tambahan dengan nomor panas. Jika diameter
batang baja adalah 25 mm atau kurang, cukup untuk menerapkan tanda yang sesuai
pada label yang melekat pada bundel batang.
30
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
31
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Sample yang di bawa oleh klien adalah baut dan mur Gr8.8 M16x60 dan M20x75
4.11 Pengujian
BKI memiliki syarat untuk bisa melakukan pengujian di Laboratirum klien
harus membawa atau menguji minimal 2 sample jika klien hanya membawa 1
sample untuk di uji maka laboratrium BKI berhak menolak Saat pengujian ada 6
buah sample yang akan di uji akan tetapi tidak diuji semua karena pada pengujian
laboratorium memerlukan cadangan sample jika terjadi hal yang tidak diinginkan
dalam pengujian maka akan ada gantinya dan tidak repot untuk menunggu agar
mendapatkan ganti benda uji tersebut.
32
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji tarik kapasitas 100 ton buatan
jerman yang belum seluruhnya mengunakan komputerisasi.
Pengujian Selanjutnya yaitu Pengujian Baut dan Mur ukuran M20 masih
sama menggunakan standarisasi JIS 1180 ukuran baut M20x75 tetapi untuk tensile
load baut M20 yaitu 20700 kgf dan proof load nya yaitu 15000 kgf pada pengujian
kedua yaitu baut dan mur M20 kedua benda tersebut memiliki titik putus yang baik
yang sesuai dengan standar JIS juga yang menghasilkan 21008 kgf dan 22269 kgf
34
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
35
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada praktik kerja lapangan ini dapat ditarik kesimpulan :
3. Prosedur Klasifikasi BKI bukan hanya untuk kapal saja akan tetapi buat
bangunan baru maupun bangunan lama
4.
6.2 Saran
Dari kegiatan kerja praktek yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran
yang penulis dapat berikan yaitu :
36
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
37
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ( Persero )
JAKARTA
LAMPIRAN
38