BATU URETER
Disusun oleh :
Npm :920173024
Semester: 5
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih adalah menghilangkan
obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah terjadinya gagal ginjal dan
mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri, obstruksi disertai
perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal.
3. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri.
4. Mencari latar belakang terjadinya batu.
5. Mengusahakan penceghan terjadinya rekurensi
Penatalaksanaan secara umum pada obstruksi saluran kemih bagian bawah diantaranya sebagai berikut :
1. Cystotomi
salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan pipa sistostomy yang ditempatkan
langsung didalam kandung kemih melalui insisi supra pubis.
2. Uretrolitotomy
tindakan pembedahan untuk mengangkat batu yang berada di uretra.
Menurut Purnomo dalam Wardani (2014) pemeriksaan penunjang yang dapat dilaukan yaitu
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) merupakan tindakan non-invasif dan tanpa
pembiusan, pada tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh
untuk memecah batu dan Tindakan endourologi merupakan tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut
dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit.
9. PENGKAJIAN
Pengkajian yang diambil menurut Ardiansyah dalam Rais (2015) diantarannya sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan,kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
b. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah pinggang urine lebih
sedikit,hematuria, pernah mengeluarkan batu saat berkemih, urine berwarana kuning
keruh,sulit untuk berkemih, dan nyeri saat berkemih.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Penurunan haluaran urin atau BAK sedikit, kandung kemih penuh dan rasa terbakar,
dorongan berkemih, mual/muntah, nyeri abdomen,nyeri panggul, kolik ginjal, kolik
uretra, nyeri waktu kencing dan demam.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat kolik renal atau bladder
tanpa batu yang keluar, riwayat trauma saluran kemih.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya ISK kronik, dan penyakit atau kelainan ginjal lainnya.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat tinggal yang asupan airnya banyak mengandung kapur perlu
dikaji juga daerah tempat tinggal dekat dengan sumber polusi atau tidak.
3. Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Oksigenasi
Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien teratur saat inspirasi dan
ekspirasi dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
b. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat
atau fosfat, atau ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak cukup minum, terjadi
distensi abdomen, penurunan bising usus.
c. Kebutuhan Eliminasi
Kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus).Penurunan
haluaran urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar saat buang air kecil. Keinginan
dorongan ingin berkemih terus, oliguria, hematuria, piuri atau perubahan pola
berkemih.
d. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar
suhu tinggi, keterbatasan aktivitas misalnya karena penyakit yang kronis atau
adanya cedera pada medulla spinalis.
e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan hospitalisasi.
f. Kebutuhan Persepsi dan Sensori
Perkembangan kognitif klien dengan kejadian di luar penampilan luar mereka.
g. Kebutuhan Kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung pada lokasi batu
misalnya pada panggul di regio sudut costovertebral dapat menyebar ke punggung,
abdomen dan turun ke lipat paha genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukkan
kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal, nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak
hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
h. Kebutuhan Personal Hygiene
Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.
i. Kebutuhan Informasi
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet pada vesikolitiasis serta proses
penyakit dan penatalakasanaan.
j. Kebutuhan Konsep Diri
Konsep diri pasien mengenai kondisinnya
4. Pengkajian Fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda-tanda vital.
b. Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala mesochepal.
c. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan edema periorbital dan konjungtiva apakah anemis.
d. Pemeriksaan Hidung
Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.
e. Pemeriksaan Telinga
Fungsi pendengaran, kebersihan telinga, ada tidaknya keluaran.
f. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya
kering, pucat.
g. Pemeriksaan Leher
Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja
jantung.
h. Pemeriksaan Jantung
Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal, kardiomegali.
i. Pemeriksaan Paru
pengembangan ekspansi paru sama atau tidak.Suara napas abnormal
j. Pemeriksaan Abdomen
Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah. Palpasi ginjal
dilakukan untuk mengidentifikasi massa, pada beberapa kasus dapat teraba ginjal
pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
k. Pemeriksaan Genitalia
Pada pola elimina siurine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi urine,
dan sering miksi
l. Pemeriksaan Ekstremitas
Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan bangkit dari posisi
duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.
Deswanti. 2009. Proses Keperawatan dan Berfikir kritis. Jakarta: Salemba Medika
Maya. 2013. Buku Ajar Pathofisiologi. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara
Muttaqin. A & Sari K. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan System Perkemihan. Jakarta : salamba
Medika
Nahdi. 2013. Nefrolitiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Lampung.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung