Bab Ii
Bab Ii
agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk
melaksanakan suatu jasa dan, melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk
membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi, pemegang saham
merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa
yang disebabkan adanya kesulitan principal untuk memonitor dan melakukan kontrol
Signal Theory merupakan salah satu bentuk teori yang memberikan gambaran
maupun calon investor. Hal ini berdampak pada keberhasilan dan kegagalan manajer
atau agen yang harus disampaikan kepada pemilik atau pemegang saham Pratiwi
Tindakan yang ditempuh oleh manajer tersebut tidak lepas dari keinginannya
sehingga penyampaian sinyal-sinyal yang baik dan bermutu sangat diperlukan. Dalam
demikian sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi
Menurut Riahi dan Belkaoui dalam Intan Anggraeni (2012) perataan laba
sebagai proses normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu tren ataupun
tingkat yang diinginkan. pengertian ini dapat disimpulkan sebagai salah satu pola dari
manajemen laba dan dapat dipandang sebagai upaya yang secara sengaja.
manajemen untuk mengurangi variabilitas jumlah laba yang dilaporkan agar sesuai
dengan target yang diinginkan dengan cara memanipulasi laba baik secara artificial
(melalui metode akuntansi), maupun secara real (melalui transaksi). Tindakan ini
dapat memberi pengaruh nilai yang positif pada nilai pasar saham perusahaan.
Terdapat dua jenis perataan laba menurut Eckel dalam Intan Anggraeni (2012)
Perataan laba ini terjadi secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak
kestabilan dengan aliran laba yang merata untuk setiap tahunnya sehingga
terjadi akibat adanya intervensi dari pihak lain. Agar selalu mendapat
kesejahteraannnya.
dasarnya objek perataan laba seharusnya didasarkan pada indikasi keuangan yang
paling mungkin dan paling digunakan, yaitu laba. Karena perataan laba bukanlah
1. Indikator berdasarkan laba bersih, biasanya sebelum hal-hal luar biasa dan
kerugian luar biasa dan disesuaikan untuk pemecahan saham dan deviden.
Para peneliti memilih indikator laba bersih atau laba per saham sebagai
objek perataan laba karena keyakinan bahwa perhatian jangka panjang manajemen
adalah terhadap laba adalah terhadap laba bersih dan para pengguna laporan
keuangan biasanya melihat pada angka paling akhir, baik laba per saham.
dimensi perataan laba yang ketiga, yang dinamakan perataan klasifikasi dan
peristiwa.
Ketika angka statistik laporan laba rugi selain laba bersih (bersih dari
Perataan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong manjer untuk
meratakan penghasilannya. Riahi dan Belkaoui dalam Intan Anggraeni (2012) faktor-
faktor yang mendorong praktik perataan laba merupakan cerminan dari upaya
perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak. Model Eckel ini
membandingkan kovarian laba (CV I) dengan kovarian penjualan (CV S), mana
Penjualan > CV laba dan sebaliknya jika CV Penjualan < CV Laba, maka
yang melakukan praktik perataan laba dengan yang tidak melakukan praktik perataan
laba. Laba yang digunakan untuk mengitung Indeks eckel adalah net income. Hal
tersebut didasarkan atas adanya kecenderungan perhatian dari investor atas nilai laba
paling akhir yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Tindakan perataan laba diuji
tindakan perataan laba diberi nilai 0, sedangkan kelompok perusahaan yang tidak
𝐶𝑉∆I
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝑃𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛𝐿𝑎𝑏𝑎 =
𝐶𝑉∆S
√∑(∆𝑖−∆𝐼)2 √∑(∆𝑠−∆𝑆)2
Di mana CV ∆I = : ∆I dan CV ∆S = : ∆S
n−1 n−1
Keterangan:
(income)
(sales)
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒
𝐶𝑉∆I dan CV∆S =
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Atau:
√∑(∆𝑋−∆𝑋̅ )2
CV ∆I dan CV ∆S = ̅
∶ ∆X
n−1
Keterangan:
̅
∆X : Rata-rata perubahan penghasilan bersih atau laba
2.4 Profitabilitas
luar perusahaan menurut Kasmir dalam Intan Anggraeni (2012), adalah sebagai
berikut:
sekarang.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Sementara Itu, manfaat dari rasio profitabilitas ini menurut Kasmir (2013:198)
sekarang.
merupakan alat ukur untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
Semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil hasil yang akan
Menurut Fahmi dalam Intan Anggraeni (2012) secara umum terdapat empat
begitu pula sebaliknya. Gross profit margin dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini yaitu penjualan
harga pokok penjualan. Net profit margin dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
berikut:
Dalam penelitian ini, alat ukur profitabilitas yang digunakan oleh penulis
adalah Return On Asset (ROA), karena ROA paling berkaitan dengan efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini, maka perusahaan
semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah
pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif.
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari sautu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Irham Fahmi dalam Intan Anggraeni (2012) Rasio Keuangan adalah instrument
prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan
yaitu :
1. Debt Ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang
tinggi juga menunjukan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai
aktiva.
perusahaan baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total utang terhadap total
Time interest earned ratio, adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak
memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba
membayar bunga.
tertentu.
tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi sama dengan leverage yang
menentukan tingkat leverage. Rasio ini sering digunakan para analis dan para
investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas
lainnya (kreditor),
dengan modal,
pengelolaan aktiva,
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
sebagai berikut:
pengelolaan aktiva
6. Untuk menganalissi atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
sebagai berikut :
praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen. Penilaian korelasi antara
akrual diskresioner dan laba sebelum pajak digunakan untuk mengukur praktik
perataan laba. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
Indonesia selama tahun 2009 sampai 2013. Hasilnya ukuran perusahaan, profitabilitas
menunjukkan bahwa model akrual diskresioner lebih baik menjelaskan faktor - faktor
antara perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor yang
diuji dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan.
Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-
2010. Hipotesis diuji dengan menggunakan banyak regresi untuk menguji pengaruh
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Hasil
berpengaruh terhadap perataan laba. Secara ringkas hubungan antar variabel tersebut
Profitabilitas (X1) H1