Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Laporan
mengenai likuiditas, solvabilitas, profitabilitas (Mona Yulia, 2013). Oleh karena itu
laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami, relevan, andal dan dapat
prediksi di masa yang akan datang. Salah satu informasi yang sangat penting dalam
laporan laba rugi untuk menilai kinerja manajemen perusahaan tanpa memperhatikan
prosedur yang digunakan untuk memperoleh laba. Hal tersebut yang sering
hubungannya dengan laba adalah praktik perataan laba (Dika Fajar Pratama, 2012)
untuk mencapai trend atau level laba tertentu. Beidleman dalam (Dina Rahmawati,
2012) mendifinisikan perataan laba adalah sebagai suatu usaha yang sengaja
yang mencolok dari laba yang dilaporkan dalam batas target yang diharapkan dengan
Menurut Salno dan Baridwan dalam (Mona Yulia, 2013) perataan laba
jumlah laba periode sebelumnya. Namun usaha ini bukan untuk membuat laba suatu
periode sama dengan jumlah laba periode dengan jumlah laba periode sebelumnya,
pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut. Karena perataan laba
tidak akan terjadi apabila laba yang dihasilkan sesuai dengan laba yang diharapkan.
excess return ketika perusahaan mengumumkan laba. Jika informasi laba yang
diumumkan merupakan good news bagi investor, maka harga saham akan meningkat
dan memberikan excess return yang besar bagi investor sehingga hal tersebut
informasi laba tersebut merupakan bad news, maka harga saham akan turun dan
menampilkan laba yang relatif stabil diharapkan dapat meningkatkan persepsi pihak
yang menjadi media intermediasi atau perantara berbagai pihak yang membutuhkan
proses bisnis yang mudah dan efektif. Tidak ada satu pun unit usaha yang terlepasa
dari jasa perbankan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang apapaun, baik jasa,
perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur dan perbankan. Hal ini dapat
pihak manajemen secara tidak langsung memberikan tantangan yang cukup serius
terhadap manajemen perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen dituntut untuk
biaya yang tidak dibutuhkan. Namun ketidak stabilan dalam pencapaian laba dari
Sedangkan pencapaian laba yang semakin tinggi dan berubah drastic dari satu period
eke periode lainnya sehingga dapat menyebabkan pertambahan tuntunan dari pihak
berkepentingan terhadap pencapaian lana yang tinggi dimasa yang akan dating.
manajemen untuk mengatur jumlah laba yang akan dilaporkan guna mendapatkan
kepercayaan dari berbagai pihak, dimana pihak manajerial akan mengatur
pencapaian laba.
Salah satu tindakan manajemen atas laba yang dilakukan adalah dengan
melakukan tindakan perataan laba. Dalam hal ini perataan laba menunjukan suatu
usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal laba dalam batas-
batas yang diizinkan dalam praktek akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar.
leverage yang tinggi dapat menunjukan perusahaan telah melakukan perataan laba
Kasus laporan keuangan ganda PT Bank Lippo pada tahun 2002 yang
(financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi laba, Boediono
(2005) dan Bank Century yang memanipulasi laba dengan perbedaan neraca
keuangan yang timpang dalam rentang waktu satu bulan. Sebelumnya, pengamat
2008 yang dilakukan oleh Robert Tantular sebagai pemilik lama Bank Century
pengambilalihan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jauh lebih buruk dari apa
yang tertera dalam laporan keuangan yang diterima Bank Indonesia (BI). Dia
menjelaskan, manipulasi dilakukan dengan memasukkan kredit macet sebagai kredit
Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyatakan posisi rasio kecukupan modal (CAR)
Century per Oktober 2008 adalah minus 3,5 persen, padahal baru saja mendapat dana
FPJP dari BI. Sedangkan dalam laporan keuangan unaudited (belum diaudit) per
masih di posisi 2,5 persen. Selain memainkan angka kredit macet, manajemen lama
Bank. Century juga banyak mencantumkan kredit fiktif dan L/C fiktif dalam laporan
kepercayaan investor akan berkurang dan satu persatu ataupun bersama-sama akan
melakukan penarikan dana sehingga bisa menimbulkan rush (penarikan dana secara
(Rizki Syahfandi, 2011), (Mona Yulia, 2013), dan (Dika Fajar Pratama, 2012) yang
laba digunakan model Indeks Eckel untuk mengukur nilai perataan laba, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang ada di Kota
Padang.
signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang ada dikota
Padang?
dan signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang ada
dikota Padang
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti, investor dan bagi pihak akademik.
1. Bagi Peneliti
3. Bagi akademik
Penulisan akan dilakukan sesuai dengan kerangka proposal dengan uraian pokok
Bab I : Pendahuluan
Bab III : Bab ini berisikan tentang metode yang digunakan peneliti, antara lain
yaitu jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.