Anda di halaman 1dari 18

HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalamii
peningkatan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada alat pemeriksaan tensi
darah(Aizid,2011).
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana
menurut WHO tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolic >90
mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik > 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic > 90 mmHg (untuk usia > 60 tahun )(Nugroho,2011).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal (Sunaryati,2014).
B. Anatomi Dan Fisiologi
1. Anatomi

(www.google.com/anatomi-jantung.html)
2. Fisiologi
a. Jantung
Jantung merupakan organ tubuh yang terletak di dalam rongga
dada pada mediastinum anterior, berupa segitiga dengan bentuk
terbalik dimana bagian puncak atau aspek dibawah dan basis atau
dasar diatas dengan berat kurang lebih 300 gran atau sebesar
kepalan tangan orang itu dan berupa otot.
b. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1) Epicardium atau lapisan luar
2) Myocardium atau lapisan tengah
3) Endocardium atau lapisan dalam
c. Jantung terdiri dari 4 ruangan yaitu :
1) Atrium kanan (right atrium)
Berupa rongga berotot berbatasan langsung dari muara vena
cava superior dan bekas dari foramen ovale. Atrium kanan
dindingnya sangat tipis berpungsi untuk pembawa darah venosa
yang berasal dari sirkulasi sistemik, kemudian dibawa ventrikel
kanan menuju paru-paru. Lebih kurang 80% darah yang berasal
dari vena masuk ke atrium kanan ini mengalir secara pasif ke
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 20% darah
masuk ke ventrikel kanan ini terjadi selama kontraksi atrium.
Proses pengaliran secara aktif ini disebut atriol kick atau
dorongan.
2) Ventrikel kanan (right ventrikel)
Rongga berupa segitiga secara anatomis terbagi menjadi bagian
atas muara truncus pulmonalis dan bagian bawah katup
trikuspidalis yang mampu menghasilkan tekanan yang rendah
suatu kontraksi yang cukup besar untuk mengalirkan darah ke
dalam arteri pulmonalis menuju paru-paru. Sirkulasi pulmuner
merupakan system aliran ringan daripada beban kerja ventrikel
kiri, akibatnya tebal dinding ventrikel kanan lebih tipis dari
dinding vetrikel kiri.
3) Atrium kiri (left atrium)
Berupa rongga yang lebih tebal dari rongga atrium kanan
sebagai penampung darah dari vena pulmonalis, yang
merupakan darah sudah dioksigenasi dari paru-paru. Antara
vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati, akibatnya
jika terjadi peningkatan tekanan pada atrium kiri menyebabkan
penyumbatan atau hambatan daerah pulmuner atrium kiri.
4) Ventrikel kiri (left ventrikel)
Ventrikel kiri berbentuk seperti telor, dasarnya dibentuk oleh
cincin dari katup mitral, dasar ventrikel kiri lebih kurang 3-4 x
lebih tebal dari ventrikel kanan dan merupakan 75% berat
keseluruhan organ tersebut.
d. Katup jantung terdiri atas 4 yaitu :
1) Katup trikuspidalis
Merupakan katup yang memisahkan antara atrium kanan dengan
ventrikel kanan.
2) Katup bicuspidalis
Memisahkan antara atium kiri dengan ventrikel kiri.
3) Katup aortic
Memisahkan antara ventrikel kiri dengan aorta atau batang nadi.
4) Katup pulmonal
Memisahkan antara ventrikel kanan dengan arteri
pulmonalis.(Sudarta,2013)
e. Pembuluh darah
Pembuluh darah terdiri atas 2 yaitu:
1) Pembuluh darah nadi (arteri) yang mengalirkan darah dari
jantung ke seluruh tubuh.
2) Pembuluh darah balik (vena) yang mengalirkan darah darah dari
sel-sel tubuh ke jantung.
f. Mekanisme peredaran darah
Darah yang terdapat di dalam jantung selalu dipompa keluar
secara terus menerus dan setelah melalui sistem vaskular, darah
kembali ke jantung. Pada orang normal, darah yang masuk ke
dalam jantung melalui vena cava, kemudian akan dipompa ke
sistem sirkulasi paru. Dan setelah mengalami oksigenisasi di dalam
jaringan sel-sel paru, kemudian darah kembali ke jantung melalui
pembuluh balik (vena pulmonalis). Selanjutnya darah dipompa
keluar dari jantung melalui bilik kiri ke sistem sirkulasi umum
menuju ke seluruh jaringan sel-sel tubuh.
Sistem kardiovaskular mengalirkan darah ke seluruh bagian
tubuh dan menyalurkan kembali ke jantung. Dengan jantung
berkontraksi dan berelaksasi, maka ia mampu mengalirkan darah di
dalam sistem tersebut menyebabkan perubahan tekanan dan
mengakibatkan terjadinya peristiwa aliran darah didalamnya.
Dan darah dapat kembali ke jantung, karena adanya perbedaan
tekanan darah antara jantung kiri dengan atrium kanan, dengan
atrium kanan mendekati nol, sedangkan tekanan kapiler di jaringan
tetap lebih tinggi, sehingga memungkinkan darah dan jaringan sel
tubuh melalui vena kembali ke jantung.
Darah dipompa dari jantung kanan menuju jaringan paru untuk
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, kemudian
kembali ke jantung melalui atrium kiri. Darah yang telah
mengalami oksigenasi tersebut, selanjutnya dipompa jantung ke
sistem sirkulasi umum melalui aorta. Kemudian aorta membagikan
darah menuju ke cabang-cabang arteri dan subarteri yang terdapat
di jaringan sel dan organ.
(Masud,2013).

C. Etiologi
Menurut penyebabnya ada 2 jenis yaitu:
1. Hipertensi primer (esensial) yaitu:
a. Keturuna
b. Umur
c. Psikis
2. Hipertensi sekunder yaitu:
a. Penyakit ginjal (glumerulus nephitis akuta/kronika)
b. Tumor dalam rongga kepala
c. Penyakit saraf (Murwani,2011)
Selain hal di atas hipertensi juga dapat disebabkan oleh :
a. Banyak mengkonsumsi makanan cepat saji.
b. Stress akibat tekanan pekerjaan dan tekanan hidup yang lain
c. Jarang berolahraga dan hanya duduk di meja kerja
d. Gemar meminum minuman beralkohol dan mengandung kafein
e. Senang merokok
f. Kurang tidur
g. Faktor keturunan
h. Gangguan pada ginjal seperti adanya tumor ginjal
i. Terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengatur tekanan darah
j. Pemakaian kontrasepsi
k. Penggunaan obat-obatan jenis kortikosteroid. (Aizid,2011).
D. Patofisiologis

Intake Sodium Gangguan Stres Genetik Obesitas Faktor


meningkat nefron pencetus

Retensi Peningkatan Peningkatan Peningkatan Perubahan Hiper


sodium di filtrasi renal aktifitas rennin membran insulinemia
renal Saraf angiotensin sel
Simpatik

Peningkatan
volume cairan
Vasokon-
striksi vena
Konstriksi Hipertropi
Peningkatan fungsional
Preload Kontraktilitas

Peningkatan cardiac output Peningkatan tahanan perifer

Peningkatan tekanan darah

(Nugroho,2011)

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis. (Nanda,2015).
Menurut (Sunaryati,2014), ada beberapa hal yang setidaknya dapat
dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik,
misalnya :
a. Pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Susah tidur
h. Sesak napas
i. Mudah lelah
j. Mata berkunang-kunang
k. Dan mimisan.

F. Klasifikasi
Adapun klasifikasi hipertensi menurut WHO adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi ringan (stadium 140-149 90-99
1)
Hipertensi sedang (stadium 160-179 100-109
2)
Hipertensi berat (stadium 3) 180-209 110-119
Hipertensi sangat berat 210 120
(stadium 4)

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
da nada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat mrnunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : Mengidenfikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifiksi pada area katup,
pembesaran jantung (Nanda,2015).

H. Komplikasi
1. Pada ginjal : hematuria, kencing sedikit
2. Pada otak : stroke, euchephalitis
3. Pada mata : retinapati hipertensi
4. Pada jantung : terjadi pembesaran ventrikel kiri dengan/tanpa payah
jantung, infark jantung (Murwani,2011).

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Terapi non farmakologis
Terapi non farmakologis dalam mengatasi hipertensi di tekankan pada
berbagai upaya berikut :
a. Latihan fisik (olahraga) secara teratur
b. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
c. Menciptakan keadaan rileks(Widyanto, dkk,2013).
2. Terapi farmakologis
a. Jenis diuretika untuk membuang kelebihan cairan di dalam tubuh
b. Obat yang langsung bekerja pada ceregenik:
c. Recorpin
d. Guamenetidin
e. Methyl dop
J. Pencegahan
Langkah-langkah potensial yang dapat menghalau terjadinya
hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Bagi yang mengalami kelebihan berat badan, hendaknya menurunkan
sampai pada batas ideal.
2. Ubahlah pola makan dan hidup yang tidak sehat.
3. Kurangi konsumsi garam berlebihan.
4. Berhentilah mengkonsumsi alkohol dan merokok.
5. Selalu upayakan untuk melakukan olahraga setiap hari atau paling
tidak sekali seminggu (Sunaryati,2014).

K. Konsep Dasar Keperawatan


Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :
a. Frekuensi jantung meningkat
b. Perubahan irama jantung
c. Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala :
a. Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup
dan penyakit serebrovaskular,
b. Episode palpitasi, perspirasi.
Tanda :
a. Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosis).
b. Hipotensi pustural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
c. Frekuensi/irama : takikardia, berbagai distrimia.
d. Kulit-pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia),
kemerahan (feokromositoma).
3. Integritas ego
Gejala :
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
b. Faktor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan
dengan pekerjaan).
Tanda :
a. Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,
tangisan yang meledak.
b. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala :
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala :
a. Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol (seperti makanan yang
digoreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam,kandungan
tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Riwayat pengunaan diuretik.
Tanda :
a. Berat badan normal atau obesitas.
b. Adanya edema (mungkin umum atau tertentu), kongesti vena, DVJ,
glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diaetik).
6. Neurosensori
Gejala :
a. Keluhan pening/pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
c. Episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
d. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
e. Episode epistaksis.
Tanda :
a. Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
afek, proses pikir, atau memori(ingatan).
b. Responmotorik : penurunana kekuatan genggaman tangan dan/atau
reflek tendon dalam.
c. Perubahan-perubahan retinal optik: dari sklerosis/penyempitan
arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema
atau papilledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
7. Nyeri/ketidaknyaman
a. Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung).
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikisa (indukasi
arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah).
c. Sakit kepala okspital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
8. Pernapasan
Gejala :
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja.
b. Takipnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok.
Tanda :
a. Distress respirasi/pengunaan otot aksesori pernapasan.
b. Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).
c. Sianosis.

L. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap iskemia miokardia berhubungan dengan adanya
tanda-tanda dan gejala-gejalanya yang menetapkan diagnosa aktual.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

M. Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap iskemia miokardia berhubungan dengan adanya
tanda-tanda dan gejala-gejalanya yang menetapkan diagnosa aktual.
Tujuan : Tidak terjadi iskemia miokardia
Kriteria hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja
jantung.
b. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat
diterima
c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
Intervensi :
a. Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal.
Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional : Denyutan karotis, jugularis, radialis, dan femoralis
mungkin teramati/terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin
menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi (peningkatan
SVR) dan kongesti vena.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat
karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan
atrium). Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel dan
kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengi dapat mengindikasikan
kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung
kronik.
d. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan
lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Rasional : Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis,
meningkatkan relaksasi.
e. Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat di tempat
tidur/kursi; jadwal periode istirahat tanpa gannguan; bantu pasien
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
f. Rasional : Menurunkan stress dan ketegangan yang
mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit
hipertensi.Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman, seperti pijatan
punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur
g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
Rasional : Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD.
h. Pantau respon terhdap obat untuk mengontrol tekanan darah.
Rasional : Respon terhadap terapi obat “stepped “ (yang
terdiri atas diuretic, inhibitor simpatis dan vasodilator) tergantung
pada individu dan efek sinergis obat. Karna efek samping tersebut,
maka penting menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan
dosis paling rendah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktivitas dan kelemahan umum
Kriteria hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
b. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur.
c. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.
Intervensi:
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi
nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frekuensi isirahat.
Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji
respon fisiologis terhadap stress aktivitas dan, bila ada
merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.
b. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy
Rasional : Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan
energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri
bertahap jika dapat ditoleransi.
d. Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan
kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
Tujuan : Tidak terjadi nyeri dan peningkatan tekanan vaskular
sebral.
Kriteria hasil :
a. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
b. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.
c. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
Intervensi :
a. Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
b. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi dan aktivitas
waktu senggang.
Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular
serebral dan yang memperlambat/memblok respons simpatis efektif
dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala.
Rasional : Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan
vaskular serebral
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan
dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode
hipotensi postural.
e. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila
terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan
untuk menghentikan perdarahan.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres
hidung dapat menggangu menelan atau mebutuhkan napas dengan
mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan
membran mukosa.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat analgesik seuai
indikasi.
Rasional : Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan
rangsangan sistem saraf simpatis.
4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik.
Tujuan : Nutrisi sesuai untuk kebutuhan tubuh dan masukan sesuai
dengan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
Menunjukkan perubahan pola makan (misalnya pilihan makanan,
kuantitas, dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang
diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
b. Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat secara
individual.
Intervensi :
a. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara
hipertensi dan kegemukan.
Rasional : Kegemukan adalah risiko tambahan pada tekanan
darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan
peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan masa
tubuh.
b. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam, dan gula sesuai indikasi.
c. Rasional : Kesalahan kebiasaan makanan menunjang
terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang merupakan
predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya.
d. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.
e. Rasional : Motivasi untuk penurunan berat badan adalah
internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat
badan, bila tidak ada maka program sama sekali tidak berhasil.
f. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
g. Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam
program diet terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan
individu untuk penyesuaian/penyuluhan.
.
N. Evaluasi Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan I :
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
2. Diagnosa keperawatan II :
Berpartsisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
3. Diagnosa keperawatan III :
4. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol.
5. Diagnosa keperawatan IV :
Menunjukkan perubahan pola makan (misalnya pilihan makanan,
kuantitas, dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang
diinginkan dengan pemeliharan kesehatan optimal.

Anda mungkin juga menyukai