Anda di halaman 1dari 22

Cara Berargumen

Perbedaan pendapat tidak harus selalunya menyakitkan, tetapi akan dapat berubah menjadi
seperti itu jika Anda tidak berhati-hati. Untungnya terdapat beberapa teknik dan trik yang
bisa Anda praktekkan untuk menyampaikan poin yang berseberangan tanpa merubah
argumen tersebut menjadi sebuah perkelahian. Kemampuan berargumen secara efektif
sebenarnya adalah keterampilan yang bagus untuk dipelajari, dan dapat berguna di berbagai
macam situasi. Keterampilan ini juga memberikan Anda kemampuan untuk membela
pendirian dan keyakinan Anda. Meskipun demikian halnya, hati-hati saat memilih
pertempuran - beberapa hal memang tidak layak untuk diperdebatkan.

Bagian 1

Berbeda Pendapat Secara Positif

1.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 01"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/e/e4/Argue-Step-01.jpg/728px-Argue-Step-
01.jpg" width="728" height="546" class="whcdn"
onload="WH.performance.clearMarks('image1_rendered');
WH.performance.mark('image1_rendered');">

1
Bertindak adil. Kemungkinan besar Anda tahu persis cara memancing kemarahan orang
lain, tetapi sangat penting untuk menahan diri jika Anda ingin berargumen dengan cara yang
pantas. Tenangkan diri meskipun orang tersebut membuat Anda sangat marah, Anda tidak
sebaiknya mengatakan suatu hal yang Anda tahu akan menyebabkan perbedaan pendapat
melewati batas.

2.

<img alt="Gambar berjudul Argue Step 02"


src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/a/a8/Argue-Step-02.jpg/728px-Argue-Step-
02.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Hormati orang lain. Hargai apa yang ingin disampaikan oleh orang lain. Berargumen harus
dilakukan oleh dua belah pihak; jika Anda gagal mendengarkan pendapat dari sisi yang lain,
mereka akan membalas sikap tersebut dan tidak mendengarkan Anda juga. Menyangkal opini
seseorang adalah hal yang wajar, tetapi menolak untuk mendengarkannya akan menjadikan
perdebatan tersebut sia-sia.

 Anda harus selalu menunjukkan sikap menghargai pendapat orang lain ketika
berargumentasi dengan seseorang. Ingatlah siapa mereka: pihak atau orang lain.
Perlakukan mereka sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Jangan serta merta
mengabaikan ide-ide mereka hanya karena mereka tidak menyetujui pendapat Anda.
Dengarkan pendapat mereka.
3.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 03"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/8/8d/Argue-Step-03.jpg/728px-Argue-Step-
03.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Serang idenya, bukan orang yang menyampaikan ide tersebut. Ketika Anda berdebat
dengan seseorang, ingat bahwa Anda hanya menyerang ide-idenya, bukan pribadi orang
tersebut. Ini berarti Anda tidak perlu menyebut orang itu bodoh karena berpikir tentang apa
yang mereka pikirkan, dan Anda tidak perlu juga berpindah menyerang penampilan fisik
mereka.
4.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 04"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/c/cb/Argue-Step-04.jpg/728px-Argue-Step-
04.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

4
Mengaku ketika Anda salah. Ketika Anda membuat kesalahan, akui hal tersebut. Akui
ketika Anda salah paham atau salah memberikan informasi. Mengaku salah tidak membuat
Anda menjadi orang yang rendah, sebaliknya mengaku salah menjadikan Anda orang yang
berjiwa besar.
5.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 05"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/7/74/Argue-Step-05.jpg/728px-Argue-Step-
05.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

5
Minta maaf pada momen yang sesuai. Jika Anda telah menyakiti seseorang atau argumen
Anda menimbulkan masalah, Anda harus meminta maaf. Jadilah orang dewasa dalam situasi
tersebut dan bertanggung jawab atas tindakan Anda.

6.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 06"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/6/6d/Argue-Step-06.jpg/728px-Argue-Step-
06.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

6
Membuka diri terhadap ide-ide baru. Cara terbaik untuk berargumen secara positif adalah
membuka diri terhadap ide-ide baru. Anda tidak ingin melakukan kesalahan lagi ketika
berargumen bukan? Buka diri Anda terhadap kemungkinan cara berpikir yang lebih baik,
baru, atau informasi yang menarik.

Bagian 2

Berdebat Dengan Cara Persuasif


1.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 07"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/d/d0/Argue-Step-07.jpg/728px-Argue-Step-
07.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

1
Buat mereka merasa dirinya pandai. Ketika Anda membuat orang lain merasa dirinya
bodoh, hal ini akan menutup diri mereka dan perdebatan akan cenderung tidak fokus. Buat
mereka merasa dirinya pandai dan Anda akan memperoleh keleluasaan mengubah
argumentasi berpihak pada Anda.
2.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 08"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/2/2a/Argue-Step-08.jpg/728px-Argue-Step-
08.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Gunakan bukti dan fakta yang sesuai dengan tema argumen serta lawan argumen
Anda. Bukti dan fakta dari sumber terpercaya yang secara khusus mendukung dan berkaitan
dengan apa yang Anda perdebatkan bisa menjadi salah satu cara termudah untuk
memenangkan argumen. Anda juga harus menyesuaikan jenis bukti atau fakta yang Anda
gunakan sesuai dengan lawan argumen Anda, gunakan bukti yang lebih logis atau emosional
berdasarkan pada apa yang Anda pikir akan mendapat respon yang lebih baik.
3.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 09"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/6/6c/Argue-Step-09.jpg/728px-Argue-Step-
09.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Mencari kekeliruan yang logis. Menunjukkan kekeliruan-kekeliruan dalam logika mereka
dan dengan sopan menjelaskan mengapa logika tersebut salah adalah cara yang baik untuk
mulai mengubah pikiran seseorang. Belajar untuk mengenali kekeliruan logis bisa menjadi
hal yang menyulitkan, namun berikut akan dijabarkan beberapa yang bisa dilakukan:

 Perhatikan argumen dengan kesimpulan yang salah yaitu menganggap korelasi


sebagai sebab-akibat. Contohnya tingkat diagnosa autisme meningkat bersamaan
dengan meningkatnya penggunaan ponsel. Oleh karena itu, autisme disebabkan oleh
penggunaan ponsel. Kekeliruan yang terjadi setelah suatu kejadian memiliki
kemiripan, tetapi didasarkan pada gagasan bahwa karena kejadian A diikuti dengan
kejadian B, maka B disebabkan oleh A.
 Sebuah Argumen dari kekeliruan dalam diam, Silence Fallacy, adalah gagasan bahwa
hanya karena tidak ada bukti terhadap sesuatu, maka ia seharusnya tidak ada. Sebagai
contoh, Allah / kuman / evolusi / alien tidak ada karena kita tidak pernah secara fisik
dapat menyaksikan mereka.
 Non-Sequiturs adalah ketika kesimpulan suatu argumen tidak berhubungan dengan
premisnya. Sebagai contoh, argumen bahwa kita tidak dapat membayar lebih guru
karena polisi dan petugas pemadam kebakaran tidak menghasilkan banyak uang yang
sebegitu banyaknya.

4.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 10"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/9/94/Argue-Step-10.jpg/728px-Argue-Step-
10.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">
4
Menggambarkan diri mereka sebagai pahlawan atau korban. Orang-orang suka
mengibaratkan diri mereka sebagai tokoh utama dalam kisah hidup mereka. Biarkan mereka
terus berpikir seperti ini lalu ajak mereka untuk mengubah pandangannya dengan hati-hati
mengemas cara Anda mengangkat isu-isu tersebut.

 Misalnya, "Saya tahu kamu benar-benar, sungguh ingin membantu orang. Kamu
adalah salah satu orang paling dermawan yang Saya tahu. Tetapi jika Anda benar-
benar ingin membantu orang, Anda tidak akan menyumbangkannya ke badan amal
yang menyalahgunakan uang yang mereka terima. Tidakkah Anda perlu memastikan
bahwa uang Anda benar-benar untuk menyelamatkan nyawa orang lain?"

5.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 11"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/e/e6/Argue-Step-11.jpg/728px-Argue-Step-
11.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

5
Seleksi kata-kata yang Anda gunakan. Saat beradu argumen, hindari kata-kata seperti
"Anda" dan "Saya". Sebaliknya, gunakan kata-kata seperti "kita". Hal ini akan membuat
lawan anda berpikir kalian berdua adalah satu kesatuan dengan kepentingan tunggal, alih-alih
memisahkan kalian berdua.

6.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 12"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/7/74/Argue-Step-12.jpg/728px-Argue-Step-
12.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">
6
Tahu kapan harus berhenti. Adakalanya, seseorang tidak mampu mengubah pikiran
mereka langsung saat itu juga di depan Anda. Sekali waktu Anda sebaiknya mundur dan
biarkan pikiran mereka berubah perlahan-lahan sejalan dengan waktu, sembari mereka
memikirkan apa yang Anda katakan. Tentu saja, terkadang Anda hanya perlu bertahan. Ini
adalah seni halus yang mungkin perlu Anda jelajahi.

 Umumnya, jika seseorang tampak benar-benar akan marah, saatnya untuk berhenti.
 Tutup argumen dengan sesuatu seperti, "Oke, Saya menyadari bahwa Saya tidak dapat
mengubah pikiran Anda, tetapi, tolong pikirkan apa yang sudah Saya katakan."

Bagian 3

Berdebat Dengan Cara Efektif


1.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 13"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/0/03/Argue-Step-13.jpg/728px-Argue-Step-
13.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

1
Jangan memancing argumen. Ketika Anda ingin memulai suatu argumen dengan
melakukan provokasi, hal ini akan disadari oleh lawan bicara Anda. Mereka akan cenderung
tidak menganggap Anda serius karena mereka tahu Anda hanya ingin berteriak untuk
sementara. Hindari bersikap seperti monster jika Anda ingin memperoleh argumen yang
efektif.
2.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 14"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/3/3b/Argue-Step-14.jpg/728px-Argue-Step-
14.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Bersikap jujur. Tampakkan rasa kemanusiaan dan jati diri Anda. Hal ini akan membuat
tampilan Anda lebih simpatik dan tidak memicu kemarahan lawan bicara Anda. Jelaskan
mengapa Anda mempercayai hal yang Anda yakini tersebut dan bersedia mengakui bahwa itu
adalah ide Anda sendiri, alih-alih menggunakan cara "penyokong setan", mengambil posisi
yang sebenarnya tidak Anda setujui, hanya untuk menutupi ide yang Anda tahu tidak akan
populer.
3.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 15"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/e/e6/Argue-Step-15.jpg/728px-Argue-Step-
15.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Fokus pada topik. Cara tercepat untuk menjadikan sebuah argumen sia-sia adalah
membiarkannya tidak terarah. Fokus pada topik ketika Anda berdebat dan tarik lawan bicara
Anda kembali ke jalur topik pembicaraan ketika ia mulai hilang arah. Menyelesaikan
perselisihan tunggal lebih baik daripada beragumen tak kunjung arah dengan 20 isu yang
tidak berkaitan. Bahas satu masalah satu per satu, mencakup segala sesuatu yang ingin Anda
katakan tentang hal tersebut. Ketika argumen sudah terselesaikan atau Anda mencapai jalan
buntu, lanjutkan ke topik berikutnya.
 Jangan biarkan topik berubah. Lawan bicara Anda mungkin berusaha mengganti topik
pembicaraan untuk menutupi kesalahannya. Kebanyakan orang, ketika terbukti salah
pada area tertentu, memilih untuk menganggap remeh kesalahan mereka alih-alih
mengakuinya. Sikap Anda sebaiknya meninggalkan argumen jika orang tersebut
menolak untuk mengakui kesalahannya (yaitu dengan mengatakan "tidak masalah",
"Bagaimanapun juga itu pendapat Saya.", dll), atau memaksa mereka mengakui
kesalahannya.

4.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 16"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/a/a7/Argue-Step-16.jpg/728px-Argue-Step-
16.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

4
Menjelaskan, Menjelaskan, dan menjelaskan. Jelaskan mengapa Anda berkeyakinan
sebagaimana yang Anda yakini, dari mana Anda memperoleh informasi, dan bagaimana
Anda sampai pada kesimpulan tersebut. Hal ini dapat mengekspos kesalahpahaman tetapi
juga memaksa lawan bicara Anda untuk masuk ke dalam ruang kepala Anda dan mengikuti
garis penalaran Anda. Hal ini bisa menjadi cara yang efektif untuk menjadikan orang tersebut
menyetujui pemikiran Anda!

5.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 17"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/2/28/Argue-Step-17.jpg/728px-Argue-Step-
17.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

5
Memahami dan membenarkan argumen mereka. Ketika Anda berdebat dengan
seseorang, akui argumen mereka dan pastikan bahwa Anda benar-benar mengerti apa yang
mereka katakan. Ungkapkan dengan jelas kepada mereka jika perlu.

6.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 18"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/8/89/Argue-Step-18.jpg/728px-Argue-Step-
18.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

6
Berargumen dengan premis yang baik. Pastikan bahwa Anda memahami dasar argumen
Anda sebelum berargumen. Anda juga harus memastikan bahwa Anda setuju dengan premis
argumen lawan bicara Anda. Jika Anda tidak setuju dengan contoh yang mereka gunakan,
atau jika Anda berpikir idenya tidak mewakili atau cacat dalam beberapa hal, katakan
demikian sebelum masuk ke dalam argumen yang lebih dalam. Membiarkan lawan bicara
Anda memulai argumen dari premis yang cacat akan semakin mempersulit usaha
menunjukkan ide-ide yang benar kepadanya .

7.
<img alt="Gambar berjudul Argue Step 19"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/1/19/Argue-Step-19.jpg/728px-Argue-Step-
19.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

7
Jangan mengharapkan kata penutup. Keinginan kalian berdua untuk memperoleh kata
penutup dalam sebuah argumen dengan cepat, akan menjadikan percakapan sebuah bencana
yang berupa lubang kemarahan tak berujung. Jangan pergi ke arah ini. Anda tidak akan
menyukainya. Cukup "setuju untuk tidak saling menyetujui" lalu tenangkan diri.
 Jika Anda dan lawan bicara telah beragumen untuk waktu yang lama dan tak satu pun
dari kalian yang bergeming, pertimbangkan untuk menghentikannya. Ada beberapa
argumen yang tidak bisa Anda menangkan apabila lawan bicara Anda tidak bersedia
mempertimbangkan kembali hal tersebut, tidak peduli seberapa baik argumen Anda.
Jika Anda tahu kapan harus berhenti, Anda mungkin masih dapat mempertahankan
hubungan.
Tips

 Ingat bahwa seseorang tetap bisa menjadi teman yang baik meskipun mereka
memiliki pendapat yang berbeda.
 Mengakui jika Anda salah.
 Adakalanya salah satu dari kalian mungkin memerlukan waktu beberapa menit sendiri
untuk menyerap apa yang telah dikatakan. Hal ini wajar saja. Jika lawan bicara Anda
meminta waktu sendiri untuk berpikir, Anda harus menghormatinya dan menyepakati
waktu untuk melanjutkan argumen. Jika sebaliknya Anda yang membutuhkan waktu
maka Anda juga seharusnya diberikan penghargaan yang sama.
 Sebuah argumen bisa masuk akal dan tanpa diselimuti dengan amarah, selama kedua
belah pihak berpikir dengan akal yang jernih. Perseteruan di sisi lain, berbeda dari
argumen dalam arti bahwa argumen dimaksudkan untuk memutuskan hipotesis
(kesimpulan) mana yang benar (atau paling benar), sedangkan perseteruan
dimaksudkan hanya untuk mendominasi pendapat lawan bicara.
 Bersikap baik dan hormat kepada orang lain. Kita memiliki pemikiran yang berbeda
karena kita adalah manusia.

Peringatan

 Sekali kala yang terbaik adalah tidak beragumen tentang politik atau agama kecuali
Anda sangat dekat dengan orang tersebut, dan Anda tahu bahwa mereka akan
menghormati pendapat Anda. Kebanyakan orang tidak sulit mencapai kesepakatan
pada topik-topik tersebut.
o Jika Anda berdebat dengan orang yang berpikiran logis, tema politik bisa
secara sukses dan logis diperdebatkan. Namun, akan lebih sulit mencapai
kesepakatan mengenai topik agama karena risiko yang terlibat ketika
"menang" atau "kalah" dalam argumen tersebut jauh lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai