Anda di halaman 1dari 19

Cara Menjadi Pendebat Ulung

Tidak masalah apakah Anda hendak berdebat di depan panggung atau bersilat lidah dengan
orangtua di dalam rumah: ada beberapa aturan dasar yang harus diikuti agar bisa berdebat
seperti pendebat ulung. Dengan menggunakan cara komunikasi efektif, menempatkan
pendapat dengan baik dan sungguh-sungguh memerhatikan kata-kata lawan bicara, Anda bisa
membuat pendapat apa pun terdengar sebagai pendapat yang benar.

Metode 1

Berkomunikasi secara Efektif

1.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 1"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/0/01/Be-a-Good-Debater-Step-1.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-1.jpg" width="728" height="546" class="whcdn"
onload="WH.performance.clearMarks('image1_rendered');
WH.performance.mark('image1_rendered');">
1
Jika Anda terlibat debat formal, ikutilah aturan yang berlaku. Jika Anda berdebat dalam
situasi formal seperti di depan kelas atau untuk sebuah perkumpulan, pastikan Anda
mengetahui cara kerja debat yang benar. Debat formal harus mengikuti aturan main, dan
penting untuk memahaminya luar dalam agar benar-benar siap. Ini juga penting karena Anda
akan kehilangan angka saat melanggar aturan.

 Umumnya akan ada pernyataan, dan dua atau lebih kelompok atau pendebat tunggal
akan ditetapkan untuk menyetujui atau menyanggah pernyataan tersebut. Para
pendebat lalu harus bergantian memberi pernyataan dalam waktu yang telah
ditentukan.
 Ada beberapa jenis gaya berdebat yang berbeda (yang akan menentukan aturan dan
bagaimana debat berlanjut). Penting untuk memastikan gaya mana yang Anda akan
gunakan agar Anda tahu betul aturan main yang akan berlaku. Persiapkanlah hal ini
terlebih dulu dan cobalah lakukan penelitian di internet. Cobalah cari kata seperti
“debat kompetitif”, “debat gaya parlementer” atau “Debat Oxford”. Ini adalah
beberapa gaya debat yang kemungkinan besar akan Anda jumpai.
2.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 2"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/2/2a/Be-a-Good-Debater-Step-2.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-2.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Tetap tenang. Tetaplah tenang saat berdebat. Jangan berteriak atau marah. Hal ini akan
menunjukkan kelemahan Anda di hadapan lawan. Sebaliknya, tetaplah jaga suara dan
ekspresi wajah agar tetap netral. Di beberapa bagian di dunia, hal ini dikenal sebagai “wajah
poker’’ dan akan menyulitkan lawan Anda menemukan tombol untuk menjatuhkan Anda.

 Jika Anda kesulitan menjaga emosi tetap tenang, cobalah fokus pada pernafasan
selama satu atau dua menit.
3.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 3"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/6/62/Be-a-Good-Debater-Step-3.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-3.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Bicara dengan jelas. Saat berdebat, berbicaralah dengan jelas agar ucapan Anda bisa
dimengerti pihak lain. Hal ini juga membuat Anda tampak lebih cerdas dan meyakinkan.
Berbicaralah dengan kencang untuk memastikan agar orang mampu mendengar Anda dan
berilah penekanan pada tiap kata. Jangan bergumam atau berkumur tetapi ucapkan dengan
sadar tiap kata dan suku kata dengan hati-hati.
 Sangat mudah untuk membuat pelafalan yang tidak jelas saat harus mengucapkan
kalimat pembelit lidah. Misalkan, coba lafalkan yang satu ini “Partai-partai
perempuan berpertemuan di dekat perempatan Prembun”[1]

4.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 4"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/2/29/Be-a-Good-Debater-Step-4.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-4.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

4
Jelaskan jalan pikiran Anda. Saat Anda menjelaskan pada seseorang bagaimana Anda tiba
pada kesimpulan, dengan sadar dan langkah demi langkah, Anda memaksa otak mereka
untuk berpikir menggunakan cara Anda berpikir. Selama pemikiran Anda baik di permukaan,
hal ini adalah salah satu cara terefektif untuk menarik orang untuk menyetujui pendapat
Anda.
5.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 5"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/4/40/Be-a-Good-Debater-Step-5.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-5.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

5
Bersikap sopan dan adil. Tetaplah sopan saat bersilat kata. Jangan menghina, memotong
omongan atau menghakimi lawan Anda. Melakukan ini bisa dilihat sebagai tanda lemahnya
argumen Anda, dan bisa membuat orang lebih defensif. Dengan demikian, mereka juga tidak
akan mau mendengarkan atau menyetujui pendapat Anda. Tetaplah bersikap adil saat
mengungkapkan pendapat. Jangan memutarbalikkan fakta. Gunakan bukti-bukti segar dan
langsung berkaitan, bukan barang bukti yang sudah lama berlalu dan tidak bisa diubah.
 Contoh buruk berdebat semacam itu adalah: “Mengapa saya harus mendengarkan
Anda? Anda merusak sistem tahun lalu saat Anda memegang proyek. Kemungkinan
Anda hanya akan menggagalkan yang satu ini juga."
 Contoh yang baik adalah: “Saya mengerti betul proyek ini membuat Anda
bersemangat tetapi situasi saat ini sangat sensitif. Lebih baik jika kita menggunakan
orang yang sudah lebih berpengalaman agar hal tersebut bisa diselesaikan dengan
lebih efisien.”
6.

<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 6"


src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/7/78/Be-a-Good-Debater-Step-6.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-6.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

6
Bersikap percaya diri. Meski Anda tidak betul-betul percaya diri, bersikap percaya diri
dapat membuat Anda dan argumen Anda lebih menarik dan dipercaya. Saat Anda tidak
percaya diri, Anda seolah mengkomunikasikan bahwa argumen yang digunakan bukan
argumen yang baik. Sebaliknya, Anda bisa melakukan hal-hal kecil dan mudah agar terlihat
percaya diri. Misalkan melakukan kontak mata dengan lawan bicara atau para penonton, jika
ada. Jangan tampak gelisah, sebaliknya gunakan tangan Anda untuk berbicara atau
tempatkanlah di bagian depan. Bicaralah dengan jelas dan dengan tujuan, hindari kata-kata
pengisi seperti “ummmm” atau “aah”. Beberapa penyesuaian lain dapat membuat Anda
tampak lebih yakin dengan diri sendiri.

Metode 2

Memilih Argumen Anda

1.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 7"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/9/9e/Be-a-Good-Debater-Step-7.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-7.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

1
Memilih argumen yang bertolak dari logika. Argumen berdasarkan logika, atau terkadang
disebut “logos” dalam ilmu berdebat, menggunakan contoh dan ide yang berakar pada alasan
yang sederhana dan langsung berkaitan. Jenis argumen seperti ini sangat membantu jika
berdebat dengan seseorang yang menganggap diri mereka pintar dan logis. Mereka juga lebih
baik untuk topik yang “serius” seperti politik atau ekonomi.

 Cobalah gunakan fakta, data statistik, dan contoh kehidupan nyata untuk membuat
argumen yang logis. [2]
 Contoh argumen akan tampak seperti: “Bukti menunjukkan bahwa angka kehamilan
remaja menurun seiring dengan diwajibkannya pendidikan seks menyeluruh di
sekolah. Anda bisa melihatnya di grafik berikut….”
2.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 8"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/4/49/Be-a-Good-Debater-Step-8.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-8.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Menggunakan argumen yang bertolak dari emosi. Argumen ini dikenal dengan sebutan
“pathos” dalam ilmu debat, dan digunakan untuk menarik hati dan emosi pemirsa. Argumen
semacam ini terutama akan membantu saat berdebat dengan orang yang rentan pada emosi
kuat (menunjukkan rasa gembira dan sedih yang meluap). Mereka juga efektif untuk topik
“kemanusiaan” seperti argumen mengenai diskriminasi keadilan sosial atau peristiwa yang
memakan banyak korban (misalkan konflik Israel-Palestina).
 Cobalah menggunakan ketakutan dan harapan orang. Cobalah gunakan cerita-cerita
personal sembari menciptakan kaitan pribadi dengan lawan atau pendengar Anda,
serta bandingkan situasi itu dengan sesuatu yang dekat dengan mereka.
 Contoh argumennya adalah: “Mundur saat ini jauh lebih bahaya daripada jika kita
tetap tinggal dan mencoba memperbaiki masalah. Banyak nyawa dapat melayang jika
kita mundur, tetapi dengan terus berjalan, banyak nyawa bisa diselamatkan.""

3.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 9"
src="http://pad3.whstatic.com/images/thumb/9/9a/Be-a-Good-Debater-Step-9.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-9.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Gunakan pendapat para ahli. Pendapat berdasarkan ahli, terkadang disebut sebagai “ethos”
dalam ilmu berdebat, adalah argumen dengan penggunaan kewenangan atau kredibilitas
Anda atau orang lain yang mendukung ide Anda. Argumen semacam ini sangat membantu
untuk berdebat dengan orang yang tidak berpengalaman di bidang tertentu atau memiliki
argumen yang lemah. Argumen semacam ini juga bagus untuk topik yang “akademis”
semacam kedokteran, ilmu pengetahuan alam atau sejarah.[3]

 Cobalah bangun kredibilitas dan jelaskan pengalaman Anda jika menggunakan


argumen semacam ini. Pastikan terlebih dahulu bahwa lawan Anda tidak jauh lebih
berpengalaman dibandingkan Anda.
 Contoh argumen semacam ini adalah: “Saya sudah mengajar selama 30 tahun dan
saya sudah melihat hal semacam ini berlangsung dengan kedua mata saya sendiri.
Saya tahu apa yang akan berhasil atau gagal di lapangan. Harapan dan kenyataan
adalah dua hal yang sangat berbeda.”

Metode 3

Memenangkan Debat
1.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 10"
src="http://pad1.whstatic.com/images/thumb/f/fa/Be-a-Good-Debater-Step-10.jpg/728px-Be-
a-Good-Debater-Step-10.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

1
Lakukan penelitian. Semakin siap Anda untuk berdebat, semakin baik. Jika Anda ingin
menjamin kemenangan sebesar-besarnya, lakukanlah penelitian. Jika Anda memahami betul
topik secara mendalam dari semua sisi, Anda akan lebih siap untuk membantah argumen
yang kira-kira akan dikeluarkan lawan Anda. Terutama, penting untuk mengetahui pendapat
apa yang kira-kira akan digunakan untuk mendukung atau membantah isu tertentu. Jika Anda
mengetahui pernyataan apa yang akan digunakan dan ditekankan lawan, Anda bisa lebih
menjelaskan mengapa pendapat mereka tidak tepat.
 Hindari penggunaan situs web semacam Wikipedia sebagai sumber utama informasi.
Tempat ini adalah tempat baik untuk memulai, namun Anda harus mengisi fakta Anda
dari sumber-sumber yang terpercaya dalam topik apa pun yang coba Anda bahas.
Misalkan jika Anda akan berdebat mengenai ekonomi, janganlah mengutip fakta dari
Wikipedia. Cobalah kutip Alberto Alesina, seorang profesor ekonomi di Harvard dan
salah satu editor jurnal akademis ternama mengenai topik tersebut.

2.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 11"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/0/03/Be-a-Good-Debater-Step-11.jpg/728px-
Be-a-Good-Debater-Step-11.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

2
Carilah kesalahan logika. Kesalahan logika adalah kesalahan yang dilakukan saat
melakukan penalaran. Meski kesimpulan bisa jadi benar, namun jalan yang ditempuh menuju
kesimpulan tidak tepat. Hal ini bisa digunakan untuk membuat kesimpulan mereka tampak
meragukan, dan argumen Anda lebih baik. Ada berbagai jenis kesalahan logika dan
sebaiknya Anda mempelajarinya satu per satu agar mampu mengenali dan menantangnya.

 Salah satu kesalahan logika yang paling umum disebut dengan “ad hominem”, yakni
jika pendapat tersebut menyerang orang yang membuat argumen ketimbang argumen
itu sendiri. Hal ini kerap dilakukan dalam politik. Contohnya adalah mengatakan
“orang ini bajingan” vs. “tidak ada bukti bahwa rencana ini akan berhasil.”
 Contoh kesalahan logika lain disebut dengan “hitam atau putih”. Hal ini adalah jika
argumen hanya dianggap memiliki dua opsi, dengan tujuan bahwa mereka ingin
tampak sebagai jalan keluar terbaik. Hal ini mengindahkan jalan tengah dan jalan lain,
yang mungkin lebih masuk akal. Pikirkan hal ini saat Ibu Anda mengatakan, “Kamu
bisa menikah dan memiliki anak atau tumbuh tua dan mati sendiri.” Ada
kemungkinan-kemungkinan lain selain kedua itu bukan?

3.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 12"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/c/c0/Be-a-Good-Debater-Step-12.jpg/728px-
Be-a-Good-Debater-Step-12.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

3
Carilah kelemahan dalam argumen mereka. Ada banyak hal yang membuat pendapat
seseorang lemah. Jika Anda berhasil menemukan kelemahan itu, cobalah
mempertontonkannya dan argumen Anda tampak lebih kuat sebagai perbandingan. Cobalah:

 Carilah celah yang belum dipikirkan matang-matang sehingga memperoleh


kesimpulan logis. Contohnya, beberapa waktu lalu Mahkamah Agung di Amerika
Serikat memutuskan bahwa perusahaan boleh memiliki agama dan bahwa para
karyawannya harus mengikuti aturan agama tersebut. Hal ini mungkin bisa lebih
diterima jika agama perusahaan itu adalah Kristen tradisional ketimbang Pastafarian,
betul?
 Tanda kelemahan argumen yang lain adalah jika mereka melewatkan bagian yang
penting dan hanya memiliki segelintir bukti pendukung. Ini umumnya merupakan
indikasi bahwa mereka tidak memiliki bukti dan mereka menyimpulkan kesimpulan
yang ingin mereka simpulkan. Misalkan, jika seseorang berpendapat bahwa
penggunaan senjata api dapat menghindari penembakan massal dan hanya
menggunakan satu contoh yang mendukung argumen tersebut, melupakan bahwa
banyak kasus lain justru merupakan berkebalikan. Fokuslah pada pernyataan ini dan
bicarakanlah mengenai bukti-bukti lain yang mereka lewatkan.
4.
<img alt="Gambar berjudul Be a Good Debater Step 13"
src="http://pad2.whstatic.com/images/thumb/d/dc/Be-a-Good-Debater-Step-13.jpg/728px-
Be-a-Good-Debater-Step-13.jpg" width="728" height="546" class="whcdn">

4
Jaga topik agar tetap pada jalurnya. Lakukan ini jika lawan Anda mulai mendebat tentang
topik yang berbeda dari yang seharusnya Anda debat. Jika debat sudah keluar jalur, ini
merupakan tanda bahwa lawan Anda telah kehabisan alasan kuat dan mulai melemah. Jika
Anda tetap berpegang teguh pada jalur yang disiapkan, kemungkinan besar Anda akan
menang. Tanyakan pada diri sendiri apakah argumen tersebut memiliki hubungan langsung
dengan topik yang harus Anda bahas. Jika tidak mendukung satu sama lainnya, maka
argumen tersebut keluar jalur.
 Contoh hal ini adalah jika Anda menyatakan apakah senjata dapat mencegah
pembunuhan massal dan lawan Anda membalikkan argumen dengan mengatakan
siapa pun yang tidak menyukai senjata adalah orang yang rasialis.
 Bersikaplah tegas saat menbalikkan argumen. Katakan bahwa mereka mencoba
mengubah topik diskusi. Hal ini bisa dilakukan agar pemirsa bisa melihat sendiri
sikap mereka dan dapat membuat Anda tampak lebih percaya diri dan benar.
Tips

 Jangan tanyakan pertanyaan “apa yang terjadi jika”. Ini adalah teknik debat kuno
yang dinamakan “umpan”. Kebanyakan pendebat tidak akan memakan umpan ini.
 Pastikan agar semua orang dapat mengaitkan diri dan mengerti argumen Anda.
Menggunakan kata-kata sulit agar argumen Anda tampak canggih tidak akan
membuat Anda tampak lebih pintar. Ini hanya akan mengurangi jumlah orang yang
mengerti. Jangan takut menggunakan metafora atau kejadian sehari-hari untuk
membuktikan pendirian Anda. Hal ini baik selama Anda bisa menjelaskan apa
kaitannya dengan debat Anda.
 Berdebat bukan merupakan tindakan untuk meyakinkan lawan Anda bahwa mereka
salah. Ini adalah tindakan meyakinkan penonton bahwa posisi Anda jauh lebih logis
dari lawan Anda dan menunjukkan informasi yang sebelumnya mungkin tidak mereka
lihat.
 Jika Anda merupakan anggota dalam satu kelompok debat, berhati-hatilah agar tidak
membuat pernyataan berlawanan dengan anggota lain kelompok, atau sebaliknya
taruhlah tanggung jawab di mereka.
 Belajarlah dari kemenangan dan kekalahan Anda.
 Ada beberapa situs web daring yang bisa membantu Anda menyermpurnakan
argumen Anda seperti Opendebate, ConviceMe dan Volconvo.
 Ambillah pemikiran utama yang ingin Anda buktikan dan sokong dengan sebanyak
mungkin argumen. Lukiskan “gambaran besar” bagi penonton Anda. Jika Anda
menghabiskan waktu membuktikan beberapa pemikiran, maka semakin sedikit isi
yang tercakup di masing-masing poin. Juga hal ini akan memberikan ruang bagi
lawan Anda untuk mencari celah, dan bisa membuat argumen Anda tampak
bertentangan satu sama lainnya. Ambillah satu ide besar, dan tetaplah berpegang
teguh dengan ide itu selama debat.
 Perlakukan lawan dan penonton Anda dengan hormat, SELALU. Mereka adalah
alasan Anda berdebat!
 Jangan menggunakan argumen kata-demi-kata. Anda bisa tampak rewel dan justru
membingungkan penonton apa keseluruhan poin yang hendak disampaikan.
 Jangan terlalu sering mengulang pendapat Anda. Jka pendapat Anda tidak dimengerti
penonton, ini karena Anda tidak mampu menjelaskannya dengan baik, bukan karena
mereka tidak mendengarnya. Jika Anda ingin mengulang pendapat Anda, pastikan
Anda bisa meyakinkan publik mengapa penting untuk menyatakannya untuk kedua
kali.
 Jika gaya berdebat Anda tidak berhasil, cobalah gaya baru. Seperti yang dikatakan
Einstein, kegilaan adalah melakukan hal yang sama lagi dan lagi dan mengharapkan
hasil yang berbeda.
 Jangan menggunakan moralitas sebagai argumen. Moral Anda atau moral lawan
belum tentu sesuai dengan moralitas penonton secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai