Kelompok 8 - Pengaruh Pelanggaran Oknum Penegak Hukum Bagi Pelaksanaan Hukum Di Indonesia1
Kelompok 8 - Pengaruh Pelanggaran Oknum Penegak Hukum Bagi Pelaksanaan Hukum Di Indonesia1
PENDAHULUAN
b) Pengadilan Rakyat
Fenomena “Pengadilan Rakyat” kiranya bisa menjadi satu sinyal adanya kebekuan
tersebut. Tindakan main hakim sendiri yang oleh Prof. Sudikno Mertokusumo diartikan sebagai
tindakan untuk melaksanakan hak menurut kehendak sendiri yang bersifat sewenang-wenang
tanpa persetujuan pihak lain yang berkepentingan sepertinya menjadi satu jawaban atas ketidak
percayaan terhadap sistem sosaial yang kita bangun selama ini yang termanifestasi dalam tata
aturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat melalui seperangkat norma, kaidah, dan peraturan
legal formal perundang-undangan negara.
Prof. Donald Black (dalam The Behavior of Law, 1976) merumuskan bahwa ketika
pengendalian sosial oleh pemerintah (hukum) tidak jalan, maka bentuk lain dari pengendalian
sosial secara otomatis, akan muncul. Suka atau tidak suka, tindakan-tindakan individu maupun
massa yang dari kacamat yuridis dapat digolongkan sebagai tindakan main hakim sendiri, pada
hakikatnya merupakan wujud pengendalian sosial oleh rakyat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penegakkan hukum adalah proses upaya yang dilakukan untuk tegak dan terlaksananya
norma-norma hukum secara nyata sehingga menjadi pedoman perilaku interaksi hukum dalam
kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Komponen dalam penegakkan hukum meliputi
aparatur penegak hukum, dalam hal ini baik pihak yang membuat kebijakan maupun pihak yang
melaksanakan hukum, serta masyarakat yang menjadi obyek hukum. Keduanya merupakan
faktor penting dalam tegaknya hukum dalam sebuah negara, karena setiap komponen memiliki
perannya masing-masing yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Beberapa tindak pelanggaran yang dilakukan oleh oknum penegak hukum
menyebabkan pengaruh negatif kepada masyarakat mulai dari ketidakpercayaan kepada hukum
sehingga beberapa masyarakat lebih memilih menghindari hukum, dan mencari jalan lain untuk
menyelesaikan tindak pelanggaran mereka, padahal hal tersebut malah bisa menimbulkan
tindak pelanggaran yang lebih kompleks. Bentuk lain bukti dari ketidakpercayaan masyarakat
terhadap hukum adalah pengadilan rakyat yang merupakan tindakan pengendalian sosial
otomatis yang pada hakikatnya adalah main hakim sendiri.
Setiap komponen memiliki peran dan fungsinya masing-masing, dalam rangka
mencapai tegaknya hukum di Indonesia perlu adanya sinergi yang baik dari semua komponen
agar tercipta kondisi serta supremasi hukum yang nyata, bersih, dan berkeadilan.
3.2 Saran
Dalam mencapai supremasi hukum yang kita harapkan, bukan hanya faktor hukum,
namun faktor aparat penegak hukum juga berpengaruh dalam mewujudkan supremasi hukum.
Masyarakat mulai tidak percaya terhadap hukum dan proses hukum ketika hukum itu sendiri
masih belum dapat memberikan keadilan dan perlindungan bagi masyarakat. Ketidakpercayaan
tersebut tercermin dari sikap-sikap masyarakat terhadap pelaksanaan hukum yang ada, mereka
berusaha menghindari setiap proses hukum yang melibatkan mereka.
Sudah saatnya para aparat penegak hukum memperbaiki sikap untuk mencapai
supremasi hukum dan keadilan yang diharapkan oleh masyarakat dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan mengurangi pelanggaran yang dilakukan oleh oknum aparat. Dari sisi
masyarakat, juga harus mendukung pelaksanaan hukum dengan tidak melakukan tindakan-
tindakan yang mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum. Dengan begitu,
akan tercipta sinergi yang baik antara aparat penegak hukum dengan masyarakat sehingga
pelaksanaan hukum di Indonesia dapat mencapai titik tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, H. (2012). Peranan Hakim Dalam Upaya Penegakkan Hukum di Indonesia. Lex
Jurnalica.
Asshiddiqie, J. (t.thn.). Penegakan Hukum.
Fakrulloh, Z. A. (2005). Penegakan Hukum Sebagai Pelauang Menciptakan Keadilan.
Jurisprudence.
Friedrich, C. J. (2004). Filsafat Hukum : Perspektif Historis. Bandung: Nuansa dan Nusamedia.
Juwono, H. (2006). Penegakan hukum dlaam kajian law and development. Jakarta: Varia
Peradilan.
Manan, B. (2007). Persepsi masyarakat mengenai Pengadilan dan Peradilan yang baik. Jakarta:
Varia Peradilan.
Sanyoto. (2008). Penegakan Hukum di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum.
Suhardin, Y. (2009). Fenomena Mengabaikan Keadilan Dalam Penegakan Hukum. Mimbar
Hukum.
X, S. H. (2007). Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.