Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Abe (2001) dalamOvalhanif (2009) perencanaan adalah susunan (rumusan)
sistematik mengena ilangkah-langkah mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan
dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang
seksama atas potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian lain, Prajudi Atmosudirjo
mengemukakan bahwa perencanaan dapat dirumuskan sebgai aktivitas-aktivitas
(pengumpulan data dan infoemasi beserta dengan pemikiran) untuk menentukan apa yang
hendak dicapai, apa saja yang harus dijalankan, bagaimana urutannya, fasilitas-fasilitas apa
yang diperlukan, mengapa harus dicapai atau dijalankan serta bagaimana caranya. Proses
perencanaan bertujuan untuk melakukan perubahan pada suatu daerah atau kawasan,
perubahan yang terjadi dalam proses perencanaan dapat berupa perubahan sosial, budaya,
ekonomi, fisik maupun lingkungan.Menurut UU No. 32 Tahun 2004, Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi, berwenang untuk
mengatur dan mengurus tugas kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan atau dibentuk dalam system pemerintahan nasional
dan berada di kabupaten/kota. Maka Perencanaan Pembangunan Desaadalah sebuah
langkah awal yang diambil oleh kepala desa beserta pihak-pihak yang berwenang dalam
proses pembangunan desa untuk mengelola sumber daya sehingga masyarakat desa bisa
menikmati (Conyer & Hill (1984).
Kabupaten Lombok Barat merupakan kabupaten yang terdapat di Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Lombok barat juga merupakan sebuah kabupaten yang memiliki
keberagaman adat istiadat dan budaya masih berjalan dengan baik, potensi lingkungan dan
budaya yang masih saling menunjang satu dengan yang lain, dan masih mempertahankan
aktivitas social bergotong royong, dan membantu sesame pada saat ada kegiatan yang
terdapat di gubuk tersebut atau yang biasa di kenal dengan Begawe.
Desa Langko sendiri merupakan salah satudesa dari 10 desa yang ada di Kecamatan
Lingsar, Lombok Barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan
perkebunan karena berada di daerah dataran tinggi. Dengan letak wilayah desa yang berada
di dataran tinggi dan beriklim tropis, memberikan peluang yang besar terhadap

PERENCANAAN DEASA | 1
pengelolaan sumber daya alamnya, seperti pertanian, perkebunan, hutan, maupun tempat
wisata alamnya. Oleh sebab itu penduduknya hidup dari bekerja sebagai petani,
bertkebun, buruh tani, beternak, pengerajin, dan pedagang. Adapun sebagian
penduduknya bekerja sebagai pegawai swasta dan pegawai negeri sipil, akan
tetapi sebagian besar pekerjaan penduduknya yaitu bekerjaebagaipetani, pekebun,
danburuhtani. Untuk hutannyasendiriberada di sebelah utara desa yang berada di
kaki Gunung Rinjani, yang merupakan hutan budidaya yang dimanfaatkan
hasilnya oleh penduduk. Adapun luas wilayah Desa Langko yaitu sebesar 361,72 Ha
yang terbagi menjadi tujuh dusun. Dimana salah satu dusunnya adalah Dusun Longserang
Barat Utara, yang memiliki luas wilayah seluas 209,06 Ha dan terbagai menjadi lima RT.
Dusun Longserang Barat Utara merupakan dusun yang terdiri dari sebagian besar
wilayahnya yaitu kawasan perkebunan. Sedangkan untuk lahan pertanian yang dimiliki
hanya sedikit itupun hanya beberapa are saja. Lahan perkebunan dusun ini terbagi menjadi
perkebuanan monokultur dan polikultur. Perkebunan mono kultur yang ada di Dusun
Longserang Barat Utara yaitu terdiri dari perkebunan kelapa, nanas, talas, dan pepaya.
Sedangkan perkebunan Polikulturnya yaitu terdiri dari perkebunan aren, pisang, kakao,
langsat, duren, nangka, dan perkebuanan lainnya. Sehingga aktifitas sahari-hari masyarakat
dusun ini yaitu berkebun, yang dilakukan di pagi hari dan sore hari. Dimana lahan
perkebunan yang mendominasi Dusun Longserang Barat Utara yaitu lahan perkebunan are
(enau). Sehingga sebagian besar pendapatan masyarakatnya yaitu berasal dari hasil
perkebunan aren, dengan memanfaatkan air niranya sebagai tuak dan mengolahnya
menjadi gula merah. Selain hasil dari perkebunan aren, masyarakat Dusun Longserang
Barat Utara juga berpenghasilan dari hasil perkebunan lainnya, seperti perkebunan nanas,
talas, duren, kelapa dan perkebunan lainnya, juga buruh tani dan beternak. Akan tetapi
lahan perkebunan yang ada di Dusun Longserang Barat Utara, pemiliknya bukan lagi
penduduk setempat, tetapi sudah sebagian besar lahan perkebunan penduduknya sudah
menjadi milik orang lain yang tinggal diluar dusun. Dan dalam mengelola lahan
perkebuanan, pemilik kebun memberikan penduduk setempat untuk mengelolanya dengan
system nanggep istilahnya, yang dimana hasil dari perkebunannya itu
dilakukandengansistimbagihasil. Yang menjadi permasalahan Dusun Longserang Barat
Utara terhadap masyarakat pataninya yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
menjaga dan mengelola potensi sumber daya alam dan masih adanya monopoli tengkulak
yang menguasai distribusi perdagangan terhadap hasil perkebunan. Sehingga sampai saat

PERENCANAAN DEASA | 2
ini, masih rendahnya tingkat pendapatan masayarakat yang ada di Dusun Longserang Barat
Utara. Selain hasil dari perkebunan aren, masyarakatnya juga berpenghasilan dari hasil
perkebunan lainnya, seperti perkebunan nanas, talas, duren, kelapa dan perkebunan
lainnya, dan juga ternak. Selain lahan perkebunan dan pertanian sebagai potensi suberdaya
alamnya,
Dusun Longserang Barat Utara juga memiliki wisata alam berupa air terjun yang
dinamakan air terjun Aik Kelep. Air terjun ini berada di perbatasan antara Dusun
Longserang Barat Utara dengan Desa Giri Madya. Akan tetapi masyarakat dusun belum
bisa mengelolanya dengan baik, karena belum ada kemampuan dan pemahaman mengenai
pengelolaan wisata alam yang ada. Selainitu, akses jalan yang masih kurang memadai
sebagai jalur untuk menuju ketempat wisatanya.
Oleh karena itu, untuk menangani permasalahan-permasalahan dan di dalam
mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang terdapat pada Dusun Longserang Barat
Utara tersebut, dibutuhkan perencanaan desa atau dusun berupa perencanaan penataan
pembangunan, perbaikan infrastruktur prasarana, dan berupa binaan terhadap susmber daya
manusianya. Sehingga wilayah Dusun Longserang Barat Utara dapat mampu berkembang
menjadi wilayah yang produktif.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Terdapat monopoli pengepul atau tengkulak
Banyaknya monopoli pengepul atau tengkulak yang terdapat di Dusun Longserang
Barat menyebabkan pendapatan hasil pertanian dan perkebunan masyarakat menjadi
kurang, atau tidak sebanding dengan hasil bertani yang mereka lakukan. Tengkulak yang
datang dari berbagai desa yang berprofesi sebagai pedagang mereka datang ke petani untuk
melakukan monopoli perdagangan agar mereka mendapatkan harga yang murah.
2. Kondisi akses jalan atau jalur teransportasi yang masih kurang memadai
Untuk mencapai tujuan ke wisata alam perlunya akses jalan yang bagus agar
wisatawan nyaman dengan perjalanan yang mereka lakukan. Namun hal berbeda terjadi di
dusun ini, ekpektasi warga dusun saat ini belum dapat di capai untuk memperbaiki
infrastruktur jalannya sehingga hal ini menjadi permasalahan yang perlu di tanagani untuk
kemajuan desa yang akan di jadikan sebagai tempat objek wisata.

PERENCANAAN DEASA | 3
3. Rendahnya pendapatan masyarakat
Penduduk di Desa Longserang Barat Utara sebagian banyak berprofesi sebagai
Buruh tani atau petani. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pendapatan petani
harus lebih banyak karena mereka mendapatkan hasil yang bagus dari pekerjaan mereka.
Namun penduduk di dusun ini masih kurang akan pengetahuan sehingga hasil yang mereka
kelola tidak dapat meningkat. Sehingga pada masalah seperti ini perlunya peranan
pemerintah untuk mengadakan semacam kegiatan sosialisasi untuk mengajarkan warga
bagaimana pengelolaan hasil pertanian dengan baik untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan pekerjaan mereka.
4. Kurangnya pengetahuan dari petani terhadap teknologi yang digunakan dalam
mengoptimalkan hasil dari sector pertanian maupun perkebunan.
Dari kurangnya pengetahuan dari petani terhadap teknologi yang ada saat ini
membuat petani kurang mengetahui bagaiman untuk mengoptimalkan hasil pertanian dan
perkebunan yang mereka miliki oleh karena itu masyarakat perlu bekerja sama dengan
pemerintah setempat untuk mengetahui bersama bagaiman kegunaan teknologi untuk
meningkatkan hasil pertanian tersebut.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan dan mengelola wisata alam
yang ada.

1.3 Rumusan masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat rumuskan masalah yang diambil
pada studi perencanaan desa yang dilakukan di Dususn Longserang Barat Utara, Desa
Langko adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi eksisting berdasarkan asepek fisik dasar di Dusun Longseran
Barat Utara ?
2. Apa potensi dan masalah yang ada di Dusun Longseran Barat Utara?
3. Bagaimana pengelolaan potensi sumber daya alam yang ada di Dusun Longserang
Barat Utara ?
4. Bagaimana arahan atau solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada di
Dusun Longserang Barat Utara ?
5. Strategi dan konsep perencanaan seperti apa yang digunakan untuk merencanakan
Dusun Longseran Barat Utara dilihat dari potensi dan masalah yang ada ?

PERENCANAAN DEASA | 4
1.4 TujuandanKegunaan
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin dicapai terhadap
studi perencanaan desa yang di lakukan di DususnLongserang Barat Utara yaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting berdasarkan asepek fisik dasar di
Dusun Longseran Barat Utara.
2. Untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada di Dusun Longseran Barat
Utara.
3. Untuk men getahuipengelolaanpotensisumberdayaalam yang ada di Dusun
Longserang Barat Utara.
4. Mencariarahanatausolusiuntuk memecahkanpermasalahan yang ada di
Dusun Longserang Barat Utara ?
5. MencariStrategiperencanaanyang digunakan untuk merencanakan Dusun
Longseran Barat Utara dilihat dari potensi dan masalah yang ada.

1.4.2 Kegunaan
Kegunaan yang diharapkan dengan d isusunnya studi ini adalah dari hasil studi yang
diserahkan kepada masyarakat, di harapkan sebagai alternative rencana untuk masyarakat
didalam pengembangan Dusun Longserang Barat Utara yang memiliki potensi sumber
daya alam berupa perkebunan dan tempat wisata alam.

1.5 RuangLingkup Wilayah


Dusun Longserang Barat Utara merupakan dusun yang terletak pada wilayah bagian
utara Desa Langko, Kecamatan Lingsar dengan kondisi topografis kawasan perbukitan dan
lembah dengan kemiringan lereng mencapai 180o. Dusun Longserang Barat Utara berada
pada ketinggian antara 137,5 – 425 mdpl.
Berdasarkan hasil pemetaan yang teah dilakukan, Dusun Longserang Barat Utara
memiliki luas wilayah yaitu seluas 209,06 Ha. Adapun batas administrasi Dusun
Longserang Barat Utara memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Hutan Tutupan
Sebelah Selatan : Dusun Longserang Barat Selatan
Sebelah Barat : Desa Giri Madia
Sebelah Timur : Desa Karang Bayan

PERENCANAAN DEASA | 5
Peta 1.1 Batas Administrasi Dusun Longserang Barat Utara

PERENCANAAN DEASA | 6
1.6 SistematikaLaporan

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang dari penyusunan laporan,
identifikasi masalah pada wilayah studi, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
dari laporan, ruang lingkupwilayahstudiyang diambil dan sistematika laporan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Berisikan teori-teori yang menunjang dan mendasari
terhadapmaterilaporan, serta keterkaitan antar teori yang tercakup dalam
kerangka teori.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Menjelaskan mengenai metode dan alat analisa yang digunakan untuk
mencapai tujuan dari hasil laporan. Pada bab ini terdapat metode pendekatan
dimana di dalamnya terdapat metode PRA (Participatory Rural Appraisal),
metode pencarian dan pengumpulan data dimana didalamnya terdapat data
primer-sekunder, dan metode analisa dimana didalamnya terdapat analisis
diskriptif dan analisis evaluatif.

BAB IV :PENGKAJIAN WILAYAH PERENCANAAN


Mendeskripsikan secara lebih detail mengenai kondisi fisik dasar dan fisik
binaan wilayah studi, penelusuran alur sejarah wilayah studi, kearifan local dan
kondisi perekonomian secara umum di wilayah studi, uraian mengenai
komoditas unggulan di wilayah studi yang terangkum dalam gambaran umum
komoditas.

BAB V :ANALISA
Berisi proses dan hasil analisa yang dilakukan terhadap data-data yang
telah dikumpulkan pada survai primer dan sekunder, dengan menggunakan
metode analisa yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian. Hasil dari
analisa digunakan sebagai dasar penyusunan rencana yang merupakan tujuan
dari penyusunan laporan. Pada bab ini juga berisi analisis diskriptif yang

PERENCANAAN DEASA | 7
tercantum di dalamnya yaitu berupa Photo mapping (pemetaan potensi dan
masalah), analisis SWOT, analisis situasi, dan analisis partisipatif. Selanjutnya
analisis evaluative yang tercantum di dalamnya yaitu berupa analisis masalah,
analisis tulang ikan, analisis tujuan, dan analisis alternative proyek.

BAB VI :KONSEP PERENCANAAN


Membahaskan mengenai bagaimana alur pemikiran yang akan di jadikan
sebagai suatu perencaan di desa penelitian.
BAB VII : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran, yang dimana kesimpulan diambil
berdasarkan paparan atau pembahansan yang telah di bahas sebelumnya.

PERENCANAAN DEASA | 8

Anda mungkin juga menyukai