Anda di halaman 1dari 7

Apa itu Meningitis dan

Bagaimana Cara Penularannya?

DokterSehat.Com– Meningitis adalah infeksi yang mengenai selaput – yang


disebut meninges – yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang.
Meningitis merupakan penyakit yang relatif jarang ditemukan.

Meningitis bakteri dapat bersifat mematikan dan menular di antara orang-


orang yang berada di dekat penderitanya. Menigitis virus cenderung lebih
ringan dan sebagian besar penderitanya sembuh sempurna tanpa
mendapatkan terapi khusus. Meningitis jamur merupakan jenis meningitis
yang langka dan biasanya terjadi pada orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah.

Apa penyebab meningitis?


Menigitis hampir selalu disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang
awalnya berada di bagian lain dari tubuh, misalnya di telinga, sinus, atau
saluran napas atas. Penyebab meningitis yang lebih jarang meliputi infeksi
jamur, penyakit autoimun, dan obat-obatan.
Meningitis bakteri
Meningitis bakteri merupakan penyakit yang sangat serius yang memerlukan
perawatan medis secepatnya. Bila tidak diatasi dengan cepat, penyakit ini
dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam – atau menimbulkan
kerusakan permanen pada otak dan bagian tubuh lain.

Meningitis bakteri dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri. Bakteri


yang banyak menyebabkan meningitis antara lain: Neisseria
meningitidis (“meningococcus”), Streptococcus
pneumonia (“pneumococcus”), dan, pada lansia dengan sistem kekebalan
tubuh yang rendah, Listeria monocytogenes. Haemophilus influenzae tipe b
(Hib) juga menjadi salah satu penyebab utama meningitis pada bayi dan
anak-anak sampai ditemukannya vaksin Hib yang diberikan saat bayi. Vaksin
untuk Neisseria meningitidis dan Streptococcus pneumoniae juga telah
ditemukan. Vaksin ini disarankan untuk seluruh anak-anak maupun orang
dewasa yang berisiko menderita meningitis.

Bakteri dapat menular ke orang lain melalui batuk dan bersin. Jika kita
berada di dekat orang yang menderita meningitis bakteri, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari penularan.

Pada beberapa kasus, meningitis bakteri terjadi ketika bakteri yang berada di
telinga, sinus, atau saluran napas atas masuk ke dalam pembuluh darah.
Bakteri ini kemudian akan berjalan mengikuti aliran darah menuju ke otak.

Meningitis virus
Meningitis virus lebih banyak ditemukan daripada meningitis bakteri dan
pada umumnya – tetapi tidak selalu – bersifat lebih ringan. Meningitis jenis
ini dapat disebabkan oleh beberapa jenis virus, termasuk beberapa virus
yang diketahui juga menyebabkan diare.

Orang-orang dengan meningitis virus lebih jarang mengalamai kerusakan


otak permanen setelah infeksi menghilang. Sebagian besar penderitanya
dapat sembuh secara sempurna.
Meningitis jamur
Meningitis jamur jauh lebih jarang terjadi daripada kedua jenis meningitis di
atas. Meningitis jamur jarang terjadi pada orang yang sehat. Namun, orang-
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah – seperti penderita AIDS
– lebih berisiko mengalami meningitis jenis ini.

Siapa saja yang berisiko menderita meningitis?


Siapapun dapat menderita meningitis jenis apa saja. Namun, penelitian
menunjukkan beberapa kelompok usia yang memiliki risiko meningitis lebih
tinggi, yaitu:

 Anak di bawah 5 tahun


 Remaja dan dewasa muda yang berusia 16-25 tahun
 Di atas 55 tahun

Penelitian menunjukkan bahwa meningitis menjadi lebih berbahaya bagi


orang-orang dengan penyakit tertentu, misalnya gangguan limpa, penyakit
kronis, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Karena kuman-kuman penyebab meningitis tertentu dapat menular, wabah


cenderung terjadi di daerah pemukiman padat penduduk. Pelajar atau
tentara yang tinggal dalam satu asrama juga memiliki risiko lebih tinggi.
Begitu juga pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke daerah-daerah
dimana terdapat banyak penderita meningitis, misalnya di beberapa daerah
di Afrika.

Untuk diingat. Bahkan jika situasi dan kondisi kita meningkatkan risiko
terjadinya meningitis pada diri kita, penyakit ini masih merupakan penyakit
yang jarang ditemui. Dan banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mencegahnya.

Gejala meningitis
Meskipun jarang terjadi, meningitis masih merupakan penyakit serius dan
dapat mengancam nyawa. Jadi, tidak ada salahnya mengenali gejala
penyakit ini. Gejala yang paling sering meliputi:
 Kaku leher, kadang-kadang begitu kakunya sehingga sulit untuk
menyentuh dada dengan dagu.
 Nyeri kepala, kadang-kadang terasa sangat berat dan terjadi di
seluruh bagian kepala.
 Demam tinggi.
 Mual atau muntah.
 Tidak nyaman dengan cahaya yang terang.
 Mengantuk berlebihan.
 Kejang
 Ruam

Kadang-kadang gejala di atas disertai dengan gejala mirip flu, infeksi telinga,
atau infeksi sinus.

Jika anak masih terlalu kecil sehingga tidak bisa mengatakan keluhannya,
akan lebih sulit untuk mendeteksi gejala meningitis. Jadi, pada bayi dan anak
kecil, gejala meningitis yang tampak mungkin hanya:

 Demam
 Lemah
 Rewel
 Sulit makan
 Tangisan melengking
 Kulit pucat atau muncul bercak-bercak
 Menangis jika digendong
 Punggung melengkung

Kecepatan munculnya gejala-gejala tersebut bervariasi. Gejala-gejala


meningitis bakteri muncul dengan cepat, biasanya dalam hitungan jam
setelah terinfeksi. Pada meningitis virus, gejala mungkin baru muncul dalam
beberapa hari setelah terinfeksi.

Kapan kita harus menghubungi dokter?


Tentu saja, yang membingungkan tentang gejala-gejala meningitis di atas,
terutama bagi para orang tua, adalah bahwa sebagian besar gejala-gejala
tersebut sangat sering ditemukan, sekalipun bukan pada penderita
meningitis.

Satu hal penting yang perlu diingat. Selain adanya gejala-gejala spesifik
meningitis, anak ataupun orang dewasa dengan meningitis bakteri – yang
merupakan jenis meningitis yang paling berat – biasanya mengalami
perburukan kondisi secara cepat.

Meskipun kemungkinan menderita meningitis sangat kecil, kita harus tetap


waspada. Jika diri sendiri atau anggota keluarga lain ada yang kontak
dengan penderita meningitis atau menunjukkan gejala meningitis, segera
hubungi dokter. Jika gejala meningitis yang muncul tampak berat, segera
datang ke unit gawat darurat terdekat. Mendapatkan perawatan untuk
meningitis mampu membuat perbedaan dalam angka kesembuhannya.

Pencegahan meningitis
Selain dengan vaksinasi, meningitis juga dapat dicegah dengan cara berikut.

 Berhati-hati bila berada di dekat penderita meningitis. Beberapa


jenis meningitis dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh,
misalnya melalui ciuman, batuk, bersin, atau menggunakan sendok
atau sikat gigi bergantian. Jika anggota keluarga ada yang
menderita meningitis yang bisa menular, batasi kontak dengan
penderita tersebut.
 Cuci tangan setelah kontak dengan penderita meningitis.
 Jika sudah terjadi kontak dengan penderita meningitis, jangan ragu
untuk menghubungi dokter. Berdasarkan lama kontak dan jenis
meningitis yang didertita oleh orang yang menularkan tersebut,
dokter mungkin juga perlu memberikan terapi profilaksis
(pencegahan) dengan obat-obatan.
 HOME

 KESEHATAN

Peneliti Tewas Akibat Bakteri yang Diteliti


Jumat, 4 Mei 2012 | 23:18 WIB

Seorang peneliti muda tewas akibat penyakit meningokokus – penyakit yang


mengakibatkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang
belakang (meningitis), infeksi darah, dan infeksi berat lainnya. Diyakini,
penyebabnya adalah karena ia berkutat dengan sebuah bakteri di sebuah lab di San
Francisco, tempat ia bekerja dan membuat vaksin untuk mencegah penyakit akibat
bakteri tersebut.

Kasus tak lazim, di mana ilmuwan terinfeksi dan berakibat fatal akibat zat yang ia
teliti di laboratoriumnya sendiri ini kini tengah diselidiki oleh para pakar dari US
Centres for Disease Control and Prevention (CDC). Mereka kini tengah berupaya
untuk mengonfirmasikan apa yang telah mereka duga telah membunuh Richard Din,
25 tahun, peneliti tersebut.

Tom Skinner, juru bicara CDC menyebutkan, pihaknya akan melakukan tes biopsi
terhadap Din dan patogen laboratorium yang tengah ia kerjakan. “Jika tanda-
tandanya sesuai, kemungkinan besar ia terinfeksi saat bekerja di lab,” ucapnya.
“Tetapi, kejadian di mana seorang peneliti sakit dan meninggal akibat organisme
yang tegah ia kerjakan di laboratoriumnya sangatlah tak lazim,” ucapnya.

Sebagai langkah pencegahan, puluhan orang, termasuk keluarga, teman dekat,


personel medis yang merawat Din dan sejumlah rekan sekerjanya di San Francisco
Veterans Affairs Medical Centre telah diberi antibiotik. Sekaligus untuk mencegah
penyakit yang menyerang sangat cepat dengan gejala seperti panas tinggi, pusing,
sakit leher, muntah-muntah, ruam-ruam, disorientasi, dan kelelahan berat.

Harry Lampiris, Chief of Infectious Disease, San Francisco, menyatakan,


kemungkinan Din tewas akibat bekerja dengan Neisseria meningitidis, salah satu
varian bakteri penyebab penyakit meningokokus dan menimbulkan meningitis dan
infeksi pembuluh darah.

Sebenarnya, sejak tahun 1960-an, vaksin untuk mengatasi beberapa varian dari
penyakit meningokokus sudah tersedia. Namun, sudah lebih dari 20 tahun terakhir
ilmuwan di lab San Francisco tersebut mengalami kegagalan dalam upaya
mengembangkan vaksin terhadap serogroup B, varian yang membunuh Din, tak
sampai sehari setelah ia jatuh sakit akibat penyakit tersebut.

Di Amerika Serikat, setiap tahunnya sekitar 1.000 orang mengalami penyakit


meningokokus. Tingkat kematiannya mencapai 10 sampai 15 persen. Meski begitu,
belum dapat diketahui berapa yang tewas akibat meningokokus dari serogroup B.

Penulis :
Editor : Deliusno

Anda mungkin juga menyukai