Anda di halaman 1dari 8

Program Pendampingan Sekolah Berwawasan Lingkungan

Tujuan Program
Tujuan program Sekolah Berbudaya Lingkungan adalah : “Mewujudkan warga sekolah yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan”.
Adapun tujuan antara yang ingin dicapai adalah :

1. Menjadikan sekolah sebagai sarana pendidikan yang berorientasi lingkungan hidup.


2. Mendidik para siswa agar peduli lingkungan dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan
baik penerapan kurikulum berbasis lingkungan hidup, mengaktifkan kegiatan
ekstrakurikuler lingkungan hidup, penataan dan pemanfaatan lingkungan sekolah dan
pelibatan siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup di luar sekolah.
3. terbangunnya sinergitas antara elemen sekolah, diantaranya siswa, guru, orang tua murid
dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup.

Sasaran
Sasaran program ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kamojang, Ds. Laksana, Kec. Ibun, Kab.
Bandung. Penetapan sekolah ini dengan mempertimbangkan bahwa sekolah tersebut berada di
wilayah dusun Kamojang yang sebelumnya telah diselenggarakan program dusun bersih dan saat
ini dusun tersebut juga sedang dilaksanakan program budidaya tanaman obat dan peternakan
domba. Dengan adanya sinergi diantara program dapat menjadikan kawasan Kamojang menjadi
dusun terpadu berbasis lingkungan.

Komponen kegiatan meliputi empat aspek, diantaranya :


1. Penerapan kebijakan berwawasan lingkungan
Komponen pertama yang harus dibangun adalah standarisasi Kebijakan berwawasan lingkungan.
Kebijakan berwawasan lingkungan merupakan spirit atas penerapan sekolah berbudaya
lingkungan yang meliputi : (1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (2) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara mengadvokasi agar Dinas Pendidikan setempat
memberikan perhatian lebih kepada sekolah yang telah ditetapkan sebagai sekolah berbasis
lingkungan dan mengedukasi pihak sekolah agar mampu membuat suatu perencanaan jangka
panjang sekolah berbasis lingkungan.
Komponen program:
1. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Struktur kurikulum memuat muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
3. Rencana kegiatan dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, meliputi :
a. Kesiswaan
b. kurikulum dan kegiatan pembelajaran
c. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan
d. Tersedianya sarana dan prasarana
e. budaya dan lingkungan sekolah
f. peran serta masyarakat dan kemitraan
g. peningkatan dan pengembangan mutu

2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan


Komponen berikutnya adalah mencetak tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik untuk lebih berinovasi dalam metode
pembelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan sehingga secara sistematis para siswa akan
memperoleh embelajaran ganda, dari mata pelajaran utama yang diajarkan dan dari metode
penyampaian mata pelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan.
Selain itu, Peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan pembelajaran ini bisa melalui mata pelajaran yang
telah ditetapkan dalam kurikulum maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mengelola sarana prasarana lingkungan sekolah menjadi
lebih produktif.
Komponen program:
1. Menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran (Pakem/belajar aktif/partisipatif);
2. Mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran;
3. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH
4. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap.
5. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH
6. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH.
7. Mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media.

3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif


Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi
warga sekolah. Seluruh kegiatan berbasis lingkungan hidup dilaksanakan secara partisipatif dan
terencana, partisipatif artinya melibatkan seluruh komponen sekolah, baik dari siswa, guru, wali
murid dan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan bagian dari proses pembelajaran
sehingga kegiatan bukanlah sesuatu yang membebani. Adapun terencana merupakan kegiatan
yang telah disusun sesuai dengan kalender pendidikan dan adanya parameter atas pencapaian
keberhasilan dari setiap kegiatan yang ditetapkan.
Selain komponen internal sekolah, juga harus Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta,
media, sekolah lain).
Komponen program:
1. Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah
2. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan
LH
3. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
4. Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
5. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar
6. Memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup
7. Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah
8. Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran
lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan


Sebagai pendukung kegiatan sekolah berbudaya lingkungan, maka Ketersediaan sarana prasarana
pendukung yang ramah lingkungan menjadi sesuatu yang mutlak, sarana prasarana diantaranya
media edukasi, sarana kebersihan lingkungan sekolah, penanaman tanaman yang dapat menjadi
nilai tambah, warung sehat dan lain-lain.
Sarana prasarana ramah lingkungan yang telah tersedia harus terus dijaga dan ditingkatkan
kualitas manfaatnya.
Komponen program:
1. Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah
2. Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah
3. Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan
4. Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah
5. Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien
6. Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan

Keberlanjutan Program
Program pendampingan sekolah berbudaya lingkungan merupakan program stimulasi agar
Sekolah yang telah ditetapkan sebagai sekolah berbasis lingkungan dapat berjalan secara efektif
sebagai sekolah lingkungan dimana pasca pendampingan maka kegiatan edukasi lingkungan
tetap dijalankan oleh komponen sekolah dengan adanya sinergi dengan masyarakat setempat dan
pembinaan lanjutan dari Dinas Pendidikan setempat.
INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa
kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan
hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu
partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .

Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:


1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan
non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat.
6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait
dengan
masalah lingkungan hidup.

B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum
secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode
belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:


1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat
sekitar.
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup.

C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu
dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga
diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:


1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis
patisipatif di sekolah.
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah.
D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan
prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:

1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan
hidup.
2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

PENGHARGAAN ADIWIYATA
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba.
Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu
melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun
waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).

Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan
Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari
seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui
tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah
Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006
(meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan
Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.

TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA


Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai
dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan
menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor
Negara Lingkungan Hidup.

Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan
Pertimbangan Adiwiyata.

Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup.
MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA
Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air
Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka
dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh
berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh
BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.

Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian
Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang
lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan
Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari
Perguruan Tinggi dlsbnya.

PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA


Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan keasadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat
dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak lingkungan
yang negatif.
Dalam implementasinya Kementrian Negara Lingkungan Hidup berkerjasama dengan para
stakeholders, menggulirkan Program Adiwayata ini dengan harapan dapat mengajak warga
sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut
berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hiudup di sekolah dan sekitarnya.Kata
ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ ADI “ dan “ WIYATA “. ADI mempunyai
makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.
WIYATA mepunyai makna tempat dimana seseorang menedapatkan ilmu pengetahuan, norma
dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabungkan, secara kelseluruhan
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna ; Tempat yang baik dan ideal dimana dapat
diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita – cita
pengembangan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi
tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah
tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.

Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata


Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan beberapa indikator
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah

Tujuan program Adiwiyata

 menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran &
penyadaran warga sekolah (guru, murid & pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari
warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan & pembangunan berkelanjutan.

Prinsip-prinsip Dasar
Partisipatif
Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yg meliputi keseluruhan proses
perencanaan, pelaksanaan & evaluasi sesuai tanggungjawab & peran.
Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana & terus menerus secara komprehensif.
Indikator Sekolah Adiwiyata

1. Pengembangan kebijakan sekolah


2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan Pengembangan kegiatan berbasis
partisipatif
3. Pengembangan dan atau Pengelolaan sarana pendukung sekolah
Kebijakan Sekolah
Pengembangan Kebijakan Lingkungan

1. Filosofi visi, misi sekolah yang peduli dan berbudaya, lingkungan


2. Kebijakan dalam pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup
3. Kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM
4. Kebijakan penghematan sumber daya alam
5. Kebijakan untuk pengalokasian dana bagi kegiatan lingkungan hidup
6. Kebijakan lain yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

KURIKULUM / MATERI PLH


Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan

1. Pengembangan model pembelajaran LH


2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar (isu lokal)
3. Pengembangan metode pembelajaran
4. Pengembangan kegiatan kurikuler bertema LH

Anda mungkin juga menyukai