Anda di halaman 1dari 11

Maksiat Penyebab Terjadinya Pergantian Kepimpinan

Pada ayat 36, Allah swt. menjelaskan kepada kita contoh kisah Adam as. dan iblis,
‫ع ْن َها فَأ َ ْخ َر َج ُه َما ِم َّما َكانَا ِفي‬ َّ ‫فَأَزَ لَّ ُه َما ال‬
َ ‫ش ْي‬
ُُ ‫ط‬
َ ‫ان‬
“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surge dan dikeluarkan dari keadaan semula.” (Al-
Baqarah: 36)
Ayat ini menjadi bukti bahwa kemaksiatan merupakan salah satu penyebab terjadinya
penggantian kepimpinan. Seakan-akan ayat ini akan berkata kepada kita, “Wahai umat
Muhammad, kalian telah memimpin dunia selama 1300 tahun. Dan, peristiwa-peristiwa tragis
yang terjadi pada 100 tahun terakhir disebabkan oleh kemaksiatan kalian, sebagaimana yang
pernah dialami oleh bapak kalian yang pertama, Adam as. Akan tetapi, kesalahan yang dilakukan
oleh Nabi Allah Adam as. jauh berbeda dengan berbagai kemaksiatan besar yang dilakukan siang
dan malam oleh umat ini. Oleh karena itu, belajarlah dari kesalahan umat terdahulu dan
hindarilah kesalahan tersebut agar kalian dapat kembali memimpin dunia.”
Kisah Nabi Adam as. dilanjutkan pada ayat ke-38
ُ ‫علَ ْي ِه ُْم َو‬
َُ‫لَ ُه ُْم يَ ْحزَ نُون‬ َ ُ‫لَ خ َْوف‬ َُ ‫طوُاْ ِم ْن َها َج ِميعاُ فَإِ َّما يَأ ْ ِتيَنَّ ُكم ِم ِني ُهدى فَ َمن تَ ِب َُع ُُه َد‬
ُ َ‫اي ف‬ ُ ‫قُ ْلنَا ا ْه ِب‬
“Kami berfirman, ‘Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran
atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”
• Ayat ini mengingatkan bahwa akan datang petunjuk dari Allah swt. yang telah
disebutkan di awal surat Al-Baqarah.

• “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.”
• Ini mengingatkan kita agar selalu berdoa kepada Allah (dalam surat Al-Fatihah)
supaya kita selalu berada di atas petunjuk ini,
• “Tunjukilah kami jalan yang lurus”
• Sekarang, sudahkah kita merasakan manisnya Al-Qur’an dan hubungan di antara
ayat-ayatnya?!
• Contoh Kepimpinan Bani Israil
• Contoh kepimpinan Bani Israil dijelaskan dalam beberapa ayat yang menjelaskan
kegagalan mereka dalam memimpin bumi.
• Rangkaian kisah ini diawali dengan ayat 40 yang berbunyi,

• “Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah aku anugerahkan
kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku
kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).”
• Dalam ayat ini Allah berseru kepada Bani Israil, “Ingatlah akan nikmat-Ku” Kata
pertama yang digunakan oleh Allah swt. dalam manhaj ini adalah “Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam.” Ini seakan-akan memberi penegasan bahwa
tanggung jawab pertama bagi setiap umat adalah mengingat nikmat Allah swt.
• Dalam ayat ini Allah berseru kepada Bani Israil, “Ingatlah akan nikmat-Ku” Kata
pertama yang digunakan oleh Allah swt. dalam manhaj ini adalah “Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam.” Ini seakan-akan memberi penegasan bahwa
tanggung jawab pertama bagi setiap umat adalah mengingat nikmat Allah swt.
Nikmat Allah Kepada Bani Israil
• Pada ayat-ayat berikutnya, Allah swt. menyebutkan beberapa contoh nikmat yang
dianugerahkan kepada mereka, misalnya pada ayat 50, Allah swt. berfirman,

• “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan
Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri
menyaksikan.”
• Pada ayat 52, Allah swt. berfirman
• “Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.”
• Pada ayat 57, Allah swt. berfirman,

• “Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna”
dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri”
• Ayat-ayat tersebut berbicara tentang berbagai nikmat yang diberikan kepada Bani
Israil, kemudian beralih menerangkan kesalahan mereka. Semua ini dimaksudkan
agar kita tersadar tidak melakukan kesalahan serupa.
Kesalahan Umat Terdahulu
• Kesalahan Bani Israil mulai disebutkan dalam ayat 55,

• “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang,’ karena itu kamu disambar
halilintar, sedang kamu menyaksikannya.”
• Ayat ini menjelaskan bahwa Bani Israil penganut paham materalisme. Kesalahan
besarnya adalah kezhaliman yang mereka lakukan sebagai akibat
ketidakpercayaan mereka kecuali dengan apa yang terlihat oleh kasat mata.
• Kesalahan mereka mengingatkan kita pada sifat pertama orang bertakwa yang
disebutkan dipermulaan surat,
• “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib.”
• Selanjutnya banyak ayat bercerita tentang Bani Israil serta kedurhakaan yang
mereka perbuat, seperti membunuh para nabi, dosa-dosa mereka, kekafiran
terhadap ayat-ayat Allah, rencana busuk ashabus sabt (orang-orang yang
melakukan pelanggaran pada hari Sabtu), tipu daya mereka terhadap ayat-ayat
Allah, hingga kepada inti ayat dalam surat Al-Baqarah, Kisah Sapi Betina.
Dibalik Nama Al-Baqarah
• Sebagian orang mungkin bertanya-tanya mengapa surat ini dinamakan Al-
Baqarah? Ada yang mengatakan demikian karena di dalamnya memuat cerita
tentang Al-Baqarah (sapi betina). Padahal surat Al-Baqaah tidak hanya
menceritakan kisah ini, ada banyak kisah didalamnya. Lalu mengapa kisah ini
dipilih sebagai nama surat sedangkan kisah yang lainnya tidak?
• Kisah sapi betina merefleksikan kesalahan Bani Israil yang mendasar dan pokok.
Kisah ini diambil sebagai nama surat agar kaum muslimin yang diberi amanah
memimpin dapat mengingatnya dan menghindari kesalahan serupa.
‫‪Mengelak Tugas sebagai Pembuka Kejahatan‬‬
‫‪• Kesalahan Bani Israil terlihat pada ayat 67-71:‬‬
‫ن •‬ ‫ن ِم َُ‬ ‫عو ُذُ ِب ُِٰ‬
‫اّلل اَنُ ا َ ُكو َُ‬ ‫ل اَ ُ‬ ‫ّللا يَا ُم ُر ُكمُ اَنُ تَذبَ ُحوا بَقَ َرةُ ُؕ قَالُواُ اَتَت َّ ِخذُنَا ُه ُزوؕا ُؕ قَا َُ‬ ‫ن َُٰ‬ ‫ل ُمو ٰسى ِلقَو ِمهُ اِ َُّ‬ ‫َواِذُ قَا َُ‬
‫ن ﴿‪ ﴾2:67‬ال ٰجـ ِه ِلي َُ‬
‫ن‬ ‫ع َُوانُ بَي َُ‬ ‫ل ِبكرُ َ‬ ‫ارضُ َّو َُ‬ ‫ل فَ ِ‬‫ل اِنَّ َها بَقَ َرةُ َُّ‬
‫ل اِنَّهُ يَقُوُ ُُ‬
‫ىُؕ قَا َُ‬ ‫َّك يُبَ ِينُ لَّنَا َما ِه َُ‬
‫ع لَنَا َرب َُ‬ ‫قَالُوا اد ُُ‬
‫كُؕ فَافعَلُوا َما تُؤ َم ُرو َُ‬
‫ن‬ ‫صف َُرا ُُُۙ فَا ِقعُ ﴿‪ٰ ﴾2:68‬ذ ِل َُ‬ ‫ل اِنَّ َها بَقَ َرةُ َ‬ ‫ل اِنَّهُ يَقُو ُُ‬‫َّك يُبَ ِينُ لَّنَا َما لَونُ َها ُؕ قَا َُ‬ ‫ع لَنَا َرب َُ‬‫قَالُوا اد ُُ‬
‫سرُ النٰ ِظ ِري َُ‬
‫ن‬ ‫ّللاُ ﴿‪ ﴾2:69‬لَّونُ َها ت َ ُ‬ ‫علَينَا ُؕ َواِنَّـاُ اِنُ شَا َُُۙ ُٰ‬ ‫ن البَُقَ َُر ت َ ٰشبَ ُهَ َ‬ ‫َّك يُبَ ِينُ لَّنَا َما ِه َُ‬
‫ى اِ َُّ‬ ‫ع لَنَا َرب َُ‬ ‫قَالُوا اد ُُ‬
‫ل ِشيَ ُةَ فُِي َها ُؕ ﴿‪ ﴾2:70‬لَ ُمهتَدُو َُ‬
‫ن‬ ‫سلَّ َمةُ َُّ‬
‫ث ُؕ ُم َ‬ ‫ل تَس ِقى ال َحـر َُ‬ ‫ض َو َُ‬‫ل َذلُولُ تُثِي ُُر الَر َُ‬ ‫ل اِنَّ َها بَقَ َرةُ َُّ‬
‫ل اِنَّهُ يَقُو ُُ‬
‫قَا َُ‬
‫ـقُؕ فَ َذبَ ُحو َها َو َما َكادُوا يَفعَلُو َُ‬
‫ن‬ ‫ت ِبال َح ُِ‬ ‫ـن ِجئ َُ‬ ‫﴿‪ ﴾2:71‬قَالُوا ال ٰـ َُ‬
• “Dan (Ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina’. Mereka berkata ‘Apakah kamu
hendak menjadikan kami buah ejekan?’ Musa menjawab, ‘Aku berlindung kepada
Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil.’ Mereka menjawab,
‘Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami, agar Dia menerangkan tentang
kepada kami, sapi betina apakah itu?’ Musa menjawab, ‘Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.’
Dia menerangkan kepada kami apa warnanya, lagi menyenangkan orang-orang
yang memandangnya.’ Mereka berkata, ‘Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk
kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikah sapi betina itu,
karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami
insya Allah akan mendapat petunjuk.’ Musa berkata, ‘Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai
untuk membaja tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat,
tidak ada belangnya.’ Mereka berkata, ‘Sekarang barulah kamu menerangkan
hakikat sapi betina yang sebenarnya.’ Kemudian mereka menyembelihnya dan
hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.” (Al-Baqarah: 67-71)
Dipilih untuk Hikmah Tertentu
• Dalam kisah Al-Baqarah disebutkan, ada seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil
terbunuh. Tidak seorang pun mengetahui pelakunya sehingga terjadilah
perselisihan di antara mereka. Lalu Allah menurunkan wahyu agar mereka
menyembelih sapi betina dan mengambil sekerat daging untuk dipukulkan
kepada si mayat. Allah pun menghidupkannya, dan mayat tersebut
memberitahukan nama pembunuhnya
• Hikmah dari kisah tersebut adalah Allah meminta mereka melakukan hal itu
karena mereka selalu berpandangan materialis. Ini juga untuk memperlihatkan
bahwa Allah swt. berkuasa atas segala sesuatu dan tidak semua urusan selalu
berlaku sebagaimana biasa. Oleh karena itu, Allah menghidupkan manusia yang
sudah meninggal dengan binatang yang sudah mati sehingga mayat itu pun
berbicara
• Pada mulanya mereka enggan melaksanakan perintah Allah karena jerat
materialisme yang telah membelenggu pikiran mereka dan tidak paham terhadap
hikmah yang terkandung di dalamnya.
• Kisah Al-Baqarah merefleksikan kesalahan Bani Israil, mulai dari pandangan
materialisme, pembangkangan, ketidaktaatan kepada Allah dan para nabi, dan
menyimpang dari manhaj yang benar. Apabila melaksanakan perintah Allah,
mereka lakukan dengan terpaksa, dan hampir tidak mau melakukannya.
• Kisah Al-Baqarah merupakan peringatan keras agar kita tidak terjerumus ke
lembah materialisme. Peringatan tegas agar kita tidak membantah dalam urusan
agama Allah, dan tidak mengelak dalam melaksanakan syariat Allah swt. Ini juga
merupakan penyadaran agar kita tidak mengerjakan syariat Allah dengan
terpaksa atau tidak suka.
• Surat ini dinamai Al-Baqarah untuk menunjukkan betapa berbahanya perilaku-
perilaku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai