Anda di halaman 1dari 31

Pengeringan (drying)/

Dehidrasi (dehydration)

Purwiyatno Hariyadi

• Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB


• Director of Southeast Asian Food & Agricultural Science &
Technology (SEAFAST) Center, Bogor Agricultural University,
BOGOR, Indonesia
• www.seafast.ipb.ac.id

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Pengeringan (drying)/
Dehidrasi (dehydration)

• Teknik pengawetan pangan  kuno  modern

• Operasi mengurangi/mengambil air dari suatu


bahan (pangan) melalui proses evaporasi
(penguapan) atau sublimasi.

• Pengawetan?  mengurangi akivitas air (aw).

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


1
Teori-Diagram Fase Air & Pengendalian Pengeringan

Tekanan
(atm)
mendidih
cair

gas

Suhu (oC)

Teori-Diagram Fase Air & Pengendalian Pengeringan

Tekanan membeku
(atm) cair
padat

gas

Suhu (oC)

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


2
Teori-Diagram Fase Air & Pengendalian Pengeringan

Tekanan
(atm)
padat cair

menyublim

gas

Suhu (oC)

Teori-Diagram Fase Air & Pengendalian Pengeringan

Tekanan
(atm)
1 atm
padat cair
Pengeringan biasa,
Pada tek atmosfir,
terjadi pd suhu
tinggi
(1 atm  100oC)

gas

100oC
(212oF)
Suhu (oC)

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


3
Teori-Diagram Fase Air & Pengendalian Pengeringan

Tekanan
(atm)
1 atm
padat cair
? Atm
(<1atm)
Pengeringan
vacuum,
(pd tek < atmosfir,
terjadi pd suhu lbh
rendah)

gas

? oC
(<100oC)
Suhu (oC)

PENGERINGAN … contoh produk kering

Peach

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


4
PENGERINGAN … contoh produk kering

Spinach

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?

Kenapa mengawetkan?
• Menurunkan kadar air  menurunkan
ketersediaan/aktivitas air
 Menurunkan aktivitas mikroba
 Menurunkan reaksi perubahan (stabil
selama penyimpanan)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


5
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?
Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam
menentukan keawetan pangan
Zone Zone Zone
I II III
(air (mono (air
terikat) layer) bebas)

Kadar Air
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

ITP530 Water Activity Purwiyatno Hariyadi


Phariyadi.staff.ipb.ac.id
2015

PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?


Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam
menentukan keawetan pangan
Zone Zone Zone
I II III
Oksidasi lemak
Reaksi
hidrolisis
Kadar Air

Reaksi non-
enzimatis
browning

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

ITP530 Water Activity Purwiyatno Hariyadi


Phariyadi.staff.ipb.ac.id
2015

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


6
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?


Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam
menentukan keawetan pangan
aw
1

Produk “mudah rusak”:


Biasanya rusak karena
perubahan/aktivitas mikrobiologi
0,55 - 0,65

Produk “awet”:
Biasanya rusak karena
perubahan kimia & fisik

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


7
Nilai aktivitas Air (aw), mikroba, dan contoh
produk pangan
Nilai aw Jenis Mikroorganisme Contoh produk pangan dgn aw min tsb
minimum yang terhambat
pada kondisi aw tsb
0,950 Pseudomonas, Eschericia, Daging dan ikan segar, susu segar, berbagai buah dan
Proteus, Shigela, Klebsiella, sayuran segar, dan berbagai produk olahannya (sosis);
Bacillus, Clostridium kadar air lebih dari 40% (b/b)
perfringents,
beberapa ragi
0,910 Salmonella, Vibrio Aneka keju, aneka olaha daging kiuring,
parahaemolyticus, dan konsentrat dengan kadar sukrosa ~55%, atau kadar
C. botulinum, Seratia, NaCl ~ 12%
Lactobacillus, Pediococcus,
beberapa kapang,
Rhodotrula, Pichia
0,870 Berbagai ragi Sosis fermentasi (salami), sponge cake (kue bolu), keju
(Candida, Torulopsis, kering, margain, dan bahan bangan lain dengan kadar gula
Hansenula), tinggi (~ 65% sukrosa (b/b; jenuh) atau kadar garam, NaCl
Reference:
ITP530
Water
Micrococcus) ~ 15%
Activity of Some Foods and Susceptibility to Spoilage by Microorganisms Adapted Purwiyatno Hariyadi
from Beuchat (1981).
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Nilai aktivitas Air (aw), mikroba, dan contoh


produk pangan
Nilai aw Jenis Mikroorganisme Contoh produk pangan dgn aw min tsb
minimum yang terhambat
pada kondisi aw tsb
0,800 Kebanyakan kapang Susu kental manis, sirup coklat, sirup maple,
(mycotoxigenic penicllia), sirup buah, tepung, beras, kacang-kavangan
Staphylococcus aureus, (kadar air ~ 15-17%), fruits cake, dan aneka
kebanyakan Saccharomyces bolu manis
(bailii) spp, Debaryomyces
0,750 Kebanyakan bakteria
Halofilik, Aspergilli Mycotoxingenik Jem, marmalade, marzipan, dll
0,650 Jamur xerophilik
Rolled oats (kadar air ~10%), nugget, jeli,
(Aspergillus chevalieri., A candidus,
molases, gula mentah (raw sugar), dan
Wallemia sebi), Saccharomyces bisporus
berbagai buah-buahan kering
0.600 Ragi osmophilic
Buah/sayur kering dengan kadar air 15-20%,
(Saccharaomyces rouxii),
produk karamel cair, madu
bebeberapa jamur
Reference: (Aspergillus ecbinulutas, Purwiyatno Hariyadi
ITP530
Water Activity of Some Foods and Susceptibility to Spoilage by Microorganisms Adapted
from Beuchat
2015
Monascus
(1981). bisporus) Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


8
Nilai aktivitas Air (aw), mikroba, dan contoh
produk pangan
Nilai aw Jenis Mikroorganisme Contoh produk pangan dgn aw min tsb
Minimum yang terhambat
pada kondisi aw tsb
0,5 Aneka pasta (mie, spaghetti, dll)
dgn kadar air ~ 12,5%
Rempah-rempah kering dgn kadar air ~10%.
0,400 Umumnya; Tepung telor; kadar air ~5%
Iidak dapat
0,300 ditumbuhi oleh Kukis, kreker, bread crust dll
mikroorganisme (dgn kadar air ~ 3-5%).
0,030 Bubuk susu utuh dgn kada air 2-3%,
Bubuk MPASI (ka ~ 1-3%),
Bubuk sup (ka ~ 2-3%)
Sayuran kering (ka~5%),
Emping jagung (cornflake, ka~5%)
Reference:
ITP530
Water Activity of Some Foods and Susceptibility to Spoilage by Microorganisms Adapted Purwiyatno Hariyadi
from Beuchat (1981).
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Nilai aktivitas air (aw) pada beberapa


jenis produk pangan

Jenis Produk Nilai Aktivitas Air (aw)

Daging dan ikan segar 0.99


Roti 0.95
Keju Chedar 0.85
Aneka Jem dan jeli 0.8
Aneka pudding 0.8
Buah kering 0.6
Kukis 0.3
Susu bubuk 0.2
Kopi Instant 0.2

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


9
ITP530 Purwiyatno Hariyadi
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Konsep Dasar Pengeringan

• Kadar air = massa air/satuan massa padatan


kering

• Kadar air keseimbangan = f (suhu,


kelembaban)

• Isoterm Sorpsi Air (ISA) = Moisture Sorption


isotherms(MSI):
– kurva hubungan antara RH udara penyimpanan
dan kadar air kesetimbangan yang diperoleh jika
produk selama penyimpanan
.

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


10
Konsep Dasar Pengeringan
• ISA: kurva hubungan antara RH udara penyimpanan
dan kadar air kesetimbangan yang diperoleh jika produk
selama penyimpanan

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Konsep Dasar Pengeringan


ISA  dipengaruhi oleh suhu :

• Perlu kontrol suhu dalam melakukan percobaan


penentuan ISA

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


11
Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (1)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (2)

Lakukan : penyimpanan produk pada berbagai kondisi RH


penyimpanan yang berbeda-beda.

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


12
Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (3)
Buat kurva kenaikan kadar air  menuju ke kadar air kesetimbangan
(selama penyimpanan pada berbagai kondisi RH)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (1)

Fenomena Histerisis Pada Kurva ISA

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


13
Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (2)

Fenomena Histerisis Pada Kurva ISA

Hysteresis: loss
of H20 binding
sites

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (3)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


14
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -1

• Bahan pangan basah; dikeringkan dengan menggunakan


udara kering, panas, pada suhu dan RH yang konstan.
• Udara kering, panas akan
• memberikan panas (sensible dan laten) yang diperlukan untuk
proses pengeringan (evaporasi)  secara konveksi
• Membawa uap air

Udara kering,
panas Udara basah,
dingin

BAHAN PANGAN d

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -2

Mekanisme Pengeringan  3 tahap pengeringan :

• Tahap “penyesuaian” (settling down stage)  ( A-B )


• Tahap pengeringan dengan laju pengeringan konstan (Constant drying rate
stage)  ( B-C )
• Tahap pengeringan dengan laju pengeringan menurun (Falling drying rate
stage)  ( C-D )

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


15
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -3

Tahap “penyesuaian” (A-B)


Tahap awal; dimana permukaan bahan akan menyesuaian/
mencapai kesetimbangan dengan udara pengering
 suhu permukaan meningkat mencapai suhu bola basah dari
udara pengering.
ITP530 Purwiyatno Hariyadi
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -4


Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Konstan (Constant Rate
Periode; CRP)  (B-C)
• Permukaan bahan selalu dalam keadaan basah
(jenuh dengan air)
• Laju perpindahan air dari dalam bahan menuju
permukaan > laju pengurangan air dari
permukaan (oleh evaporasi)
• T permukaan tetap dipertahankan pada suhu
bola basah udara pengering.
• (dw/dt )c = - Kg A ( ps-pa)
• (dw/dt)c = laju pengeringan
• Kg = koeff pindah massa
• A = luas area pengeringan
• ps = tekanan uap air di permukaan, dan
• pa = tekanan parsial uap air di udara
pengering.

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


16
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -5
Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Konstan (Constant Rate
Periode; CRP)  (B-C)

• (dw/dt)c = - Kg A ( ps-pa)
Bisa dinyatakan dgn menggunakan nilai
kelembahan absolute
 kelembahan absolute = (berat uap air/satu satuan
berat udara)
H = Mw pv /Ma (P-pv)
karena pv << P  P-pv  P
H = ( Mw/Ma) ( pv/P )
• (dw/dt)c = - Kg1 A(Hs - Ha), dimana
Kg1 = Kg( Ma P/ Mw)
Hs kelembaban pada permukaan (kelembaban
jenuh pd suhu permukaan),
Ha kelembaban udara pengering

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -6


Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Konstan (Constant Rate
Periode; CRP)  (B-C)

• (dw/dt)c = - Kg A ( ps-pa)
Laju pindah panas di permukaan :
• (dQ/dt)c = hc A (a - s)

(dQ/dt)c = laju pindah panas


hc = koef pindah panas konveksi
a = suhu udara pengering (suhu bola kering), dan
s = suhu permukaan (suhu bola basah).

Panas yang ditransfer ke permukaan akan


digunakan untuk menguapkan air dari
permukaan :
• (dw/dt)c L = -(dQ/dt),
dimana L = panas laten evaporasi.
• (dw/dt)c = - (hc A/L)(a - s)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


17
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -7
Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Konstan (Constant Rate
Periode; CRP)  (B-C)
• (dw/dt)c = - (hc A/L)(a - s)

Jika A’ adalah luas area pengeringan effektif


per satu satuan masa bahan, maka

 (dW/dt )c = - (hc A'/L)(a - s)

Untuk pengeringan pada bak pengering


dengan ketebalan d, dimana proses
penguapan hanya terjadi melalui permukaan
atas (asumsi tdk terjadi
pengkerutan/shrinkage), maka laju
perubahan kadar air :
Waktu pengeringan selama CRP
( dW/dt)c = - (hc/s L d) (a - s) ........CRP  integrasikan persamaan (CRP)
dengan batas W: (W0Wc), dan t:
Dimana : s = desnitas kamba produk kering. (0tc).

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -8


Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D)

• Mulai terjadi jika transfer uap air di


dalam bahan mulai terhambat; shg tidak
lagi cukup untuk mempertahan
permukaan bahan tetap jenuh
permukaan mulai mengering.
• Kadar air dimana mulai terjadi
perubahan ini disebut kadar air kritis 
critical moisture content Wc.
• Setelah titik ini; suhu permukaan bahan
mulai meningkat mendekati suhu bola
kering udara pengering  bahan mulai
mngering.

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


18
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -9
Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D)

Laju pengeringan :

(dW/dt)f = - K(W - We),

dimana

We = kadar air kesetimbangan


pada suhu dan kelembaban
udara pengering (ISA)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -10


Tahap Pengeringan dengan Laju
Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D)
Laju pengeringan pd awal FRP =
laju pengeringan pada akhir CRP

(-dW/dt)f = (-dW/dt)c

(dW/dt)f = - K(Wc - We)


(dW/dt)c = - (hc/s L d) (a - s) ...... CRP

K = (-dW/dt)c / (Wc - We)

(dW/dt)f = -hc (a - s) (W - We) / s L d ( Wc- We )

tFRP  intergrasikan dari t=0, W=Wc sampai t=tFRP, W=Wf

Jika pengeringan terjadi dari dua permukaan (atas-bawah) maka d =


1/2 ketebalan lapisan.

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


19
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -11

Total waktu pengeringan


= tcRP + tfRP

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Kompleksitas proses pengeringan bahan


pangan

1. Komponen bahan pangan ; protein, karbohidrat,


lemak, vitamin, enzim, garam-garam, mempunyai
sigat hidrasi yang berbeda-beda (aw, We,
mekanisme pengeringan).
2. Selama pengeringan; total padatan terlarut
berubah bersamaan berubahnya kadar air (hc, s )
3. Bahan pangan sering mengalami pengkerutan;
shrinkage (hc, s, d)
4. Bahan pangan sering mengalami pengerasan;
case hardening (hc)

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


20
Metoda pengeringan bahan pangan :
Cek : www.rpaulsingh.com
A. Pengeringan dengan udara kering
1. Kiln drier
2. Cabinet, tray or compartment drier
3. Tunnel drier
4. Conveyor drier
5. Bin drier
6. Fluidized bed drier
7. Pneumatic drier
8. Rotary drier
9. Spray drier

B. dengan kontak permukaan panas :


1. Drum drier
2. Vacuum shelf drier
3. Vacuum band drier
ITP530 Purwiyatno Hariyadi
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Metoda pengeringan bahan pangan :


Cek : www.rpaulsingh.com

C. Pengeringan dengan energi radiasi, microwave atau


dielektrik.
1. Radiant heating drying
2. Continuous infra-red drier
3. Microwave and dielectric heating drying

D. Pengeringan beku (pengeringan sublimasi,


liofilisasi)
1. Batch freeze-driers
2. Multicabinet freeze-driers
3. Tunnel freeze-driers

ITP530 Purwiyatno Hariyadi


2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


21
Teori-Pengeringan Beku

Tekanan
(atm)
padat cair

< PT gas
gas(uap air)

< TT Suhu (oC)

PENGERINGAN BEKU
= Lyophilization
KELEBIHAN
• Produk kering
• cost of shipping /transportasion
• popular bagi “boaters” dan “hikers”
• tanpa memerlukan referigerasi
• shipping and storage costs
• Tidak rentan terhadap kontaminasi - awet & aman
• Produk porus
• lebih higroskopis
• mudah direhidrasi/mudah dilarutkan
• Struktur fisik bisa dipertahankan
• Proses pengeringan pada suhu rendah mampu
mempertahankan warna, bentuk, tekstur, dan flavor

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


22
PENGERINGAN BEKU
= Lyophilization
KELEBIHAN lainnya

• Convenient
• Little effort needed to
prepare
• easy to do at home

Kriteria Pengeringan Biasa/Vakum Pengeringan Beku


Suhu Pengeringan 37-93oC Dibawah titik beku
Mekanisme
Penguapan (evaporasi) Sublimasi
pengeringan
Laju pengeringan Lambat dan tidak komplit Cepat, dan lebih komplit
Tekanan atmosfir – Vakuum
Tekanan Tekanan vakuum (dibawah Ptriple)
(diatas Ptriple)
• Sering menghasilkan permukaan • Tidak menyebabkan permukaan
yang keriput, kurang porus, yang keriput, lebih porus,
densitas tinggi, densitas lebh rendah,
Mutu Produk • Kurang mudah dibasahkan • Mudah disegarkan kembali,
(disegarkan) kembali, • Warna normal,
• warna kegelapan, • Mutu flavor dan nilai gizi lebih
• mutu flavor, nilai gizi berkurang dapat dipertahankan normal
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Untuk pengeringan umum, cocok Untuk produk dengan nilai
untuk sayur-sayuran dan biji- ekonomi cukup tinggi,
Kegunaan umum bijian, mikroenkapsulasi, produk instant,
Kurang/tidak cocok untuk daging cocok untuk daging dan produk
dan produk daging daging

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


23
PENGERINGAN BEKU … Contoh Produk

Instant Coffee

PENGERINGAN BEKU … mampu lebih


mempertahankan struktur fisik

Ruang kosong/
air es prorous

Bekukan Sublimasi

Produk Segar Produk Beku Produk


Kering-Beku

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


24
PENGERINGAN BEKU … mampu lebih
mempertahankan struktur fisik

sublimasi Proses
Beku pengeringan/
Sublimasi
(terjadi pada suhu
dingin)
sublimasi Beku
Kering

Kering-beku

PENGERINGAN BEKU … pengeringan biasa


umumnya akan menyebabkan pengerutan/case hardening

sublimasi Proses
basah pengeringan/
evaporasi
(terjadi pada suhu
panas/tinggi)
uap air Basah

Difusi
air dan
uap air

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


25
PENGERINGAN BEKU … Contoh Produk
Tomato Soup

Sebelum direhidrasi Sesudah direhidrasi

PENGERINGAN BEKU … Contoh Produk


MIXED VEGETABLES WITH PASTA
Mixes
Sesudah direhidrasi

Sebelum direhidrasi

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


26
Basic elements of a freeze-drying
PENGERINGAN BEKU … system
prinsip peralatan

PENGERINGAN BEKU … prinsip peralatan

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


27
PENGERINGAN BEKU … prinsip peralatan

PENGERINGAN BEKU … prinsip peralatan

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


28
PENGERINGAN BEKU … komponen2-nya

Shelves
Condenser

Valve Vacuum Pump

Temp control

PENGERINGAN BEKU … parameter proses


Alpha-1 MP 1g in molded vial
Freezing-->|<---------------Sublimation------------------>|<-------------Desorption
40 600
Shelf temp

20 500

0 400
Pressure (mB or mT)
Temperature (C)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Product temp Prod temp 1
-20 Prod temp 2 300
Shelf Temperature
Condenser Temp
-40 Vapor Pressure (mbar) 200
Pressure Pressure (mTorr)

-60 100
Vapor pressure
Condenser temp

-80 0
Cycle time

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


29
PENGERINGAN BEKU … tahap freezing
Profile suhu produk pd proses pembekuan

PENGERINGAN BEKU … tahap freezing

Slow freezing
(~ – 40oC)

quick freezing
(~ – 40oC)

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


30
PENGERINGAN BEKU … tahap freezing
Proses pembekuan cepat

• Quick freezing, laju pergerakan permukaan beku


sekitar 0.5-3 cm/jam
• Air Blast Freezer dan Plate Freezer .
• Rapid freezing, laju pergerakan permukaan beku
sekitar 5-10 cm/jam
• Fluidized bed Freezer
• Ultra rapid freezing, laju pergerakan permukaan
beku sekitar 10-100 cm/jam
• pembeku kriogenik/Immersion Freezer

Pengeringan (drying)/
Dehidrasi (dehydration)

Purwiyatno Hariyadi

• Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB


• Director of Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology
(SEAFAST) Center, Bogor Agricultural University, BOGOR, Indonesia
• www.seafast.ipb.ac.id

TERIMAKASIH
ITP530 Purwiyatno Hariyadi
2015 Phariyadi.staff.ipb.ac.id

Purwiyatno Hariyadi. phariyadi.staff.ipb.ac.id


31

Anda mungkin juga menyukai