Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR ALJABAR

KONSEP HIMPUNAN

Nama Kelompok

Taufik Hidayat 2016 13500 468


Rika Darmayanti 2016 13500 446
Aisthi Sahla Hidayat 2016 13500 505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Esa, karena
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah analisa real tentang Konsep Himpunan.

Dalam penyusunan makalah ini diharapkan bisa membantu menambah


pengetahuan tentang Konsep Himpunan. Makalah ini masih banyak kekurangan
dalam penulisannya mohon diberikan kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya akan lebih baik.

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II Pembahasan
A. Pengertian Himpunan ............................................................... 3
B. Jenis-Jenis Himpunan .............................................................. 5
C. Operasi-Operasi Pada Himpunan ............................................. 7
D. Relasi Antar Himpunan ............................................................ 10
E. Jenis-Jenis Pemetaan ................................................................ 11

BAB III Penutup ......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan
rumus-rumus tertentu dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak.
Itulah yang menyebabkan para pelajar merasa bosan untuk belajar
matematika.
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif,
mandiri dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai
media menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran
manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam kehidupan
sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita
mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di
dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas
sehari-hari.
“Himpunan”. Satu kata penuh pertanyaan. Beberapa orang belum
mengetahui apa arti sebenarnya dari himpunan sehingga kadang-kadang
orang itu salah mengartikannya. Sebenarnya kata himpunan itu erat
kaitannya dengan pengelompokkan . Beberapa orang yang telah
mengetahui kaitan himpunan dengan pengelompokkan ini akhirnya bisa
menyimpulkan sendiri meskipun belum biasa mendeksripsikannya secara
jelas.
Seringkali masalah ini akhirnya berhubungan dengan masalah
sampah juga. Ketika suatu tempat sampah tertulis “Sampah basah”,
beberapa orang masih saja salah membuang sampah di tempat yang tidak
sesuai dengan labelnya. Mereka tidak mempedulikan arti dari himpunan
“Sampah basah” itu. Mereka belum mengerti secara jelas karena mereka
belum menguasai konsep dasarnya, yaitu himpunan. Mengingat akan
penting dan manfaatnya himpunan dala kehidupan sehari-hari terutama

1
dalam dunia kesehatan maka penulis bermaksut menulis makalah tentang
“Himpunan”.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tetang pengertian Himpunan?
2. Menyebutkan operasi himpunan?
3. Menjelaskan relasi pemetaan himpunan?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep himpunan
serta operasinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSEP HIMPUNAN


Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu
dan jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan,
tumbuhan, negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan anggota
atau elemen dari himpunan itu. Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan
anggota suatu himpunan ini sangat penting karena untuk membedakan mana
yang menjadi anggota himpunan dan mana yang bukan merupakan anggota
himpunan. Inilah yang kemudian dinamakan himpunan yang terdefinisi
dengan baik (well-defined set).
Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf besar A, B, C, H, K
dan sebagainya. Untuk menyatakan suatu himpunan digunakan simbol “{….}”
atau biasa dikenal dengan symbol kurung kurawal. Sementara itu untuk
melambangkan anggota himpunan biasanya menggunakan huruf kecil a, b, c,
x, y dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa penulisan anggota dalam suatu
himpunan hanya sekali saja Jadi tidak boleh kita menuliskan himpunan
sebagai {1,a,b,8,b}. Demikian pula kita tidak boleh menyatakan himpunan
sebagai {bunga, kambing, sapi, kerbau, sapi, tumbuhan}. Untuk menyatakan
anggota suatu himpunan digunakan lambang “  ” (baca: anggota) sedangkan
untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing “  ”
(baca: bukan anggota).

Untuk mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu :


1. Mendaftarkan semua anggotanya.
Contoh:
- A = {a,e,i,o,u}
- B = {2,3,5,7,11,13,17,19}

3
2. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
Contoh:
Perhatikan himpunan pada contoh 1 di atas dan bandingkan dengan
pendefinisian di bawah ini
- A = Himpunan vokal dalam abjad latin
- B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20

3. Menyatakan sifat dengan pola


Contoh:
- P = {0,2,4,8,10,…,48}
- Q = {1,3,5,7,9,11,13,15,…}
Awas dalam kasus: R = { 2,3,5,7,…,19}.
Penulisan himpunan seperti ini bukan merupakan well-defined
karena memunculkan ambigu, yaitu R dapat diartikan sebagai himpunan
bilangan ganjil yang lebih besar dari 1 dan kurang dari 20.
Sementara itu R dapat diartikan pula sebagai himpunan bilangan
prima yang kurang dari 20. Oleh karena itu pendefinisian himpunan
dengan menyatakan pola seperti ini harus sangat hati-hati agar tidak
menimbulkan tafsiran lain.

4. Menggunakan notasi pembentuk himpunan


Contoh:
- P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15}
(Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14})
- Q = { t | t biangan asli}
(Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…}
- R = { s | s2-1=0, s bilangan real}
(Maksudnya R = {-1,1})

4
B. JENIS-JENIS HIMPUNAN
1. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Dilambangkan dengan “  ” atau { }
2. Himpunan Bagian
Himpunan A disebut himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B.
Notasi : A  B
A  B; A himpunan bagian dari B bila tiap anggota himpunan A adalah
elemen B.
Contoh:
- A = {1,3,5} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka A  B.
- C = {1,9} dan B = {0,1,2,3,4,5,6}. Maka C  B, karena ada
anggota dari C yang bukan merupakan anggota B, yaitu 9.
(Pengertian “ada” berarti terdapat satu anggota C yang bukan
merupakan anggota B, sudah cukup)
- Suatu himpunan pasti merupakan subset dirinya sendiri. Jadi H 
H.
3. HIMPUNAN SEMESTA (S)
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek-objek yang
sedang dibicarakan. Himpunan semesta juga sering disebut himpunan
universum atau semesta pembicaraan. Himpunan semesta biasa diberi
symbol S
Contoh :
Besi dan tembaga termasuk logam, jika orang menyebut besi dan tembaga
berarti orang tersebut sedang membicarakan masalah logam maka
dikatakan { logam } merupakan himpunan semesta dari { besi, tembaga }
atau dapat ditulis S = { besi, tembaga }

4. Himpunan Lepas
Yaitu dua buah himpunan yang tidak memiliki anggota yang bersekutu.
Himpunan lepas diberi symbol //

5
5. Himpunan Sama
Definisi : himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya
jika setiap angota himpunan A juga merupakan angota himpunan B
demikian pula sebaliknya. Notasi : A = B
Contoh:
1. P = { a, b, c, d } dan Q = { d, c, b, a} , maka P = Q
2. Perhatikan himpunan-himpunan berikut :
{ a }, { a, b, c }, { a, c, D }, { c, b, a }, { a, b }
Manakah dari himpunan-himpunan tersebut yang sama dengan
himpunan A = { b, c, a } ?
Jawab :
Himpunan { a, b, c } dan { c, b, a } identik atau sama dengan
himpunan A karena mereka mempunyai tiga buah elemen yang sama.
Himpunan-himpunan yang lain tidak sama dengan himpunan A karena
mereka tidak mengandung semua elemen dari himpunan A atau
mengandung elemen lain.
6. Himpunan Berpotongan
Dua himpunan dikatakan saling berpotongan jika terdapat minimal 1
anggota yang menjadi anggota kedua himpunan tersebut.
7. Himpunan Ekuivalen
Definisi : himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan
hanya jika kardinal kedua himpunan tersebut sama.
Notasi : A ~ B
Contoh: X = { p, q, r, s } dan Y = { 2, 3, 5, 7 } , maka X ~ Y

8. Himpunan Terhingga
Definisi : Himpunan terhingga adalah himpunan yang banyak anggotannya
terhingga.

6
Contoh:
P = { x | x adalah bilangan asli yang kurang dari 10 }
P adalah himpunan terhingga, karena elemen-elemennya terhingga yaitu 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
9. Himpunan Tak Hingga
Definisi : Himpunan tak hingga adalah himpunan yang banyak anggotanya
tidak terhingga atau tidak terbatas.
Contoh:
A = { x | x adalah bilangan asli }
A adalah himpunan tak hingga, karena elemen-elemennya tidak terbatas
atau tak berhingga.
10. Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa (Power Set) adalah himpunan seluruh himpunan bagian
dari suatu himpunan.
Contoh :
S = { 0, 1 } maka himpunan kuasanya Ρ(S) = { Ø, {0}, {1}, {0, 1} }

C. OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN


1. Irisan (Intersection)
Diberikan himpunan A dan B. Irisan himpunan A dan B ditulis dengan A
 B adalah suatu himpunan yang anggotanya berada di A dan juga berada
di B.
Jadi A  B = { x | x  A dan x  B }
Diagram venn dari daerah yang diarsir menyatakan A  B

Contoh:
1. A = {a,b,c, } dan B = {c,d,e,f}. Maka A  B = {c}
2. P = {a,b,c} dan Q = {d,e,f}. Maka A  B = 

7
3. Siswa yang senang makan :
- Rujak = 12 + 9 = 21 Orang
- Bakso = 12 + 14 = 26 Orang
- Rujak dan bakso = 12 orang
- Siswa yang tidak senang makan rujak maupun bakso = 5 orang
berapa jumlah siswa seluruhnya:

Jawab :

S Rujak Bakso

9 12 14

Banyak siswa seluruhnya adalah = 9 + 12 + 14 + 5 = 40 orang

2. Gabungan (Union)
Diberikan himpunan A dan B. Gabungan himpunan A dan B ditulis
dengan A  B adalah suatu himpunan yang anggotanya berada di A atau
berada di B.
Jadi A  B = { x | x  A atau x  B }
Diagram venn dari daerah yang diarsir menyatakan A  B

Contoh:
- A = {a,b,c} dan B = {c,d,e,f}. Maka A  B = {a,b,c,d,e,f}

8
- Siswa yang senang makan rujak 21 orang, siswa yang senang makan
bakso 26 orang dan siswa yang senang makan bakso dan rujak 12
orang. Berapa siswa yang senang makan rujak maupun bakso.
Jawab :
n (A  B) = n (A) + n (B) – n (A  B)
= 21 + 26 – 12 = 35
Jadi, yang senang makan rujak maupun bakso adalah 35 orang

3. Selisih
Selisih antara dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari
semua anggota A yang bukan anggota B. A - B = { x | x  A dan x  B }
Diagram Venn dari daerah yang diarsir menyatakan A - B

contoh:
A = {1,2,3,4,5}
B = {2,4,6,7,10}
Maka A - B = {1,3,5}

4. Komplemen
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua
anggota himpunan S yang bukan anggota A. Ac = { x | x  S dan x  A }

Diagram Venn daerah yang diarsir menyatakan Ac

9
contoh:
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
A = {1,2,3,4,5}
Maka Ac = {6,7,8,9,10}

D. RELASI ANTAR HIMPUNAN


1. Kesamaan Himpunan
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya
jika setiap anggota A merupakan anggota dari himpunan B dan setiap
anggota B merupakan anggota dari himpunan A atau A = B dan B = A
biasanya ditulis dengan A = B dibaca (A himpunan bagian dari B).

Contoh :
a. A= {1,2,3,4,5}dan B = {3, 4, 5, 2,1}, maka himpunan A = himpunan B
atau A = B, maka {1 , 2, 3, 4, 5}= i3, 4, 5, 2, 1}, karena setiap anggota
A juga menjadi anggota B dan setiap anggota B juga menjadi anggota
A.
b. Jika A = {0, 1} dan B = {x | x (x-1) = 0}, maka, A = B.
c. Jika A = {3, 5, 8, 5 }dan B = {5, 3, I}, maka A = B.

Catatan
· A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan
sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
· A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah
himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka 4 ≠ B.
· Notasi : A = B ↔ A Í B dan B Í A.

2. Himpunan Berpotongan
Himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada
anggota A yang menjadi anggota dari B.

10
a. A = { 1, 2, 3, 4, 5 }dan B = { 0, 5, 6, 7, 8 }, maka himpunan A dan
himpunan B berpotongan, karena ada anggota A menjadi anggota B
yakni 5.
b. Diketahui D = { x | x2 + 3x + 2 = 0) dan E = { x | x2 - x - 6 = 0 },
karena nilai D = { -1 , -2 }dan E = { -2, 3 }, jadi ada anggota D
menjadi anggota E yakni -2, maka D berpotongan dengan E.

Catatan
· Dibeberapa buku himpunan yang berpotongan juga disebut
himpunan bersekutu

3. Himpunan Lepas
Dikatakan dua Himpunan A dan B lepas jika dan hanya jika kedua
himpunan tersebui tidak ada anggota keduanya sama, A dan B lepas
biasanya ditulis (A || B)

Contoh:
a. X = himpunan bilangan bulat positif dan Y = himpunan bilangan bulat
negatif, karena anggota X tidak ada yang menjadi anggota di Y maka
X dan Y dikatakan Lepas (X || Y)
b. Diketahui A = { 1, 2, 3, 4 }dan B = { 6, 7, 8, 9 }karena anggota A
tidak ada yang menjadi anggota B, maka A lepas dengan B atau (A ||
B)

Catatan
· Pada betapa buku himpunan yang lepas disebut himpunan
disjoint dan dinotasikan dengan (A // B)

E. JENIS-JENIS PEMETAAN
1. Pemetaan Pada (Injektif)
Pemetaan 𝑓 dari A ke B disebut pemetaan satu-satu (injektif) jika 𝑓(𝑎₁) =
𝑓(𝑎₂) = maka 𝑎₁ = 𝑎₂

11
Pernyataan diatas setara dengan : Jika 𝑎₁ ≠ 𝑎₂ maka 𝑓(𝑎₁) = 𝑓(𝑎₂)
Contoh:
Misalkan f : Z → Z. Tentukan apakah f(x) = x² + 1 dan f(x) = x – 1
merupakan fungsi satu-satu?
Penyelesaian:
i. f(x) = x² + 1 bukan fungsi satu-ke-satu, karena untuk dua x yang
bernilai mutlak sama tetapitandanya berbeda nilai fungsinya
sama, misalnya f(2) = f(-2) = 5 padahal –2≠ 2.
ii. f(x) = x – 1 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a ≠ b,
a – 1 ≠ b – 1. Misalnya untuk x = 2, f(2) = 1 dan untuk x = -2, f(-2)
= -3.

2. Pemetaan Pada (Surjektif)


Pemetaan 𝑓 dari A ke B disebut pemetaan pada (surjektif) jika untuk setiap
𝑏 ∈ 𝐵 terdapat 𝑎 ∈ 𝐴, sehingga berlaku 𝑏 = 𝑓(𝑎).

Contoh:
Misalkan f : Z → Z. Tentukan apakah f(x) = x² + 1 dan f(x) = x – 1
merupakan fungsi pada?

12
Penyelesaian:

i. f(x) = x² + 1 bukan fungsi pada, karena tidak semua nilai bilangan


bulat merupakan jelajah dari f.
ii. f(x) = x – 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan bulat y,
selalu ada nilai x yang memenuhi, yaitu y = x – 1 akan dipenuhi untuk
x = y + 1.

3. Pemetaan bijektif
Pemetaan bijektif yaitu pemetaan yang bersifat satu-satu dan pada.

Contoh 1.
Fungsi f(x) = x – 1 merupakan fungsi yang berkoresponden satu-satu,
karena f adalah fungsi satu-satu maupun fungsi pada.

Fungsi satu-satu, Fungsi pada,


bukan pada bukan satu-satu

Bukan fungsi satu-satu Bukan fungsi satu-


maupun pada satu, tapi pada

1) Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B, maka


kita dapat menemukan balikan (invers) dari f.

13
2) Balikan fungsi dilambangkan dengan 𝑓 −1 . Misalkan a adalah anggota
himpunan A dan b adalah anggota himpunan B, maka 𝑓 −1 (b) = a jika
f(a) = b.
3) Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan juga
fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena kita dapat
mendefinisikan fungsi balikannya. Sebuah fungsi dikatakan not
invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya tidak ada.

Contoh 2
Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1.
Penyelesaian:
Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, jadi
balikan fungsi tersebut ada.
Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan fungsi
balikannya adalah 𝑓 −1 (y) = y +1.

Contoh 3
Tentukan balikan fungsi f(x) = x² + 1.
Penyelesaian:
kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) = x² + 1. bukan fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, sehingga fungsi balikannya tidak ada. Jadi,
f(x)= x² + 1 adalah funsgi yang not invertible.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Himpunan adalah sekumpulan objek yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan,
tumbuhan, negara dan sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan
anggota atau elemen dari himpunan itu.

Untuk mendefinisikan himpunan dapat menggunakan 4 cara, yaitu:


1. Mendaftarkan semua anggota
2. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
3. Menyatakan sifat dengan pola
4. Menggunakan notasi pembentuk himpunan

Operasi terdiri dari 4:


1. Irisan
2. Selisih
3. Gabungan
4. Komplemen

Pemetaaan terdiri dari 3 :


1. Injektif
2. Surjektif
3. Bijektif

15

Anda mungkin juga menyukai