Anda di halaman 1dari 5

3.

3 Prosedur Penegakan Diagnosis

Diagnosis bidang ortodontik dapat didefinisikan sebagai interpretasi data klinisuntuk

menetapkan ada tidaknya maloklusi. Diagnosis ortodontik hendaknyabersifat komprehensif dan

tidak terfokus pada satu aspek saja. Adapun tahapanpenegakan diagnosis ortodontik, antara lain:

(Rahardjo, 2011)

1. Analisa Umum

Biasanya pada bagian awal suatu status pasien tercantum nama, kelamin, umur,dan

alamat pasien. Kelamin dan umur pasien selain sebagai identitas pasien jugasebagai data

yang berkaitan dengan pertumbuh-kembangan dentomaksilofasialpasien, misalnya

perubahan fase gigi geligi dari sulung ke permanen. Keluhan utama pasien biasanya

tentang keadaan susunan giginya yangdirasakan kurang baik sehingga mengganggu estetik

dentofasial dan memengaruhistatus sosial serta fungsi pengunyahannya (Rahardjo, 2011).

a. Keadaan Sosial, Riwayat Kesehatan Pasien dan Keluarga

b. Berat dan Tinggi

c. Ras

d. Bentuk Skelet

e. Ciri Keluarga

f. Serta Penyakit

g. Alergi obat-obatan

h. Kelanan endokrin

i. Tonsil

j. Kebiasaan bernafas lewat mulut

2. Analisa local
Analisis lokal terdiri atas analisis ekstraoral dan intraoral, untuk mengetahuilebih

terperinci keadaan yang menunjang penentuan diagnosis. Analisisekstraoral meliputi

bentuk kepala, simetri wajah, tipe wajah, tipe profil, bibir,fungsi bicara, kebiasaan jelek.

Analisis intraoral meliputi lidah, palatum,kebersihan mulut, karies, dan gigi yang ada

(Rahardjo, 2011)

3. Analisa fungsional

a. Path of closure

b. Devisiasi mandibula

c. Displancement mandibular

d. Sendi temporomandibula

4. Analaisa model

Model studi adalah rekam ortodontik yang paling sering digunakan

untukmenganalisis suatu kasus dan memberikan banyak informasi,

pembuatannyainformasi mudah dan murah. Keadaan yang dapat dilihat pada model

menurutRahardjo (2011) adalah sebagai berikut:

a. Bentuk lengkung geligi

b. Diskrepansi pada model

5. Analalisis Sefalometri

Untuk memudahkan penapakan hendaknya dilakukan pada ruangan yang

tidakterlalu terang, sefalogram diletakkan pada tracing box dengan iluminasi baik,kertas

penapakan asetat yang bagus yang terfiksasi dengan pita adhesif transparanserta

menggunakan pensil yang keras (Rahardjo, 2011).


Pertama kali perlu diketahui titik-titik penting  dua titik dihubungkan jadi garis

 garis yang berpotongan jadi sudut. Pembacaan biasanya pada besar sudutuntuk

menentukan apakah struktur anatomi normal atau menyimpang (Rahardjo,2011).

Titik yang harus diketahui adalah:

 S (sella): terletak di tengah sela tursika, ditentukan secara visual(diperkirakan)

 N (nasion): terletak pada perpotongan bidang sagital dengan suturafrontonasalis

 SNA (spina nasalis anterior): ujung spina nasalis anterior

 SNP (spina nasalis posterior): ujung spina nasalis posterior

 A (subspinale): titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang atas, secaratoritis

merupakan batas tulang basal mandibula dan tulang alveolaris

 B (supramentale): titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang bawah,secara teori

merupakan batas tulang basal mandibula dan tulang alveolaris

 Go (gonion): titik tengah pada lengkungan sudut mandibula di antara ramusdan korpus

 Me (menton): titik terendah pada dagu

 Prosthion (Pr): titik paling bawah dan paling anteriorprosessus alveolarismaksila, pada

bidangtengah, antara gigi insisivus sentral atas

 Insisif superior (Is):ujung mahkota paling anterior gigiinsisivus sentral atas

 Insisif inferior (Ii):ujung mahkota paling anterior gigiinsisivus sentral bawah

 Infradental (Id):titik paling tinggi dan paling anteriorprosessus alveolarismandibula,

padabidang tengah, antara gigi insisivussentral bawah

 Gnathion (Gn): titik paling anterior dan paling inferiordagu

 Orbital (Or): titik yang paling bawah pada tepi bawahtulang orbita
 Porion (Po): titik paling luar dan paling superior ear rod

 Pogonion (Pog/Pg): titik paling anterior tulang dagu, pada bidang tengah Garis yang

digunakan untuk menghubungkan dua titik tertentu:

 S– N: garis yang menghubungkan Sela tursika (S) dan Nasion (N),merupakan garis

perpanjangan dari basis kranial anterior

 N– A

 N– B

 SNA - SNP (garis palatal / garis maksila)

 Me – garis singgung tepi bawah mandibula (garis mandibula)

 Nasion-Pogonion (N-Pg) : garis yang menghubungkan Nasion (N) danPogonion (Pg),

merupakan garis fasial

 Y-Axis: garis yang menghubungkan sela tursika (S) dan gnathion (Gn),digunakan untuk

mengetahui arah/jurusan pertumbuhan mandibula

Sudut SNA menyatakan letak maksila terhadap kranium. Rata-rata untukkaukasoid 82°.

Sudut SNB menyatakan letak mandibula terhadap kranium. Rata-rata untuk kaukasoid 80°. Sudut

ANB menyatakan hubungan maksila terhadapmandibula. Sudut ANB didapatkan dari selisih sudut
SNA dan sudut SNB. Padakeadaan normal, sudut ANB = 2° (kelas I), kelas II = 4° dan kelas III

ANB  negatif (Rahardjo, 2011)

Anda mungkin juga menyukai