Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu masalah penting yang sering terjadi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Hal ini ditimbulkan dalam kenyataan dalam kurikulum atau silabus, materi ajar
hanya dituliskan dalam bentuk besar dalam bentuk materi utama. Menjadi tugas
guru untuk menerbitkan bahan pokok sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
Selain itu, cara menggunakan bahan ajar juga menjadi masalah.
Bahan ajar dalam matematika merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran yang memegang peran penting dalam membantu siswa mencapai
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan khususnya dalam pembelajaran matematika. Dengan menerapkan
bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, perolehan bahan ajar hanya dari
satu sumber tidak akan dapat memaksimalkan hasil belajar. Siswa tidak akan
mendapatkan ilmu lebih, mereka hanya menghafal ilmu dan akan melepaskannya.
Oleh karena itu, diperlukan pengembangan bahan ajar yang tidak hanya terpaku
pada satu sumber bahan ajar guru dapat mengembangkan kecerdasan siswa dan
dapat pulamemberikan pengalaman keberhasilan bagi siswa.
Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan ajar
karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada
umumnya disebut hasil pengajaran.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran. Salah satu
masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat
dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya
dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Tugas guru adalah
menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Ajar
Menurut Depdiknas (2008 : 145 – 149) bahan ajar merupakan informasi,
alat dan teks yang diberikan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Bahan ajar juga merupakan segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dikelas bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis sehingga
tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan ajar menurut Panen (2001) adalah bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Abdul Majid (2007 : 174) bahan
ajar adalah segala bentuk bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
adalah komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Sedangkan bahan ajar matematika adalah
semua bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan belajar matematika dikelas khususnya dalam pembelajaran
matematika. Adapun tujuan bahan ajar dalam matematika adalah menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, sekolah dan daerah.

2.2 Critical Book Report (CBR) dan Critical journal Report (CJR)
Buku yang digunakan yaitu “Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan” karya Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti berbasis KTSP dan
“Berlogika dengan Matematika” karya Umi Salamah Kurikulum 2013. Sedangkan
jurnal yaitu “Pengembangan Bahan Ajar Matematika SMP Berwawasan
Nasionalisme dan Kemandirian” oleh Salafudin, dkk.
Arah kecenderungan dalam bahan ajar matematika kurikulum 2013 adalah
siswa diharapkan mampu dalam mengikuti materi pembelajaran yang lebih
banyak.

2
Sedangkan isu-isunya dari jurnal yaitu penggunaan gaya bahasa yang
dipakai dalam bahan ajar matematika kurikulum 2013 lebih sulit dipahami.

2.3 Mini Riset


2.3.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Bahan Ajar yang digunakan di MTs Nurul Hikmah Aek Gerger
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada tahun 2018 di MTs Nurul
Hikmah Aek Gerger menggunakan bahan ajar “Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan” berbasis KTSP, akan tetapi pada tahun 2019 menggunakan bahan
ajar ”Berlogika dengan Matematika Kelas IX SMP berbasis K13 edisi revisi
terbaru”. Adapun alasan pihak sekolah memberlakukan hal tersebut dikarenakan
mengikuti kurikulum terbaru sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Perbandingan Bahan Ajar KTSP dan Bahan Ajar Kurikulum
2013 dalam Matematika
NO. Bahan Ajar KTSP Bahan Ajar Kurikulum 2013
Standar Isi ditentukan terlebih SKL (Standar Kompetensi
dahulu melaui Permendiknas No Lulusan) ditentukan terlebih
22 Tahun 2006. Setelah itu dahulu, melalui Permendikbud
ditentukan SKL (Standar No 54 Tahun 2013. Setelah itu
1. Kompetensi Lulusan) melalui baru ditentukan Standar Isi, yang
Permendiknas No 23 Tahun 2006 bebentuk Kerangka Dasar
lebih menekankan pada aspek Kurikulum, yang dituangkan
pengetahuan dalam Permendikbud No 67, 68,
69, dan 70 Tahun 2013
Materi pelajaran lebih mudah Materi pelajaran lebih sulit
2. dibandingkan dengan bahan ajar dibandingkan dengan bahan ajar
Kurikulum 2013 KTSP
Adanya tes kompetensi bab
Adanya tes kompetensi bab
sebelumnya, dilanjutkan dengan
sebelumnya setelah melaksanakan
3. latihan ulangan Midsemester dan
pembahasan materi dalam satu
latihan ulangan semester setelah
semester.
melaksanakan pembahasan

3
materi dalam pertengahan dan
akhir semester.
Daftar gambar dan daftar tabel
dicantumkan sebelum materi,
4. Tidak ada dicantumkan. guna untuk memudahkan peserta
didik dalam menemukan gambar
dan tabel.
Jika dibandingkan dengan bahan Bahan ajar lebih besar dan lebih
ajar kurikulum 2013 bahan ajar tebal yaitu 210 halaman.
5.
KTSP lebih kecil dan lebih tipis
yaitu 164 halaman
Warna yang ada dalam isi buku
6. Hanya menggunakan satu warna. bervariasi sehingga lebih
menarik untuk dibaca.

3. Kendala yang dialami dalam Menerapkan Bahan Ajar di MTs


Nurul Hikmah Aek Gerger
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada para
informan, peneliti menemukan bahwa kendala yang dialami dalam Menerapkan
Bahan Ajar di MTs Nurul Hikmah Aek Gerger yaitu masalah dalam . Sesuai
dengan pengamatan dilapangan guru-guru SMP Swasta YPMA Medan yang
sudah terbiasa mengajar menggunakan bahan ajar KTSP mengalami kesulitan
untuk menerapkan bahan ajar kurikulum 2013. Bahan ajar Kurikulum 2013
menuntut guru-guru untuk lebih kreatif dan memanfaatkan teknologi serta internet
dalam menyampaikan pelajaran. Keterlambatan guru dalam menyesuaikan diri
untuk menerapkan kurikulum 2013 berdampak buruk kepada siswa dalam
memahami materi yang disampaikan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan
secara efektif. Guru mengalami kendala dalam menyesuaikan materi pembelajaran
yang tidak seharusnya diajarkan di tingkat SMP/MTs. Sementara kriteria bahan
ajar yang baik salah satunya adalah bahan ajar yang disampaikan oleh guru harus
sesuai dengan tahap perkembangan anak/peserta didik.

4
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata
pelajaran matematika di MTs Nurul Hikmah Aek Gerger mengatakan bahwa
bahan ajar kurikulum 2013 lebih sulit diterapkan untuk mata pelajaran
matematika. Hal tersebut dikarenakan dalam bahan ajar kurikulum 2013, siswa
dituntut dapat belajar secara mandiri dan tidak bergantung sepenuhnya kepada
guru dalam memperoleh pengetahuan. Untuk pelajaran matematika siswa merasa
lebih mengerti jika guru yang menjelaskan mulai dari awal hingga akhir materi
dikarenakan mata pelajaran matematika lebih cenderung pada proses perhitungan
dan memahami rumus-rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal-
soal. Kurangnya rasa percaya diri siswa untuk aktif di dalam kelas seperti berani
bertanya dan memberikan pendapatnya serta kurangnya kreatifitas siswa dalam
mengembangkan pengetahuannya menyebabkan bahan ajar kurikulum 2013
belum bisa berjalan secara maksimal.

4. Kriteria Bahan Ajar Matematika yang Baik


Bahan yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas.
Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena
siswa membutuhkan bahan ajar yang berkualitas.
1. Bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
2. Bahan ajar harus sesuai dengan taraf perkembangan anak
3. Bahan ajar harus menarik
4. Bahan ajar harus disusun secara sistenatis, bertahap dan berjenjang.
5. Bahan yang disampaikan harus lengkap.

2.3.2 Arah Kecenderungan dan Isu-Isu yang Berkembang pada Bahan Ajar
Matematika
Arah kecenderungan yang terjadi pada bahan ajar matematika yaitu
cenderung mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Sedangkan isu-isu yang berkembang saat ini adalah:
1. Jam pelajaran matematika berkurang sedangkan materi pelajaran semakin
banyak.

5
2. Lebih banyak materi baru dalam bahan ajar matematika kurikulum 2013
dibandingkan dengan bahan ajar KTSP.

3. Materi yang dipelajari di kurikulum 2013 tidak dimasukkan kedalam Ujian


Nasional.

2.4 Rekayasa Ide


Mengembangkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Bahan Ajar Matematika
1. Guru bekerja sama dalam memilih bahan ajar yang tepat khususnya dalam
pembelajaran matematika.
2. Guru merancang pembuatan modul sebagai sarana pembelajaran yang
berisi materi yang bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri atau
dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar mengajar

2.5 Project
Guru membuat modul dalam materi pembelajaran matematika. Penggunaan
modul dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan agar tujuan pendidikan bisa
dicapai secara efektif.

2.5.1 Komponen - Komponen Modul


Komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah :
a. Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:
1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.
2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.
3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.
b. Lembar kegiatan siswa
c. Lembar kerja
d. Kunci lembaran kerja
e. Lembaran tes
f. Kunci lembaran tes

6
2.5.2 Langkah-langkah penyusunan Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan
melalui langkah-langkah seperti berikut:
1. Menyusun kerangka modul
a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai
dengan mempelajari modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau
pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional
khusus bisa dicapai.
d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan
intruksional khusus.
e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis
dan fungsional.
f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.
g. Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan
untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.
h. Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar
dengan modul itu.
2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua
unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid,
lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Arah kecenderungan yang terjadi pada bahan ajar matematika yaitu
cenderung mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Sedangkan isu-isu yang berkembang saat ini adalah:
1. Jam pelajaran matematika berkurang sedangkan materi pelajaran semakin
banyak.
2. Lebih banyak materi baru dalam bahan ajar matematika kurikulum 2013
dibandingkan dengan bahan ajar KTSP.

3. Materi yang dipelajari di kurikulum 2013 tidak dimasukkan kedalam Ujian


Nasional.

B. Saran
Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa
dan bagaimana yang ingin dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar yang
dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.

8
DAFTAR PUSTAKA
Salamah, Umi. 2018. Berlogika dengan Matematika. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Djumanta, Wahyudin., Dwi Susanti. 2008. Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan. Jakarta : CV. Pratama Mitra Aksara.
Salafuddin, dkk . 2018. Pengembangan Bahan Ajar Matematika SMP
Berwawasan Nasionalisme dan Kemandirian. IAIN Pekalongan
: VOL. 6, No.1 hal 20-30.

Anda mungkin juga menyukai