a. Faktor internal
i. target market
ii. marketing mix
iii. biaya produksi, pemasaran, operasional, pengiriman
iv. pertimbangan organisasi
b. Faktor external
i. permintaan pasar
ii. harga jual produk pesaing
iii. faktor lain – inflasi, boom, resesi
c. Proses penentuan harga
i. analisis situasi pasar
ii. identifikasi faktor2 pembatas
iii. tetapkan sasaran
iv. analisis potensi keuntungan
v. tentukan harga awal
vi. kelola harga
Dengan Teknik Penetapan Harga untuk Pengecer Wirausaha dapat menerapkan dua cara
dasar dalam markup produk (Kuratko dan Hornsby, 2009) yaitu:
a. Menggunakan persentase dari harga jual ritel.
b.Menggunakan persentase dari biaya pokok produk
Penjual retail disebut juga dengan penjual eceran/ ritel, dimana jumlah produk yang dijual
adalah satuan. Dalam penetapan harga pengecer, pedagang besar biasanya menaikkan
harga pokok barang sebesar presentasi konvensional, misalkan 20 % untuk menutupi
pengeluaran-pengeluarannya. Pengeluarannya mungkin mencapai 17 % dari marjin kotor,
yang akan menyisakan marjin laba sekitar 3 %. Mereka juga meminta potongan harga khusus
dari pemasok jika mereka dapat mengubahnya menjadi peluang untuk meningkatkan
penjualan pemasok. dalam penetapan harga retail, ada yg disebut MSRP adalah
Manufacturer Suggested Retail Price atau harga yang direkomendasikan pabrikan untuk
digunakan pengecer saat menjual suatu produk.
Sedangkan Teknik Penetapan Harga untuk Manufaktur Secara umum terdapat dua teknik
dalam penetapan harga biaya-plus, yaitu
1.penetapan biaya penyerapan (absorption costing)
2.penetapan biaya variabel (variable atau direct costing).
Dalam teknik biaya penyerapan, semua biaya manufaktur dan biaya overhead diserap ke
dalam biaya total produk. Biaya penyerapan terdiri dari bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead tetap serta variabel untuk tiap unit yang dihasilkan.
Dalam teknik biaya variabel, biaya yang dikenakan pada produk hanya mencakup biaya yang
berubah secara langsung mengikuti perubahan kuantitas yang diproduksi.
•Biaya variabel terdiri dari biaya bahan langsung, biaya upah langsung dan biaya overhead
variabel.
•Biaya overhead tetap (asuransi, sewa dan depresiasi) tidak dimasukkan ke dalam biaya
produk tetapi tetap diperhitungkan sebagai pengeluaran dalam periode itu.
3. Apa beda psychological pricing dengan optional pricing, penetapan harga citra,
penetapan harga persaingan? Berikan contoh!
a. Psychological pricing: strategi harga berdasarkan teori bahwa harga tertentu memiliki
dampak psikologis pada konsumen. Bisa efektif jika digunakan dengan tepat.
i. charm pricing – Rp 300.000 jadi Rp 299.999 untuk memberikan kesan lebih
murce
ii. buy one get one free
b. Optional pricing: penentuan harga untuk barang paling basic adalah paling murah,
sementara untuk barang yang spesifikasi lebih baik harganya lebih tinggi.
i. contoh: budget airline dapat charge lebih untuk optional extras seperti
additional baggage.
ii. contoh: printer dijual dengan harga yang affordable, tetapi ada optional extras
seperti tinta dan adaptor.
c. Penetapan harga citra: Yaitu penetapan harga yang bertujuan membentuk citra atau
image produk dari suatu usaha. Misalnya dengan memberikan harga paling rendah
untuk menanamkan image murah pada produk yang Anda tawarkan.Berorientasi
pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).
d. Penetapan harga persaingan: penetapan harga berdasarkan harga pesaing
Dalam suatu bisnis teamwork sangat penting, agar terjadi sinergi setiap tim antar
divisi/departemen agar dapat mencapai target keseluruhan. Disamping itu, pada tingkat
individual, kerjasama juga penting sebagai wadah untuk memperdalam keahlian
interpersonal dan intrapersonal, atau bagaimana mengenal atau berinteraksi dengan
sesama kolega atau dengan atasan.
Membangun kerjasama dalam tim yang solid dan efektif memang merupakan sebuah
tantangan tersendiri. Tapi hal itu bisa terwujud dengan beberapa langkah dibawah ini :
a. Membangun kepercayaan dan saling menghormati
Sebagai tim yang berarti terdiri dari beberapa orang yang memiliki pemikiran dan pendapat
masing-masing harus bisa tetap saling menghormati satu sama lain. Dengan saling percaya
dan saling menghormati yang kuat akan mempermudah bekerja sama.
b. Sebagai Leader Anda harus memfasilitasi komunikasi diantara anggota tim
Hal ini untuk menciptakan atmosfir komunikasi yang terbuka dan jujur. Setiap anggota tim
berhak untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk pemikiran, opini, sampai solusi yang
menjawab permasalahan yang ditemui kelompok.
c. Menanamkan sikap saling memiliki / Sense of belonging
Anggota tim yang telah mendapatkan ekspektasi dan komunikasi yang jelas mengenai tujuan
grup akan memiliki komitmen akan tindakan dan aksi tim. Sikap saling memiliki akan semakin
mendalam saat anggota tim menghabiskan waktu bersama mengembangkan norma atau
panduan yang berlaku pada tim secara bersama.
d. Pengkajian performa tim dan umpan balik
Setelah selesai kerjasama tim, jangan lupa untuk mengkaji ulang performa ekspektasi dan
tujuan tim. Dan jangan lupa meminta umpan balik dari rekan-rekan tim Anda. Hal ini perlu
untuk mengukur apakah pencapaian kinerja tim.
Kas adalah adalah salah satu dari beberapa aktiva lancar dan digunakan untuk
membayar kewajiban jangka pendek sesegera mungkin. Manajemen kas adalah
pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tersedianya kas yang
optimal. Pengaturan keuangan untuk mempertahankan likuiditas aset.
Jenis modal:
- personal savings
- pinjaman bank
- subsidi pemerintah
- investor atau business angel
- venture capitalist
- modal saham
- laba ditahan (retained profits)
- aktiva tetap
Hambatan: