Makalah Hakikat Bahasa
Makalah Hakikat Bahasa
Dosen pengampu
Refrill Dani M. Pd
Disusun oleh
Andre Ramadhan
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019/2020
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia ini tepat pada waktunya. Makalah Bahasa Indonesia ini disusun untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan Bahasa Indonesia semester awal. Makalah ini
membahas mengenai Sejarah, Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia.
Saya mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen atas segala
arahan dan bimbingan sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan
dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan........................................................................................................3
I.3 Tujuan.............................................................................................................3
Bab II Pembahasan.......................................................................................................4
a) Sebelum kemerdekaan...........................................................................4
b) Sesudah kemerdekaan...........................................................................6
III.1 Kesimpulan..................................................................................................12
III.2 Saran............................................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain itu Bahasa
Melayu juga menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, menjadi bahasa transaksi
perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh
berbagai suku Bangsa Indonesia dengan para pedagang asing. Pemerintah kolonial
Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu
administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan Bahasa Belanda oleh
para pegawai pribumi dinilai lemah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sebelum kemerdekaan
Bahasa Indonesia atau berakar dari bahasa melayu. Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sudah dipakai berabad-abad sebagai
bahasa pergaulan (lingua franca), bukan saja di Kepelauan Nusantara, melainkan juga
hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta sejarah menunjukkan bahwa
bahasa Melayu sudah digunakan secara meluas sejak dahulu. Misalnya, prasasti tertua
yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Pallawa berasal dari abad ke-7.
Masuknya Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 atau sebelumnya membawa
pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa Melayu. Huruf Arab mulai digunakan untuk
menulis bahasa Melayu.
Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu juga tetap dipakai sebagai
bahasa perhubungan yang luas. Pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan
pemakaian bahasa Belanda pada penduduk pribumi. Dengan demikian, komunikasi di
antara pemerintah dan penduduk Indonesia dan di antara penduduk Indonesia yang
berbeda bahasanya sebagian besar dilakukan dengan bahasa Melayu. Selama masa
penjajahan Belanda, terbit banyak surat kabar yang ditulis dengan bahasa Melayu.
4
Melalui perjalanan sejarah yang panjang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober
1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia menerima bahasa Melayu
sebagai bahsa nasional bangsa Indonesia dengan nama bahasa Indonesia. Butir ketiga
dari ikrar Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang
mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia, “menjunjung bahasa persatuan yaitu
bahasa Indonesia”. Sejak itulah bahasa Indonesia secara perlahan tumbuh dan
berkembang terus. Sejak zaman prakemerdekaan hingga saat ini perkembangannya
menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa Indonesia telah menjelma menjadi
bahasa modern
Menurut Ahmad Bachtiar dan Fatimah (2014) alasan pemilihan bahasa Melayu
menjadi bahasa persatuan, yaitu :
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemakaian bahasa Melayu makin meluas
karena sudah diguanakan di sekolah, buku-buku, majalah dan almanak yang di
usahakan oleh pemerintahan Belanda.
Bahasa Melayu Tinggi atau disebut juga bahasa Melyu “resmi”. Bahasa Melayu
Tinggi digunakan oleh pemerintahan Hindia Belanda dan pers yang pro Hindia
Belanda.
5
Bahasa Melayu Rendah dikenal juga bahasa Melayu Pasar. Bahasa Melayu Rendah
digunakan oleh kalangan pergerakan kebangsaan dan masyarakat Cina dalam
komunikasi maupun berkesusastraan.
b) Sesudah Kemerdekaan
4. Pada Mei 1933, diterbitkan majalah Pujangga Baru sebagai reaksi atas sensor
yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya sastrawan, terutama yang
menyangkut rasa nasionalisme.
6
b. Mendirikan institusi Bahasa Indonesia, dan
7. Tahun 1947 dibentuk sebuah panitia Ejaan Bahasa Indonesia diketuai oleh
mentri pendidikan yaitu Mr. Soewandi. Mr. Soewandi menetapkan perubahan
ejaan bahasa indonesia menjadi Ejaan Republik atau Ejaan Soewardi.
8. Tahun 1948 terbentuk Balai Bahasa yan g menangani pembinaan bahasa. Pada
tahun 1968 berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan tahun 1972
diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang
selanjutnya lebih dikenal dengan Pusat Bahasa.
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan
van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh
Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
2) Ejaan Soewandi
7
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan
van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik.
8
bangga karena adanya bahasa Indonesia yang dapat menyatukan berbagai suku
bangsa yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi
perbedaan yang ada. Atas dasar kebanggaan inilah, bahasa Indonesia terpelihara dan
berkembang serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa terbina.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang
lainnya sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang budaya dan bahasa dapat terhindarkan. Kalau tidak ada sebuah bahasa,
seperti bahasa Indonesia yang bias menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan
banyak muncul masalah perpecahan bangsa, dan kita dapat bepergian keseluruh
pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat
komunikasi.
9
dilangsungkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia
dalam acara-acara kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 mutlak dilakukan.
Bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sisitematis artinya bahsa itu
tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak . sistemis artinya bahasa itu
bukan merupakan sitem tunggal, tetapi terdiri dari subsistem (Zulhafizh,2016:6).
10
warna merah adalah lambang keberanian dan warna putih adalah lambang kesucian.
Atau gambar bintang dalam burung garuda pancasila yang merupakan lambang asas
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol
dengan pengertian yang sama (Zulhafizh,2016:6).
Bunyi bahsa adalah yang dihasilkan alat ucap manusia. Namun tidak semua
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah bunyi bahasa
(Zulhafizh,2016:7).
Yang dimaksud dengan arbitrer dalam bahasa itu adalah tidak adanya
hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep
atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut (Zulhafizh,2016:7).
11
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh
orang lain. Lalu, jika bahasa dikatakan unik, maka artinya setiap bahasa mempunyai
ciri khas tersediri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya (Zulhafizh,2016:8).
Maksud dari universal adalah ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di dunia ini. Ciri bahasa yang universal ini tentunya merupakan
unsur bahasa yang paling umum. Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri
universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi
bahasa yang terdiri dari bunyi vokal dan konsonan (Zulhafizh,2016:8).
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang denan
berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Anggota
masyarakat bahasa itu ada yang berpendidikan ada yang tidak; ada yang tinggal di
kota ada yang di desa; dan sebagainya. Oleh karena latar belakang dan lingkungannya
yang tidak sama, maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau
beragam, di mana antara variasi atau ragam yang satu dengan yang lain seringkali
mempunyai perbedaan yang besar (Zulhafizh,2016:9).
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai sejarah,
kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai berikut :
a. Sebelum kemerdekaan
b. Sesudah kemerdekaan
3. Prinsip Bahasa
III.2 Saran
1. 1Kita harus mengerti sejarah yang telah dilalaui Bahasa Indonesia secara lebih
dalam, sehingga kita dapat lebih memaknai Bahasa Indonesia itu sendiri dan
tetap mempeliharanya serta mengembangkannya.
2. Kita harus mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia baik sebagai
bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara.
13
Daftar Pustaka
Muslich, Masnur dan Oka, I Gusti Ngurah. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era
Globalisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kesusukan, Fungsi,
dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
14