Anda di halaman 1dari 5

Memasang sungkup dan memperhatikan perlekatan pada

sungkup agar menutupi mulut, dagu, dan hidung bayi

sehingga tidak ada udara bocor.

Gambar 2.2 Posisi Perlekatan Sungkup yang Benar

(Kementerian Kesehatan RI, 2010)

(2) Melakukan ventilasi dengan tekanan 30 cm H2O air

sebanyak 2 kali untuk membuka alveoli paru agar bayi

dapat mulai bernapas, dan menguji jalan napas bayi

terbuka. Memperhatikan apakah dada bayi mengembang,

apabila tidak mengembang maka periksa posisi kepala

(pastikan posisi sudah ekstensi), kemudian periksa posisi

sungkup pastikan bahwa tidak ada udara yang bocor,

periksa adanya lendir atau cairan di mulut, jika ada


bersihkan. Kemudian lakukan tiupan ulang 2 kali dengan

tekanan 30 cm air. Apabila dada mengembang lakukan

tahap berikutnya.

(3) Melakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan

tekanan 20 cm air sampai bayi bernapas spontan dan mulai

menangis. Pastikan dada mengembang, setelah 30 detik

lakukan penilaian. Jika bayi sudah mulai bernapas spontan

atau tidak megap-megap dan atau menangis hentikan

ventilasi secara bertahap. Tetapi apabila bayi masih

megap-megap, lanjutkan ventilasi.

(4) Melanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan

tekanan 20 cm air. Lakukan penilaian bayi setiap 30 detik.

Jika bayi mulai bernapas normal dan atau menangis,


hentikan ventilasi bertahap, kemudian lakukan asuhan

pasca resusitasi. Jika bayi megap-megap atau tidak

bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik,

kemudian lakukan penilaian ulang setiap 30 detik.

(5) Siapkan rujukan atau lakukan kolaborasi dengan dokter

Spesialis Anak jika bayi belum bernapas spontan sesudah

2 menit dilakukan resusitasi .

c) Asuhan pasca Resusitasi

Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulit

kembali normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus

otot (bergerak aktif), bayi menangis dan bernapas normal

sesudah resusitasi langkah awal atau sesudah ventilasi.

Asuhan pasca resusitasi antara lain :


(1) Memberikan vitamin K, pemeriksaan fisik, pemberian

antibiotik jika perlu.

(2) Melakukan pemantauan seksama terhadap bayi

pascaresusitasi dengan cara:

(a) Memperhatikan tanda- tanda kesulitan bernapas pada

bayi yaitu : napas megap-megap, frekuensi napas

kurang lebih 60x/menit, bayi kebiruan atau pucat,

bayi tanpak lemas

(b) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara menunda

memandikan bayi hingga 6- 24 jam setelah bayi lahir

(3) Memenuhi nutrisi bayi

(Kosim, 2012; Rahardjo, 2012; Saifuddin, 2009)


2) Penatalaksanaan Kolaborasi

Dalam melakukan resusitasi, bidan memiliki kewenangan

hanya sampai pada Langkah Awal (HAIKAL) dan Ventilasi

Tekanan Positif (VTP). Jika telah dilakukan VTP 20 kali dengan

tekanan 20 cm air selama 30 detik dan bayi belum bernapas

spontan atau Frekuensi Jantung kurang dari 60 kali per menit,

maka dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

Anda mungkin juga menyukai