Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

PELAKSANAAN KONTRUKSI JEMBATAN BAJA


METODE PELUNCURAN

Dosen : Riqi Radian Khasani, S.T., M.T.

Disusun oleh:

Uki Adi Saputro 21010117120034 Kelas A

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas
untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat
membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau
mengetahui sekilas tentang “Konstruksi Jembatan Baja dengan Metode Pemasangan
Peluncuran“.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Metode


Pelaksanaan Konstruksi yang diberikan oleh Bapak Riqi Radian Khasani, S.T., M.T.
selaku Dosen Metode Pelaksanaan Konstruksi.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.

Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca. Terimakasih.

Semarang, 28 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1. Kelebihan dan Kekurangan Meenggunakan Struktur Baja untuk Jembatan...............2
2.2. Pembagian Jenis Jembatan..........................................................................................4
2.3. Struktur Jembatan........................................................................................................9
2.4. Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Baja Metode Peluncuran (Launcing).................10
BAB III PENUTUP............................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................15
A. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Alir Perencanaan Jembatan Rangka Baja................................................2


Gambar 2.1 Jembatan Baja Multigirder I...............................................................................5
Gambar 2.2 Jembatan Baja Multigirder dengan Cross Bracing dan Stiffener Komposit
...................................................................................................................5
Gambar 2.3 Shear Connector pada Flange Atas Jembatan Multi Girder...............................5
Gambar 2.4 Jembatan Gelagar Pelat Multi Span dengan Cross Bracing dan Stiffener
Komposit....................................................................................................6
Gambar 2.5 Susunan Gelagar Pelat (Plate Girder)................................................................6
Gambar 2.6 Jembatan Gelagar Kotak (Box Girder), Multi Span...........................................7
Gambar 2.7 Jembatan Gelagar Kotak Tunggal (Box Girder), Multi Span.............................7
Gambar 2.8 Tipe-Tipe Jembatan Rangka..............................................................................8
Gambar 2.9 Penampang Melintang Gelagar Komposit.......................................................12
Gambar 2.10 Perletakan dan Penahan Gempa.....................................................................13
Gambar 2.11 Operasi Pendongkrakan..................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa
sungai atau jalan lain. Jika jembatan berada diatas jalan lalu lintas maka disebut
sebagai viaduct (struyk dan van der veen, 1984). Perkembangan trasportasi yang
semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa pembangunan jalan
maupun jembatan yang berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan sehingga
tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep perencanaan konstruksi jembatan baja?
2. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan konstruksi jembatan baja
dengan metode peluncuran (launcing)?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagi berikut :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian jembatan, material
yang digunakan, pembagian jenis jembatan, struktur dan anatomi
jembatan khusus jembatan baja.
2. Mahasiswa mengetahui pelaksanaan konstruksi jembatan baja dengan
metode prluncuran (launcing.)

1
Mulai

Survey Data

Peta Lokasi Data Teknis Data Sondir


- Topograf Perencanaan - Kedalaman Tanah
-Data Gambar

Perhitungan Pembebanan

Perhitungan plat lantai


kendaraan, trotoar, sandaran

Perencanaan dimensi gelagar


memanjang, melintang, induk

Perencanaan ikatan angin

Perhitungan sambungan, Landasan

Tidak
Kontrol
Lendutan
Ya
Perencanaan Abutment

Perhitungan Abutment

Perhitungan Pondasi

Tidak
Kontrol
Stabilitas
Ya
Gambar
Rencana

Selesai

Gambar 1.1 Bagan Alir Perencanaan Jembatan rangka Baja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Struktur Baja Untuk Jembatan


Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk struktural
dari tahun ke tahun,yang berakibat jumlah pemakaian besi baja dalam membuat
jembatan semakin meningkat. Walaupun besi sudah umum digunakan dalam
konstruksi jembatan tapi kemajuan terakhir di teknologi material besi baja telah
memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan perencanaan jembatan.
Keuntungan pemakaian material besi baja dalam pembangunan jembatan
dibandingkan material beton dan kayu adalah :
1. Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi,
2. Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
3. Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu,
sebab
4. dengan kekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.
5. Rendahnya biaya pemasangan.
6. Jadwal konstruksi yang lebih cepat.
7. Tingkat keselamatan kerja tinggi.
8. Mudah dalam pemasangan.
9. Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-
besaran.
10. Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.
11. Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.
12. Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.
13. Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan
konstruksi.
Disamping banyaknya keuntungan dari konstruksi jembatan menggunakan
baja, baja juga memiliki kelemahan-kelamahan seperti :
1. Sangat rentang terhadap korosi / berkarat
2. Biaya pemeliharaan yang mahal
3. Pelaksanaan pekerjaan yang sulit
4. Rentang terhadap pencurian
5. Rentang terhadapa buckling (tekuk)
6. Lebih brisik jika dilewati beban seperti kreta api
7. Tidak fleksibel
8. Dan lain-lain

3
2.2. Pembagian Jenis Jembatan

Jenis jembatan dapat dibagi berdasarkan fungsi, lokasi, bahan


konstruksi dan tipe struktur, yaitu :

1. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :


a. Jembatan jalan raya (highway bridge),
b. Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
c. Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).

2. Berdasarkan lokasi, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :


a. Jembatan di atas sungai atau danau,
b. Jembatan di atas lembah,
c. Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
d. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
e. Jembatan di dermaga (jetty).

3. Berdasarkan bahan konstruksi, jembatan dapat dibedakan menjadi


beberapa macam, antara lain :
a. Jembatan kayu (log bridge),
b. Jembatan beton (concrete bridge),
c. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
d. Jembatan baja (steel bridge),
e. Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis
material, yaitu baja dan beton secara bersama-sama memikul
lentur dan geser.

4. Berdasarkan tipe struktur, khusus jembatan baja dapat dibedakan


menjadi beberapa macam, antara lain :
1. Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), tersusun dari
beberapa gelagar I canai panas, panjang bentang berkisar 10
meter sampai dengan 30 meter. Jembatan gelagar ini dapat
bersifat komposit atau non komposit, tergantung penggunaan
penghubung geser (shear connector), juga tergantung kepada
penggunaan bahan untuk lantai jembatan misal dari kayu
(jembatan konvensional) atau beton.

4
Gambar 2.1 Jembatan Baja Multi Girder I.

Gambar 2.2 Jembatan Baja Multi Girder, dengan Cross Bracing


dan Stiffener, Komposit.

Gambar 2.3 Shear Connector Pada Flange Atas


Jembatan Multi Girder.

5
2. Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga
disebut jembatan dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau
lebih gelagar, yang terbuat dari pelat pelat baja dan baja siku
yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang
berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.

Gambar 2.4 Jembatan Gelagar Pelat Multi Span, dengan Cross Bracing dan
Stiffener, Komposit.

Gambar 2.5 Susunan Gelagar Pelat (Plate Girder).

3. Jembatan gelagar kotak (box girder bridge), terbuat dari pelat-


pelat berbentuk kotak empat persegi atau berbentuk trapesium,
umumnya digunakan dengan panjang bentang 30 meter sampai
dengan 60 meter. Jembatan dapat terdiri dari gelagar kotak
tunggal maupun tersusun dari beberapa gelagar, seperti terlihat
dalam gambra berikut.

6
Gambar 2.6 Jembatan Gelagar Kotak (Box Girder), Multi Span.

Gambar 2.7 Jembatan Gelagar Kotak Tunggal (Box Girder), Multi Span.

4. Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang


yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan
pengikat paku keling, baut atau las. Batang batang rangka ini
hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik,
tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya
dalam momen lentur dan gaya lintang. Jembatan rangka telah
menjadi kekuatan yang efektif dan efisien untuk jembatan
bentang panjang lebih dari 150 tahun. Sebagai jembatan rangka
dengan,
a. Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar
550 ft (167,6 m)
b. Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m).
c. Gelagar segmental kotak beton untuk bentang sampai
sekitar 800 ft (243,8 m).
d. Jembatan struktur kabel untuk bentang sekitar 500 ft
(152,4 m) sampai 2000 ft (609,6 m), (John M. Kulicki,
Bridge Engineering Hand Book, 2000).

7
Tipe-tipe jembatan rangka seperti terlihat dalam gambar berikut,

Gambar 2.8 : Tipe-tipe jembatan rangka

8
2.3. Struktur Jembatan.

Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu
struktur atas (superstructures) dan struktur bawah (Substructures) dan Pondasi.

2.3.1. Struktur Atas


Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-
lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
1. Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
2. Trotoar :
a. Sandaran dan tiang sandaran,
b. Peninggian trotoar (Kerb),
c. Slab lantai trotoar.
3. Slab lantai kendaraan,
4. Gelagar (Girder),
5. Balok diafragma,
6. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
7. Tumpuan (Bearing).

2.3.2. Struktur Bawah


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.

Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :


1. Pangkal jembatan (Abutment),
a. Dinding belakang (Back wall),
b. Dinding penahan (Breast wall),
c. Dinding sayap (Wing wall),
d. Oprit, plat injak (Approach slab)
e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
f. Tumpuan (Bearing).

9
2. Pilar jembatan (Pier),
a. Kepala pilar (Pier Head),
b. Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
d. Tumpuan (Bearing).

3. Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke
tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier
jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a. Pondasi telapak (spread footing)
b. Pondasi sumuran (caisson)
c. Pondasi tiang (pile foundation)
1) Tiang pancang kayu (Log Pile),
2) Tiang pancang baja (Steel Pile),
3) Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
4) Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed
Concrete Pile), spun pile)
5) Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile,
franky pile,
6) Tiang pancang komposit (Compossite Pile).

2.4. Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Baja Metode Peluncuran (Launcing)

Pekerjaan jembatan rangka baja ini terdiri dari pemasangan struktur


jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss)
baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya termasuk
penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok
lepas, pemasangan perletakan, pra-perakitan, peluncuran dan penempatan posisi
akhir struktur jembatan, pencocokan komponen lantai jembatan (deck) dan
operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja
sesuai dengan ketentuan.
2.4.1. Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detil perakitan dan pemasangan, termasuk semua manual, denah
penandaan dan daftar komponen yang diperlukan, untuk setiap struktur
jembatan rangka baja yang termasuk dalam cakupan kerja dalam Kontrak di
mana tidak terdapat detil yang dimasukkan dalam Dokumen Lelang, akan
diterbitkan untuk Kontraktor setelah peninjauan rancangan awal selesai
dikerjakan.

10
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur
jembatan rangka baja yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik dan disimpan
dalam satu depot penyimpanan berbagai peralatan Pemilik atau lebih. Bahan
untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang
sebelumnya pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap stukrtur
jembatan yang diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent
bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik. Sistem tersebut dapat
termasuk atau tidak termasuk komponen lantai jembatan dan dapat dipasang
dengan salah satu cara pelaksanaan metode launching atau peluncuran seperti
berikut:
1. Pemasangan Dengan Cara Peluncuran Seluruh panel rangka utama
meliputi :
a. Batang-batang penulangan jika diperlukan.
b. Trasom.
c. Ikatan angin.
d. engaku vertical.
e. Alat penggaru, patok dan perletakan sendi bersama dengan semua
perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung.
2. Perangkat penyambung meliputi :
a. Perangkat penyambung antar struktur rangka (linking steel).
b. Perkakas kecil untuk merakit dan komponen peluncuran tambahan
seperti rol perakitan, rol peluncur, rol pendaratan, peralatan
dongkrak hidrolik.
c. Bahan untuk perakitan kerangka pengimbang.
d. Ujung peluncuran (launching nose).
3. Pemasangan jembatan komposit merupakan hal penting dan
memerlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu :
a. Pemasangan jembatan komposit terdiri atas dua tahap, yaitu :
1) Tahap pemasangan gelagar baja
2) Pengecoran lantai yang merupakan bagian struktur dari jenis
komposit
b. Pemasangan gelagar dapat dilaksanakan dengan cara perancah
atau dengan cara peluncuran.
c. Pemasangan Gelagar harus mengacu pada desain yang
dilaksanakan, karena apabila digunakan dengan cara peluncuran
( launching ), maka bisa terdapat anggapan dalam perhitungan

11
bahwa gelagar menahan semua beban mati beton yang berada di
atas gelagar sebelum beton mengeras.
d. Buat camber sesuai yang disyaratkan , karena dengan tidak adanya
camber akan mengurangi kapasitas keamanan gelagar komposit.
e. Gelagar komposit baru berfungsi sebagai komposit apabila beton
yang berada di atas gelagar tersebut mengeras dan bekerja sama
dengan gelagar menjadi satu kesatuan dalam suatu struktur.
f. Komposit terbentuk melalui Shear Connector yang dipasang pada
gelagar melintang.

Gambar 2.9 Penampang Melintang Gelagar


Komposit

2.4.2. Pelaksanaan
1. Kontraktor harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada
salah satu oprit jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar
untuk pengimbang dimana pemasangan dengan cara perakitan bertahap
akan dikerjakan, atau, bilamana pemasangan dengan cara peluncuran,
struktur jembatan rangka baja yang telah lengkap bersama dengan
struktur rangka pengimbang dan ujung peluncur.
2. Semua penyangga dan kumpulan balok-balok kayu sementara dan/atau
pondasi beton yang disediakan oleh Kontraktor untuk pemasangan rol
perakit, rol peluncuran, rol pendaratan atau jangkar dan penyangga
struktur rangka jangkar harus ditentukan titik pengukurannya dengan
akurat dan dipasang pada garis dan elevasi yang benar sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar pemasangan dari pabrik pembuatnya.
3. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa seluruh rol
dan penyangga sementara terpasang pada elevasi yang benar agar sesuai
dengan bidang peluncuran yang telah dihitung sebelumnya dan/atau

12
karakteristik lendutan untuk panjang ben-tang jembatan yang akan
dipasang.

2.4.3. Pemasangan Perletakan Jembatan


1. Perletakan jembatan dapat berupa jenis perletakan elastomerik atau
perletakan sendi yang terpasang pada plat perletakan dan balok kisi-kisi.
Tiap jenis perletakan harus dipasang pada elevasi dan posisi yang benar
dan harus pada perletakan yang rata dan benar di atas seluruh bidang
kontak.
2. Untuk perletakan jembatan yang dipasang di atas adukan semen, tidak
boleh terdapat beban apapun yang diletakkan di atas perletakan setelah
adukan semen terpasang dalam periode paling sedikit 96 jam,
perlengkapan yang memadai harus diberikan untuk menjaga agar adukan
semen dapat dipelihara kelembabannya selama periode ini. Adukan
semen harus terdiri dari satu bagian semen portland dan satu bagian pasir
berbutir halus.

Gambar 2.10 Perletakan dan Penahan Gempa

13
2.4.4. Jembatan yang dipasang dengan metode Peluncuran (Launching)
1. Kontraktor harus mengambil seluruh langkah pengamanan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh tahap pemasangan
struktur jembatan aman dari pergerakan bebas pada rol.
2. Pergerakan melintasi rol selama operasi peluncuran harus dikendalikan
setiap saat. Seluruh bahan pengimbang (counter-weight) dan perancah
sementara pekerjaan baja atau kayu untuk rangka pendukung
pengimbang harus dipasok oleh Kontraktor.
3. Beban pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian rupa
sehingga faktor keamanan untuk stabilitas yang benar seperti yang
diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan.
4. Beban pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian rupa
sehingga faktor keamanan untuk stabilitas yang benar seperti yang
diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan.
5. Beban pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian rupa
sehingga faktor keamanan untuk stabilitas yang benar seperti yang
diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik pembuat
jembatan dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan.
6. Operasi pendongkrakan harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan
prosedur pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan Kontraktor
harus mengikuti urutan dengan benar dari pemasangan dan
penggabungan komponen-komponen khusus selama operasi ini.

Gambar 2.11 Operasi Pendongkrakan

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa :
1. Jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian
batang batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.
2. Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan
disalurkan kepada batang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya
tekan dan tarik, melalui titik titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya
gaya eksentrisitas yang dapat menimbulkan momen sekunder selalu
dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap tiap batang yang bertemu pada
titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk
menghindari timbulnya momen sekunder.
3. Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada
konstruksi rangka baja yaitu :
a. Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat menahan gaya yang
timbul. Batang batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan
sebagainya. Oleh karena itu batang batang rangka jembatan harus
dijaga selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
b. Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang
disambung (Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
c. Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat
menyebabkan momen sekunder, maka garis netral tiap batang yang
bertemu harus berpotongan melalui satu titik (harus merencanakan
bentuk pelat buhul yang tepat).
d. Pekerjaan jembatan rangka baja ini terdiri dari pemasangan struktur
jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka
(truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya
termasuk penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua
bahan pokok lepas, pemasangan perletakan, pra-perakitan, peluncuran
dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan komponen
lantai jembatan (deck) dan operasi lainnya yang diperlukan untuk
pemasangan struktur jembatan rangka baja sesuai dengan ketentuan.

3.2. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga diharapkan
adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari rekan-rekan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ivan Taufik.2016.Pemasangan Jembatan Metode Perancah.


https://id.scribd.com/document/334481033/Pemasangan-Jembatan-Metode-
Perancah
Munsip.2014. Konstruksi Jembatan Baja.Makalah,

Anda mungkin juga menyukai