Fikri
Fikri
OLEH:
NAMA : Muhammad Fikri
KELAS : XI – IIS 1
MAPEL : Sejarah minat
Senin , 02 – 09 – 2019
SMA N 11 AMBON
Renaisans (bahasa Prancis: Renaissance[a]) atau Abad Pembaharuan adalah kurun waktu
dalam sejarah Eropa dari abad ke-14 sampai abad ke-17, yang merupakan zaman peralihan dari
Abad Pertengahan ke Zaman Modern. Pandangan-pandangan tradisional lebih menyoroti aspek-
aspek Awal Zaman Modern dari Renaisans sehingga menganggapnya terputus dari zaman
sebelumnya, tetapi banyak sejarawan masa kini lebih menyoroti aspek-aspek Abad Pertengahan
dari Renaisans sehingga menganggapnya sinambung dengan Abad Pertengahan.[1][2]
Renaisans adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14
sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Akhir Abad Pertengahan dan kemudian menyebar ke seluruh
Eropa. Gerakan Renaissance tidak terjadi secara bersamaan di seluruh Eropa, gerakan ini juga tidak
terjadi secara serentak melainkan perlahan-lahan mulai dari abad ke 15. Persebaran itu ditandai dengan
pemakaian kertas dan penemuan barang metal. Kedua hal tersebut mempercepat penyebaran ide
gerakan Renaissance dari abad ke-15 dan seterusnya.
Kondisi Budaya
Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh injil dan kehebatan
gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak
berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya
kebenaran gereja.
Kondisi Politik
Raja secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam Negara, kenytaannya hanya
menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja.
Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat untuk melancarkan ambisinya.
Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer
raja.
Kondisi Ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa,
kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa tertungkung dan tidak memiliki harga diri yang
layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan
tersebut.
Tokoh-Tokoh Zaman Renaissance
Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-
tokohnya yang terkenal sebagai berikut :
Rogen Bacon (1214-1294)
Ia berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir
bagi semua ilmu pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua
pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu
pengetahuan, namun ia sendiri tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup baerarti bagi
ilmu pengetahuan. Ia banyak bergerak pada lapangan politik dan agama, sehingga akhirnya
ditahan dalam penjara.
Copernicus (1473-1543)
Ia mengajukan pendapat yang asing bagi pendapat umum pada masa itu. Ia mengatakan bahwa
bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga matahari menjadi pusat
(Heliosentrisme). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari
Hipparchus dan Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta
(geosentrisisme).
Prinsip Heliosentrisme ini kemudian dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus) yang
menyusun buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam
Semesta). Buku tersebut diawali dengan beberapa ketentuan dasar yang berbunyi: Pertama,
seluruh alam semesta merupakan bola(Spherical); Kedua, semua benda angkasa dan bumi juga
merupakan bola; Ketiga, semua benda angkasa bergerak secara teratur dalam lintasan yang
bundar (circular uniform motion).
Penemuan bintang Nova dan Supernova ini menggugurkan pandangan yang dianut pada masa
itu bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa, dan bentuknya akan tetap abadi.
Pada tahun 1577 Brahe dapat mengamati sebuah cornet, yang ternyata lebih jauh dari planet
Venus. Penemuan ini juga membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada
Crystaline spheres, melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat untuk
kemudian menghilang lagi. Benda-benda angkasa terapung bebas dalam ruang angkasa.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 10 Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Para
Ahli Terlengkap
Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle –seperti yang
dikemukakan oleh Brahe-namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk
elips.
Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi
bidang yang luasnya sama.
Dalam perhitungan matematik terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dab B dengan
matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q,
maka P2 : Q2 = X3 :Y3.
Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti adanya idealism, bahwa
lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis lurus.
Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring, masing-masing
mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk kemudian
melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai idealisasi
“tidak terganggu apapun”, maka bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-
benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama. Selain itu dibidang miring
diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment) dimasukkan sebagai
unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu; dengan kata lain
terjadilah peramalan (prediction).
Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung secara
rata-rata.
Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang meyakinkan, maka
teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan benda-
benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal seperti:
pengamatan (observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak termasuk dalam
peristiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut,
peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji
teori yang didasarkan pada ramalan matematik.
Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari
semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan
nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di
dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan
dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga.
Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah
takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia
dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas
dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat
dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan
agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu
sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah
seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472),
secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”.
Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam
berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan
jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam
berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya
kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
Pengertian Merkantilisme
Pengertian merkantilisme adalah sebuah sistem dan teori ekonomi, yang diterapkan di benua
Eropa sekitar abad ke 16 sampai ke abad 18. Kata merkantilisme sendiri berasal dari bahasa
Inggris yakni “merchant” yang memiliki arti pedagang. Sistem merkantilisme ini berupaya
meningkatkan kekuatan ekonomi negara sendiri dengan cara melemahkan kekuatan ekonomi
negara pesaing.
Dapat dikatakan bahwa merkantilisme adalah suatu sistem ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan
oleh negara tersebut dan begitu pentingya besarnya volume perdagangan global.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan besarnya jumlah
kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki negara
tersebut.
Banyak sekali faktor yang mendorong terciptanya paham merkantilisme ini. Menurut Eatwell
(1987:445), bahwa salah satu faktor yang mendorong diantaranya adalah perkembangan
pemikiran ekonomi Eropa yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Nasional.
Beberapa hal yang menyebabkan perkembangan ekonomi merkantilisme ini antara lain :
Adanya banyak penemuan dan penaklukan wilayah –wilayah geografi baru oleh negara –negara
Eropa.
Adanya sumber arus modal baru, baik dari wilayah geografi baru maupun ke wilayah geografi
baru tersebut.
Kebangkitan para raja dan saudagar yang mendorong nasionalisme;
perkembangan perdagangan lokal, menuju ke perdagangan baru keluar negeri dengan tujuan
untuk mendapat keuntungan lebih besar.
Menurunnya kekuasaan lama gereja dan golongan ningrat (Chilcote, 2010 : 552).
Dalam sejarah, merkantilisme disebut sebagai sebuah “Revolusi Perdagangan”. Hal ini terjadi
disebabkan adanya transisi atau pergeseran basis perekonomian dai basis ekonomi lokal
menjadi ekonomi nasional. Dari konsep Feodalisme menuju Praktik Kapitalisme, serta dari
perdagangan dalam lingkup terbatas menjadi perdagangan dalam Skala Internasional.
Teori yang mendasari munculnya sistem merkantilisme sebenarnya sangat sederhana, yaitu
bahwa dunia memiliki keterbatasan sumberdaya atau kekayaaan (wealth), sehingga
mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya menjadi salah satu penilaian untuk menunjukkan
kemakmuran suatu negara.
Kemakmuran menjadi sebuah simbol kekuatan sebuah negara, oleh karena itu untuk
meningkatkan kekayaan , negara tersebut haruslah melakukan pertukaran kekayaan dengan
negara lain melalui perpindahan barang. Perpindahan barang inilah yang sekarang ini dikenal
dengan istilah ekspor dan impor.
Paham merkantilisme juga dipercaya sebagai alasan utama banyak negara Eropa yang
melakukan kolonialisme atas negara-negara lain yang memiliki kekayaan alam dan sumber-
sumber produksi, terutama di wilayah Asia Afrika.
Kebijakan Merkantilisme
Teori merkantilisme sendiri bervariasi pada perannya saat ini dari satu penulis ke penulis yang
lain, serta telah berkembang dari waktu ke waktu. Pemberlakuan tarif tinggi, terutama pada
barang manufaktur ialah kebijakan yang hampir universal dari merkantilisme.