Good housekeeping dapat diartikan sebagai manajemen tata letak yang dilakukan ditempat kerja yang mencakup
peralatan, dokumen, bangunan dan ruangan untuk membuat tempat kerja menjadi bersih, rapih, aman dan nyaman sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi bahaya yang ada di tempat kerja.
Housekeeping yang efektif dapat menghilangkan beberapa bahaya ditempat kerja dan membantu pekerjaan terlaksana
dengan selamat dan dengan benar. Housekeeping yang buruk dapat berkontribusi terhadap kecelakaan dengan adanya
bahaya yang tersembunyi sehingga mengakibatkan cidera atau kerugian akibat kecelakaan. Jika kertas yang terlihat
berserakan, puing, ceceran dan tumpahan dianggp sebagai sesuatu yang norma, maka bahaya keselamatan dan Kesehatan
kerja mungkin dapat timbul karenanya.
Housekeeping tidak hanya mengenai kebersihan, namun juga termasuk memelihara tempat kerja rapi dan tertib, memelihara
ruangan dan lantai dari bahaya terpeleset dan tersandung, membuang sampah, menyingkirkan barang tak terpakai dan
bahaya penyebab kebaran ditempat kerja. Selain itu juga perlu memberikan perhatian pada lay out tempat kerja, penandaan
lorong, fasilitas penyimpanan dan perawatan peralatan. Good Housekeeping juga merupakan bagian dasar dari pencegahan
kecelakaan dan bahaya kebakaran.
Housekeeping yang efektif dilakukan pada kegiatan yang terus menerus, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Pelaksanaan housekeeping yang dilakukan mendadak pada waktu tertentu (panic clean up) biasanya menimbulkan biaya lebih
dan tidak efektif mengurangi kecelakaan kerja.
Tersandung objek
Terbentur objek
Tertimpa objek yang jatuh
Terpeleset pada lantai yang berminyak, basah atau kotor
Tertusuk bagian objek yang menyolok
Teriris atau luka ditangan dan tubuh akibat bagian tajam benda seperti paku, kawat atau logam
5S adalah istilah Jepang untuk menggambarkan secara sistematik praktek housekeeping yang baik. Berasal dari Jepang dan
terbukti efektif dibeberapa negara. . 5S adalah singkatan dari 5 kata dalam bahasa jepang yang diawali oleh huruf S; Seiri,
Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menterjemahkan 5S sebagai 5R; Seiri (Ringkas), Seiton
(Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin).
Seiri (Ringkas)
Membedakan/pemilahan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan.
Prinsip dasar Seiton adalah melakukan pengaturan lingkungan kerja dan peralatan secara rapi dengan sasaran tata letak dan
penempatan yang efisien sehingga pemborosan waktu untuk mencari barang bisa dihilangkan, untuk memperlancar
pekerjaan.
“Setiap barang yang berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti”
Seiso (Resik)
Menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. Terdapat tiga kategori
luas untuk mentargetkan Seiso, yaitu : area penyimpanan, peralatan dan lingkungan.
Seiketsu (Rawat)
Memelihara barang dengan teratur rapi dan bersih juga dalam aspek personal dan kaitannya dengan polusi:”Semua orang
memperoleh informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja, tepat waktu”
Shitsuke (Rajin)
Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan, seperti mengembalikan peralatan pada tempat penyimpanan, melakukan
peralatan perawatan, dan melakukan pembersihan tempat kerja.
“Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.