Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MIKROBIOLOGI PANGAN

“KONSEP DAN PROSES MIKROBIOLOGI PANGAN”

OLEH:

Kelompok 1

1. Mardhiyah
2. Wahyu Aldo
3. Widya Ruchi

Dosen Pembimbing:
Dr. Linda Advinda, M.Kes

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Mikrobiologi Pangan yang
berjudul Konsep dan Proses Mikrobiologi Pangan.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi Pangan dan untuk menambah wawasan kami dan mahasiswa Biologi lainnya
dalam mata kuliah Mikrobiologi Pangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. Linda Advinda, M.Kes, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Pangan. Sehingga dengan bimbingan Ibuk,
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran, kritik, dan petunjuk dari segala pihak untuk kesempurnaan makalah
kegiatan yang kami sajikan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Padang, 22 Agustus 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan makanan untuk melakukan dan melaksanakan semua
aktivitasnya. Berbagai macam makanan dikonsumsi oleh manusia. Mulai dari makanan yang
berasal dari bahan alami dan langsung dimasak sampai makanan yang harus diolah oleh
pabrik terlebih dahulu. Banyak makanan yang memanfaatkan mikroba untuk proses
pembutannya ntah itu bakteri maupun jamur. Kebanyakan, makanan produk olahan
menggunakan mikroba sebagai organisme yang memfermentasi. Jadi apabila, selama ini kita
selalu menganggap bahwa mikroba identik dengan kata bahaya dan penyakit, hal tersebut
salah. Karena banyak mikroba yang berguna sebagai bahan pembuatan makanan
berfermentasi. Beberapa makanan yang memanfatkan mikroba adalah tempe, yogurt, susu,
nata de coco, tape dan masih banyak lagi
Oleh karena banyak sekali makanan yang memanfaatkan mikroba dalam
pembuatannya, maka terdapat ilmu yang khusus untuk mempelajari mikroba-mikroba yang
bermanfaat dalam pembuatan makanan olahan, yaitu mikrobiologi pangan.Untuk memahami
Mikrobiologi Pangan secara mendalam, kita perlu terlebih dahulu untuk mempelajari tentang
konsep dasar dari Mikrobiologi Pangan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mikrobiologi Pangan ?
2. Bagaimana sejarah dan proses Mikrobiologi Pangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Mikrobiologi Pangan
2. Untuk mengetahui sejarah dan proses Mikrobiologi Pangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikrobiologi Pangan
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat
kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa pembesar atau mikroskop.
Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut mikroorganisme atau mikroba, dan ilmu
yang mempelajari tentang mikroba yang sering ditemukan pada pangan disebut
mikrobiologi pangan. Jadi, Mikrobiologi pangan adalah ilmu yang mempelajari
tentang mikroorganisme yang menguntungkan maupun yang merugikan untuk
pangan. Yang dimaksud dengan pangan disini mencakup semua makanan, baik bahan
baku pangan maupun yang sudah diolah.

Pertumbuhan mikroba pada pangan dapat menimbulkan berbagai perubahan,


baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Mikroba yang merugikan
misalnya yang menyebabkan kerusakan atau kebusukan pangan, dan yang sering
menimbulkan penyakit atau keracunan pangan. Sedangkan Mikroba yang
menguntungkan adalah yang berperan dalam proses fermentasi pangan, misalnya
dalam pembuatan tempe,oncom, kecap, tauco, tape dll. Oleh sebab itu dengan
mengetahui sifat-sifat mikroba pada pangan kita dapat mengatur kondisi sedemikian
rupa sehingga pertumbuhan mikroba yang merugikan dapat dicegah, sedangkan
mikroba yang menguntungkan dirangsang pertumbuhannya.

Mikroba terdapat dimana-mana, misalnya di dalam air, tanah, udara, tanaman,


hewan, dan manusia. Oleh karena itu mikroba dapat masuk ke dalam pangan melalui
berbagai cara, misalnya melalui air yang digunakan untuk menyiram tanaman pangan
atau mencuci bahan baku pangan, terutama bila air tersebut tercemar oleh kotoran
hewan atau manusia. Mikroba juga dapat masuk ke dalam pangan melalui tanah
selama penanaman atau pemanenan sayuran, melalui debu dan udara, melalui hewan
dan manusia, dan pencemaran selama tahap-tahap penanganan dan pengolahan
pangan. Dengan mengetahui berbagai sumber pencemaran mikroba, kita dapat
melakukan tindakan untuk mencegah masuknya mikroba pada pangan.

Pangan yang berasal dari tanaman membawa mikroba pada permukaannya


dari sejak ditanam, ditambah dengan pencemaran dari sumber-sumber lainnya seperti
air dan tanah. Air merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari kotoran
hewan dan manusia, termasuk di antaranya bakteri-bakteri penyebab penyakit saluran
pencemaan. Tanah merupakan sumber pencemaran bakteri-bakteri yang berasal dari
tanah, terutama bakteri pembentuk spora yang sangat tahan terhadap keadaan kering.
Pada pangan yang berasal dari hewan, mikroba mungkin berasal dari kulit dan bulu
hewan tersebut dan dari saluran pencemaan, ditambah dengan pencemaran dari
lingkungan di sekitarnya.

Pangan yang berasal dari tanaman dan hewan yang terkena penyakit dengan
sendirinya juga membawa mikroba patogen yang menyebabkan penyakit tersebut.
Tangan manusia merupakan sumber pencemaran bakteri yang berasal dari luka atau
infeksi kulit, dan salah satu bakteri yang berasal dari tangan manusia, yaitu
Staphylococcus, dapat menyebabkan keracunan pangan. Selain itu orang yang sedang
menderita atau baru sembuh dari penyakit infeksi saluran pencemaan seperti tifus,
kolera dan disenteri, juga merupakan pembawa bakteri penyebab penyakit tersebut
sampai beberapa hari atau beberapa minggu setelah sembuh. Oleh karena itu orang
tersebut dapat menjadi sumber pencemaran pangan jika ditugaskan menangani atau
mengolah pangan.

B. Sejarah dan proses Mikrobiologi Pangan


Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad
renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna yang sesungguhnya
mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian.
Selama 40 tahun terakhir , mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat
berarti. Kini mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir
semua gejala biologis yang utama.
1. Mikroskop dan penemuan dunia jasad renik
Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui
adanya dunia mikroorganisme itu. Pada tahun 1675 Antonie, membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat
pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang
di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga, ia peroleh beraneka hewan bersel satu
dengan menggunakan mikroskop buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan
hewan-hewan yang sangat kecil. Selain itu ia juga menemukan adanya Hewan bersel satu ini
kemudian diberi nama Infusoria atau “hewan tuangan”. Penemuan ini membuatnya lebih
antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal
ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak.
Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200- 300 kali.
Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke
British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia
menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa.
Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil
pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang
sekarang dikenal dengan bakteri.

Ditemukannya suatu dunia organisme yang tidak tampak dengan mata bugil
itu membangunkan minat terhadap perdebatan hebat pada masa itu mengenai asal-
muasal kehidupan.

2. Generasi Spontan (Teori Abiogenesis)


Ada yang menduga bahwa jasad renik itu muncul sebagai akibat dekomposisi
jaringan tumbuhan atau hewan yang mati. Dengan kata lain, mereka mengira bahwa
organisme hidup berasal dari bahan mati yang mengalami penghancuran. Konsepsi
ini, yaitu bahwa kehidupan berasal dari bahan mati, dikenal dengan generasi spontan
atau abiogenesis (abio, “tidak hidup”, genesis “asal”). Pemikiran mengenai generasi
spontan sekurang-kurangnya telah dicetuskan oleh banga Yunani Kuno yang
meyakini bahwa daging yang membusuk menghasilkan belatung dan bahwa lalat serta
katak muncul begitu saja dari lumpur pada keadaan iklim tertentu.
Berikut adalah tokoh-tokoh dalam teori abiogenesis yang ikut berperan
penting dalam perkembangan abiogenesis.

1. Teori Oparin Haldane


Pada tahun 1920 JBS Haldane merupakan ilmuwan Inggris dan seorang
biokimia Rusia Aleksander Oparin menetapkan ide yang sama tentang kondisi yang
diperlukan untuk asal usul kehidupan di bumi.Mereka percaya bahwa molekul
organik dapat terbentuk dari bahan abiogenesis dengan adanya sumber energi
eksternal (misalnya, radiasi ultraviolet) dan bahwa atmosfer primitif mengurangi
(memiliki jumlah yang sangat rendah oksigen yang bebas) dan berisi amonia dan uap
air, antara lain misalnya gas.Keduanya juga menduga bahwa bentuk kehidupan
pertama kali muncul adalah laut primitif dan heterotrofik (memperoleh nutrisi dari
senyawa yang ada pada awal bumi) daripada autotrofik (menghasilkan makanan dan
nutrisi dari sinar matahari atau bahan anorganik).
Oparin percaya bahwa kehidupan berkembang dari mikroskopis secara
spontan dan membentuk agregat bola molekul lipid yang yang dibentuk bersama oleh
gaya elektrostatik. Oparin menegaskan bahwa enzim bahan mendasar untuk reaksi
metabolisme secara biokimia dan berfungsi lebih efisien ketika terkandung ketika
dibebaskan dalam larutan air. Haldane percaya bahwa molekul organik sederhana
dibentuk pertama dan di hadapan sinar ultraviolet menjadi semakin kompleks,
akhirnya membentuk sel. Haldane dan Oparin membentuk ide dasar yang kemudian
berkembang menjadi banyak penelitian abiogenesis yang terjadi di dekade kemudian.

2. Miller dengan experiment Urey


Pada tahun 1953 ahli kimia Amerika, Harold C. Urey dan Stanley Miller
menguji teori Oparin Haldane dengan molekul organik, hal ini berhasil didapatkan
hasil dari beberapa komponen anorganik yang diduga telah ada pada prebiotik Bumi.
Apa yang dikenal sebagai percobaan Miller Urey, dua ilmuwan tersebut
mengkombinasikan air hangat dengan campuran gas uap air, metana, amonia, dan
molekul hydrogen dan ditambah dengan muatan listrik. Komponen yang berbeda
dimaksudkan untuk mensimulasikan tentang laut primitif, suasana prebiotik, dan
panas (dalam bentuk petir). Satu minggu kemudian Miller dan Urey menemukan
bahwa molekul organik sederhana, termasuk asam amino (blok bangunan protein),
telah dibentuk di bawah kondisi simulasi dari awal Bumi tersebut.

3. Konsepsi modern abiogenesis


Hipotesis abiogenesis modern sebagian besar didasarkan pada prinsip yang
sama seperti teori Oparin Haldane dan percobaan Miller Urey. Namun demikian,
perbedaan halus antara beberapa model yang telah ditetapkan untuk menjelaskan
perkembangan dari molekul abiogenesis ke organisme hidup, dan penjelasan berbeda
mengenai apakah molekul organik kompleks pertama menjadi entitas dapat
mereplikasi diri pada fungsi metabolisme atau menjadi metabolisme protosel pertama
yang kemudian mengembangkan diri dengan kemampuan yang dapat mereplikasi diri.

3. Tidak terbuktinya generasi spontan dan diterimanya biogenesis


Pada 1749, John Needham (1713-1781) melakukan percobaan dengan daging
yang dimasak dan mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan
dan berkesimpulan bahwa jasad-jasad tersebut berasal dari daging.

Kira-kira dalam waktu yang sama Lazzaro Spallanzani (1729-1799), dalam


usahanya untuk membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis itu tidak benar,
mendidihkan kaldu daging, yaitu suatu larutan nutrien dalam labu selama satu jam
lalu wadah itu ditutupnya rapat-rapat. Maka tak ada jasad renik dalam labu tersebut.
Tetapi hasil percobaannya ini, yang dikuatkan dalam rangkaian percobaan ulangan,
tidak dapat meyakinkan Needham bahwa mikroba tidaklah muncul karena generasi
spontan. Needham bersikeras bahwa diperlukan udara untuk generasi spontan
mikroba dan bahwa karena udara itu dikeluarkan dari labu selagi percobaan
Spallanzani, maka tak ada mikroba yang muncul.

Perbedaan pendapat ini dipecahkan 80 atau 90 tahun kemudian oleh 2 peneliti


secara terpisah, yaitu Franz Schulze (1815-1873) dan Theodor Schwann (1810-1882).
Schulze melalukan udara melewati larutan asam pekat kedalam labu berisi kaldu
daging yang dididihkan, sedangkan Schwann melalukan udara melalui tabung
membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan.

Maka di dalam masing-masing labu itu tidak ada mikroba karena terbunuh oleh
asam panas yang luar biasa. Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan mereka yang
menyokong konsepsi abiogenesis. Mereka mengatakan bahwa asam dan panas
mengubah udara sedemikian sehingga tidak mendukung pertumbuhan.

Sekitar tahun 1850 Schroder dan von Dusch melakukan prcobaan yang lebih
meyakinkan dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas kedalam labu
berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Mikroba disaring ke luar dari udara oleh
serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka tidak ada
jasad renik yang tumbuh dalam kaldu tersebut.

Diantara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall
pada awal tahun 1870-an. Ia menciptakan sebuah kotak bebas debu dan menempatkan
tabung-tabung berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam itu bebas debu
maka selama itu pula kaldu dalam tabung tetap steril. Partikel-partikel debu
mengendap dan tertahan pada tabung berbentuk leher angsa yang menuju kedalam
kotak. Inilah bukti bahwa mikroba terbawa oleh partikel-partikel debu.

Selama periode ini munculah muka baru dalam ilmu pengetahuan, yakni Louis
Pasteur (1822-1895). Ia adalah seorang ahli kimia yang mendapat pengakuan nasional
tidak lama setelah memulai kariernya ketika ia menemukan rumus bangun asam
tartarat. Senyawa ini ditemukannya dalam dua bentuk, masing-masing merupakan
bayangan cermin sesamannya, seperti tangan kiri terhadap tangan kanan. Komposisi
kimiawi kedua senyawa tersebut sama dalam hal jumlah dan macam atom yang
dikandung masing-masing, tetapi konfigurasinya berbeda. Kemudian Pasteur merasa
tertarik pada industri minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama
proses fermentasi. Perhatiannya terhadap fermentasi inilah yang mendorongnya ikut
berdebat tentang generasi spontan.

Fermentasi terjadi karena enzim, yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang
menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu. Sebagai contoh sari
buah apel atau anggur, bila dibiarkan akan meragi hasilnya alkohol dan asam. Jasad
renik dalam sari buah itulah yang berasal dari proses fermentasi. Sebagaimana
dikemukakan pendukung teori Abiogenesis. Secara teguh Pasteur menentang konsepsi
generasi Spontan dan ia menyadari bahwa kemajuan dalam penelitian tentang
fermentasi tidak akan lancar sebelum konsepsi tersebut dapat dipatahkan.

Salah seorang penyokong yang penuh dedikasi terhadap generasi spontan


selama masa Pasteur adalah Felix-Archimede Pouchet seorang naturalis Perancis.
Dalam tahun 1859 ia menerbitkan laporan panjang lebar untuk membuktikan
kejadiannya. Tetapi dia tidak memperhitungkan sifat Louis Pasteur yang cerdik, keras
kepala dan tak kenal lelah. Karena merasa jengkel akan logika dan data Pouchet,
maka Pasteur melakukan percobaan untuk mengakhiri pertikaian itu untuk selamanya,
ia mempersiapkan nutrient dalam labu yang dilengkapi dengan lubang panjang dan
sempit berbentuk leher angsa kemudian ia memanaskan larutan nutrient itu dan udara
tanpa perlakuan dan tanpa disaring dibiarkannya lewat keluar masuk. Taka da
mikroba dalam larutan itu. Alasannya untuk ini adalah bahwa partikel-partikel debu
yang mengandung mikroba tidak mencapai larutan nutrient mereka itu mengendap
dalam bagian tabung leher angsa yang berbentuk huruf U dan aliran udara demikian
berkurangnya sehingga partikel-partikel tadi tidak terbawa kedalam labu.
Pasteur melaporkan dengan tulisan yang elok hasil percobaannya itu di
Universitas Sorbonne di Paris pada tanggal 7 April 1864. Labu-labunya tidak
menunjukan adannya tanda-tanda kehidupan.

Dengan diterimanya konsepsi Biogenesis ini maka terbukalah jalan untuk


karya-karya Pasteur berikutnya. Kini ia dapat meneruskan penelitiannya tentang
Fermentasi dan selanjutnya mengenai mikroorganisme-mikroorganisme yang menjadi
penyebab penyakit.

4. Teori Nutfah Fermentasi


Semenjak zaman purbakala telah banyak dilakukan pembuatan makanan dan
minuman yang merupakan hasil fermentasi jasad renik. Diyunani, pembuatan
minuman anggur dari buah yang difermentasi sudah dikerjakan sedemikian lamanya
sehingga bangsa yunani percaya bahwa minuman direkat oleh Dionysus.
Dimesopotania, sekeping tanah liat yang ditulis dalam bahasa sumeria dan Akalia
sekitar 500 tahun SM menyingkapkan bahwa pembuatan bir telah merupakan profesi
yang tetap sejak beberapa ribu tahun. DiCina dikenal Kiu, minuman dari beras atau
nasi, dan sebangsa bir sejak 2300 tahun SM. Di Jepang dan Cina, kecap yang berasal
dari kacang yang difermentasi telah dibuat selama beberapa abad. Sejak beratus ratus
tahun yang lampau, penduduk Negara-negara bahkan telah memanfaatkan hasil susu
yang difermentasi, Di Asia Tengah dikenal sejenis minuman alcohol yang disebut
Khaumiss, dibuat dari susu Unta yang diragikan. Sesungguhnya lah para
Antropologiwan dan ahli sejarah mengetahui benar bahwa tidak ada satupun
masyarakat yang tidak memanfaatkan fermentasi dalam pembuatan makan, minuman,
atau keduannya.

Pada zaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinnya


dengan cara mencoba-coba, tanpa menyadari bahwa mutu sesungguhnya bergantung
kepada penyediaan tau perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku
fermentasi tersebut. Barulah setalah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam
proses fermentasi pada pembuatan anggur maka orang menjadi mengerti bahwa
mikroorganisme itulah yang menyebabkan terjadinnya fermentasi.

Dalam tahun 1830-an Pasteur menaruh perhatian pada pembuatan minuman


anggur, yang merupakan industry pertama di prancis. Ia setelah membuktikan
ketidakbenaran generasi spontan, jadi memastikan bahwa mikroorganisme merupakan
penyebab fermentasi, Ia siap membantu pembuatan minuman anggur dan bir Prancis,
yang acap kali menghadapi kesukaran untuk menghasilkan produk bermutu tinggi.
Setelah memeriksa banyak kelompok minuman anggur, maka dia menemukan
berbagai macam mikroba. Pada tong-tong fermentasi yang baik ternyata macam
mikroba tertentu lebih menonjol, pada tong-tong fermentasi yang jelek ditemukan
macam lain pula Pasteur menetapkan bahwa dengan seleksi yang tetap terdapat
mikroba yang bersangkutan, maka dapat dipastikan bahwa akan diperoleh hasil yang
baik dan merata secara konsisten. Untuk mencapai hal ini, maka mikroba yang sudah
ada dalam sari buah harus dihilangkan dan fermentasi yang baru dimulai dengan
dibiakan, yaitu suatu pertumbuhan mikroorganisme yang diambil dari tong anggur
yang dinilai baik. Pasteur menyerahkan agar menghilangkan tipe-tipe mikroba yang
tidak diinginkan itu dengan pemanasan/ yang tidak sampai merusak aroma sari buah
tetapi cukup tinggi untuk membunuh mikroba. Ia mendapati bahwa perlakuan dengan
suhu 62,8 derajat C selama setegah jam cukuplah untuk mencapai hal tersebut. Kini
proses ini, dinamai Pasteurisasi, digunakan secara meluas pada industry fermentasi.
Tetapi yang paling kita kenal adalah yang dimanfaatkan di industry hasil susu untuk
membunuh jasad-jasad renik penyebab penyakit yang terdapat dalam susu dan
produk-produk susu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mikrobiologi pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang


menguntungkan maupun yang merugikan untuk pangan

2. Mikroba yang merugikan misalnya yang menyebabkan kerusakan atau kebusukan pangan,
dan yang sering menimbulkan penyakit atau keracunan pangan. Sedangkan Mikroba yang
menguntungkan adalah yang berperan dalam proses fermentasi pangan, misalnya dalam
pembuatan tempe,oncom, kecap, tauco, tape dll.

3. Mikroba dapat masuk ke dalam pangan melalui berbagai cara.

4. Sejarah perkembangan mikrobiologi pangan dimulai dari penemuan mikroskop dan jasad
renik oleh Leuwenhoek, teori abiogenesis, teori biogenesis, dan teori nutfah fermentasi.

B. Saran

Sebaiknya perpustakaan jurusan menyediakan buku referensi untuk Mikrobiologi


Pangan, sehingga mahasiswa dapat mencari buku sumber yang lebih banyak untuk
penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, J. Michael dan Chan E.C.S. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai