Anda di halaman 1dari 4

Draf Proposal

“PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DI RSUD.M.M DUNDA
LIMBOTO”

Disusun Oleh
Nur Meiliany Bouty
C01416063
Keperawatan/C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


WHO(World Health Organization) pada tahun 2008 memperkirakan bahwa
hipertensi menyebabkan 7,5juta kematian sedangkan tahun 2013 penyakit
kardiovaskuler seperti hipertensi telah menyebabkan 17 juta kematian tiap
tahun, Peringkat tertinggi hipertensi adalah Afrika 46% baik itu pria maupun
wanita.Prevalensi terendah menurut WHO diwilayah Amerika sekitar 35%
baik itu pria maupun wanita. Pria lebih tinggi dibandingkan wanita (39% untuk
pria dan 32% untuk wanita).
(Depkes RI, 2007). Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes
(2013), hipertensi di Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Gorontalo (29,4%) ( Kemenkes RI, 2014 ).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis
tenaga kesehatan sebesar 9,5%, yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau sedang
minum obat sebesar 9,4 % (Trihono 2013, h. 88).
Prevalensi hipertensi di Gorontalo yang didapat melalui pengukuran pada
umur ≥18 tahun sebesar 29,0 persen, tertinggi di Gorontalo (41,0%), diikuti
Bone Bolango (29,7%), Kota Gorontalo (22,2%) dan Gorontalo Utara
(22,1%) (Riskesdas, 2013).
Fenomena hipertensi di Indonesia sebesar 9,5 %, yang terdiagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,4 % (Trihono 2013, h. 88)
menunjukan bahwa pasien hipertensi masih banyak menggunakan pengobatan
dengan cara terapi farmakologi. Selain terapi farmakologi, terapi
nonfarmakologi bisa menurunkan tekanan darah tinggi pasien hipertensi. Salah
satu terapi nonfarmakologi yang dapat menurunkan tekanan darah adalah terapi
relaksasi nafas dalam. Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen
dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara
memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau
pengalihan perhatian (Setyoadi dkk 2011, h. 127).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah
Ada Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi di RSUD.M.M Dunda Limboto ?”
1.3 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di RSUD.M.M Dunda
Limboto”
b. Tujuan Khusus
c. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,
pekerjaan pada pasien hipertensi
d. Diketahuinya definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, pengobatan dari hipertensi
e. Mengetahui definisi, jenis-jenis, efek dari terapi relaksasi nafas dalam
f. Mengetahui indikasi terapi relaksasi nafas dalam
g. Mengetahui efek terapi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
tekanan darah
h. Mengetahui prosedur teknik terapi relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah
1.4 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan metode one-
group pretest-posttest design yaitu hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat
karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi RSUD.M.M
Dunda Limboto dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-random (non
probability) Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang sering
digunakan dalam penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti = sengaja.
Jadi, kalau sedrhananya, purposive sampling berarti teknik pengambilan
sampel secara sengaja. Maksudnya peneliti menentukan sendiri sampel yang
diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara
acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai