Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/301554330

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI KELURAHAN LEMPUING KOTA BENGKULU


MENGGUNAKAN PERCEPATAN MAKSIMUM KRITIS

Article · March 2016


DOI: 10.35313/potensi.v18i1.525

CITATION READS

1 1,240

2 authors:

Lindung Zalbuin Mase Andri Krisnandi


Universitas Bengkulu Politeknik Negeri Bandung
51 PUBLICATIONS   50 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Seismic Hazard Assessment of Bengkulu City View project

dynamis View project

All content following this page was uploaded by Lindung Zalbuin Mase on 22 April 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DI KELURAHAN
LEMPUING KOTA BENGKULU MENGGUNAKAN
PERCEPATAN MAKSIMUM KRITIS
Lindung Zalbuin Mase1, Andri Krisnandi Somantri2
1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Jl. W.R. Supratman,
Kandang Limun, Bengkulu 3837, Email: lindungmase@yahoo.co.id
2
Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Jl. Gegerkalong Hilir Ds.Ciwaruga
Bandung 40012. Email: krisnandi16@gmail.com.

ABSTRAK
Pada tanggal 12 September 2007, gempa dahsyat berkekuatan 7,9 SR, mengguncang
Propinsi Bengkulu. Kejadian gempa tersebut menyebabkan kerugian yang besar, di
antaranya runtuhnya bangunan rumah tinggal penduduk dan gedung, rusaknya sarana-
prasarana infrastuktur, hingga terjadinya beberapa bencana ikutan lainnya, seperti
longsoran dan likuifaksi. Fenomena likuifaksi akibat gempa tersebut, ditemui hampir secara
massif di kawasan pesisir Provinsi Bengkulu. Salah satu daerah yang terkena dampak
likuifaksi adalah Kelurahan Lempuing, yang letaknya di pesisir pantai barat sumatera.
Belajar dari pengalaman di tahun 2007, sebuah studi mengenai potensi likuifaksi
berdasarkan data penyelidikan tanah di Kelurahan Lempuing dirancang untuk dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi likuifaksi berdasarkan percepatan
maksimum kritis yang menjadi syarat minimal percepatan maksimum gempa (peak ground
acceleration (PGA)), yang memicu potensi likuifaksi dalam keadaan kritis atau yang
memiliki faktor aman (FS) bernilai 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa akibat PGA kritis
rata-rata, nilai faktor aman yang dihasilkan berkisar antara 0,503 dan 2,64. Hasil analisis
juga menunjukkan bahwa secara umum, likuifaksi berpotensi terjadi pada kedalaman 0
sampai 6 meter, meskipun pada titik penyelidikan tertentu likuifaksi juga berpotensi terjadi
pada kedalaman 7,5 sampai 8,5 meter. Analisis probabilitas likuifaksi menunjukkan bahwa
semakin besar faktor aman, maka probabilitas likuifaksi menjadi semakin kecil.
Hasilanalisis ini juga menunjukkan bahwa probabilitas kritis untuk FS = 1, bernilai 0,54
(54%).
Kata kunci: likuifaksi, lempuing, PGA kritis

I. Pendahuluan kerusakan bangunan dan sarana prasarana,


tetapi juga memicu kejadian likuifaksi yang
Provinsi Bengkulu merupakan salah satu
cukup masif. Kejadian likuifaksi berupa
wilayah di Indonesia yang rentan terhadap
semburan pasir dan sebaran lateral terjadi
bencana alam gempa bumi. Dalam 1 dekade
hampir merata di kawasan pesisir pantai
terakhir, tercatat dua buah gempa dahsyat
Provinsi Bengkulu. Salah satu area yang
melanda Provinsi Bengkulu. Kedua gempa
mengalami kejadian likuifaksi di wilayah
tersebut adalah gempa tektonik dengan
Bengkulu, adalah Kelurahan Lempuing, yang
kekuatan 7,3 SR (Skala Richter) yang terjadi
langsung berbatasan dengan pantai barat
pada tanggal 4 Juni 2000, dan gempa tektonik
sumatera. Belajar dari pengalaman gempa
berkekuatan 7,9 SR yang terjadi pada tanggal
dahsyat di masa lalu, penelitian-penelitian
12 September 2007. Kedua kejadian gempa
mengenai potensi likuifaksi khususnya di
tersebut telah menimbulkan begitu banyak
kawasan pesisir pantai Provinsi Bengkulu
kerugian material maupun jiwa, serta bencana
mulai dilakukan secara intensif.
yang mengikuti kejadian gempa-gempa
Beberapa penelitian likuifaksi di Kawasan
tersebut, seperti likuifaksi.
Lempuing telah dilakukan sebelumnya oleh
Gempa yang terjadi di Provinsi Bengkulu
beberapa peneliti, di antaranya Misliniyati dkk.
pada tanggal 12 September 2007 silam menjadi
(2013) dan Monalisa dkk. (2014). Misliniyati
salah satu gempa terbesar yang pernah terjadi.
dkk. (2013) melakukan studi mengenai potensi
Gempa tersebut tidak hanya menimbulkan
likuifaksi di Kelurahan Lempuing berdasarkan

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis 1
Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri
data CPT (Cone Penetration Test) atau sondir, minimal PGA yang diperlukan untuk memicu
menggunakan metode yang diusulkan oleh terjadinya likuifaksi di lokasi tersebut.
Idriss dan Boulanger (2008). Dalam penelitian Berdasarkan hasil penelitiannya, rentang PGA
mereka, nilai percepatan maksimum gempa minimum yang mampu memicu terjadinya
yang digunakan dalam analisis adalah sebesar likuifaksi di wilayah tersebut adalah sebesar
0,4g yang mengacu pada pada peta gempa 2010 0,36g sampai dengan 0,68g. Nilai rentang PGA
(SNI 03-1726-2010). Pengambilan nilai 0,4g tersebut berpotensi memicu terjadinya
sebagai parameter percepatan maksimum, likuifaksi dengan kedalaman lebih dari 50%
disebakan karena tidak tersedianya percepatan dari total lapisan yang ditinjau.
maksimum gempa akibat gempa 2007 silam. Muntohar (2014) melakukan penelitian
Dalam penelitian mereka, disimpulkan bahwa mengenai gempa yang menyebabkan likuifaksi
likuifaksi berpotensi terjadi di Kelurahan di Kota Padang dan Area Yogyakarta. Dalam
Lempuing pada kedalaman yang cukup analisisnya, estimasi percepatana minimal yang
dangkal. mampu menyebabkan likuifaksi di Kota
Monalisa dkk. (2014) melakukan studi Padang adalah sebesar 0,14g dan 0,48g untuk
probabilitas likuifaksi di area penelitian yang Area Yogyakarta. Muntohar (2014) juga
sama dengan Misliniyati (2014). Dalam menyebutkan bahwa perhitungan analisis balik
penelitian tersebut, Monalisa dkk. menggunakan metode ini dapat dihandalkan
menggunakan data dan parameter percepatan untuk mengatasi ketidaktersedianya data
gempa yang sama dengan Misliniyati dkk. percepatan gempa yang memadai.
(2014). Dalam penelitiannya, Monalisa dkk. Mengacu pada penelitian-penelitian
(2014) menggunakan model probabilistik yang terdahulu, maka dirancanglah penelitian potensi
diusulkan oleh Haldar dan Tang (1979) untuk likuifaksi yang berkaitan dengan percepatan
menentukan probabilitas likuifaksi pada maksimum pada kondisi kritis (FS =1).
wilayah penelitian mereka. Berdasarkan hasil Besarnya nilainya percepatan maksimum kritis
penelitian mereka, potensi likuifaksi akan yang diperoleh dari analisis balik,
semakin besar terjaadi seiring dengan diperhitungkan sebagai percepatan maksimum
meningkatnya probabilitas likuifaksi itu sendiri. yang terjadi secara linear di seluruh lapisan.
Hasil analisis yang dilakukan oleh Monalisa Dengan adanya perhitungan analisis ini, maka
dkk. (2014) memperkuat dugaan bahwa besaran faktor aman terhadap likuifaksi (FS)
likuifaksi berpotensi terjadi dengan skenario dapat diperoleh untuk kondisi percepatan
percepatan gempa yang tertera pada SNI 03- maksimum minimal yang berpotensi memicu
1726-2010. likuifaksi di wilayah Kelurahan Lempuing.
Mengacu pada penelitian terdahulu, terlihat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahwa percepatan maksimum yang digunakan pelengkap bagi penelitian-penelitian terdahulu,
dalam analisis adalah percepatan gempa yang serta menjadi pijakan untuk meneliti lebih
diperoleh dari peraturan gempa untuk wilayah lanjut potensi likuifaksi di Kelurahan
Indonesia. Hal ini dilakukan karena rekaman Lempuing, Kota Bengkulu di masa yang akan
percepatan gempa maksimum akibat gempa datang.
2007 bersifat terbatas atau tidak tersedia.
Sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut, II. Studi Pustaka
maka dilakukanlah analisis potensi likuifaksi
Likuifaksi adalah suatu fenomena
dengan menggunakan konsep keadaan kritis.
kehilangan kekuatan geser tanah pada lapisan
Keadaan kritis yang dimaksud adalah keadaan
jenuh air akibat gempa bumi, sehingga tanah
dimana faktor aman (FS) likuifaksi berada pada
mengalami keruntuhan dan berperilaku seperti
ambang batas likuifaksi tidak terjadi, atau dapat
cairan (liquid). Likuifaksi umumnya terjadi
dinyatakan sebagai FS bernilai 1.
pada tanah non kohesif (granuler) jenuh air dan
Muntohar (2009) melakukan penelitian
menerima beban siklik berupa gempa (Kramer,
mengenai evaluasi PGA menggunakan data
1996).
CPT untuk analisis potensi likuifaksi. Area
Dewasa ini, metode analisis potensi
penelitian yang diteliti oleh Muntohar (2009)
likuifaksi dengan menggunakan data sekunder
adalah Kampus UMY yang pada 2006 silam
penyelidikan tanah telah banyak
mengalami beberapa kejadian likuifaksi akibat
dikembangkan. Salah satu metode analisis
gempa berkekuatan 5,9 SR. Dalam
empiris potensi likuifaksi adalah dengan
penelitannya, Muntohar menganalisis batas

2 Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
Vol.14,No. 2,September 2012: -
konsep keseimbangan gaya penahan dan gaya K adalah faktor tekanan overburden yang
pemicu terjadinya likuifaksi, yang dikenal diusulkan oleh Seed (1983).
sebagai simplified procedure method. Berdasarkan persamaan CSR dan CRR,
Pada dasarnya metode simplified procedure maka nilai faktor aman terhadap likuifaksi (FS)
ini merupakan metode keseimbangan batas dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara
antara CSR (Cyclic Stress Ratio) and CRR CRR dan CSR, yang dinyatakan sebagai
(Cyclic Resistance Ratio), yang bekerja pada berikut,
tanah saat beban dinamik bekerja pada suatu
CRR
masa tanah. CSR adalah rasio tegangan siklik FS  (3)
yang dihasilkan oleh beban dinamik berupa CSR
gempa, sedangankan CRR adalah rasio penahan
beban siklik. dimana FS > 1, mengindikasikan likuifaksi
Seed dan Idriss (1971) mengusulkan dapat terjadi, dan FS < 1, mengindikasikan
persamaan CSR yang dinyatakan sebagai likuifaksi tidak berpotensi terjadi
berikut: Dalam analisis potensi likuifaksi, faktor
 v amax aman terhadap likuifaksi biasanya diperkuat
CSR  0.65 rd . (1) dengan adanya adanya analisis probabilitas atau
 v' g kemungkinan terjadinya likuifaksi. Analisis
dengan, v dan v’ masing masing adalah probabilitas likuifaksi bertujuan untuk
tegangan total dan tegangan efektif tanah, rd mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya
adalah faktor reduksi kedalaman yang likuifaksi pada suatu nilai FS. Selain itu,
dinyatakan sebagai (1-0,012z), amax adalah analisis probabilitas likifaksi juga berperan
percepatan maksimum gempa (PGA), dan g untuk memberikan informasi, besarnya
adalah percepatan gravitasi bumi. probabilitas likuifaksi dalam kondisi kondisi
Idriss dan Boulanger (2008) mengusulkan kritis (FS =1). Beberapa pendekatan empiris
persamaan empiris untuk menghitung CRR untuk memperkirakan besarnya nilai
dengan menggunakan data CPT. Dibandingkan probabilitas likuifaksi telah banyak diusulkan
dengan persamaan-persamaan empiris yang oleh para ahli. Salah satu persamaan empiris
pernah diusulkan oleh Seed dan Idriss (1971), probabilitas likuifaksi yang lazim digunakan
dan Youd dan Idriss (2001), persamaan ini adalah persamaan yang diusulkan oleh Juang
cukup handal dalam perhitungan CRR, dkk. (2008), yang dinyatakan dalam persamaan
khususnya bagi penyelidikan tanah yang hanya berikut,
melakukan uji sondir dalam pekerjaan
investigasi lapangan. Nilai CRR berdasarkan 1
Idriss dan Boulanger (2008) dapat diperoleh PL  (4)
3.8
dengan menggunakan persamaan-persamaan  FS 
1  
berikut,  1.05 

CRR  CRRM 7.5 .MSF.K  (2a) dimana, PL adalah probilitas terjadinya


likuifaksi.
q 2 3

 c1Ncs   qc1Ncs    qc1Ncs   III. Metodologi
 540  67   80  
CRRM  7.5  exp 4
 Penyelidikan tanah dengan menggunakan
  qc1Ncs   alat sondir dilakukan di Kelurahan Lempuing,
   114   3  Kota Bengkulu. Lokasi penyelidikan tanah
   
(2b) pada penelitian ini diperlihatkan pada Gambar
1. Sebanyak 3 titik penyelidikan dilakukan
dimana CRRM=7.5 adalah ratio ketahanan siklik pada area penelitian. Interpretasi hasil
untuk gempa berskala 7,5, qc1Ncs adalah penyelidikan tanah (CPT) dapat dilihat pada
normalisasi tahan konus terhadap tekanan Gambar 2.
overburden yang diperoleh dari persamaan Secara keseluruhan lapisan tanah di
yang diusulkan oleh Robertson dan Wride Kelurahan Lempuing didominasi oleh lapisan
(1998), MSF adalah faktor skala magnitude tanah pasir, dengan kepadatan lepas (loose
gempa yang diusulkan oleh Idriss (1999), dan sand) sampai dengan rapat (dense sand). Pasir

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis 3
Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somatri
dengan kepadatan lepas dijumpai pada konsep kondisi kritis atau FS = 1, maka nilai
kedalaman yang cukup dangkal, pada CSR dapat diperoleh dengan menggunakan
kedalaman 0 sampai dengan 1 m, dan 8 sampai Persamaan (3). Analisis balik dengan
10 m dengan rentang nilai qc sebesar 20 sampai menggunakan Persamaan (1) selajutnya
dengan 40 kg/cm2. Pasir dengan kepadatan dilakukan untuk memperoleh besaran nilai
sedang dijumpai pada kedalaman 1 sampai percepatan maksimum kritis (PGA kritis).
dengan 6 m, dengan rentang nilai qc sebesar 40 Nilai PGA kritis yang diperoleh selanjutnya
sampai dengan 120 kg/cm2. Pasir dengan dianalisi untuk memperoleh besaran nilai PGA
kepadatan rapat dijumpai pada kedalaman 6 kritis rerata tiap kedalaman. Nilai PGA rerata
sampai dengan 8 m. Rentang nilai qc untuk yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai
pasir padat di lokasi penyelidikan berkisar parameter input dalam perhitungan faktor aman
antara 120 sampai dengan 180 kg/cm2. likuifaksi di setiap kedalaman. Dengan
Berdasarkan interpretasi penyelidikan diperolehnya faktor keamanan terhadap
tanah, likuifaksi diperkirakan berpotensi terjadi likuifaksi dalam kondisi kritis, maka
pada lapisan pasir dengan kepadatan lepas interpertasi kerentanan tiap lapisan dapat
sampai dengan lapisan pasir dengan kepadatan diperoleh.
sedang. Muka air tanah pada lokasi Perhitungan probabilitas likuifaksi
penyelidikan terletak pada kedalaman 0,5 m dilakukan dengan menggunakan Persamaan (4).
sampai dengan 1 m. Meskipun demikian, dalam Dari nilai FS di tiap kedalaman yang diperoleh
analisis ini, muka air tanah diasumsikan berada pada analisis sebelumnya, nilai probabilitas
pada permukaan tanah, sebagai kondisi paling likuifaksi secara keselurahan untuk Kelurahan
konservatif dalam analisis perhitungan. Lempuing bias diperoleh, dengan mengacu
Data sondir yang tertera pada Gambar 2, pada hasil penyelidikan tanah yang ditinjau
selanjutnya dinormalisasi dengan menggunakan dalam penelitian ini. Interpretasi hasil analisis
ketentuan yang telah dijelaskan sebelumnya. probabilitas ditampilkan dalam hubungan
Dengan menggunakan Persamaan (2) nilai CRR antara probabilitas likuifaksi (PL) dan faktor
pada masing-masing kedalaman dapat aman (PL).
diperoleh. Selanjutnya dengan menggunakan

Gambar 1. Layout investigasi penyelidikan tanah (pengujian sondir (CPT)) di Kelurahan Lempuing, Kota
Bengkulu

4 Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
Vol.14,No. 2,September 2012: -
(a) (b) (c)
Gambar 2. Interpretasi hasil penyelidikan tanah menggunakan sondir (CPT) di Kelurahan Lempuing, Kota Bengkulu, (a) CPT-1, (b) CPT-2, dan (c) CPT-3

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis 5 Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri
IV. Hasil dan Pembahasan 0,04g – 0,21g. Nilai PGA rerata dari PGA kritis
untuk area ini adalah sebesar 0,069g.
Interpretasi hasil analisis PGA kritis
Interpretasi analisis potensi likuifaksi
potensi likuifaksi diperlihatkan pada Gambar 3.
berdasarkan PGA rerata pada masing-masing
Gambar 3a adalah interpretasi PGA kritis dari
titik penyelidikan terlihat pada Gambar 4.
analisis balik yang untuk titik penyelidikan 1
Gambar 4a merupakan interpretasi hasi analisis
(CPT-1). Pada Gambar 3a, terlihat bahwa nilai
pada titik CPT-1. Pada Gambar 4a, terlihat
percepatan kritis (PGA kritis) yang dihasilkan
bahwa nilai FS yang dihasilkan sampai dengan
oleh Gempa 12 September 2007 pada
kedalaman 5,4 m adalah bernilai kurang dari 1.
kedalaman sampai dengan 5,5 m adalah sebesar
Hal ini mengindikasikan bahwa likuifaksi
0,04g sampai dengan 0,07g. Pada kedalaman
berpotensi terjadi pada rentang kedalaman ini.
5.5 m sampai dengan 10 m, PGA kritis semakin
Pada kedalaman 5.5 m sampai dengan 10 m,
meningkat hingga mencapai 0,21g. Dengan
Nilai FS yang dihasilkan bernilai lebih besar
bertambahnya nilai PGA kritis dapat
dari 1. Hal ini mengindikasikan bahwa lapisan
disimpulkan bahwa energi gempa yang
tersebut, cenderung tidak berpotensi mengalami
diperlukan mejadi semakin besar. Hal ini
likuifaksi.
mengindikasikan bahwa tahanan tanah menjadi
Gambar 4b, merupakan interpretasi FS
semakin besar pada titik CPT-1. Dari jumlah
pada titik CPT-2. Berdasarkan hasil analisis,
varisasi PGA kritis yang dihasilkan, diperoleh
nilai FS < 1 dihasilkan sampai dengan
nilai PGA rata-rata sebesar 0,079g.
kedalaman 4,4 m dan pada rentang 7,5 m
Interpretasi PGA kritis untuk titik CPT-2,
sampai dengan 8,5 m (zona tidak aman). Pada
ditunjukkan pada Gambar 3b. Nilai PGA kritis
rentang kedalaman 4,4 m sampai dengan 7,5 m
sampai dengan kedalaman 4,5 m memiliki
dan kedalaman 8,5 m sampai dengan 10 m, FS
rentang antara 0,04g sampai dengan 0,07g.
yang dihasilkan bernilai lebih besar dari 1
Pada kedalaman 4,5 m sampai dengan 6,8 m ,
(zona aman).
nilai PGA kritis cenderung mengalami
Gambar 4c merupakan interpetasi FS pada
peningkatan sampai dengan 0,126g. Hal ini
titik CPT-3. Berdasarkan hasil analisis, zona
menunjukkan bahwa ketahan tanah mengalami
tidak aman berada sampai pada kedalaman 5.8
peningkatan sampai dengan kedalaman
m. Nilai FS yang dihasilkan adalah bernilai
tersebut. Pada kedalaman 6,8 m sampai dengan
kurang dari 1. Pada rentang kedalaman 5.8 m
10 m nilai PGA kritis cenderug mengalami
sampai dengan 10 m, nilai FS yang dihasilkan
penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa
bernilai lebih dari 1. Hal ini mengindikasikan
untuk memicu keadaan kritis pada rentang
bahwa likuifaksi tidak berpotensi terjadi pada
tersebut, energi gempa bumi yang dibutuhkan
rentang kedalaman tersebut.
relative lebih kecil dibandingkan dengan
Secara keseluruhan nilai FS yang
lapisan sebelumnya. PGA kritis pada rentang
dihasilkan memiliki rentang 0.503 sampai
kedalaman ini mengalami penurunan sampai
dengan 2.67, dengan kedalaman likuifaksi rata-
dengan 0,075g. Pada titik CPT-2 nilai PGA
rata terjadi pada kedalaman yang relative
rerata yang diperoleh dari PGA kritis adalah
dangkal.
0,065g.
Hasil analisis probabilitas likuifaksi untuk
Interpretasi PGA kritis pada titik CPT-3
area Lempuing tertera pada Gambar 5. Pada
dapat dilihat pada Gambar 3c. Pada Gambar
Gambar tersebut terlihat bahwa nilai
tersebut terlihat bahwa sampai dengan
probabilitas likuifaksi mengalami peningkatan
kedalaman 5,8 m, bernilai pada rentang 0,04g
seiring dengan menurunnya nilai faktor aman
sampai dengan 0,06g. Pada kedalaman 5,8 m
FS. Hal ini mengindikasikan bahwa likuifaksi
sampai dengan 10 m, nilai PGA kritis
sangat berpotensi terjadi dengan kondisi nilai
mengalami peningkatan sampai dengan 0,153g.
FS yang bernilai kecil. Probabilitas tertinggi
Hal ini mengindikasikan bahwa ketahanan
terjadinya likuifaksi pada area penelitian adalah
tanah yang semakin tinggi, membutuhkan eneri
sebesar 0.94 (94%), yaitu pada kondisi faktor
pemicu yang lebih besar dari sebelumnya. Nilai
aman bernilai 0.503. Nilai probabilitas terendah
PGA kritis rata-rata pada titik CPT-3 adalah
yang dihasilkan adalah bernilai 0.029 (2.9%),
sebesar 0,063g.
yaitu pada kondisi faktor aman sebesar 2.64.
Secara keseluruhan, rentang PGA kritis
Untuk kondisi kritis atau FS =1, nilai
yang diperlukan untuk keadaan FS = 1 di
probabilitas likuifaksi yang dihasilkan adalah
Kelurahan Lempuing Bengkulu adalah sebesar
sebesar 0.54 (54%).

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
6 Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri
PGA (g) PGA (g) PGA (g)
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
0 0 0
PGA kritis PGA kritis
PGA kritis
PGA rerata PGA rerata
PGA rerata

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
5 5 5

6 6 6

7 7 7

8 8 8

9 9 9

10 10 10
(a) (b) (c)
Gambar 3. Interpretasi PGA kritis dan PGA rerata akibat Gempa 12 September 2007 di Kelurahan Lempuing, Kota Bengkulu, (a) CPT-1, (b) CPT-2, dan (c) CPT-3

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis 7
Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri
Faktor Aman (FS) Faktor Aman (FS) Faktor Aman (FS)
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
0 0 0
Faktor Aman Faktor Aman Faktor Aman

Faktor Aman Kritis Faktor Aman Kritis


Faktor Aman Kritis

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
Depth (m)
5 5 5

6 6 6

7 7 7

8 8 8

9 9 9

10 10 10

(a) (b) (c)


Gambar 3. Interpretasi FS terhadap likuifaksi Gempa 12 September 2007 di Kelurahan Lempuing, Kota Bengkulu, (a) CPT-1, (b) CPT-2, dan (c) CPT-3

8 Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
Vol.14,No. 2,September 2012: -
1.0
Probabilitas Likuifaksi (Juang et al., 2008)
0.9 Faktor Aman Kritis

0.8
Probabilitas Likuifaksi (PL)

0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Faktor Aman (FS)
Gambar 5. Interpretasi probabilitas likuifaksi terhadap faktor aman pada analisis potensi likifaksi di Kelurahan
Lempuing, Kota Bengkulu.

V. Kesimpulan diinterpretasikan dalam bentuk interval


keyakinan (confidence interval), sehingga
Penelitian yang mengangkat topik
nilai rentang PGA kritis yang dapat
mengenai analisis potensi likuifaksi dengan
diterima, dapat diketahui. Dengan mengacu
menggunakan PGA kritis dilakukan sebagai
pada penelitian Muntohar (2009 dan 2014),
upaya untuk mempelajari potensi likuifaksi di
penelitian ini selanjutnya akan
Kelurahan Lempuing, Kota Bengkulu, yang
dikembangkan dengan memperkirakan
pada 12 September 2007 silam diguncang
rentang PGA kritis pada area penelitian ini.
gempa berkekuatan 7,9 SR. Penelitian ini
3. Nilai faktor aman yang diperoleh dari hasil
menganalisis PGA yang dihasilkan keadaan
penelitian ini memberikan gambaran bahwa
kritis yang atau FS bernilai 1, yang kemudian
nilai PGA kritis mampu memicu likuifaksi
diperoleh rerata nilai PGA kritis yang
pada kedalaaman yang cukup dangkal.
digunakan pada analisis potensi likuifaksi
Nilai qc berkisar antara 20 sampai dengan
secara keseluruhan. Penelitian ini juga
100 kg/cm2, hendaknya menjadi perhatian
menganalisis besarnya kemungkinan terjadinya
dalam perencanaan fondasi di Kelurahan
likuifaksi pada daerah Lempuing, dalam
Lempuing. Rentang nilai qc tersebut
kaitannya dengan nilai FS yang dihasilkan.
merupakan pasir dengan kategori rendah
Beberapa poin yang menjadi kesimpulan dari
sampai sedang. Meskipun demikian, letak
penelitian ini adalah sebagai berikut :
muka air tanah yang cukup rendah
1. Analisis potensi likuifaksi menggunakan
berpotensi menjadi pemicu lain dalam
PGA kritis, sangat bermanfaat dalam
mengganggu stabilitas ketahanan tanah saat
memprediksi nilai PGA terendah yang
gempa terjadi. Selain itu, estimasi
berpotensi memicu likuifaksi pada suatu
penurunan tanah juga perlu dilakukan,
wilayah yang tidak memiliki data rekaman
dengan menggunakan beberapa metode
gempa yang cukup memadai.
yang pernah diusulkan, salah satunya oleh
2. Hasil analisis likuifaksi yang diperoleh dari
Zhang et al. (2002). Semua analisis tersebut
penelitian ini hanya memberikan nilai PGA
perlu dilakukan sebagai pertimbangan
kritis pada tiap titik kedalaman dan tidak
dalam merancang fondasi bangunan
dalam bentuk rentang nilai. Apabila
gedung di wilayah Kelurahan Lempuing.
mengacu pada penelitian Muntohar (2009
dan 2014), nilai PGA yang dihasilkan

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
9 Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri
4. Probabilitas likuifaksi menjadi hal yang Idriss, I. M., 1999. An update to the Seed-Idriss
penting dalam analisis likuifaksi, meskipun simplified proce-dure for evaluating
dalam penelitian ini, perhitungan hanya liquefaction potential, in Proceedings, TRB
mempertimbangkan nilai FS sebagai Workshop on New Approaches to
Liquefaction, Publication No.FHWA-RD-
variabel penentu. Analisis probabilitas
99-165, Federal Highway Administration,
dengan mempertimbangkan variabel yang January
lain sangat penting untuk dilakukan, seperti Idriss, I.M., and R. W. Boulanger [2008], Soil
yang diusulkan oleh Idriss dan Boulanger liquefaction during earthquakes,
(2010) dan Cetin dkk. (2004). Monograph MNO-12, Earthquake
5. Dengan dilakukannya penelitian likuifaksi Engineering Research Institute, Oakland,
di Kelurahan Lempuing, maka hasil CA, 261 pp.
penelitian ini mengkonfirmasi hasil Idriss, I.M., Boulanger, R.W., 2010. “SPT-Based
penelitian yang dilakukan oleh Misliniyati Liquefaction Triggering Procedures. Report
dkk. (2013) dan Monalisa dkk. (2014), No. UCD/CGM-10/02. Center for
Geotechnical Modeling”, Department of
yang menyatakan bahwa likuifaksi
Civil and Environmental Engineering,
berpotensi terjadi di wilayah Kelurahan University of California at Davis.
Lempuing. Juang, C. H., Fang, S. Y., Li, D. L. (2008).
6. Penelitian likuifaksi di Kelurahan Reliability Analysis Of Liquefaction
Lempuing, menjadi pijakan awal dalam Potential Of Soils Using Standard
meneliti potensi likuifaksi di wilayah Kota Penetration Test. Edited by Phoon, K. K, in
Bengkulu khususnya dan di Provinsi Reliability-Based Design in Geotechnical
Bengkulu pada umumnya. Selanjutnya, Engineering.
pengembangan peta kerentanan likuifaksi Kramer, S.L., 1996, Geotechnical Earthquake
pada area pesisir Kota Bengkulu dan Engineering, Prentice Hall, Englewood
Cliffs, N. J., 653.
Provinsi Bengkulu dapat dilakukan.
Misliniyati, R., Mawardi, Besperi, Razali, M.R.,
Muktadir, 2013, Pemetaan Potensi
Likuifaksi Wilayah Pesisir Berdasarkan
VI. Ucapan Terima Kasih Data Cone Penetration Test di Kelurahan
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya Lempuing, Kota Bengkulu, Journal of
Inersia: Volume 5. No.2 , October, 2013,
disampaikan kepada Kepala Laboratorium ISSN : 2086-9045.
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Monalisa A., Misliniyati, R., and Gunawan, A.,
Teknik, Universitas Bengkulu beserta staf, atas 2014, “Analysis of Liquefaction Potential
bantuan dalam melakukan survei lapangan dan Using Simple Probability Method Based on
penyelidikan tanah di Kelurahan Lempuing CPT Data in Lempuing Sub-District”,
Kota Bengkulu. Penulis juga mengucapkan Bengkulu City”, Undergraduate Final
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Project : Department of Civil Engineering,
semua pihak yang telah ikt membantu dalam Faculty of Engineering, Universitas
penelitian ini Bengkulu : Bengkulu.
Muntohar, A.S, 2009, Evaluation of Peak Ground
Acceleration Using CPT Data for
Liquefaction Potential, The 4th Annual
Daftar Pustaka
International Workshop and Expo on
Cetin, K. O., Seed, R. B., Der Kiureghian, A., Sumatra Tsunami Disaster and Recovery
Tokimatsu, K., Harder,L. F., Kayen, R. E., Muntohar, A.S., 2014, Research on Earthquake
and Moss, R. E. S., 2004. Standard Induced Liquefaction in Padang City and
Penetration Test-Based Probabilistic And Yogyakarta Area, Jurnal Geoteknik HATTI
Deterministic Assessment Of Seismic Soil IX (1), ISSN 0853-4810.
Liquefaction Potential, J. Geotechnical and Robertson, P. K., and Wride, C. E., 1998.
Geoenvironmental Eng., ASCE 130(12), Evaluating cyclic liq-uefaction potential
1314–340 using the cone penetration test,
Haldar, A, and Tang, H.W., (1979), Probabilistic CanadianGeotechnical J. 35(3), 442–59.
Evaluation of Liquefaction Potential, Seed, H. B., 1983. Earthquake resistant design of
Journal of Geotechnical Engineering, earth dams, inProceedings, Symposium on
ASCE Vol. 105, No.GT2. pp 145-153. Seismic Design of Embankments
andCaverns, Pennsylvania, ASCE, NY, pp.
41–64

10 Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis
Vol.14,No. 2,September 2012: -
Seed, H.B., and Idriss, I.M., 1971, Simplified the 1996 NCEER and 1998 NCEER/NSF
Procedure for Evaluation Soil Liquifaction workshops on evaluation of liquefaction
Potential, Journal of Soil Mechanics and resistance of soils.” J. Geotech.
Foundation, Division, ASCE, vol. 97, Geoenviron. Eng., ASCE, 127(10), 817–
No.9, pp 1249-1273. 833.
SNI 03-1726-2010, 2010, Standar Perencanaan Zhang, G., P. K.,Robertson, and R. W. I. Brachman,
Ketahanan Gempa Untuk Struktur 2002. Estimating Liquefaction-Induced
Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Ground Settlements From CPT For Level
Umum. Ground, Canadian Geot. J., Ottawa, 39:
Youd, T. L., and Idriss, I.M. (2001) “Liquefaction 1168-1180
resistance of soils: Summary report from

Anaisis Potensi Likuifaksi di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu Menggunakan Percepatan Maksimum Kritis 11
Lindung Zalbuin Mase dan Andri Krisnandi Somantri

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai