Anda di halaman 1dari 4

A.

Jenis – jenis Izin Usaha


Kegiatan usaha dimananpun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang
usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum kegiatan usaha dijalankan. Dokumen
dan izin-izin ini di perlukan untuk melindungi kepentingan perusahaan itu sendiri
dari berbagai hal. Dokumen dan izin juga diperlukan bagi instansi tertentu sebagai
data untuk melakukan berbagai pengawasan atas jalannya kegiatan usaha tersebut
dari berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi. Juga untuk memudahkan instansi
tertentu untuk mengambil tindakan tertentu, agar tidak menimbulkan kerugian pada
pihak-pihak tertentu apabila melakukan penyimpangan. Oleh karena itu bagi
pembuat studi kelayakan bisnis, izin perlu segera diurus sebelum usaha dijalankan.
Dalam praktiknya terdapat beragam izin. Banyaknya izin dan jenis-jenis izin
yang dibutuhkan tergantung jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin yang dimaksud
adalah :
1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Izin-izin usaha.
4. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki

Izin lain yang harus segera diurus oleh pemilik usaha dan yang harus dinilai
adalah yang sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan tersebut, izin tersebut
antara lain (Budiarta, 2010) :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
3. Izin Usaha Tambang
4. Izin Usaha Perhotelan dan Pariwisata
5. Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit
6. Izin Usaha Pertanian dan Peternakan
7. Izin Domisili, dimana perusahaan/lokasi proyek berada.
8. Izin Gangguan
9. Izin Mendirikan Bangunan
10. Izin Tenaga Kerja Asing, jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing

Disamping keabsahan dokumen diatas, hal yang tak kalah penting adalah
penelitian dokumen lain seperti :
1. Bukti Diri (KTP atau SIM)
2. Sertifikat Tanah
3. Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor
4. Surat atau Sertifikat lain yang dianggap perlu
B. Dokumen yang Diteliti
Jumlah dokumen yang diteliti bergantung pada jenis usahanya. Yang
terpenting adalah urutan prioritas. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen
tersebut sangat penting bagi usaha yang akan diajukan. Secara umum dokumen yang
akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum adalah sebagai berikut (Ignas G. Sidik,
2013) :
1. Bentuk Badan Usaha
Ada beberapa jenis bentuk badan hokum yang lazim di Indonesia, Misalnya
Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Komanditer (CV), koperasi, yayasan, firma (fa),
dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang akan melakukan investigasi, biasanya
merupakan perusahaan besar, baik dari segi modal maupun jangkauan usaha. Oleh
karena itu perusahaan yang sering melakukan studi kelayakan sebelum melakukan
usaha adalah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Penilaian
PT harus sampai ke batas Negara.
2. Bukti Diri
Bukti diri adalah kartu identitas pemilik usaha yang dikeluarkan oleh
kelurahan setempat yang dikenal dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3. Tanda Daftar Perusahaan
Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia harus membuat Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) sesuai bidang masing-masing. Dalam hal ini yang perlu
diteliti adalah departemen teknis yang mengeluarkan surat Tanda Daftar Perusahaan
tersebut. Departemen teknis yang mengeluarkan TDP adalah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan. Biasanya pengurusan TDP dilakukan bersamaan
dengan pengurusan akta pendirian perusahaan.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor pokok wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti, apakan
sudah memiliki atau belum. Jika sudah maka harus dicek ke departemen teknis yang
mengeluarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pengurusan NPWP dilakukan
bersamaan dengan pengajuan akta notaris ke departemen kehakiman. NPWP penting
agar setiap usaha yang dijalankan akan memberikan penghasilan kepada pemerintah.
5. Izin-izin Perusahaan
Selanjutnya meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai jenis usaha perusahaan tersebut.
Penelitian keabsahan dokumen izin ini hendaknya dijalankan ke departemen teknis.
Izin-izin tersebut antara lain :
a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Bagi perusahaan yang bergerak dalam
bidang perdagangan dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian.
b. Surat Izin Usaha Industri (SIUI). Bagi perusahaan yang bergerak dalam
bidang bidang industry dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian.
c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.
d. Izin Usaha Perhotelan dan Pariwisata dari Departemen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi.
e. Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan
f. Izin Usaha Pertanian dan Peternakan dari Departemen Pertanian
g. Izin domisili dimana perusahaan/proyek berada dari Pemda
h. Izin gangguan untuk usaha tertentu guna menghindari segala kemungkinan
yang tidak diinginkan.
i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), khusus untuk pendirian gedung baru atau
merehab suatu gedung.
j. Izin Tenaga Kerja Asing jika ada
k. Keabsahan dokumen lainnya.

Disamping keabsahan dokumen diatas, yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian
dokumen lain, yaitu :
1. Status Hukum Tanah
Keabsahan sertifikat tanah sampai ke pihak yang mengeluarkannya seperti Badan
Pertahanan Nasional (BPN). Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut,
antara lain :
a. Jenis ha katas tanah : Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak
Pakai, Hak Sewa.
b. Harga tanah sekarang dan prediksi dimasa yang akan dating
c. Nama dan Alamat pemilik sebenarnya
d. Kondisi tanah dalam sengketa atau tidak
e. Rencana Tata Kota
f. Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak. Tanah yang tidak dapat
diperjualbelikan adalah tanah adat, tanah wakaf, tanah sengketa, tanah
transmigrasi, dan tanah badan pemerintahan.
2. Kendaran Bermotor
Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usahan tersebut, misalnya
usaha jasa angkutan, yaitu :
a. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
b. Harga beli (faktur dan kwitansi)
c. Kondisi kendaraan
d. Izin trayek jika usaha transportasi

Penelitian ke lapangan untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang


dibutuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
1. Mendatangi sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat-surat atau
dokumen.
2. Mencari informasi dari laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang
memuat informasi yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai