Oleh :
1. NUTVITA MAYANTI
2. WAODE MUTIA RILY SILVIA BOSA
3. GINNAR MAYANG SUPERDANA
4. MARDI UTOMO
5. ZURAIDA LUTIA
6. DEDY RINALDI
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmatNya dan
memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“TRAUMA ABDOMEN ” sebagai salah satu tugas kegawat daruratan.
Mengingat bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunan dan memberi dorongan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bu Fatin, S.Kep., Ns, M.Kep., selaku dosen pengajar Sistem kegawat daruratan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi peningkatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
memosional yang hebat Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan
orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi
faktor implikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau
tidak disengaja (Smeltzer, 2001). Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen,
dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan
lebihbersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI,
1995).Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga
abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen,
terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus
halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur
abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2010).
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui konsep trauma abdomen.
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan trauma abdomen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan
dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).Trauma tumpul abdomen adalah
pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera
tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal,
limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah
abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13
Juli 2010).
Trauma adalah cedera atau kerugian psikologis atau emosional ( Dorland, 2002 )
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta
trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001). Trauma perut merupakan luka
pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan
laparatomi (FKUI, 1995). Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang
mengakibatkan cedera (Sjamsuhidayat, 1997).
2.2 ETIOLOGI
Disebabkan oleh :
Disebabkan oleh :
· Kontaminasi bakteri
· Kematian sel
· Kehilangan darah.
· Kerusakan organ-organ.
· Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding perut.
2.4 PATOFISIOLOGI
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma
merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan
jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan obyek statis
(yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan
pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga
karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga
tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan
jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan
jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan
benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung
kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain
yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan
beberapa mekanisme :
Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar
seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan
terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau
struktur tulang dinding thoraks.
Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada
organ dan pedikel vaskuler.
2.5 KOMPLIKASI
B Lambat : infeksi
Trombosis Vena
Emboli Pulmonar
Pneumonia
Tekanan ulserasi
Atelektasis
Sepsis.
2.6 PENATALAKSANAAN
A. Penanganan awal
b. Imobilisasi
a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut
kecuali dengan adanya tim medis
b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada
daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka.
c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan
dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut
kain bersih atau bila ada verban steril.
d. Imobilisasi pasien
f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
· Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang keluar
(perdarahan).
· Pasien yang tidak stabil atau pasien dengan tanda-tanda jelas yang menunjukkan
trauma intra-abdominal (pemeriksaan peritoneal, injuri diafragma, abdominal free air,
evisceration) harus segera dilakukan pembedahan
· Luka tikaman dapat dieksplorasi secara lokal di ED (di bawah kondisi steril) untuk
menunjukkan gangguan peritoneal ; jika peritoneum utuh, pasien dapat dijahit dan
dikeluarkan
· Bagian luar tubuh penopang harus dibersihkan atau dihilangkan dengan pembedahan
2.7 DAMPAK MASALAH TERHADAP KLIEN
Setiap musibah yang dihadapi seseorang akan selalu menimbulkan dampak masalah
baik bio - psiko- social-spiritual yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perubahan pola
kehidupan. Dampak dari pre operasi :
- Pola Pernapasan :
Penyebab yang lain adalah perdarahan didalam rongga abdominal yang menyebabkan
distended sehingga menekan diafragma yang akan mempengaruhi ekspansi rongga thoraks.
- Pada sirkulasi
Perdarahan dalam rongga abdomen karena cidera dari oragan – organ abdominal yang padat
maupun berongga atau terputusnya pembuluh darah, sehingga tubuh kehilangan darah dalam
waktu singkat yang mengakibatkan shock hipovolemik dimana sisa darah tidak cukup
mengisi rongga pembuluh darah.
Penurunan perfusi jaringan disebabkan karena suplai darah yang dipompakan jantung ke
seluruh tubuh berkurang / tidak mencukupi kesesuaian kebutuhan akibat dari shock
hipovolemic.
Perdarahan akut akan mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh, dimana cairan
intra celluler (ICF), Extracelluler (ECF) diantaranya adalah cairan yang berada di dalam
pembuluh darah (IV) dan cairan yang berada di dalam jaringan di antara sel - sel (ISF) akan
mengalami defisit atau hipovolemia.
b. Dampak Psikologis :
Perasaan cemas dan takut akan menyelimuti diri pasien, hal ini disebabkan karena musibah
yang dialaminya dan kurangnya informasi tentang tindakan pengobatan dengan jalan
pembedahan / operasi.
c. Dampak Sosial :
Mengingat dana yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan tidak sedikit dan harga obat –
obatan yang cukup tinggi, hal ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan membutuhkan
waktu yang amat segera (sempit)
BAB III
1. Anamnesa
a) Biodata
- Keluhan Utama
- Kalau penyebabnya jatuh, ketinggiannya berapa dan bagaimana posisinya saat jatuh.
- Berapa berat keluhan yang dirasakan bila nyeri, bagaimana sifatnya pada quadran mana
yang dirasakan paling nyeri atau sakit sekali.
- Apakah pasien menderita penyakit asthma atau diabetesmellitus dan gangguan faal
hemostasis.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernapasan
- Pada inspeksi bagian frekwensinya, iramanya dan adakah jejas pada dada serta jalan
napasnya.
- Pada palpasi simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernapasan tertinggal.
- Pada inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah abdominal dan
adakah anemis.
- Pada palpasi bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan bagaimana suara detak
jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung paradoks.
- Pada inspeksi adakah gelisah atau tidak gelisah dan adakah jejas di kepala.
- Bagaimana tingkat kesadaran yang dialami dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(GCS)
- Pada inspeksi :
- Pada palpasi :
- Pada perkusi :
- Pada Auskultasi :
Kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan dari bising usus atau menghilang.
- Pada inspeksi adakah jejas pada daerah rongga pelvis dan adakah distensi pada daerah
vesica urinaria serta bagaimana produksi urine dan warnanya.
- Pada palpasi adakah nyeri tekan daerah vesica urinaria dan adanya distensi.
¨ Pada inspeksi adakah jejas dan kelaian bentuk extremitas terutama daerah pelvis.
3.Pemeriksaan Penunjang :
1 .Radiologi :
- USG (Ultrasonografi)
2 .Laboratorium :
3 Elektro Kardiogram
Adapun masalah perawatan yang actual maupun potensial pada penderita pre operatis trauma
tumpul abdomen adalah sebagai berikut :
- Nyeri sehubungan dengan rusaknya jaringan lunak / organ abdomen yang ditandai
dengan pasien menyatakan sakit bila perutnya ditekan, nampak menyeringai kesakitan.
- Cemas sehubungan dengan pengobatan pembedahan yang akan dilakukan yang ditandai
dengan pasien menyatakan kekhawatirannya terhadap pembedahan, ekspresi wajah tegang
dan gelisah.
- Kurangnya pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilakukan sehubungan dengan
kurangnya informasi / informasi inadquat yang itandai dengan pasien bertanya tentang
dampak dari musibah yang dialami dan akibat dari pembedahan.
3.3. PERENCANAAN
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
1) Kaji tentang cairan perdarahan yang keluar adakah gambaran klinik hipovolemic
2) Jelaskan tentang sebab – akibat dari kekurangan cairan / perdarahan serta tindakan yang
akan kita lakukan.
3) Observasi gejala – gejala vital, suhu, nadi, tensi, respirasi dan kesadaran pasien setiap
15 menit atau 30 menit.
4) Batasi pergerakan yang tidak berguna dan menambah perdarahan yang keluar.
o Pemeriksaan EKG.
6) Kolaborasi dengan tim radiology dalam pemeriksaan (BOF) dan foto thoraks.
7) Kolaborasi dengan tim analis dalam pemeriksaan (DL : darah lengkap) (Hb serial) dan
urine lengkap.
8) Monitoring setiap tindakan perawatan / medis yang dilakukan serta catat dilembar
observasi.
9) Monitoring cairan yang masuk dan keluar serta perdarahan yang keluar dan catat
dilembar observasi.
10) Motivasi kepada klien dan keluarga tentang tindakan perawatan / medis selanjutnya.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan
1) Kaji dan monitoring kondisi pasien termasuk Airway, Breathing dan Circulation serta
kontrol adanya perdarahan.
4) Lakukan pemeriksaan Capillary reffil, warna kulit dan kehangatan bagian akral.
C. Nyeri sehubungan dengan rusaknya jaringan lunak / organ abdomen yang ditandai dengan
pasien menyatakan sakit bila perutnya ditekan, nampak menyeringai kesakitan.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan :
2) Beri penjelasan tentang sebab dan akibat nyeri, serta jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3) Berikan posisi pasien yang nyaman dan hindari pergerakan yang dapat menimbulkan
rangsangan nyeri.
4) Berikan tekhnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri dengan jalan tarik napas panjang
dan dikeluarkan secara perlahan – lahan.
5) Observasi tanda – tanda vital, suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
6) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgesik bilamana dibutuhkan,
(lihat penyebab utama).
D. Cemas sehubungan dengan pengobatan pembedahan yang akan dilakukan yang ditandai
dengan pasien menyatakan kekhawatirannya terhadap pembedahan, ekspresi wajah tegang
dan gelisah.
Tujuan :
Kriteria hasil :
- Klien dapat menggunakan koping mekanisme yang efektif secara fisik – psiko untuk
mengurangi kecemasan.
Rencana Tindakan :
1) Indetifikasi tingkat kecemasan dan persepsi klien seperti takut dan cemas serta rasa
kekhawatirannya.
2) Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap musibah yang dihadapi dan pengobatan
pembedahan yang akan dilakukan.
Tujuan :
- Klien / keluarga mengerti dan memahami tentang tindakan pembedahan yang akan
dilakukan.
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan :
3) Diskusikan tentang hal – hal yang berhubungan dengan prosedur pembedahan dan
proses penyembuhan.
6) Lakukan check list untuk persiapan pre operasi antara lain informed consent, alat/obat
dan persiapan darah untuk transfusi.
3.4. Pelaksanaan Perawatan
3.5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap saat setelah rencana perawatan dilakukan serta ssat
pasien pindah dari IRD, sedangkan cara melakukan evaluasi sesuai dengan criteria
keberhasilan pada tujuan rencana perawatan. Dengan demikian evaluasi dapat dilakukan
sesuai dengan criteria / sasaran secara rinci di tulis pada lembar catatan perkembangan yang
berisikan S-O-A-P-I-E-R (data Subyek, Obyek, Assesment, Implemetasi, Evaluasi dan
Revisi.). Dari catatan perkembangan ini seorang perawat dapat mengetahui beberapa hal
antara lain :
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam penulisan makalah ini, dilihat dari beberapa definisi diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa trauma abdomen dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang
tertera di bagian etiologi makalah ini. Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul
biasanya lebih banyak menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun organ-organ
berongga abdomen dibandingkan dengan trauma abdomen yang disebabkan oleh benda
tajam.
4.2 SARAN
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah
masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun
dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa
khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland,2002,Kamus Saku Kedokteran .Jakarta :EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda Definisi dan Klasifikasi 2005 -2006.
Editor: Budi Sentosa. Jakarta : Prima Medika
Lynda Jual Carpenito-Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Testa,A.Paul.2008.AbdominalTrauma.(Online)
(http://emedicine.medscape.com/article/822099-overview diakses pada tanggal 28 Oktober
2014)