Anda di halaman 1dari 54

BAB IV

PENDEKATAN DAN PERENCANAAN PERANCANGAN

4.1. Analisa Penentuan Lokasi


4.1.1. Pemilihan Lokasi
Mengutamakan kriteria penentuan lokasi yang berdasarkan faktor -
faktor pendukung pemilihan lokasi.
a. Dasar pertimbangan penentuan lokasi
1. Lokasi mudah dicapai dan terlihat oleh intensitas pengguna
jalan umum
2. Sesuai pola Zoning RUTRK kota Surakarta.
3. Kondisi lingkungan setempat yang mempunyai nilai komersial
yang tinggi.
4. Relatif dekat dengan daerah bisnis wisata yang lain guna
menarik minat pengunjung.
5. Sesuai perannya harus mampu mencerminkan tempat untuk
tinggal dan perbelanjaan.
b. Penentu alternatif lokasi
Berdasarkan kriteria penentuan lokasi maka terdapat alternatif
lokasi sebagai berikut :
Alternatif I : SWP 11
Alternatif II : SWP III
Alternatif III : SWP VIII
c. Prosentase kriteria lokasi
Penentuan prosentase kriteria untuk lokasi berdasarkan tingkat
kebutuhan
1. Tinggi : prosentase 20 %
Berarti sangat menunjang terhadap berdirinya apartemen dan
mall
2. Sedang : prosentase 10 % - 15 %
Merupakan prosentase kriteria yang ada dan dapat
dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
3. Rendah : prosentase 5 %
Merupakan kriteria prosentase yang dapat diolah lagi.

40
Prosentase kriteria lokasi :
1. Peruntukan lahan
Sesuai dengan peruntukan lahan pada rencana induk, yaitu zone
bisnis dan perdagangan (15 %)
2. Accessibility
Kemudahan pencapaian dari segala arah oleh berbagai
kendaraan baik umum maupan pribadi (20 %)
3. Perletakan
Perletakan terhadap fasilitas kota, pusat hiburan kota, prospek
daerah usaha dan jasa serta prospek pengembangan umum
(15%)
4. Jaringan Utilitas
Tersedianya jaringan utilitas kota, air bersih, air kotor, Iistrik,
telepon (10 %)
5. Kondisi lokasi
Lokasi memiliki nilai komersial yang akan mendukung
perancangan (20%).
6. Lingkungan potensi terhadap usaha dan jasa maupun hunian
Sesuai dengan fungsinya maka kehadiran apartemen di daerah
tersebut akan mendukung dalam penyediaan fasilitas jasa dan
usaha serta tempat tinggal khususnya dalam bidang
perkembangan usaha di Indonesia (20 %)
d. Penentuan alternatif lokasi
Penilaian kriteria lokasi
 Mendukung kriteria =3
 Cukup mendukung kriteria = 2
 Kurang mendukung kriteria =I

Kriteria Prosentase Alt I Alt II Alt III


1 15% 3/45 3/45 3/45
2 20% 3/60 3/60 2/40
3 15% 3/45 3/30 2/30
4 10% 3/30 3/30 3/30
5 20% 3/60 3/40 2/40
6 20% 3/60 2/40 1/20
Total 100% 300 200 205

41
Dari penentuan alternatif lokasi maka ditetapkan sebagai lokasi apartemen
dan mal di Surakarta adalah alternatif I.

Gambar Lokasi terpilih

4.1.2. Pemilihan Tapak


Pembobotan kriteria site berdasarkan prosentase kriteria :
 Prosentase 10 %
Merupakan kriteria pembobotan dengan memanfaatkan fasilitas
yang sudah ada.
 Prosentase 20 %
Merupakan kriteria pembobotan yang ada dan dapat
dikembangkan untuk menuju bentuk rancangan.
a. Pembobotan kriteria site
1. Tata guna lahan yang ada
Dalam hubungannya dengan tapak meliputi adanya fasilitas
fasilitas lingkungan sekitarnya, perumahan,
perdagangan, industri, kecenderungan adanya gangguan dari
luar tapak, yang bersifat visual, pendengaran, keamanan serta

42
keselamatan.
Prosentase kriteria : 15 %
2. Kolerasi dengan lingkungan sekitar

Hubungan dengan tapak tetangga yang menyangkut gerakan


orang, barang, komunikasi maupun menyangkut kesenggangan
dan kenyamanan.
Prosentase kriteria : 15 %
3. Lalu lintas dan transportasi
Bagainiana hubungan pola lalu lintas yang ada satu sama lain
dan hubungannya dengan tapak sehingga mudah dalam
pencapaian.
Prosentase kriteria : 15 %
4. Utilitas
Keberadaan utilitas yang telah ada akan menjadi pertimbangan
dalam pengembangan tapak, meliputi saluran air, listrik dan
telepon.
Prosentase kriteria : 20 %
5. Perletakan
Letak site yang berada pada jalan utama pusat kota akan
memudahkan dalam suatu pengenalan. Sehingga akan
mempermudah bangunan itu untuk dikenal dan diingat
letaknya.
Prosentase kriteria : 20 %
6. Dasar pertimbangan unsur representatif
Kedekatan dengan sarana representatif pendukung. Fasilitas
pendukung tersebut berupa fasilitas kebudayaan, fasilitas
rekreatif, fasilitas sosial.
Prosentase kriteria : 20 %
b. Pemilihan alternatif site
Berdasarkan kriteria site terdapat alternatif :
Alternatif I daerah Timuran.
Alternatif II daerah Keprabon.
Alternatif III daerah Kepatihan.

43
Gambar Alternative Tapak

Gambar Alternative Tapak


Dari penetuan alternatif tapak ditetapkan alternatif di daerah Timuran.

44
Gambar tapak terpilih

Existing non fisik


 Site sesuai dengan line use RUTRK Surakarta tahun 1993 - 2013.
 Kondisi tapak bebas banjir dan tanah relatif datar.
 Batas existing
Sebelah Timur : Jl. Imam Bonjol lebar = I0 m
Sebelah Selatan : Jl. Brid.Jend. Slarnet Riyadi lebar = 40 m
Sebelah Utara : J1. Ronggo Warsito lebar = 10 m
Sebelah Barat : Jl. Ahmad Dahlan lebar = 6 m
 Land use : sebagai bangunan umum.
 KDB 40% - 60%
 Status tanah : rumah penduduk

Existing fisik lingkungan


 Luas tapak : 22000 m2
 Sebelah utara : Pemukiman.
 Sebelah barat : Pertokoan

45
 Sebelah selatan : Bank,Pertokoan.
 Sebelah timur : Pemukiman.

4.1.3. Pengolahan Tapak


1. Analisa Pencapaian
Dasar Pertimbangan :
 Kondisi dan potensi jalan yang mengelilingi tapak perencanaan.
 Kemudahan Accesibilitas (pencapaian) baik untuk jenis kendaraan,
maupun pejalan kaki, terhadap tujuan pencapaian kedalam tapak.
 Tujuan pencapaian terhadap tapak dibedakan berdasarkan
penghuni, pengelola, tamu.
 Keamanan pemakai keluar masuk tapak.
 Gangguan yang ditimbulkan kecil terhadap lalu lintas dan
lingkungan sekitarnya.

Gambar. Pengolahan Tapak

Dalam analisa pencapaian tapak terbagi atas 3 daerah yang berdekatan


dengan jalan yang mengelilingi tapak, yaitu :
 Daerah 1, terletak pada jalan utama, mudah dicapai oleh kendaraan
pribadi (roda dua dan roda empat), kendaraan umum (bus, taxi),
pejalan kaki, dengan tingkat keamanan sedang cocok untuk
pencapaian utama.

46
 Daerah 2 terletak pada jalan lingkungan, relatif mudah dicapai
oleh kendaraan servis, pejalan kaki, kendaraan pribadi, dengan
tingkat keamanan tinggi, cocok untuk pencapaian servis.
 Daerah 3, terletak pada jalan lingkungan, sukar dicapai dengan
tingkat keamanan tinggi.

Gambar. Penentuan perletakan ME dan SE

Dari penilaian diatas maka pencapaian utama berada pada sisi tapak
bersebelahan dengan J1. Brig. Jend. Slamet Riyadi sedangkan
pencapaian servis dan barang berada pada sisi tapak yaitu Jln. Ahmad
Dahlan.
2. Analisa Orientasi
Dasar pertimbangan
1. Orientasi bangunan terhadap jalan dan lingkungan memberikan
arah yang jelas bagi pencapaian penghuni, pengelola dan tamu.
2. Kegiatan space penerima yang berfungsi sebagai plaza dan
fasilitas parkir, memperkuat entrance dan mendukung sirkulasi
luar.
3. Bentuk masa yang di sesuaikan dengan kondisi lingkungan dan

47
faktor iklim.
Pemilihan kriteria
 Kriteria memenuhi nilai = 3
 Kriteria cukup memenuhinilai = 2
 Kriteria kurang memenuhi nilai = 1

Pembobotan pemilihan orientasi tapak


Alternatif Orientasi Prosentase 1 2 3
1. Orientasi bangunan terhadap jalan 40% 1/40 3/20 3/120
2. Kegiatan Space 30 % 3/90 3/90 2/60
3. Bentuk masa 30 % 3/90 3/90 2/60
Scor 100% 220 300 240
Rangking III I II

Tabel : kriteria pembobotan pemilihan orientasi.


Sumber : hasil penelitian

Alternatif terpilih : 2
Sesuai dengan penilaian diatas maka orientasi utama ke arah jalan,
yaitu J1. Slamet Riyadi

Gambar analisa orientasi Bangunan

48
3. Sirkulasi
Secara umum Apartemen dan mal di Surakarta sirkulasi umum yang
terjadi berdasarkan zone kegiatan yang ada adalah sebagai tempat
hunian dan perbelnjaan yang terdiri dari beberapa fungsi pelayanan
mak sistem sirkulasi yang ada diusahakan terkoordinasi dengan
pertimbangan :
• Kelancaran pada sirkulasi intern tapak.
• Gangguan antara sirkulasi kendaraan dan pendstrian ditekan
sekecil - kecilnya.
• Penekanan pada privacy, kenyamanan dan keamanan.
a. Pola Pencapaian ke Bangunan
Pencapaian kebangunan apartemen dan mall, terbagi atas 3
kelompok berdasarkan pemakai.
- Kelompok pencapaian utama (untuk penghuni dan tamu /
relasi).
- Kelompok pencapaian service (untuk pengelola dan barang).
- Kelompok pengunjung mall.
Pengelompokan ketiga pola pencapaian tersebut akan
mewujudkan
- Kesan penyatuan fungsi kegiatan.
- Keterbukaan yang mencerminkan kemudahan pelayanan.
- Mendukung kelancaran proses kegiatan.
b. Parkir
Sistem parkir pada apartemen dan mall di Surakarta terbagi atas
beberapa tempat parkir (kantong parkir) yang melayani tiap
kelompok kegiatan yang sejenis.
Sistem parkir yang aman terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
• Parkir penghuni
• Parkir pengelola
• Parkir pengunjung
Penempatan pada bangunan harus mempunyai fungsi kegiatan
yang jelas antara lain :
• Pengaturan dan penempatan yang memadai.
• Keje[asan sirkulasi.

49
• Penyesuaian dengan fungsi - fungsi bangunan lain.
• Sistim Penempatan dan Pengaturan Parkir

4.2 Analisa Peruangan


4.2.1. Kebutuhan Ruang
A. Pola Kegiatan
Macam pola kegiatan pemakai bangunan apartemen adalah sebagai
berikut :
a. Penghuni

Kegiatan memasak
Kegiatan security & safety Makan & minum

Kegiatan keluarga duduk,


Datang Kegiatan mandi &
santai, komunikasi
lavatory

Pergi Kegiatan cuci & jemur Kegiatan tidur

Kegiatan kantor &pertemuan Kegiatan rekreasi & OR


b. Pengelola
1. Staf

Kegiatan security & safety

Datang

Kegiatan ganti pakaian makan.


Simpan & ambil kendaraan
lavatoy

Pergi

Kegiatan pelayanan fasilitas

Kegiatan teknis, MEE & Maintenace

50
2. Service
Kegiatan front office

Datang
Kegiatan management
Simpan & ambil kendaraan

Pergi Kegiatan pertemuan dgn

Kegiatan kepentingan dengan penghuni

c. Relasi / Tamu

Lapor / security

Datang

Simpan & ambil kendaraan Menunggu

Pergi

Kegiatan kepentingan dgn penghuni

d. Sirkulasi Pembeli

Datang Window
Shopping

Memilih
Parkir barang

Pulang Transaksi

e. Sirkulasi Penjual

51
Persiapan
Pelayanan

Melayani
Supplier

Transaksi

Datang Pemesanan
barang

Tutup toko
Parkir

Pergi

B. Analisa Kebutuhan Ruang


KELOMPOK MACAM KEBUTUHAN
KEGIATAN KEGIATAN RUANG

Kegiatan Utama Istirahat, santai, - Bedroom


tidur, mandi, masak, - Livingroom
- Bathroom
makan, cuci, jemur, - Kitchen
dll - Laundry yard
- Servant room
- Dinning room
Kegiatan Restaurant/catering : - Dinning room
Makan, minum, - Kitchen
Pengunjung
bayar, ketoilet, - Droping area
- Toilet
masak, melayani - Storage
pengunjung,
- Community room
menerima barang - Pantry
dan makanan - Storage

Community centre - Market area


Berkumpul, - Kasir
mengobrol, - Storage

perayaan, persiapan,
menyimpan barang
- Fitnes room
dan ketoilet - Looker
- Shower

52
Mini Market - Toilet
Membeli, - Storage
membayar, - Sauna room

menyimpan barang. - Pool


- Looker
Fitnes Centre - Shower
Menerima pemakai, - Toilet
ganti baju, bersih - Storage
- Sauna room
diri, ke toilet,
menyimpan /
menitipkan barang, - Tennis
- Locker
mandi uap, latihan. - Spektator
- Toilet
Swimming Pool
Berenang, ganti
baju, bersih diri, ke
toilet, menyimpan /
menitipkan barang,
pertolongan.

Tennis Court
Bermain tennis ,
menitipkan barang,
istirahat, ke toilet,
menonton.

Play Ground
Bermain, belajar, - Play lot
ketoilet - Kingdegarden
- Adminission
- Servis

Jogging Track - Track area


Berjalan, berlari,
bersepeda - Washing area
- Extractore
Laundry Center
- Drying area
Mencuci,
- Seating area

53
mengeringkan, - Fold and sort area
mengunggu, - Receiving clerk

menyetrika,
menyortir, melayani - Plaza area

Plaza
Berjalan-jalan,
duduk-duduk

Kegiatan Pengelola Administrasi


Melaksanakan - Manager room
administrasi, - Executive manager
- Secretaris office
menerima tamu, - Food and beverage
perkantoran, makan, manager
hajat - Toilet staff
- Dinnning room

- Manager room
- Locker karyawan
Management - Ruang istirahat
Mengelola, istirahat, - Dinning room
menjaga, - Musholla
- P3K
menyimpan barang,
hajat, accounting, - Lobby
- Sitting area
ibadah. - Guard
- Mailboxes
- Save deposit
- Toilet
Front Office
Menyimpan barang
berharga, mengambil
surat, menunggu
keamanan, hajat,
duduk-duduk

Kegiatan Service House Kepping


Melayani penghuni, - Housekepper room

54
istirahat, enginering, - Engineer room
dll - Receiving clerk

General Storage - Storage


Menyimpan barang,
mengambil barang.
- Control room
Maintenance Space - Ruang sampah
& MEE - Septic tank
Merawat & - Genset room
- AHU room
memelihara, heated
- Tool storage
shop, shink, ruang - Toilet
sampah, septi tank,
- Parkir penghuni
genset, AHU room, - Parkir tamu
menyimpan alat, - Parkir pengelola
kontrol

Parkir
Parkir tamu,
penghuni dan
pengelola.

Kegiatan - Masuk / keluar - Entrance Hall


Perbelanjaan - Jalan-jalan - Hall
- Memilih - Ruang Penjualan
 Pertokoan
 Dept. Store
 Super market

- Kasir
- Membayar
- Restaurant
- Membungkus Barang
- Makan / minum
 Internasional
 Fast food
 Cafetaria
 Cafe shop
- Ruang karyawan
- Lavatory

- Permainan outdoor

55
 Playground
- Billyard
 Arena bermain
- Permainan anak-anak  Ruang istirahat
 Ruang score

- Fitnes centre
- Permainan dewasa  Lobby
 Ruang istirahat
 Ruang latihan
 Ruang preclean
 Lavatory

- Diskotik
- Kebugaran  Bar
 Panggung
 Arena duduk
 Ruang disk jokey
 Lavatory

- Salon
 Ruang tunggu
 Ruang pelayanan
- Menikmati musik  Ruang perawatan
 Lavatory
 Loading area
 Gudang
sementara
 Bongkar barang
 Gudang
 Lavatory
- Kecantikan dan potong  Musholla
rambut
- Pengelolaan
 Penerimaan
 Pengecekan
 Penyinaran
 Lavatory
 Ibadah

4.2.2. Analisa Besaran Ruang


Pada analisis besaran ruang akan didapat dimensi ruang yang
mempertimbangkan;
 Perhitungan kapasitas pemakai.
 Standart besaran ruang.

56
 Pencapaian kenyamanan gerak manusia.
 Flow sirkulasi.
Prosentase gerak berkisar antara 10% sampai 60% dengan kriteria sebagai
berikut :
 10% = ketentuan standart flow gerak minimum.
 20% = Kebutuhan keleluasaan
 30% = tuntutan kenyamanan fisik
 40% = tuntutan kenyamanan psikologis
 50% = tuntutan persyaratan spesifikasi bangunan
 60% = ketertiban dengan service bangunan.
Sedangkan untuk ruang –ruang umum seperti : hall, lobby, showroom
mempunyai flow 100% - 200%.
 Standart yang digunakan
- Time salver standart for building types, yoseph De Chiara and John
calender, MC Graw Hill Book Company, New York 1981.
- Architect Data, Ernst Neufect, John Willey and Sons, New York 1980.
- Building Planning and Design Standart, halord R Sleeper, John Wiley
and Sons, New York.
Dari pertimbangan serta standart mengenai besaran ruang yang
didasarkan pada asumsi dan perhitungan teoritis, maka dihasilkan
analisis sebagai berikut

Tabel Analisis Besaran Ruang

Kebutuhan Ruang Perhitungan Standart Flow Jumlah

Kelompok kegiatan utama / privat

1. Type hunian A

1. Ruang tidur Neufert


2
- Entrace 2x2=4m 4m2
- R. Keluarga 4 x 4 = 16m2 16m2
- R. Tidur Utama 4 x 5 = 20m2 20m2
- KM / WC Utama 2 x 3 = 6m2 6m2
- R. Makan 1,5 x 2,5 = 3,75m2
- Dapur 7,5m2
3,75m2
- Tempat Cuci Neufert 4m2
2,5 x 3 = 7,5m2
7,5m2
- R. Tidur Pemb 2 x 2 = 4m2
3m2
- KM / WC Pemb 2,5 x 3 = 7,5m2
3m2
- Gudang 1,5 x 2 = 3m2
6m2
- Balkon 1,5 x 2 = 3m2
2 x 3 = 6m2

80,75m2
Jumlah Total 16,15m2

57
20% 96,9m2

2. Type hunian B

2 Ruang Tidur
- Entrace 2 x 2 = 4m2 4m2
- R. Keluarga 4 x 5 = 20m2 Neufert 20m2
- R. Tidur Utama 4 x 5 = 20m2 20m2
- KM / WC Utama 2 x 3 = 6m2 6m2
- R. Tidur Anak 4 x 4 = 16m2 Neufert 16m2
- KM / WC Anak 2 x 2 = 4m2 4m2
- R. Baca Perpustakaan 3 x 4 = 12m2 12m2
3 x 3 = 9m2 9m2
- R. Makan
2,5 x 3 = 7,5m2 Neufert 7,5m2
- Dapur
2 x 2 = 4m2 4m2
- Tempat Cuci 2,5 x 3 = 7,5m2 7,5m2
- R. Tidur Pemb 1,5 x 2 = 3m2 3m2
- KM / WC Pemb 2 x 2 = 4m2 4m2
- Gudang 3 x 3 = 9m2 9m2
- Balkon
126m2
Jumlah Total 25,2m2
20%
151,2m2

3. Type hunian C

2 Ruang Tidur
- Entrace 2 x 2 = 4m2 4m2
- R. Keluarga 4 x 6 = 24m2 Neufert 24m2
- R. Tidur Utama 4 x 5 = 20m2 20m2
- KM / WC Utama 2 x 3 = 6m2 6m2
- R. Tidur Anak 3,2 x 5,5 = 18m2 16m2
- KM / WC Anak 2,5 x 4 = 10m2 18m2
- R. Baca Perpustakaan 2 x 2 = 4m2 10m2
3 x 3 = 9m2 4m2
- R. Makan
3,3 x 3 = 10m2 Neufert 10m2
- Dapur
2 x 2 = 4m2 4m2
- Tempat Cuci 2,5 x 3 = 7,5m2 7,5m2
- R. Tidur Pemb 1,5 x 2 = 3m2 3m2
- KM / WC Pemb 2 x 2 = 4m2 4m2
- Gudang 3 x 3 = 9m2 9m2
- Balkon
143m2
Jumlah Total 28,6m2
20%
171,2m2

4. Type hunian D

58
2 Ruang Tidur
- Entrace 2 x 2 = 4m2 4m2
- R. Keluarga 4 x 6 = 24m2 Neufert 24m2
- R. Tidur Utama 2 x 3 = 6m2 6m2
- KM / WC Utama 4 x 5 = 20m2 20m2
- R. Tidur Anak 3 x 6 = 18m2 18m2
- KM / WC Anak 2 x 4 = 8m2 8m2
- R. Baca Perpustakaan 3 x 4 = 12m2 12m2
3,3 x 3 = 10m2 10m2
- R. Makan
2,5 x 3 = 7,5m2 Neufert 7,5m2
- Dapur
2 x 2 = 4m2 4m2
- Tempat Cuci 2,5 x 3 = 7,5m2 7,5m2
- R. Tidur Pemb 1,5 x 2 = 3m2 3m2
- KM / WC Pemb 2 x 2 = 4m2 4m2
- Gudang 3 x 4 = 12m2 12m2
- Balkon

150m2
Jumlah Total 30m2
20%
180m2

Rekapitulasi unit hunian



Type A= 96,9 m2

Type B = 151,2 m2

Type C = 171,6 m2

Type D= 180 m2
621,3 m2
Jadi luasan total unit hunian adalah :

Type A 54 unit54 x 96,9 m2

Type B 32 unit 32 x 151,2 m2

Type C 18 unit 18 x 171,6 m2

Type D 4 unit 4 x 180 m2
13902,2 m2

Kelompok Perhitungan Standart Flow% Jumlah


Kegiatan Publik

1. Lobby Jumlah unit Standart luasan 0,9 – 100% 324 m2


keseluruhan 108 3 m2/unit diambil 1,5
x 108 = 243 m2

2. Front Office Asumsi kapasitas 3 Standart luasan 4,5 30% 17,55 m2


orang m2/orang
4,5 x 3 = 13,5

3. Lavatory 3 km/wc Standart luasan 2,6 7,8 m2

59
3 urinoir m2
3 Bidet 2,6 x 3 = 7,8 m2 7,8 m2
Standart luasan 2,6 6 m2
m2
21,6 m2
2,6 x 3 = 7,8 m2
4,3 m2
Standart luasan 2,0
m2 20% 25,92 m2
Standart luasan 2,6
7,8 m2
m2
7,8 m2
2,6 x 3 = 7,8 m2
Standart luasan 2,6
6 m2
2
m 21,46 m2
2,6 x 3 = 7,8 m2
Standart luasan 2,0 4,3 m2
25,92m2
m2
2,0 x 3 = 6 m2

4. Telepon umum Asumsi jumlah 6 Standart luasan 0,64


20% 461 m2
buah m2
0,64 x 6 = 3,86 m2

Jumlah 534,08 m2

1. Mini Bank

Kassa / Teller Asumsi pemakai 4 Standart luasan 3,1


30% 16,12m2
orang m2
3,1 x 4 = 12,4 m2

R. Adm. Bank Asumsi pemakai 4 Standart luasan 2,8 30% 14,56 m2


orang m2
2,7 x 4 = 11,2 m2

Gudang Asumsi 6 m2

R. Tunggu Asumsi 24 m2

Jumlah 60,68 m2

2. Wartel
Kamar bicara Asumsi jumlah 4 Standart luasan 1,2 20% 5,76 m2
buah m2/orang
1,2 x 4 = 4,8m2
Asumsi pemakai 3
Loket / Kasir 20% 11,16 m2
Standart luasan 3,1
orang
m2/orang

60
Asumsi pemakai 2 3,1 x 3 = 9,3 m2
R. Pengelola 20% 6,72 m2
orang
Standart luasan 2,8
m2/orang
R. Tunggu 24 m2
2,8 x 2 = 5,6m2
Asumsi
47,64 m2

3. Salon
R. Tunggu Asumsi kapasitas 8 Standart luasan 2
20% 19,2 m2
orang m2/orang
2 x 8 = 16 m2
Asumsi kapasitas 4
R. Potong rambut 20% 9,6 m2
Standart luasan 2
orang
m2/orang
R. Cuci rambut Asumsi kapasitas 2 2 x 4 = 8m2
20% 7,2 m2
orang
Standart luasan
Kasir
Asumsi pemakai 1 m2/orang
3 x 2 = 6 m2
orang 20% 33,72 m2
Standart luasan 3,1
m2/orang
3,1 x 1 = 3,1m2

39,72 m2

4. Klinik dan Apotik


R. Tunggu
Asumsi kapasitas Standart luasan
20% 24 m2
10 orang 2m2/orang
2 x 10 = 20m2
R. Periksa
Asumsi kapasitas 2
Standart luasan
orang 30% 7,8 m2
2
m /orang
R. Konsultasi Asumsi kapasitas 3 x 2 = 6m2
3orang
Standart luasan 30% 11,7 m2
Apotik
Asumsi kapasitas 3 m2/orang
3 x 3 = 9m2
orang
20% 7,8 m2
Standart luasan
R. Ramu obat Asumsi kapasitas 4
m2/orang
orang
2 x 3 = 6m2
Gudang 30% 10,4 m2
Standart luasan

61
m2/orang
2 x 4 = 8m2 4 m2
65,7 m2
Asumsi

Fasilitas Kebutuhan
Rekreasi
1. Community
Center
Meeting Room Jumlah seluruh Standart luasan
30% 91,26 m2
unit 108 unit 0,65m2/Unit
0,65 x 108 = 70,2m2
Standart lauasan 0,9-
Lobby
3m2/unit 100% 194,4 m2
0,9 x 108 = 97,2m2
Lavatory Standart luasan
20% 29,8 m2
0,23m2/unit
0,23 x 108 = 24,84m2
Standart luasan 20%
Storage
luas meeting room 10% 30,13 m2
20% x 91,26 = 20,02 m2
18,2m2
335,4 m2

2. Bar dan Musik


Room
R. Duduk Asumsi kapasitas Standart luasan 30% 260 m2
100 orang 2m2/orang
2 x 100 = 200m2
R. Dansa dan 65 m2
Asumsi luasan 25%
stage
ruang duduk
Asumsi luasan
25% x 260 = 65 m2 3,75 m2
Kasir
seperti dalam
perhitungan pada
sub bab
sebelumnya
20% 14,4 m2
R. Pengelola
Standart luasan
Asumsi kapasitas 4
3m2/orang
orang
4 x 3 = 12m2
104 m2
Area Service :
- Pantry / Dapur Asumsi luasan 40%

62
- R. Bartender ruang duduk
- Storage 40% x 260 = 104m2 12 m2
Asumsi luasan 52 m2
Asumsi luasan 20%
luas ruang duduk
- Lavatory 44,71 m2
20% x 260 = 52 m2
Seperti pada
perhitungan pada
555,83 m2
sub sebelumnya

3. Restaurant
R. Makan Asumsi kapasitas Standart luasan
100 orang 4m2/meja makan
Ada 2 buah 4 x 100 = 400m2
1 buah restaurant 400
restaurant 30% 260 m2
2
: 2 = 200 m
Pantry Asumsi luasan 40%
104 m2
luas ruang makan
Storage 40% x 260 = 104
52 m2
asumsi luasan 20%
luas ruang makan
20% x 260 = 52

Jumlah 416 m2

4. Area Bermain Asumsi kapasitas Standart luasan 30% 195 m2


Anak-anak 100 orang 15m2/orang
Indoor Play Area

5. Tennis Court
- Lap. Tennis Jumlah 2 buah Standart luasan 23,77 20% 625 m2
- R. Tunggu x 1095 x 2 = 521 m2
- Locker dan Toilet Asumsi Standart
16 m2
luasan 0,23m2/unit
hunian, dengan
perbandingan
65%:35%
13,04 m2
0,23 x 162 = 37,26

Locker = 35% 24,22 m2
x 37,26 = 13,04

Toilet = 65% 678,26 m2
x 37,26 = 24,22

63
6. Swimming Pool
- Kolam
Standart ukuran 12 x 450 m2
30%
25 m2 ditambah 3 m2
- Locker keliling kolam 15 x
Asumsi kapasitas 20% 33,9 m2
28 = 420 m2
24 buah Standart luasan 1,18
- Shower m2/ orang
Asumsi kapasitas 6
24 x 1,18 = 28,32 20%
shower 11,6 m2
Standart luasan
- R. Ganti Asumsi kapasitas 6
1,18m2/ orang
kamar 6 x 1,62 = 9,7
11,6 m2
16 m2
Standart luasan
16 m2
- R. Tunggu 1,62m2 /orang 9 m2
- R. Pelatih 6 x 1,62 = 9,7 33,9 m2
- Storage Asumsi luasan
- Shower Asumsi luasan 11,6 m2
- R. Instruktur Asumsi luasan
Perhitungan 16 m2
sebelumnya
279,9 m2
Asumsi seperti pada
perhitungan
sebelumnya
Asumsi luasan

7. Sauna
- Sauna Room Asumsi Pemakai Standart luasan
- Toilet dan 10 orang 30% 15,6 m2
1,2m2/orang seperti
33,9 m2
Locker pada perhitungan 3,12 m2
- Storage 52,92 m2
sebelumnya
Asumsi luasan 20%
sauna room

8. Coffe Shop
- Dinning room 2 buah cafe shop Standart luasan
- Pantry 30% 182,32 m2
0,65m2/unit hunian
- Storage 0,65 x 108 = 70,2m2
72,9 m2
2 x 70,2 = 140,2 m2
Asumsi luasan 40 %
36,4 m2
dinning room

64
Asumsi luasan 20%
dinning room 20% x
291,6 m2
182,32 = 36,4m2

Kelompok kegiatan
pengelola
1. General Manager

R. Manager Asumsi kapasitas 1 Standart besaran 30% 15,6 m2
orang ruang 12m2/orang

R. Sekretaris Asumsi kapasitas 1
30% 7,8 m2
Standart luasan 6
orang

m2/orang
R. Tamu 30% 7,8 m2
Standart luasan 6m2
2. Marketing room Seperti 31,2 m2

Manager
perhitungan diatas
room Seperti

R. Sekretaris

R. Publik perhitungan diatas 15,6 m2
Standart luasan
relation marketing
 0,3m2/unit
R. Tamu 30% 7,8 m2
Hunian
30% 42,12 m2
0,3 x 108 = 32,4 m2
7,8 m2
Standart luasan 6 m2
93,78 m2
3. Accounting room Seperti perhitungan

Manager diatas
room 15,6 m2

R. Sekretaris Seperti perhitungan 7,8 m2

Accounting 30% 84,2 m2
diatas
staff Standart luasan 0,6
30%

Ruang tamu 2
m /unit hunian 7,8 m2
0,6 x 108 = 64,8m2 115,4 m2
Standart luasan 6 m2
4. Operasional room 15,6 m2

Manager
Seperti perhitungan
room
 30% 7,8 m2
R. Sekretaris diatas
7,8 m2

R. Tamu Seperti perhitungan
Asumsi kapasitas 8 30% 31,2 m2
diatas
orang
Standart luasan 6 m2 41,6 m2
5. Ruang kepala
Asumsi kapasitas
seksi Standart luasan

Ruang kasi 12 orang 31,2 m2

65
4m2/orang 30%
8 x 4 = 32 m2 72,8 m2

Ruang rapat
Asumsi kapasitas
kasi Standart luasan 2
36 orang
m2/orang
93,6 m2
6. Ruang fasilitas Asumsi kapasitas
30%
pengelola 24 orang

Ruang rapat
124,8 m2
pengelola Asumsi kapasitas 30%
Standart luasan 2
12 orang

m2/orang
Ruang 36 x 2 = 72m2
Seperti
karyawan 31,2 m2
perhitungan Standart luasan 4 30%
lavatory pabrik m2/orang
25,92 m2

24 x 4 = 96m2
Food and
beverage 12 m2
Standart luasan 2
m2/orang

Lavatory 12 x 2 = 24m2

Storage
Asumsi luasan 12m2

287,5 m2

7. Ruang pelayanan

Loundry
Jumlah unit hunian Standart luasan 60% 112,3 m2


108 unit 0,65m2/unit
Linen 0,6 x 108 = 70,2 m2
43,2 m2
60%
Standart luasan


0,25m2/unit
Gudang 0,25 x 108 = 27m2
- Gudang alat 32,4 m2
20%
Standart luasan 0,25
- Gudang bahan
m2/unit 23,2 m2
bakar 0,25 x 108 = 27m2 20%
Standart luasan
- Gudang umum 23,2 m2
0,18m2/unit
20%
 0,18 x 108 = 19,4 m2
Locker dan
Standart luasan

66
toilet 0,18m2/unit

Musholla 0,18 x 108 = 19,4 m2
- Tempat sholat Seperti 84,2 m2
- Ruang wudlu 30%
perhitungan diatas
Standart luasan 0,6
16,3 m2
m2/unit
30%
0,6 x 108 = 64,8 m2
Standart luasan 15%
ruang sholat 360,8 m2
15% x 84,2 m2 = 12,6
m2

Rekapitulasi Besaran Ruang :


Kegiatan publik = 3.076,67 m2
Kegiatan pengelola = 992,68 m2
Kegiatan penjualan = 12.764,8 m2
Kegiatan service = 5.589,68 m2
22.424,83 m2

Perhitungan ketinggian Lantai Podium


Site tersedia 200 x 110 = 22.000m2
Dengan GSB :
GSB A = 20 M
GSB B = 5 M
GSB C = 5 M
GSB D = 5 M
Maka luas yang maksimal yang diijinkan adalah :
22.424,83 m2 x 2,5 = 56.060 m2
BC 60%
60% x 56.060 = 33.636 m2
Maka ketinggian lantai podium yang terdiri dari :
Kegiatan Publik = 3.076,67 m2
Kegiatan pengelola = 992,68 m2
Kegiatan Penjualan = 12.764,8 m2
Kegiaatan service = 5.5890,62 m2
Jadi ketinggian lantai podium adalah :
33.636:18.000 =1,8 - 2 lantai.

67
Ketinggian Unit Hunian :
 Hunian Type A 54 unit

= 96,9 m2 / lantai
1 lantai terdiri dari 6 unit hunian
6 x 96,9 = 581,4m2 / lantai
Jadi ketinggian tower I adalah :
54 : 6 = 9 lantai
 Hunian Type B 32 Unit + type D 4 Unit

151,9 + 180 = 331,9 m2 / lantai


1 lantai terdiri dari 4 unit hunian
4 x 331,9 = 1.327,6 m2 / lantai
Jadi ketinggian untuk tower II adalah
436 ; 4 = 9 lantai
 Hunian Type C 18 unit

171,6 m2 / lantai
1 lantai terdiri dari 3 unit hunian
3 x 171,6 m2
514, 8m2 / lantai
Jadi ketinggian tower III adalah :
18 : 3 = 6 lantai
Jkadi Total keseluruhan 1 lantai podium + lantai tower = 10 lantai.

4.2.3. Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang


 Hubungan ruang kelompok penghuni dan konsumen

Keterangan:
Kurang erat
Erat

 Organisasi ruang kelompok penghuni dan konsumen

68
4 3
2 1

5
 Hubungan ruang kelompok ruang6 penjualan

Keterangan:
Kurang erat
Erat
 Organisasi ruang kelompok ruang penjualan

6 8

2 1
5

3 4

 Hubungan ruang kegiatan public

 Organisasi ruang kegiatan public

7
8
6 1
0
9
2 1
5
69

3 4
 Hubungan ruang kelompok kegiatan pengelola

 Organisasi ruang kelompok kegiatan pengelola

1 1 1 9
2 1 0
8
3 1
2

 Hubungan
4
ruang kelompok jenis ruang 7

5
6

 Organisasi ruang kelompok jenis ruang

1 3

4.2.4 Persyaratan Ruang


2
A. Tuntutan Ruang
6
Kelompok Ruang Privat
Merupakan kelompok ruang unit – unit hunian, dengan fasilitasnya,
mempunyai persyaratan umum sebagai berikut :
- Cukup terjamin dari gangguan luar.
- Membutuhkan ketenangan dan keamanan.
- System penghawaan dan penerangan yang baik, secara alami
maupun secara buatan.

Kelompok Ruang Penjualan


Merupakan kelompok ruang dalam bentuk unit – unit pertokoan dan
ruang perbelanjaan dan fasilitas, mempunyai persyaratan umum,
sebagai berikut :

70
- Factor kenyamanan, efisiensi dan fleksibelitas yang tinggi .
- System penerangan yang mendukung mobilitas transaksi,
membantu konsumen dalam pemilihan barang yang dibutuhkan,
mendorong keinginan konsumen untuk memberli barang, dan
membantu proses pengawasan bagi pengelola dan staffnya.
- System penghawaan yang baik, bagi pengelola maupun
pengelola.
- System akustik dan tata suara yang dapat mengurangi gangguan
bunyi oleh suara yang tidak dikehendaki ( bising ).
Kelompok Ruang Kegiatan Bersama
Secara umum, tuntutan suasana dan kondisi ruang daru kelompok
kegiatan ini adalah :
- Bersifat sebagai ruang penerima, dapat mengarahkan
pengunjung ke ruang yang di kehendaki atau dituju.
- Bersifat terbuka, rekreatif, mudah dicapai dan mudah
diidentifikasi.

- Menghendaki kesan suasana ruang yang akrab,dengan sirkulasi


yang jelas dan komunikatif.
Kelompok Kegiatan penunjang
Merupakan kelompok ruang yang mendukung kegiatan didalam
bangunan secara keseluruhan.
Tutuntan suasana dan kondisi ruang yang di kehendaki adalah :
- Terpisah dari area pengunjung atau guest area, namun mudah
dicapai oleh umum.
- Pencapaian ke ruang entrance khusus secara mudah, dlama hal
ini adalah side / service entrance.
- Tuntutan untuk ruang tertentu, yaitu ruang yang mempunyai
persyratan teknis, yang berhubungan dengan spesifikasi alat /
mesin yang digunakan, dalam kaitannya dengan polusi yang
ditimbulkan.
B. Persyaratan Ruang
 Pencahayaan
Pencahayaan terbagi menjadi dua macam, yaitu :
- Pencahayaan alami
Standart minimal luas bukaan adalah 20% dari luas lantai.
Standart penerangan siang hari adalah :

Jenis Ruang Faktor cahaya yang dianjurkan

Ruang tamu 1

Ruang Keluarga 1

71
Ruang tidur 0,5

Dapur 2

KM/WC 2

Kantor 1–2

Bangunan Umum 1

- Pencahayaan Buatan
Penggunaan pencahayaan buatan adalah dikarenakan tuntutan
fungsi dan kondisi sebagai berikut :
 Untuk semua ruang , sesuai dengan kebutuhan pada waktu
malam hari.
 Untuk ruang tertutup pada siang hari atau kondisi udara
redup.
 Sebagai penerangan khusus, untuk mengekspose suatu
obyek.

Type Ruang Kuat penerangan

Kantor 150

Perdagangan 120

Olahraga 100

Unit Hunian 80

Penghawaan
Pengahawaan terdiri dari dua macam jenisnya, yaitu :
- Penghawaan alami
Dalam kaitannya dengan system penghawaan dalam bangunan,
standart luasan bukaan minimal pada ruang / bangunan adalah
1/3 luas lantai.
- Penghawaan Buatan
1. Sistem Central AC
Digunakan diruang umum, seperti kantor pengelola, front
office, unit perokoan, ruang perbelanjaan serta fasilitas
pendukungnya.
Sedang system distribusi udara keseluruhan ruang
menggunakan system “ single Duck Air conditionin “.

72
2. Sistem AC Split
Merupakan system AC yang digunakan untuk unit hunian
dan ruang khusus yang tidak mutlak dan secara terus
menerus menggunakan pengkondidian udara.
3. Sistem Exause Fan
Digunakan diruang khusus, seperti : toilet. Kitchen, Pantry,
laundry, hause keeper, dan area parker dalam ruangan.
4. Sistem blower
Digunakan pada ruang seperti : maintenance space, MEE,
bengkel kerja, dan general Storage.
Sistem Akustik bangunan
Sistem Akustik Lingkungan
Merupakan system penanggulangan kebisingan yang memanfaatkan
unsure alam untukl menghambat pengaruh kebisingan dari lingkungan
sekitar.
Sistem Akustik Ruangan
Perencanaan system akustik ruang memanfaatkan unsure material
sebagai bahan akustik bangunan.
Pemilihan Warna
Komposisi warna pada pusat perbelanjaan
Warna obyek yang perlu mendapat perhatian dalam ruang
perbrlanjaan adalah :
- Obyek utama, adalah ,marterial perdangangan.
- Back ground adalah perlengakapan atau perabot, dan lemen
ruang.
- Intensitas warna dan tekstur dari obyek utama maupun
background.
Intensitas warna pada unit hunian
- Pemilihan warna ruang dengan kesan siang, hangat, dan bersih.
- Pemilihan warna yang sesuai dengan suasana ruang, yaitu warna
yang berkesan lembut.
Pemilihan material finishing ruang dengan warna yang
mengarah warna alami.
o Lantai
Menggunakan warna yang serpa denag tanah, pasir, dan
rumput.
o Dinding
Menggunakan warna batang, merqahbata atau warna
pastel.
o Plafond
Menggunakan warna langit, seperti warna biru, orange
muda , putih atau biru kehijauan.

73
o Pengaturan warna lampu yang sesuai dengan Susana dan
karakter ruang yang ada. Hal ini berpengaruh pada jenis
lampu yang digunakan pada saat yang tepat.

4.2.5. Tata Ruang Luar


Lanscape dimanfaatkan sebagai :
 Fungsi estesis memberi kesan keindahan.
 Fungsi teknis sebagai pelindung bangunan, ruang dan manusia dari
pengaruh iklim.
Penataan elemen hidup
Jenis tanaman meliputi :
- Soft Material

Gambar tata ruang luar


Tanaman dasar penutup taanah ( rumput Mnaila ).
Tanaman pembatas ( Pangkas kuning dan teh – tehan ).
Tanaman Perdu( Lantaran rumput, soka Jepang dan Lili Paris,
Beauty Taiwan ).

- Hard material
Batu granit
Pedestrian
Kolam
Lampu Taman
Gazebo

4.2.6. Pendekatan system Koridor


Kriteria Pemilihan :
a. Pengawasan security ( 15% )
b. Orientasi bangunan ( 20% )
c. Tingkat keprivasian tinggi ( 35% )
d. Kemudahan pencapaian ( 40% )
Penilaian

Kriteri Prosentase Alternative I Alternative II Alternative III


( Open coridor ) ( Center Coridor ) Tower Plan + core
a

A 15% 3/45 3/45 2/30

B 20% 2/40 2/40 3/60

C 35% 2/70 1/35 3/105

D 20% 2/40 2/40 3/60

Jumlh 100% 195 160 255

Keterangan : 3 ( baik ), 2 ( baik ), 1 ( kurang ).


Alternative terpilih yaitu alternative 3, tower plan + core

74
4.2.7. Analisa Zoning Site
Dasar pertimbangan :
• Sifat kegiatan (privacy)
• Persyaratan kegiatan dan pengelompokannya berdasarkan
persyaratan masing - masing kegiatan tersebut.
• Minimalisasi gangguan yang ditimbulkan oteh aktifitas diluar
tapak terhadap kegiatan dalam tapak.
Berdasarkan sifat kegiatannya maka, kegiatan apartemen dan mall di
Surakarta dapat dibagi dalam :
a. Zone Publik
Menampung kegiatan yang bersifat umum : fasilitas parkir umum,
security,perbelanjaan.
b. Zone Semi Publik
Menampung kegiatan yang bersifat publik yang mengarah ke
privat (pelayanan penghuni dan extern sebatas tamu / relasi).
Community Cebtre, Mini Market, Fitnes Centre, Swimming Pool,
Tenis Cour, Marketing, Security, Coffe Shop, And Loungue.
c. Zone Semi Privat
Menampung kegiatan didalam unit - unit hunian (kegiatan
penghuni). Penempatan zoning kegiatan didalam tapak tergantung
dari tingkat kebisingan dari lingkungan dan penempatan kelompok
ruang serta jalan dimana apartemen dan mall di Surakarta berada.
Pembagian Zoning 6erdasarkan tingkat kebisingan yang terjadi,
adalah :
a. Zone Bising
Menampung kegiatan yang tidak menuntut ketenangan tinggi
meliputi fasilitas parkir, kegiatan pelayanan (servis), laundry
centre, perbelanjaan.
b. Zone Transisi (semi tenang)
Menampung kegiatan yang kurang membutuhkan ketenangan,
yang meiiputi : Loby / ruang tunggu, mini market, titnes centre,
swimming pool, tenis court, play ground, coffe shop.
c. Zone Tenang

75
Menampung kegiatan yang menuntut ketenangan, meliputi :
unit - unit hunian administrasi servis :

Gambar. Analisis Kebisingan


Melihat “Sifat Kegiatan di dalam tingkat Kebisingan" dari lingkungan
dan jalan yang ada, maka dapat diambil suatu interaksi, untuk
menempatkan zone - zone kegiatan di dalam tapak :
- Zonning Horisontal
Keterangan :
A. Zone Publik
B. Zone Semi Publik
C. Zone Privat
D. Zone Service

76
Gambar Zoning Horizontal
- Zonning Vertikal
Keterangan :
A. Zone Publik
B. Zone Semi Publik
C. Zone Privat
D. Zone Service

4.2.8. Pendekatan Gubahan Massa


A. Bentuk Massa
Dasar pertimbangan :
- Pola hubungan kelompok ruang.
- Letak main entrance dan side entrance.
- Bentuk tapak tanah.

Kriteria :
- Fleksibilitas dan efisiensi ruang.
- Kemungkinan pengkelompokan kegiatan yang sejenis.
- Pencerminan kegiatan yang ditampung.\
Alternative bentuk dasar :

77
Alt 1 Alt 2 Alt 3
Gb. Alternative Massa

Alternative I : Segitiga ( 30% )


Alternative II : Lingkaran ( 30% )
Alternative III : Segi Empat ( 40% )
Penilaian :

Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II Alternative


III

A 30% 3/60 1/30 3/90

B 30% 2/60 2/60 3/90

C 40% 2/120 1/40 3/120

Jumlah 100% 240 130 300

Keterangan : 3 (baik ), 2 9 cukup ), 3 ( kurang ).


Berdasarkan penilaian diatas bentuk segiempat terpilih sebagai bentuk
dasar denah bangunan apartemen dan mal ini, namun tidak menutup
kemungkinan bentuk dasar segitga dan lingkaran, juga memiliki peran
dalam merancang denah ini, karena berhubungan dengan bentuk dasar
hunian. Bentuk dasar ini digabungkan guna menciptakan kesan dinamis.
Kemungkinan bentuk dasar massa

Gambar Gubahan massa

78
B. Komposisi Massa
Kriteia pemilihan :
- Mencukupi luas tapak yang tersedia 30%
- Pengelompokan kegiatan yang sejenis 30%
- Pencerminan kegiatan yang ditampung 40%
- Alternative :
Massa tunggal Massa jamak

Alternative I Alternative II
Gambar penentuan Jumlah massa

Penilaian

Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II

A 30% 3/90 2/60

B 30% 3/90 3/90

C 40 % 2/80 3/120

Jumlah 100% 260 270

Keterangan : 3 (baik ), 2 9 cukup ), 3 ( kurang ).

C. Gubahan Massa
Pola gubahan massa terpilih adalah seperti pada gambar dengan
pertimbangan.
- Kejelasan dan kemudahan.
- Dinamis.
- Hubungan antar masa dengan kegiatan sejenis.

Keterangan :
A. Area parkir
B. Rencana
bangunan
C. Plaza
D. Ruang Hijau

79
D. Hubungan Massa dan space
Pendekatan hubungan massa dan space cukup pentimg selain untuk
kenyamanan paar pengunjung, hali ini juga difungsikan sebagai
pengikat antara ruang luar dan ruang dalam.

4.2.9. Konsep Penampilan ( Karakteristik Bangunan)


Konsep penampilan bangunan apartemen dan mal di Surakarta di desain
arsitektur post modern yang komunikatif dan respresrentatif, pada
akhirnya dapat mewakili karakter bangunan dan pemakai / penghuni
bangunan. Dengan tampilan bangunan ini diharapkan keuntungan ke
sinergian penggabungan dua fungsi bangunan dapat terwujud.

4.2.10. Pendekatan Ungkapan Fisik Bangunan Arsitektur Post modern


A. Bentuk Eksterior
Karakter fisik bangunan yang akan ditampilkan pada apartemen dan
mal adalah sesuai dengan fungsinya sebagai hunian bersama,
olahraga, perbelanjaan dan rekreasi. Sehingga selain pertimbangan
fungsi dan estetika arsitektural, juga harus menampilkan identitas
dari bentuk bangunan.
Apartemen dan mal adalah hunian bersama yang mempunyai
privacy tinggi ( high privat ), yang merupakan bnagunan dengan
system sirkulasi sedemikian rupa, sehingga dapat menunjang fungsi
kegiatan didalamnya, yang dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan
yang rekreatif.
Pemunculan bangunan yang representative, rekreatif dan
komunikatif yang sesuai dengan Arsitektur modern. Untuk
mewujudkan dilakukakn pendekatan dengan analisis ungkapan fisik
bangunan yang sesuai denagn karakter hunian dan pusat
perbelanjaan.
1. Karakter respresentatif.
Respresentatif berasal dari kata presentatif yang berarti :
Menarik / mencari pelanggan atau relasi sehingga terjadi
hubungan harmonis yang saling menguntungkan.
Dari pengertian tersebut maka karakter presentatif dapat
dicerminkan ke dalam fisik bangunan dengan cara membuat
bentuk – bentuk atau finshing bengunan yang :
a. Berkesan menarik , harmonis.

80
b. Berkesan menerima.
2. Karakter rekreatif
Rekreatif berasal dari kata rekreasi yang berarti;
Penyegaran kembali badan dan pikiran : sesuatu yang
menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan, piknik.
Dengan adanya pengertian tersebut maka, karakter rekreatif
dapat dicerminkan ke dalam fisik bangunan dengan cara
membuat bentuk dan finishing bangunan yang :
a. Berkesan menggembirakan atau menghibur.
b. Menimbulkan suasana keceriaan.
c. Tidak menimbulkan kebosanan / kejenuhan.
- Irama yang terjaga.
- Kedinamisan.
d. Berkesan tidak formal.
3. Komunikatif
Komunikatif mempunyai pengertian :
a. Dalam keadaan saling berhubungan 9 mudah di hubungi ).
b. Mudah dipahami 9 di mengerti ).
Dengan adanya pengertian tersebut, maka karakter komunikatif
dapat dicerminkan ke dalam fisik bangunan dengan cara
membuat bentuk – bentuk atau finishing bangunan yang :
1. Berkesan terbuka
- Bersifat mengundang
- Bersifat menarik pengunjung untuk datang.
2. Mudah dikenal sesuai dengan fungsinya.
Pendekatan ungkapan fisik bangunan yang representative,
rekreatif, dan komunikatif diwujuudkan dengan cara :
Sedangkan untuk dapat mewujudkan bentuk penampilan bangunan
seseuai dengan arsitektur Post Modern dilakukan pendekatan
dengan cara :
a. Dasar pertimbangan :
- Eksplorasi bangunan – bangunan di sekitar tapak.
- Analisis kontinuitas visual.
- Pengembangan pola rancangan.
b. Kriteria :
- Mencerminkan kegiatan didalamnya dan sesuai dengan
sifat bangunan, yaitu privacy tinggi.
- Mencerminkan nilai arsitektural tropis dalam hali ini
arsitektur post modern.

B. Bentuk Interior
Dasar pertimbangan :
a. Kemudahan perawatan dan tahap iklim 40 %.
b. Mencerminkan karakter hunian dengan privasi tinggi 25%
c. Fungsional dan fleksibel dalam bentuk 35%

81
Alternative :
Alternative I ( Modern ).
- Perawatan mudah.
- Pekerjaan mudah.
- Estetika bentuk baik.
Alternative II ( Tradisional )
- Perawatan sulit.
- Pekerjaan tidak mudah.
- Estetika bentuk indah.
Penilaian

Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II

A 40% 3/120 1/40

B 25% 2/50 3/75

C 35% 3/105 2/70

Jumlah 100% 275 185

Keterangan : 3 (baik ), 2 9 cukup ), 3 ( kurang ).


Alternative terpilih adalah bentuk interior modern yang tidak
meninggalkan unsur tropis.
4.2.11. Pendekatan Struktur dan Konstruksi
A. Modul Struktur
1. Modul Ruang Horisontal
Dasar pertimbangan ;
- Gerakan dasar manusia
- Sirkulasi efektif
- Optimasi ruang
2. Modul Ruang Vertikal
- Efektifitas kegiatan umum.
- Standart ketinggian lantai bertingkat.
- Fasilitas ruang utlitas antar lantai.
-
B. Sistem struktur
1. Sub Struktur
Dasar pertimbangan :
- Sesuai dengan kondisi tanah.
- Daya tahan terhadap beban diatasnya.
System struktur yang digunakan :
Kondisi tapak yang cenderung keras, maka perlu adanya
perancangan tapak pada permukaan tapak, sebagai landasan
banguan.
- Pembuatan pondasi tiang pencang.
- Pembuatan plat lantai.
2. Super Struktur
Dinding
Criteria

82
a. Fleksibelitas 30%
b. Keseuaian dengan bahan yang didukung 40%
c. Mampu mengungkapkan nilai estetis 30%.
Alternative :
Alternative I ( bearing Wall ) Alternative II ( Struktur
rangka )
Penilaian

Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II

A 30% 2/15 3/24

B 40% 3/30 3/30

C 30% 2/18 3/30

Jumlah 100% 62 84

Keterangan : 3 (baik ), 2 9 cukup ), 3 ( kurang ).


Terpilih alternative II sebagai dinding utama.

Atap
Criteria pemilihan :
a. Kemudahan pemasangan 40%
b. Kemudahanpengembangan 30 %
c. Sesuai dengan funsi bangunan 30%
Alternatuive :
Alternative I : Frame work kayu
Alternative II : frame work baja
Alternative III : Space frame
Penilaian

Kriteria Prosentase Alt I Alt II Alt III

A 40% 2/80 3/120 3/120

B 30% 3/90 3/90 2/60

C 30% 3/90 3/90 3/90

Jumlah 100% 260 300 270

Keterangan : 3 (baik ), 2 ( cukup ), 3 ( kurang ).


Terpilih alternative II / rangka baja sebagai struktur utama.

C. Bahan Struktur
1. Bahan struktur utama
Kriteria :
a. Ketahanan material terhadap ketahanan api 25%
b. Kemudahan pelaksanaan 20%

83
c. Kemudahan perawatan 25%
d. Estetis dan dapat diekspose 15%
e. Ketinggian bangunan yang dapat dicapai 15%

Alternatif bahan :
a. Alternatif I Beton
b. Alternatif II Baja
Penilaian

Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II

A 25% 3/75 2/50

B 20% 2/40 3/60

C 25% 3/30 2/75

D 15% 3/45 2/30

E 15% 2/30 3/45

Jumlah 100% 265 260

Keterangan : 3 (baik ), 2 ( cukup ), 3 ( kurang ).


Terpilih alternative I ,bahan struktur utama beton.
2. Bahan atap
Kriteria :
a. Ketahanan bahan terhadap api 30%
b. Kemudahan pemasangan 30%
c. Sesuai dengan citra bangunan tropis 40%

Alternative :
Alternative I : genting
Alternative II : Fiberglass
Alternative : Beton

Penilaian :

Kriteria bobot Alt I Alt II Alt III

A 10 3/10 2/20 3/30

B 8 3/24 3/24 2/18

C 10 3/30 3/30 2/20

Jumlah 84 74 68

Keterangan : 3 (baik ), 2 ( cukup ), 3 ( kurang ).


Terpilih alternative III ,penutup atap menggunakan genting,
sedangkan pada atap sky light mengguanakan bahan fiberglass.

84
4.2.12. Pendekatan Sistem Utilitas
Dasar pertimbangan :
a. Efisensi biaya operasional dan manitanance.
b. Factor security dan safety.
c. Persyaratan teknis bangunan.
d. Luasan lantai yang dilayani.
e. Kondisi fisik bangunan
Kriteria pemilihan system utilitas :
a. System utilitas yang digunakan harus memperhatikan nilai security,
safety, dan privasi.
b. Kapasitas yang digunakan sesuai dengan persyaratan standart, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
c. Disesuaikan dengan tuntutan kegiatan dalam bangunan.

A. Sistem Transportasi Vertikal


Dasar pertimbangan :
a. Pencapaian mudah
b. Sesuai dengan persyaratan.
c. Kapasitas yang dibutuhkan.
1. Tangga darurat
Persyaratan :
- Lebar minimum 2 orang.
- Material tahan api
- Sudut kemiringan 30 – 75 derajat
- Pencapaian mudah
- Dilengkapi dengan air cartain dan smoke vestibule.

2. Tangga umum
- Kemiringan maksimum 30 derajat
- Lebar maksimum 3 orang.
3. Elevator
Kriteria pemilihan elevator :
a. Kemudahan perawatan 15%.
b. Tingkat goncangan rendah 20%.
c. Hemat penggunaan energy 20%.
d. Sesuai dengan kecepatan 45%.
Alternative :
a. Alternative I : Hidrolic elevator
b. Alternative Ii : Electric Geared Traction
c. Alternative III : Electric Gearless Traction
Penilaian

Kriteria Prosentase Alt I Alt II Alt III

A 15% 2/30 3/45 2/30

B 20% 2/40 2/40 2/40

C 20% 3/60 3/60 2/40

85
D 45% 2/90 3/135 2/40

Jumlah 100% 220 280 200

Keterangan : 3 (baik ), 2 ( cukup ), 3 ( kurang ).


Terpilih alternative II ,jenis elevator type electric geared
traction.

B. Sistem Telekominasi
1. Sistem Electronic Brance ( PABX )
a. Sistem distribusi
Sistem PABX yang diguanakan adalah direct system dengan
IDD ( International Direct Dialing ). Tiap unit hunian
mempunyai line tersendiri sehingga ke proivasian terjaga

TO OTHER
NOOR
OUT/ DISTRIBUTE CABLE
INSTALATION CABLE
CUSTOMER SATELITE APPARATUS
LOCATION CLOSST
INTERFACE
OUT/
CUSTOMER PBX AWITH BOARD PBX EQUIPMENT
FOR INCOMING OUT ROOM FOR
GOING MAIN INTERCONECTION MAIN
TELKOM HALL TERMINAL
b. Kapasitas kebutuhan
- Unit hunian apartemen :185 pesawat
- Ruang pengelola dan servise : 3 pesawat
- Administrasi : 2 pesawat
- Fasilitas Umum : 2 pesawat
- Mal : 8 pesawat
ENTRANCE CABLE
Total 200 pesawat

Jadi kapasitas pesawat PABX yang dibutuhkan adalah 200


pesawat.
2. Intercome dan CCTV
a. Sistem distribusi
Sistem intercom dikombinasi dengan system security yang
keduanya dimonitor dari sentra security desk, sehingga
komunikasi lewat radio dapat juga mengawasi secara visual.
- Kapasitas intercome
Sistem ini dilengkapi dengan tombol emergency yang
dihubungkan dengan central secutiry, intercom untuk
didalam unit hunian dapat digunakan secara langsung,

86
tetapi untuk hubungan keluar unit hunian dalam
apartemen harus melalui operator.
- Sistem CCTV ( Closed Circuit television )
Adalah system keamana yang dapat dimonitor tempat
yang diinginkan melalui security, CCTV dipasang pada
lorong menuju unit hunian dan dimonitor selama 24 jam.

CALL
SECURITY BUTTON
TERMINAL DWELLING

b. Kapasitas
POWER kebutuhan
- Intercome

Unit hunian 158 pesawat


Ruang pengelola 9 pesawat
Servise 5 pesawat
Fasilitas mal 10 pesawat
Security + central emergency 4 pesawat
Jadi kapasitas intercome yang terpasang adalah 188
pesawat
- CCTV Monitor
Lobby ruang tunggu : 4 pesawat
Parking : 4 pesawat
Lobby ke arah hunian : 30 pesawat
Akses main entrance & site entrance ; 4 pesawat
Jadi kapasitas kebutuhan CCTV adalah 42 monitor.
3. Sistem Antena
Jarinag ntelevisi dari aparteman disalurkan melalui operator
dengan menggunakan antenna utama,. Dan tiap unit dapat
langsung memilih saluran telivisi yang diinginkan yang terdiri
dari saluran dalam dan luar negeri.

C. Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran


1. Fire safety Plan
a. Perencanaan bangunan yang memeprhatikan jalur
penyelamatan ( evaluation escape ). Memungkinkan sisem
balkon sebagai salah satu jalur penyelamatan.
b. Tangga darurat yang dilengkapi dengan tanda dan petunjuk
arah.
c. Bangunan dilengkapi dengan fire safety, satuan pemadam
kebakaran yang telah terlatih dan pengawasan lantai.
2. Fire Alarm

87
Menggunakan system detector yang akan secara otomatis
menghentikan semua fan dan memgaktifkan smoke exhaust dan
pressuration fan tangga darurat, mrgrmbalikan elevator pada
lanati dasar dan mengaktifkan alarm.

OLCP
F

F CONTROL INSTRUCTION DETECTOR


PANEL FIRE
F F
SMOKE SMOKE
INOTIONDETECTOR
DETECTOR
INSTRUCTION FAMILY ROOM
EMERGENCY INSTRUCTION DETECTOR
TEMPERATURE DETECTOR
POWER
ARRUNCIATOR
3. Fire protection
Sistem ini terjadi setelah terjadi kebakaran, yang terdiri dari :
a. Sistem Springkler
Sistem ini akan menyemprotkan air apabila terjadi panas
karena apapun, bekerja dengan sistem pompa otomatis.
Diletakkan disetiap ruamgan pada plafond.
b. Sistem pipa dan house rack
Sistem menggunakan air sebagai bahan pemedam api,
ditempatkan dekat pintu tangga darurat.
c. Fire hydrant
Merupakan pilar – pilar yang dipasang pada tempat tertentu,
yang dihubungkan dengan portable fire pump.

D. Sistem Air Bersih

1. Jarinagn air bersih


a. Fungsi
Air bersih yang diambil dari PDAM dan deepwell digunakan
untuk :
- Kegiatan lavatory KM/WC, toilet.
- Kebutuhan air minum dan masak.
- Kegiaatan servise dan pemeliharaan bangunan.
- Kegiatan olahraga.
b. Sistem distribusi adalah down feed plumbing :
- Ekonomis dalam pemasangan listrik.
- Menggunakan tendon air bawah dan tangki atas.
- Ada persediaan air untuk kebakaran.
- Digunakan bila tekanan air tidak stabil

SUMBER POMPA TREATMENT RESERVOAR


DEPPWEL AIR ATAS

PDAM RESERVOAR 88 POMPA DISTRIBUSI


TREATMENT
PDAM AIR ATAS AIR
KOLAM
DINGIN AIR PANAS FIRE
KHUSUS PROTECTION
A

2. Jaringan air panas


a. Fungsi
Digunakan untuk ruang – ruang :
- Kamar mandi hunian
- Dapur pada hunian
- Laundry centre
Sistem air panas yang digunakan adalah direct feed sistem ;
- Air panas yang keluar dari tangki langsung.
- Dipompa ke pipa – pipa distribusi.
3. Jaringan air kolam renang
Sistem Jarinagan
Disediakan treatment khusus untuk kolam renang,untuk menjaga
kondisi air kolam dalam keadaan higeinis dan pergantian air
yang tidak terlalu sering.
Untuk menjaga agar suhu kolam merata antar permukaan dan
dasar kolam, maka air tersebut dibuat berputar dengan metode
penghisapan air berulang.

E. Sistem Pembuangan Air Limbah


a. Limbah cair
- Berasal dari lavatory, KM/WC, toilet, laundry, dan
kolam renang.
- Limbah cair sebelum di alirkan ke perasapan, dialairkan
ke bak penampungan untuk menyaring kotoran dan
lemak yang mungkin terbawa air limbah.

LIMBAH
b. Limbah CAIR
Padat BAK PERESAPAN
- Berasal dari closed PENAMPUNGAN
- Dari closed dialirkan ke septictank, diendapkan sebelum
dibuang ke peresapan.

LIMBAH SEPTICTANK PERESAPAN


c. Limbah air hujan
PADAT

89
Limbah air hujan sebagiab dialirkan ke roil tanah me;lalui
peresapan limbah cair.

LIMBAH AIR PERESAPAN PERESAPAN


HUJAN KHUSUS LIMBAH CAIR

G . Sistem Sanitasi
ROIL KOTA
Dasar pertimbangan :
- Kemudahan perawatan.
- Kemudahan pengontrolan
- Kemudahan pemasangan
Alternative pemipaan :
a. Two pipe system
b. Open pipe system
c. Single stack system
Berdasarkan pertimbangan diatas dipilih stack system, dengan prinsip sebagai
berukut
- Alat – alat yang sejenis di kelompokan menjadi group tertentu.
- Tiap group mempunyai pipa horizontal yang mengelilingi pipa vertikal.
- Tidak mengganggu struktur utama.
- Syarat kemiringan horizontal 1- 4 %.
- Pengontrolan pekerjaan mudah.
- Saluran pembungan vertikal melalui shaf pada kolom atau pada dinding di
ruang shaf.

H . Sistem Air Conditioner


1. Jenis pemilihan AC

Dasar pertimbangan ;
a. Kemudahan perawatan.

b. Kemudahan pengontrolan

c. Tidak bising.

d. Efektifitas kerja.

Alternative system AC yang digunakan :


a. Single package

b. Split package

c. All water system

90
d. All air system

Maka dipilih all water system


a. Kapasitas besar, cocok high rise building

b. Tidak bising

c. Distribusi udara baik

d. Membutuhkan central station

Split packace system


a. Untuk pendingin tertentu luasnya.

b. Dengan atau tanpa ducting.

c. Tidak bising karena kompresor dan kondesornya terletak diluar bangunan.

d. Fleksible.

2. Penggunaan

All Water Sistem ( AC control ).


Wall type
Digunakan pada unit hunian apartemen dengan perbandingan 3:4:5;6 buah, jika
totalnya 416 buah.
Cassete Model
Digunakan pada ruang – ruang antara lain :
Front office, lobby tiap lantai, restaurant, community center, mini market,
fitness center, dan security serta emergency room , sejumlah 12 buah.

H. Sistem Security
Selain system security yang dikombinasikan dengan system audio dan vide
connection, alarm, emergency call, dilengkapi pula dengan system security yang
lain :
1. Door Exit control

Plat pintu outside membatasi area yang dapat diawasi oleh perangkat elektrik
security yang akan mengaktifkan alarm ketika pintu dibuak tanpa perintah

91
( magnetic card ).
Mekanisme alarm dapat diasang secara tersembunyi dapat juga terbuka sebagai
penghalang. Pemeberitahuan dapat dilengkapi dengan panel rterpisah atau
terletak pada panel alarm central.
2. Panel Entry control

Beberapa tingkst security yang dapat dipasang menurut kebutuhan security :


a. Tingkat Pertama

Pada tingkat ini apartemen menggunakan system kartu magnetic csrd,


untuk mengizinkan para pemilik kartu masuk 9 penghuni ).
b. Tingkat kedua

Menggunkan kode 3 digit, yang secara serentak menunjukan kartu, kecuali


bagi pemegang kartu yang tidak berhak.
c. Tingkat ketiga

Pada tingkat ketiga ini melibatkan pengujung. Pengunjung tersebut


dibandingkan denagn data kartu dan penampilan personal denagn data yang
disimpan pada salah satu layar monitor.
Ketiga control ini akan melengkapi security dan menghindari dampak
pemalsuan kartu.
I. Sistem Penangkal Petir

Kriteria Pemilihan :
a. Sesuai dengan bangunan apartemen 30 %

b. Prinsip kerja yang efektif 30%

c. Kemudahan pemasangan 40%

Alternatif ;
Alternative I : Sistem franklin
Prinsip kerja melindungi dari isi kerucut, digunakan untuk atap yang
relative luas.
Alternative II : system farady
Menggunakan tiang tiang dipasang pada atap.
Kriteria Prosentase Alternative I Alternative II

92
A 30% 2/60 3/90
B 30% 2/60 2/60
C 40% 3/120 3/120
Jumlah 100% 240 270

J. System instalasi Listrik


Dasar pertimbangan :
a. Efisiensi sumber daya

b. Efisiensi waktu pemakaian

c. Arah penyebaran sinar merata

Alternative I : incandescent, life hour 4000


Alternative II : fluorescent, life hour 7500 – 9000
Berdasarkan pertimbanagn diatas, dipilih lampu utama jenis fluorescent
Dan untuk ruang ruang tertentu incanotescent, sedangkan untuk ruang –
ruang eksterior menggunakan jenis lampu mercury.

93

Anda mungkin juga menyukai