Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM SKRIPSI MAHASISWA

HUKUM PIDANA ISLAM UIN JAKARTA TAHUN 2014

An’nisa Al Aufia
Hukum Pidana Islam,Fakultas Syariah dan Hukum,Universitas Islam Negeri Jakarta
E-mail : annisaalaufianr8@gmail.com

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang banyak digunakan orang untuk


berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Banyak
bahasa daerah yang sepenuhnya belum kita mengerti maupun mengenal bahasa tersebut.
Dalam penulisan skripsi tentu kita tidak memakai bahasa daerah, melainkan memakai Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang kita gunakan dalam penulisan skripsi adalah
bahasa yang sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) maupun EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan).

Pada era ini, banyak mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta yang mengabaikan
penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Banyak juga yang masih asing dengan
penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan belum mengetahui aturan yang berlaku
dalam pembuatan kalimat yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita seringkali
mengabaikan dalam penggunaan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sebagai contoh, kita
sering mengbaikan penggunaan tanda baca (pungtuasi) dalam penulisan skripsi.

Seperti yang telah peneliti ulas pada paragraf diatas, bahwa banyak mahasiswa
Universitas Islam Negeri Jakarta yang masih asing dengan penggunaan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) terutama pada konteks pungtuasi. Pungtuasi adalah simbol atau tanda yang
telah disepakati oleh banyak pihak dan disahkan oleh pemerintah. Tanda-tanda tersebut
mempunyai tujuan dalam cara pengucapan dan juga makna. Jika kita mengkaji lebih jauh
lagi,maka kita akan mengetahui bahwa kesalahan pada tanda baca dapat merubah makna dari
kalimat itu sendiri.

Pungtuasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tercantum dalam SK Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0543a/u/1987. Antara lain terbagi sebagai berikut : (1)
Tanda Titik, (2)Tanda Koma, (3)Tanda Titik Koma, (4)Tanda Titik Dua, (5)Tanda Hubung,
(6)Tanda Pisah, (7)Tanda Elips, (8)Tanda Tanya, (9)Tanda Seru, (10)Tanda Kurung,
(11)Tanda Kurung Siku, (12)Tanda Petik, (13)Tanda Petik Tunggal, (14)Tanda Garis
Miring, (15)Tanda Aprostof.

Hal itu dapat membuat pembimbing skripsi menjadi bingung dengan makna kalimat
yang di teliti. Dari banyak kesalahan penulisan, sebenarnya mahasiswa UIN Jakarta mampu
membuat tulisan yang baik dan benar, akan tetapi karena faktor kelalaian dan ketidak tahuan.
Oleh karena itu peneliti mengambil judul “ANALISIS EYD TENTANG PENGGUNAAN
TANDA BACA DALAM SKRIPSI MAHASISWA UIN JAKARTA PADA TAHUN 2014,”
dengan tujuan supaya mahasiswa UIN Jakarta tidak mengulang kesalahan yang sama dalam
hal pengunaan tanda baca (pungtuasi).

LANDASAN TEORI

A. Ejaan

Perlu kita ketahui apa itu ejaan, Arifin dan Tasai (2016: 164) mengatakan bahwa
ejaan adalah seluruh peraturan yang melambangkan bunyi pelafalan dan hubungan antara
lambang-lambang yang berada di dalamnya.Menurut teknis, ejaan adalah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan oleh presiden pada tahun 1972.
Ejaan tersebut diresmikan berdasarkan Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mempublikasikan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) kepada masyarakat dalam bentuk buku kecil untuk menjadi ketentuan dalam
penggunaannya. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat putusan No.
156/P/1972 (Amran Halim, Ketua) yang berisi penyusunan buku Pedoman Umum
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEBI) dengan menguraikan ejaan secara lebih
luas.
Pada tanggal 9 September 1987, kedua pedoman tersebut diperbaiki, hal ini
diperkuat dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kbudayaan No. 0543a/U/1987.
Beberapa perubahan dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, antara lain:
1) Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi EYD
Dj djalan, djauh J jalan, jauh
J pajung, laju Y payung, layu
Nj njonja, bunji Ny nyonya, bunyi
Sj isjarat, masjarakat Sy isyarat, masyarakat
Tj tjukup C cukup
Ch achir Kh akhir
2) Huruf yang terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing,
diresmikan pemakaiannya, antara lain:
F maaf, fakir
V valuta, universitas
Z zeni, lezat
3) Huruf q dan x tetap dipakai
A:B=P:Q
Sinar-X
4) Penulisan di- dan ke sebagai kata depan dengan di- dan ke sebagai awalan
dibedakan.
Di- (kata depan) Di- (awalan)
Di kampus Dibakar
Di sini Ditulis
Di kamar Dimakan
Ke dalam Kekasih
Ke kampus Ketua
5) Kata ulang tidak lagi menggunakan angka-2 (Arifin dan Tasai, 2016: 165-167).
B. Tanda Baca (Pungtuasi)
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif.

Teknik menganalisis data yang telah diperoleh peneliti secara kualitatif yang
dilakukan terhadap data yang diperoleh. Menurut Bogdan dan Biklen (2008: 4-5) penelitian
kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data dan penelitian merupakan
instrumen kunci. Sementara itu menurut Creswell (2008: 51-59) mencoba membagikan
karakteristik penelitian kualitatif berdasarkan (1) Identifikasi masalah penelitian, (2) Tujuan
pustaka, (3) Spesifikasi tujuan penelitian, (4) Pengumpulan data, (5) Analisis dan interpretasi
data, dan (6) Laporan dari evaluasi penellitian. Dengan penelitian kualitatif cenderung
mengarahkan masalah-masalah penelitian yang memerlukan suatu eksplorasi yang mendalam
terhadap hal yang sedikit diketahui atau difahami tentang masalah tersebut dalam suatu
pemahaman detail. Analisis data cenderung terdiri dari analisis teks, melibatkan
penggambaran sebuah deskripsi dan tema-tema, para peneliti cenderung menggunakan
struktur subjektif, menggunakan studi kualitatif karena perlu menyajikan suatu pandangan
yang mendetail tentang topik tersebut, waktu dan sumber-sumber yang cukup untuk
dikumpulkan pada pengetahuan data yang luas dan analisis secara rinci. Metode kualitatif
mempunyai sifat penelitiannya adalah kebenaran bersifat relative, tafsiriah dan interpretatif,
metode ini berciri-ciri secara umum dan fleksibel, bertujuan untuk menemukan pola
hubungan yang bersifat interaktif, mengembangkan realitas yang kompleks dan memperoleh
pemahaman makna.

Penelitian yang digunakan adalah secara deskriptif analisis yaitu dengan penulisan
yang menggambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada.

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang penelitian metode penelitian


deskriptif. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Sementara menurut Surakhman (1994: 139), penyelidikan deskriptif
suatu penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah pada masa sekarang, metode deskriptif
lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Adapun Sulistyo
Basuki (2006: 130-131) menuturkan jika metode penelitian deksriptif adalah dasar bagi
semua penelitian. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif agar dapat dilakukan analisis
atatistik. Tujuan metode deskriptif ini untuk penelitian untuk memuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar
belaka, metode ini meneliti secara luas. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan, kemudian dianalisis (maka itu, metode ini sering disebut metode analisis).
Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-
kata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari
data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.

Metode ini mempermudah peneliti dalam menganalisis dan mudah difahami oleh
pembaca secara rinci. Metode kualitatif dan deskriptif bisa dimaknakan metode penelitian
yang digunakan untuk menemukan suatu objek penelitian pada waktu tertentu untuk
mengunggkapkan fakta. Menggambarkan sifat sesuatu yang memberikan informasi lengkap
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara lebih banyak dapat
diterapkan pada berbagai masalah. Metode ini untuk memecahkan masalah yang ada pada
masa sekarang. Metode kualitatif dan deskriptif menggambarkan dan menganalisis secara
luas agar penelitian ini menghasilkan suatu penelitian yang luas dalam pengetahuan yang
dirinci. Bisa disimpulkan bahwa metode deskriptif kualitatif yang menyimpulkan atau
menjelaskan data yang ada dalam gambaran penelitian. Dalam penelitian skripsi ini lebih
mudah dirinci secara jelas dan dipahami menggunakan metode tersebut dan dalam penelitian
para peneliti sering menggunakan metode ini.
PEMBAHASAN

1. Analisis Pertama
“Yakni didasarkan pada bahan-bahan hukum seperti buku, jurnal, tesis, dan artikel
yang mendukung pembahasan penelitian.”

Di dalam pedoman EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dijelaskan bahwa, tanda titik dua (:)
dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.Kalimat diatas salah, karena seharusnya sebelum merincikan suatu kalimat harus
diawali dengan tanda baca (pungtuasi) titik dua (:) yang berguna untuk merincikan suatu
kalimat agar sesuai dengan pedoman EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), seperti “Yakni
didasarkan pada bahan-bahan hukum seperti: buku, jurnal, tesis dan artikel yang mendukung
pembahasan penelitian,” setelah diberikan tanda baca titik dua (:) berikan juga spasi supaya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Di dalam
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dicantumkan bahwa, tanda koma (,)
dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.Kalimat diatas
salah,karena sebelum kata “dan” seharusnya diberikan tanda koma (,) yang akan memisahkan
dengan kata sebelumnya.

Kesimpulannya, kalimat diatas belum memenuhi ketentuan yang berlaku pada EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan), kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang baik dan benar jika
ditulis seperti: “Yakni didasarkan pada bahan-bahan hukum seperti: buku, jurnal,tesis, dan
artikel yang mendukung pembahasan penelitian.”

2. Analisis Kedua
“Hal ini sebagaimana ditentukan dalam undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
ketentuan pokok kekuasaan kehakiman pasal 6 ayat 2 yang menyatakan: “Tiada seorang
juapun dapat dijatuhi pidana,kecuali apabila karena alat pembuktian yang sah menurut
undang-undang mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat bertanggung
jawab, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya”.

3. Analisis Ketiga
“Dalam buku Drs. H. Ahmad Wardi Muslich yang disebut hukuman menurut hukum
pidana islam, hukuman adalah seperti yang didefinisikan oleh Abdul Qadir Audah sebagai
berikut: “Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memelihara kepentingan
masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan syara’”

4. Analisis Keempat

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Rajangrafindo
Persada

Prastowo, Andi. 2016. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media

Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung:
Angkasa

Anda mungkin juga menyukai