Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR BACAAN PESERTA DIDIK

Gerak Melingkar Beraturan


Gerak melingkar beraturan didefinisikan sebagai perubahan posisi suatu benda yang
menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan kelajuan linear konstan. Kelajuan linear disini
tidak boleh disamakan dengan kecepatan linear. Benda yang bergerak melingkar beraturan
memiliki kelajuan linear yang tetap namun memiliki kecepatan linear yang tidak tetap karena
arahnya yang selalu berubah. Contoh gerak melingkar beraturan yang kita saksikan dalam
kehidupan sehari – hari adalah gerak jarum jam ataupun gerak komedi putar.
Dapat disimpulkan bahwa gerak melingkar beraturan memiliki beberapa ciri – ciri sebagai
berikut :
a. Lintasannya berbentuk lingkaran.
b. Frekuensi putaran, periode putaran, kecepatan sudut, kelajuan linear, dan besar percepatan
sentripetal semua kontan.
c. Kecepatan linearnya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan
sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, dan arah kecepatan linear selalu menyinggung
lingkaran.

Besaran – besara pada gerak melingkar beraturan


a. Periode dan frekuensi
Frekuensi suatu benda yang bergerak melingkar beraturan dapat didefinisikan sebagai
banyaknya putaran yang dilakukan oleh benda persatuan waktu. Jadi jika dalam waktu 1 sekon
sebuah benda berputar 4 kali, kita katakan bahwa frekuensi putaran benda tersebut adalah 4
putaran/ sekon, atau biasa disebut 4 Hertz (Hz). Secara umum jika dalam waktu t sekon sebuah
benda berputar sebanyak n kali, frekuensi putaran benda dituliskan seperti pada rumus di bawah
ini.
𝑛
𝑓=
𝑡
Dengan :

f = frekuensi putaran benda (Hz)


n = banyaknya putaran yang dilakukan benda dalam selang waktu t
t = lamanya benda berputar (s)
Periode putaran suatu benda didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan benda untuk
menempuh satu putaran. Jika untuk menempuh satu putaran sebuah beda memerlukan waktu 2
sekon, maka kita katakan bahwa periode putaran benda adalah 2 s. Secara umum jika untuk
menempuh n putaran benda memerlukan waktu t sekon, maka periode putaran benda dituliskan
seperti pada rumus di bawah ini.
𝑡
𝑇=
𝑛
Dengan :
T = Periode putaran benda (s)
t = lamanya benda berputar (s)
n = banyaknya putaran yang dilakukan benda dalam selang waktu t

b. Kecepatan sudut atau kecepatan anguler


Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler untuk waktu
yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut bisa didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh
tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut
yang ditempuh θ = 2π dan waktu tempuh t = T. Berarti, kecepatan sudut (ω) pada gerak
2𝜋
melingkar beraturan dirumuskan : 𝜔 = = 2𝜋𝑓
𝑇
Dengan :
ω = kecepatan sudut (rad/s)
T = periode (s)
F = frekuensi (Hz)

c. Kelajuan linear
Kelajuan linear didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh persatuan waktu.
𝑠
𝑣=
𝑡
Untuk satu putaran penuh, jarak yang ditempuh benda merupakan keliling lingkaran,
sedangkan waktu yang diperlukannya merupakan periode putaran, sehingga untuk satu putaran :
𝑠 = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 2𝜋𝑟 ; 𝑡 = 𝑇
𝑠 2𝜋𝑟
Dengan mensubstitusikan persamaan diatas, rumus kelajuan linear benda, yaitu : 𝑣 = 𝑡 = =
𝑇
2𝜋𝑟𝑓 = 𝜔𝑟

Gerak Melingkar Berubah Beraturan

Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak suatu benda dengan bentuk lintasan
melingkar dan percepatan sudut/anguler (𝛼) konstan. Jika percepatan anguler benda searah
dengan perubahan kecepatan anguler maka perputaran benda semakin cepat, dan dikatakan
GMBB dipercepat. Sebaliknya jika percepatan anguler berlawanan arah dengan perubahan
kecepatan anguler benda akan semakin lambat, dan dikatakan GMBB diperlambat.
Gerak melingkar berubah beraturan analog dengan gerak lurus berubah beraturan, sehingga
persamaan gerak melingkar berubah beraturan analog juga dengan persamaan gerak lurus
berubah beraturan.
1. Jarak atau Perpindahan Sudut
Jika pada gerak lurus berubah beraturan, jarak dan perpindahan partikel dinyatak dengan
1
∆𝑥 = 𝑉0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 , maka pada gerak melingkar berubah beraturan jarak atau perpindahan sudut
2
partikel dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :

sehingga 1 2
∆𝜃 = 𝜔0 𝑡 + 𝛼𝑡
Jika 𝜃0 = 0, maka 2

1
𝜃 = 𝜔0 𝑡 + 𝛼𝑡 2
2

1
𝜃 = 𝜃0 𝑡 + 𝜔0 𝑡 + 𝛼𝑡 2
2

2. Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut benda dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
𝜔 = 𝜔0 + 𝛼𝑡
2 2
𝜔𝑡 = 𝜔0 + 2𝛼𝜃
𝑉
Karena 𝜔 = 𝑅, maka 𝑉 = 𝑅(𝜔0 + 𝛼𝑡)
3. Percepatan Sudut
Gerak melingkar berubah beraturan memliki kecepatan sudut (𝜔)tidak tetap. Ingat
hubungannya V=𝜔. 𝑟 , dimana r adalah jari jari lingkaran yang besarnya tetap. Gerak melingkar
berubah beratura dapat juga dikatakan gerak meligkar yang beraturan atau gerak melingkar yang
mengalami percepatan sudut konstan (tetap).
Jika kecepatan sudut suatu benda berubah beraturan dari kecepatan sudut 𝜔0 menjadi
𝜔𝑡 dalam waktu t, maka secara matematis percepatan sudut pada gerak melingkar berubah
beraturan adalah sebagai berikut.
𝜔𝑡 − 𝜔0
𝛼=
𝑡
Keterangan : 𝜔𝑡 = besar kecepatan sudut akhir (m/s)
𝜔0 = besar kecepatan sudut awal (m/s)
𝛼 = besar percepatan sudut (m/s2)
𝑡 = waktu (s)

4. Percepatan Tangensial
Pada gerak melingkar berubah beraturan terdapat besaran yang dapat mengubah besar
kecepatan partikel. Besaran tersebut adalah percepatan tangensial (at) yang arahnya bisa sama
atau berlawanan dengan arah kecepatan linearnya (v). Secara matematis percepatan tangensial
dapat dirumuskan, sebagai berikut.
𝑎𝑡 = 𝛼𝑟
Keterangan :
𝑎𝑡 = besar percepatan tangensial (m/s2)
𝛼 = besar percepatan sudut (rad/s2)
𝑟 = jari jari lingkaran (m)
Pada gerak melingkar berubah beraturan (GMBB), partikel atau benda akan mengalami
dua macam percepatan, yaitu percepatan sentripetal (radial) dan percepatan tangensial. Seperti
yang telah dibahas di atas bahwa percepatan sentripetal arahnya selalu menuju ke pusat
lingkaran. Sedangkan pada percepatan tangensial menyinggung lingkaran.

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa percepatan sentripetal


tegak lurus dengan percepatan tangensial. Oleh karena itu, besarnya percepatan total pada gerak
melingkar berubah beraturan adalah sebagai berikut.
𝑎 = √𝑎𝑡 2 + 𝑎𝑠 2
Sedangkan untuk menentukan arah percepatan totalnya (𝜃) terhadap arah radial, yaitu
secara matematis dapat menggunakan perbandingan tangen.
𝑎𝑡
tan 𝜃 =
𝑎𝑡
Hubungan Roda-Roda

Penerapan gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai dengan mudah
pada hubungan roda-roda. Adapun macam-macam hubungan roda-roda adalah sebagai berikut.
1. Hubungan Roda Bersinggungan.
Dua buah roda disusun sehingga keduanya saling bersinggungan seperti ditunjukkan pada
gambar 1, maka arah putaran kedua roda tersebut berlawanan dan kedua roda tersebut
mempunyai kecepatan linier yang sama (vA= vB). Hubungan pada roda yang bersinggungan
berlaku persamaan :
𝑣𝐴 = 𝑣𝐵 atau 𝑟𝐴 𝜔𝐴 = 𝑟𝐵 𝜔𝐵
Gambar 1. Dua buah roda yang saling berhubungan
2. Roda-roda yang Dihubungkan dengan Sabuk.
Dua buah roda yang dihubungkan dengan sabuk seperti ditunjukkan pada gambar 2,
maka arah putaran roda-roda tersebut sama dan kecepatan linier keduanya juga sama (vA= vB).
Roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk berlaku persamaan :
𝑣𝐴 = 𝑣𝐵 atau 𝑟𝐴 𝜔𝐴 = 𝑟𝐵 𝜔𝐵

Gambar 2. Roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk


3. Hubungan Roda Sepusat.
Dua buah roda atau lebih disusun seperti pada gambar 3, sehingga poros dari masing-
masing roda terpusat pada satu titik, maka arah putaran roda-roda tersebut sama dan kecepatan
sudut dari roda-roda tersebut juga sama (ɷA=ɷB). Hubungan roda-roda yang sepusat berlaku
persamaan :
𝑣 𝑣
𝜔𝐴 = 𝜔𝐵 atau 𝑟𝐴 = 𝑟𝐵
𝐴 𝐵

Gambar 3. Hubungan roda-roda sepusat

ɷ = 360˚/ T v = 2πR / T
ɷ = 2π / T v = kecepatan linier (m/s)
ɷ = kecepatan anguler /sudut (rad/s) R= jari-jari lingkaran (m)
T = periode (s) T = periode (s)

Anda mungkin juga menyukai