Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Publikasi Pendidikan

http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend
Volume V Nomor 3 September 2015
ISSN 2088-2092

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SDN 54 KOTA PAREPARE
Natriani Syam1, Ramlah2
12
UPP PGSD Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM
natri.syam@gmail.com
ramlah@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran Mind
Mapping pada mata pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi di kelas IV SDN 54 Kota Parepare
dan untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi siswa kelas IV SDN 54
Kota parepare melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Subjek penelitian ini adalah peneliti dan siswa kelas IV SDN 54 Kota Parepare, sebanyak 26 orang
yang terdiri dari 11 laki-laki dan 15 perempuan dan peneliti. Data diperoleh melalui teknik tes,
observasi, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis data
deskriptif kualitatif dengan cara mengelompokan data aspek guru dan aspek siswa. Tiap siklus
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada siklus I hasil belajar masih dalam kategori cukup. Pada
siklus II hasil belajar telah mencapai indikator keberhasilan dengan kategori baik. Kesimpulan hasil
penelitian yaitu terjadi peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran Mind
Mapping pada siswa kelas IV SDN 54 Kota Parepare.
Kata kunci : Model Mind Mapping, Ilmu Pengetahuan Sosial, Hasil Belajar
ABSTRACK
The purpose of this study is to determine the application of learning models Mind Mapping in
social studies about the development of technology in class IV SDN 54 Parepare and to improve
learning outcomes IPS about technological developments fourth grade students of SDN 54 City
Parepare through the application of learning models Mind Mapping. The approach used in this study
is a qualitative approach using classroom action research (PTK). The subjects were researchers and
fourth grade students of SDN 54 Parepare, as many as 26 people consisting of 11 men and 15 women
and researchers. Data obtained through technical tests, observation, and documentation. Data were
analyzed using qualitative descriptive data analysis by means of classifying the data aspects of teacher
and student aspect. Each cycle performed in 2 sessions. In the first cycle of learning outcomes is still
in the category enough. In the second cycle learning outcomes have achieved a good indicator of
success with the category. Conclusion of the study, namely an increase in social studies results through
the application of learning models Mind Mapping in the fourth grade students of SDN 54 Parepare.
Keywords : Model Mind Mapping, Social Science, Learning Outcomes

PENDAHULUAN tantangan di masa depan dan berkompetisi


Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
dalam mempersiapkan sumber daya manusia teknologi. Pendidikan merupakan hal yang
yang berkualitas dan mampu mengahadapi paling utama yang menjadi tolak ukur

184
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 184

perkembangan suatu bangsa agar tidak Penelitian ini bertujuan (1) Untuk
tertinggal dari bangsa lain. mengetahui proses penerapan model
Berdasarkan tujuan mata pelajaran IPS pembelajaran Mind Mapping pada mata
di SD/MI siswa diharapkan mampu menyadari pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi
gejala sosial yang dihadapi dan memiliki di kelas IV SDN 54 Kota Parepare, dan (2)
kemampuan menyelesaikan secara logis sesuai Untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang
dengan nilai-nilai sosial kemanusian. perkembangan teknologi siswa kelas IV SDN
Konsep-konsep gejala sosial bersifat abstrak 54 Kota parepare melalui penerapan model
sehingga harus disosialisasikan dalam kegiatan pembelajaran Mind Mapping.
pembelajaran. Keabstrakan konsep-konsep Mind Mapping merupakan salah satu
materi IPS menjadi hambatan belajar siswa konsep belajar yang paling revolusioner di
dalam menguasai konsep (materi) tersebut. dunia pendidikan. Dalam sejarah mencatat ada
Rendahnya hasil belajar siswa beberapa ahli yang berperan penting dalam
disebabkan oleh faktor siswa dan faktor guru perkembangan Mind Mapping. Beberapa ahli
itu sendiri. Berbagai Penyebabnya dapat tersebut menurut Swadarma (2013: 5) adalah:
diuraikan sebagai berikut: (1) Permasalahan Poephyry dari Tyre (234-305 M), seorang
yang disebabkansiswa antara lain: a. Siswa filusuf neoplatonist abad ketiga, memodifikasi
hanya belajar secara individual, b. Siswa konsep pengelompokan data Aristoteles
kurang percaya diri dalam menyampaikan menjadi model mapping sederhana dalam
pendapatnya, c. Siswa hanya membuat bentuk jari lingkaran. Selama berabad-abad
catatan-catatan biasa yang bersifat monoton. digunakan oleh banyak orang untuk
Cara penerimaan informasi akan kurang efektif menganalisis dan memeberikan solusi atas
karena proses penguatan daya ingat hanya berbagai macam permasalahan. Llull
berupa catatan. Catatan yang dibuat oleh siswa (1235-1315 M) seorang cendikiawan abad
hanya catatan yang bersifat monoton, siswa pertengahan Eropa mengembangkan konsep
tidak dibiasakan berfikir atau menemukan ide mapping berupa “Disc Lullian” dengan subjek
secara kritis. Dan (2) Permasalahan yang berada di tengah lingkaran. Collins dan
disebabkan oleh guru antara lain : a. Guru Quillian (1950-an), keduanya mengembangkan
kurang variatif dalam menerapkan metode Mind Mapping diterapkan di dunia pendidikan
pembelajaran, b. Guru hanya memberikan atas konstibusinya keduanya dijuluki “Bapak
catatan biasa; c. Guru kurang membelajarkan Mind Mapping Modern”. Buzan memasuki
siswa secara berkelompok. tahun 1960-an, seseorang yang banyak menulis
Berdasarkan latar belakang tersebut, tentang human brain yang mempelajari bahwa
maka rumusan masalah pada penelitian ini sebenarnya manusia dilahirkan dengan jutaan
dapat dirimuskan sebagai berikut (1) lebih canggih dari komputer.
Bagaimanakah proses penerapan model Shoimin (2014: 105) mengemukakan
pembelajaran Mind Mapping pada pengertian peta pikiran atau Mind Mapping
pembelajaran IPS tentang perkembangan bahwa: Pemetaan pikiran adalah teknik
teknologi di kelas IV SDN 54 Parepare? Dan pemanfaatan seluruh otak dengan
(2) Apakah dengan menerapkan model menggunakan citra visual dan prasarana grafis
pembelajaran Mind Mapping dapat lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering
meningkatan hasil belajar IPS tentang kali mengingat informasi dalam bentuk gambar,
perkembangan teknologi siswa kelas IV SDN simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.
54 Parepare? Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil
dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh

184
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 185

lebih mudah daripada metode pencatatan d)


tradisional karena ia mengaktifkan kedua emacu kreativitas, sederhana dan
belahan otak. Cara ini menyenangkan, mudah dikerjakan;
menenangkan, kreatif. e)
Dapat disimpulkan bahwa model ewaktu-waktu dapat me-recall data
pembelajaran Mind Map (peta pikiran) adalah yang ada dengan mudah.
model yang dirancang untuk membantu siswa
dalam proses belajar, menyimpan informasi Kegiatan pembelajaran dengan
berupa materi pelajaran yang diterima oleh menggunakan model pembelajaran Mind
siswa pada saat pembelajaran, dan membantu Mapping ada beberapa langkah yang
siswa menyusun inti-inti yang penting dari dijelaskan oleh Shoimin (2014),
materi pelajaran ke dalam bentuk peta, grafik langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1)
maupun penggunaan simbol sehingga siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
lebih mudah mengingat pelajaran tersebut. yang ingin dicapai, 2) Guru menyajikan materi,
Melalui model pembelajaran Mind Mapping, 3) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok
siswa tidak lagi dituntut untuk selalu mecatat yang anggotanya 2 orang, 4) Siswa merancang
tulisan yang ada di papan tulis atau yang peta pikiran, 5) Siswa mempresentasekan hasil
didiktekan oleh guru secara keseluruhan. diskusi secara berkelompok, 6) Kesimpulan.
Siswa akan mengetahui inti masalah, Contoh Mind Mapping dengan tema
kemudian membuat peta pikirannya utama dan cabangnya dan kemudian sub-sub
masing-masing sesuai dengan kreativitas cabang. Berikut contoh Mind Mapping
mereka. menurut Buzan (2008: 21)
Menurut Buzan (2008: 171) bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Mind Map (peta pikiran) ini akan membantu merupakan salah satu mata pelajaran yang
anak: diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
a) Mudah mengingat sesuatu; SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
b) Mengingat fakta, Angka, dan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang
Rumus dengan mudah; berkaitan dengan isu sosial. Menurut
c) Meningkatkan motivasi dan Kurikulum Standar Isi, dalam KTSP (2006)
konsentrasi; pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS
d) Mengingat dan menghafal menjadi memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi
lebih cepat. dan Ekonomi.
KTSP (2006) mata pelajaran IPS SD/MI
Keunggulan lain dari model disebutkan bahwa mata pelajaran IPS di
pembelajaran Mind Mapping dijelaskan oleh SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
Swadarma (2013: 9) yakni: kemampuan yaitu 1) Mengenal konsep-konsep
a) yang berkaitan dengan kehidupan
M masyarakat
eningkatkan kinerja manajemen dan lingkungannya, 2)Memiliki kemampuan
pengetahuan; dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
b) tahu, inkuiri, memecahkanM masalah, dan
emaksimalkan sistem kerja otak; keterampilan dalam kehidupan sosial, 3)
c) Memiliki komitmen dan kesadaran
S terhadap
aling berhubungan satu sama lain nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki
sehingga makin banyak ide dan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
informasi yang dapat dijelaskan; berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk

185
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 186

di tingkat lokal, nasional, dan global. Observasi dilakukan peneliti dengan cara
Gagne (Swadarma, 2013: 43) mengumpulkan data mengenai aktivitas
menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa kelas
“kemampuan-kemampuan yang dimiliki IV SDN 54 Kota Parepare selama proses
peserta didik sebagai akibat perbuatan belajar pembelajaran berlangsung dengan
dan dapat diamati melalui penampilan peserta menggunakan lembar observasi siswa dan
didik”. Hasil belajar merupakan kemampuan guru.
yang dimiliki oleh peserta didik dari proses 3. Dokumentasi
belajar yang dapat dilihat dari sikap, berbagai Berupa sekumpulan data yang diperoleh dari
pengetahuan, dan berbagai keterampilan yang kepala sekolah dan guru kelas mengenai data
dimilikinya. awal siswa, serta data yang nantinya diperoleh
dari hasil penelitian.
METODE PENELITIAN Analisis data yang digunakan dalam
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah analisis data deskriftif
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan
dilaksanakan di kelas IV SDN 54 Kota Huberman, terdiri atas tiga tahap kegiatan
Parepare, pada Semester genap tahun ajaran yaitu:
2014/2015 yang dimulai pada bulan Maret 1) mereduksi data, adalah proses kegiatan
sampai selesai. Waktu tersebut dimulai dari menyeleksi, memfokuskan dan
tahap perencanaan sampai tahap laporan. menyederhanakan semua data yang telah
Bidang kajian yang telah diteliti terkhusus diperoleh mulai dari awal pengumpulan
kepada mata pelajaran IPS. Subjek penelitian data sampai penyusunan laporan penelitian.
adalah guru dan siswa kelas IV SDN 54 2) Menyajikan data adalah kegiatan
Parepare, dengan jumlah siswa kelas IV adalah mengorganisasikan hasil reduksi dengan
26 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki 15 cara menyusun secara naratif sekumpulan
siswa perempuan. informasi yang telah diperoleh dari hasil
Penelitian ini peneliti menggunakan reduksi sehingga dapat memberikan
metode PTK Kemmis & Mc. Taggart yang kemungkinan penarikan kesimpulan dan
dalam alur penelitiannya yakni meliputi pengambilan tindakan.
langkah-langkah: 1. Perencanaan (Plan). 2. 3) Menarik kesimpulan atau verifikasi data
Pelaksanaan Tindakan (Act), 3. Pengamatan adalah memberikan kesimpulan terhadap
(Observe), dan 4. Refleksi (Reflection). Hasil hasil penafsiran dan evaluasi yang
refleksi ini kemudian dipergunakan untuk mencakup pencarian makna data serta
memperbaiki perencanaan (Revise Plan) siklus memberikan penjelasan selanjutnya.
berikutnya. Berdasarkan kriteria standar
Untuk pengumpulan data dalam keberhasilan tersebut maka dalam penelitian
penelitian ini dilakukan dengan tes, observasi, ini ada dua macam indikator keberhasilan yang
dan dokumentasi. Tiga teknik tersebut akan dicapai, yaitu indikator tentang
diuraikan sebagai berikut: keterlaksanaan pembelajaran dan indikator
1. Tes peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran
Tes hasil belajar dilakukan peneliti untuk dikatakan terlaksana dengan baik apabila
mengumpulkan data mengenai peningkatan minimal 76% kegiatan pembelajaran yang
hasil belajar siswa. Pelaksanaan tes dilakukan telah direncanakan terlaksana dengan baik atau
pada setiap akhir siklus. berkualifikasi Baik (B). Adapun siswa
2. Observasi dikatakan berhasil apabila minimal 76% siswa

186
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 187

telah memperoleh nilai ≥ 70. Kemudian peneliti mengkondisikan siswa


HASIL DAN PEMBAHASAN untuk siap mengikuti pelajaran IPS. Pada
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, pertemuan pertama guru mengadakan
masing-masing tahapan tiap siklus diuraikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
sebagai berikut : kepada siswa yang berkaitan dengan materi
Siklus I yang akan diajarkan, “selain mengirim surat,
1. Perencanaan bagaimana cara kalian memberi informasi
Kegiatan pada tahap perencanaan ini antara kepada guru kalian ketika kalian sakit?”.
lain adalah : Kemudian siswa menjawab dengan berbagai
a) Menganalisis materi pelajaran dimana pada macam pendapat mereka. Pada tahap kegiatan
siklus 1 pertemuan pertama akan dibahas inti pembelajaran, guru memulai pembelajaran
yaitu perkembangan teknologi secara dengan melaksanakan langkah-langkah model
umum atau lebih jelasnya “Jenis-Jenis pembelajaran Mind Mapping yaitu:
Teknologi” dan pada pertemuan kedua Pada tahap menyampaikan tujuan
materi pelajaran yang akan dibahas yaitu pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru
“Perkembangan Teknologi Produksi masa adalah menuliskan dan menyampaikan serta
lalu dan masa kini”. menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian
b) Membuat Rencana Pelaksanaan siswa dipersilahkan menuliskan tujuan
Pembelajaran (RPP) untuk setiap pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru
pertemuan (2 kali pertemuan) dalam siklus juga menjelaskan kepada siswa manfaat
I. mempelajari tentang “Jenis-Jenis Teknologi”
c) Membuat lembar observasi guru dan siswa Pada tahap ini, guru juga menyampaikan
yang berorientasi pada model pembelajaran kompetensi yang akan dilakukan oleh siswa
Mind Mapping untuk mengamati proses nantinya.
pembelajaran selama pelaksanaan setiap Pada tahap menyajikan materi pelajaran,
pertemuan. kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran ini
d) Mempersiapkan media pembelajaran yaitu guru menjelaskan pengertian teknologi
berupa gambar telepon rumah, handphone, dan “Jenis-Jenis Teknologi” dengan
laptop pada pertemuan pertama dan memanfaatkan media yang telah disediakan
gambar-gambar alat-alat teknologi produksi yaitu gambar, telepon rumah, dan handphone.
pada pertemuan kedua. Sementara siswa menyimak penjelasan materi
e) Membuat lembar tes formatif untuk pelajaran tersebut diselingi juga dengan tanya
dievaluasikan pada akhir pembelajaran jawab antara guru dan siswa sebagi bentuk
beserta kunci jawaban dan pedoman respon siswa terhadap penyampaian materi
penskoran. pelajaran tersebut.
f) Mempersiapkan alat dokumentasi berupa Pada tahap membagi siswa kedalam
kamera untuk mendokumentasikan proses bentuk kelompok, Guru megelola kelas dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan. bentuk kelompok kecil dimana pada saat itu
2. pelaksanaan siswa dibagi menjadi 13 kelompok yang
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua masing-masing kelompok beranggotakan 2
pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan orang siswa setiap kelompoknya. Guru
dengan sebagai berikut : membagi kelompok sesuai kelengkapan alat
Guru masuk ke kelas dan mengawali yang telah dibawa oleh siswa karena dalam
pelajaran dengan mengucapkan salam dan diskusi nanti siswa membutuhkan spidol atau
berdoa serta mengecek kehadiran siswa. pensil warna untuk merancang peta pikirannya.

187
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 188

Sementara, hanya beberapa siswa yang senantiasa mengulangi pembelajaran di rumah


membawa spidol atau pensil warna. Jadi, guru maupun di sekolah serta mensyukuri adanya
mengatur sedemikian rupa agar semua perkembangan teknologi saat ini dengan
kelompok memiliki spidol atau pensil warna. memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya.
Kemudian membagikan Lembar Kerja Pertemuan dua, dilaksanakan sebagai berikut :
Kelompok (LKK), menjelaskan petunjuk kerja, Pada tahap kegiatan inti pembelajaran,
dan mempersilahkan siswa berdiskusi/bertanya guru memulai pembelajaran dengan
jawab dengan teman kelompoknya seputar melaksanakan langkah-langkah model
materi tentang “Jenis-Jenis Teknologi” yang pembelajaran Mind Mapping yaitu:
baru saja dijelaskan oleh guru. Pada tahap menyampaikan tujuan
Pada tahap mengamati dan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru
membimbing siswa merancang peta pikiran, adalah menuliskan dan menyampaikan serta
kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian
adalah guru membimbing setiap kelompok siswa dipersilahkan menuliskan tujuan
dalam merancang peta pikiran sesuai petunjuk pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru
kerja pada LKK yang telah dibagikan. Pada juga menjelaskan kepada siswa manfaat
tahap ini, guru mempersilahkan kepada siswa mempelajari tentang “Perkembangan
langsung bertanya ketika mendapat kesulitan Teknologi Produksi”. Pada tahap ini, guru juga
dalam merancang peta pikiran tentang menyampaikan kompetensi yang akan
“Jenis-Jenis Teknologi”. Sementara kegiatan dilakukan oleh siswa nantinya.
yang dilakukan siswa merancang peta pikiran Pada tahap menyajikan materi pelajaran,
sesuai kreativitasnya masing-masing. kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran ini
Pada tahap mengamati dan membimbing yaitu, guru menjelaskan pengertian teknologi
siswa saat presentase, kegiatan yang dilakukan dan “Perkembangan Teknologi Produksi”
pada tahap ini adalah guru mengacak dengan memanfaatkan media yang telah
kelompok siswa untuk melakukan presentase disediakan yaitu gambar. Sementara siswa
di depan guru dan dan teman-teman lainnya. menyimak penjelasan materi pelajaran tersebut
Siswa secara bergantian menyampaikan atau diselingi juga dengan tanya jawab antara guru
mempresentasekan hasil kerja kelompok dan siswa sebagi bentuk respon siswa terhadap
mereka diselingi dengan pemberian penguatan penyampaian materi pelajaran tersebut.
oleh guru untuk percaya diri membacakan Pada tahap membagi siswa kedalam
hasil kerja kelompok di depan guru dan bentuk kelompok, peneliti megelola kelas
teman-teman lainnya agar siswa terbiasa dalam bentuk kelompok kecil dimana pada
berbicara di depan umum. saat itu siswa dibagi menjadi 13 kelompok
Pada tahap menyimpulkan pembelajaran, yang masing-masing kelompok beranggotakan
guru mengarahkan siswa untuk merumuskan 2 orang siswa setiap kelompoknya. Guru
kesimpulan berdasarkan pelajaran. Guru membagi kelompok sesuai kelengkapan alat
membimbing siswa untuk menyampaikan apa yang telah dibawa oleh siswa karena dalam
yang telah siswa ketahui tentang materi diskusi nanti siswa membutuhkan spidol atau
pelajaran yang telah dipelajari mengenai pensil warna untuk merancang peta pikirannya.
“Jenis-Jenis Teknologi”. Siswa secara Sementara, hanya beberapa siswa yang
bergantian mengeluarkan pendapat mereka membawa spidol atau pensil warna. Jadi, guru
berdasarkan apa yang telah siswa ketahui. mengatur sedemikian rupa agar semua
Pada kegiatan akhir pertemuan pertama kelompok memiliki spidol atau pensil warna.
siklus I, guru memberikan pesan moral untuk Kemudian membagikan Lembar Kerja

188
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 189

Kelompok (LKK), menjelaskan petunjuk kerja, Hasil evaluasi akhir siklus I,


dan mempersilahkan siswa berdiskusi/bertanya menunjukkan nilai yang sesuai dengan Kriteria
jawab dengan teman kelompoknya seputar Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70 hanya
materi tentang “Perkembangan Teknologi mencapai 73% atau berada pada kategori
Produksi” yang baru saja dijelaskan oleh guru. cukup (C) siswa mencapai kategori tuntas dan
Pada tahap mengamati dan selebihnya 27% belum mencapai nilai KKM.
membimbing siswa dalam merancang peta Pencapaian tersebut belum mencapai target
pikiran, kegiatan yang dilakukan dalam tahap keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
ini adalah guru membimbing setiap kelompok minimal 76% siswa memperoleh nilai ≥ 70,
dalam merancang peta pikiran sesuai petunjuk maka pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus
kerja pada LKK yang telah dibagikan. Pada II. Hal ini dikarenakan dalam proses
tahap ini, guru mempersilahkan kepada siswa pembelajaran aktivitas guru dan siswa yang
langsung bertanya ketika mendapat kesulitan masih belum terbiasa dengan menerapkan
dalam merancang peta pikiran tentang model pembelajaran Mind Mapping dalam
Perkembangan Teknologi Produksi”. proses pembelajaran. Sehingga, pada tahap
Sementara kegiatan yang dilakukan siswa evaluasi akhir siklus I hasil yang didapatkan
merancang peta pikiran sesuai kreativitas belum mencapai keberhasilan belajar sesuai
mereka masing-masing. yang ditargetkan.
Pada tahap mengamati dan membimbing 3. Observasi
siswa saat presentase, kegiatan yang dilakukan Adapun temuan hasil observasi terhadap
pada tahap ini adalah guru mengacak guru yang dilakukan pada siklus I pertemuan I
kelompok siswa untuk melakukan presentase yaitu:
di depan guru dan dan teman-teman lainnya. a) Pada tahap menyampaikan tujuan
Siswa secara bergantian menyampaikan atau pembelajaran, terlihat aktivitas guru
mempresentasekan hasil kerja kelompok melaksanakan 3 dari 3 deskriptor baik pada
mereka diselingi dengan pemberian penguatan pertemuan pertama dan kedua siklus I
oleh guru untuk percaya diri membacakan sehingga pada tahap ini mencapai kategori
hasil kerja kelompok di depan guru dan baik (B).
teman-teman lainnya agar siswa terbiasa b) Pada tahap menyaikan materi pelajaran,
berbicara di depan umum. pertemuan pertama siklus I masih berada
Pada tahap menyimpulkan pembelajaran, pada kategori kurang (K) karena hanya 1
guru mengarahkan siswa untuk merumuskan dari 3 deskriptor terlaksana yaitu guru
kesimpulan berdasarkan pelajaran. Guru hanya guru menjelaskan materi pokok
membimbing siswa untuk menyampaikan apa berdasarkan indikator pembelajaran.
yang telah siswa ketahui tentang materi Namun, tidak secara sistematis dan terdapat
pelajaran yang telah dipelajari mengenai bahasa yang digunakan guru yang masih
“Perkembangan Teknologi Produksi”. Siswa sulit dipahami oleh siswa. Kemudian
secara bergantian mengeluarkan pendapat meningkat pada pertemuan kedua dimana
mereka berdasarkan apa yang telah siswa guru telah menjelaskan materi pokok
ketahui. berdasarkan indikator/tujuan pembelajaran,
Kemudian guru memberikan tes evaluasi akhir menjelaskan materi pokok secara singkat
siklus yang bertujuan untuk mengecek apakah dan sistematis namun masih terdapat
siswa sudah benar-banar memahami materi bahasa yang sulit dipahami siswa. Sehingga
pembelajaran dan mengukur pencapaian sedikit meningkat menjadi kategori cukup
keberhasilan belajar pada siklus I. (C).

189
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 190

c) Pada tahap membagi siswa kedalam 13 dan membacakannya karena waktu istirahat
kelompok yang beranggotakan 2 siswa sudah masuk.Sehingga pada tahap ini
perkelompok, 2 dari 3 deskriptor terlaksana berada pada kategori kurang (K).
baik pada pertemuan pertama dan kedua Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan
yaitu membagikan siswa bacaan sesuai tindakan siklus I, dapat dijelaskan bahwa
materi yang dijelaskan dan membagikan pembelajaran belum mencapai hasil maksimal
LKK. Namun, penjelasan petunjuk kerjanya walaupun sudah mengalami peningkatan dari
kurang dipahami siswa sehingg siswa pertemuan I ke pertemuan II. Jadi secara
masih banyak belum mengerti dan saat keseluruhan hasil aktivitas guru yaitu 61,11%
mengerjakannya masih banyak kesulitan. dan berada pada kategori cukup (C) dan
Sehingga pada tahap ini masih berada pada pertemuan kedua dengan presntase 72,22%
kategori cukup (C). dan juga masih berada kategori cukup (C). Hal
d) Pada tahap membimbing dan mengamati ini terjadi karena guru (peneliti) masih gugup
siswa saat merancang peta pikiran, 2 dari 3 dalam melaksanakan pembelajaran pada
deskriptor terlaksana baik pada pertemuan pertemuan pertama. Sedangkan temuan hasil
pertama dan kedua yaitu mendatangi semua observasi terhadap siswa yang dilakukan pada
kelompok, memberikan stimulus agar siklus I adalah sebagai berikut:
kelompok yang masih belum memahami a) Pada tahap menyimak ulasan tujuan
langsung bertanya. Namun, belum pembelajaran, pada pertemuan pertama 5
sepenuhnya membimbing siswa dalam kelompok berada pada kategori baik (B), 2
merancang peta pikiran. Sehingga pada kelompok berada pada kategori cukup (C),
tahap ini masih berada pada kategori cukup dan 6 kelompok barada pada kategori
(C). kurang (K). Kemudian sedikit meningkat
e) Pada tahap membimbing dan mengamati pada pertemuan kedua dimana 6 kelompok
siswa saat mempresentasekan hasil kerja berada pada kategori baik (B), 7 kelompok
kelompok, 2 dari 3 deskriptor terlaksana berada pada kategori cukup (C), dan tidak
baik pada pertemuan pertama dan kedua ada lagi yang berada pada kategori kurang
yaitu mengacak kelompok yang (K).
mempresentasekan hasil kerja b) Pada tahap menyimak penyajian materi
kelompoknya di depan kelas, meminta pelajaran, tidak ada kelompok yang berada
siswa membacakan hasil diskusinya dengan pada kategori baik (B), 7 kelompok berada
percaya diri, namun guru tidak pada kategori cukup (C), dan 6 kelompok
mengarahkan siswa membacakannya sesuai berada pada kategori kurang (K). Kemudian
hasil kerja masing-masing kelompok. sedikit meningkat pada pertemuan kedua
Sehingga pada tahap ini masih berada pada masih tidak ada kelompok yang berada
kategori cukup (C). pada kategori baik (B), 12 kelompok berada
f) Pada tahap menyimpulkan, pada pertemuan pada kategori cukup (C), dan tersisa 1
pertama dan kedua hanya 1 dari 3 dekriptor kelompok yang masih berada pada kategori
telaksana yaitu mengarahkan siswa untuk kurang (K).
merumuskan kesimpulan dari pembelajaran. c) Pada tahap berdiskusi dengan teman
Karena terlalu lama saat presentase kelompok, pada pertemuan pertama 3
kelompok, sehingga pada tahap kesimpulan, kelompok berada pada kategori baik (B), 5
guru hanya sempat mengarahkan siswa kelompok berada pada kategori cukup (C),
merumuskan kesimpulan pembelajaran. dan juga ada 5 kelompok berada pada
Guru tidak sempat meminta menuliskan kategori kurang (K). Kemudian sedikit

190
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 191

meningkat pada pertemuan kedua dimana 8 Secara umum pelaksanaan tindakan


kelompok berada pada kategori baik (B), 5 belum sesuai dengan rencana pelaksanaan
kelompok berada pada kategori cukup (C), pembelajaran yang telah dibuat. Namun semua
dan tidak ada lagi yang berada pada tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
kategori kurang (K). menerapkan model pembelajaran Mind
d) Pada tahap merancang peta pikiran, pada Mapping telah dilaksanakan, meskipun masih
pertemuan pertama 4 kelompok berada ada beberapa deskriptor yang belum terlaksana.
pada kategori baik (B), 4 kelompok berada Adapun beberapa yang belum terlaksana pada
pada kategori cukup (C), dan 5 kelompok siklus I adalah sebagai berikut:
berada pada kategori kurang (K). Kemudian a) Peneliti belum menyajikan atau
sedikit meningkat pada pertemuan kedua menjelaskan materi pelajaran secara
dimana 4 kelompok berada pada kategori sistematis dan dengan bahasa yang mudah
baik (B), dan 9 kelompok berada pada dipahami oleh siswa.
kategori cukup (C), dan tidak ada lagi yang b) Peneliti belum membagi kelompok
berada pada kategori kurang (K). dengan teliti sehingga masih terdapat
e) Pada tahap mempresentasekan, pada kelompok merupakan gabungan antara
pertemuan pertama 3 kelompok berada siswa yang memiliki kemampuan lebih
pada kategori baik (B), 7 kelompok berada dan terdapat kelompok merupakan
pada kategori cukup (C), dan 3 kelompok gabungan siswa yang kemampuannya
berada pada kategori kurang (K). Kemudian masih kurang.
sedikit meningkat pada pertemuan kedua c) Pada tahap menyajikan/menjelaskan
dimana 5 kelompok berada pada kategori materi terjadi peningkatan aktivitas yaitu
(B), 7 kelompok berada pada kategori dari kategori kurang menjadi cukup.
kurang (K), dan tersisa 1 kelompok berada d) Peneliti belum menggunakan waktu
pada kategori kurang (K). secara efisien, sehingga pembelajaran
f) Pada tahap menyimpulkan, pada pertemuan yang direncanakan tidak sesuai dengan
pertama tidak ada kelompok yang berada yang dilaksanakan terutama pada tahap
pada kategori baik dan cukup dalam arti menyimpulkan. Sedangkan hasil
semua kelompok berada pada kategori observasi terhadap aktivitas siswa
kurang (K). Hal ini dikarenakan siswa menunjukan hal-hal sebagai berikut:
belum percaya diri dan terbiasa a) Siswa belum begitu memahami cara
menyampaikan pendapatnya. Namun, membuat catatan kecil/merancang peta
terlihat sedikit meningkat pada pertemuan pikiran.
kedua meskipun tidak ada yang berada pada b) Siswa masih kurang berani mengeluarkan
kategori baik (B) dimana 3 kelompok pendapatnya terutama pada langkah
berada pada kategori cukup (C), dan 10 menyimpulkan.
kelompok berada pada kategori kurang (K). Hasil observasi dan evaluasi tersebut
Berdasarkan observasi tersebut baik pada pertemuan pertama maupun kedua
presentase keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan
proses pembelajaran pada pertemuan pertama yang harus diperbaiki atau disempurnakan
yaitu 56,83% berada pada kategori kurang (K) pada siklus II, maka peneliti dan pengamat
dan meningkat pada pertemuan kedua dengan mendiskusikan hal-hal yang perlu
presentase 71,78% berada pada kategori cukup disempurnakan pada siklus II yaitu:
(C). a) Peneliti harus menguasai materi pelajaran
4. Refleksi dan guru harus lebih mensistematiskan

191
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 192

penjelasan dan menggunakan bahasa yang d) Menyiapkan tes formatif untuk pelaksanaan
mudah dipahami oleh siswa. evaluasi siklus II yang diadakan di akhir
b) Peneliti dalam mengelolah kelas harus lebih pertemuan siklus.
baik lagi terutama dalam pembagian e) Mempersiapkan alat dokumentasi berupa
kelompok, guru harus lebih teliti dalam kamera untuk mendokumentasikan
mengatur kelompok siswa karena hal proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
tersebut dapat mempengaruhi kerjasama 2. Pelaksanaan
siswa dalam proses diskusi dan membuat Tahap pelaksanaan terdiri dari dua
catatan-catatan kecil/merancang peta pertemuan, pertemuan pertama antara lain
pikiran. sebagai berikut :
c) Peneliti harus lebih menuntun siswa dalam Pada tahap kegiatan inti pembelajaran,
membuat catatan-catatan kecil/merancang guru memulai pembelajaran dengan
peta pikiran. melaksanakan langkah-langkah model
d) Peneliti harus mampu memanage atau pembelajaran Mind Mapping yaitu:
mengatur waktu dalam menyelesaikan Pada tahap menyampaikan tujuan
langkah-langkah pembelajaran dengan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru
menerapkan model pembelajaran Mind adalah menuliskan dan menyampaikan serta
Mapping agar waktu dapat dimanfaatkan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian
sebaik mungkin. siswa dipersilahkan menuliskan tujuan
e) Peneliti harus lebih membimbing siswa pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru
dalam menyimpulkan pembelajaran. juga menjelaskan kepada siswa manfaat
mempelajari tentang “Perkembangan
Siklus 2 Teknologi Komunikasi” Pada tahap ini, guru
1. Perencanaan juga menyampaikan kompetensi yang akan
Selanjutnya pada perencanaan tindakan dilakukan oleh siswa nantinya.
siklus II, peneliti melakukan hal-hal sebagai Pada tahap menyajikan materi pelajaran,
berikut: kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran ini
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan yaitu, guru menjelaskan pengertian teknologi
Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan dan ““Perkembangan Teknologi Komunikasi”
siklus II dengan tetap mengacu pada dengan memanfaatkan media gambar dan
kurikulum dan tetap berorientasi pada handphone yang telah disediakan. Sementara
langkah-langkah pembelajaran dengan siswa menyimak penjelasan materi pelajaran
menerapkan model pembelajaran Mind tersebut diselingi juga dengan tanya jawab
Mapping dengan melanjutkan materi antara guru dan siswa sebagi bentuk respon
pelajaran “Perkembangan Teknologi siswa terhadap penyampaian materi pelajaran
Komunikasi” pada pertemuan pertama tersebut.
siklus II dan “Perkembangan Teknologi Pada tahap membagi siswa kedalam
Transportasi” pada pertemuan kedua. bentuk kelompok, Guru megelola kelas dalam
b) Menyusun rambu-rambu untuk mengetahui bentuk kelompok kecil dimana pada saat itu
gambaran pelaksanaan proses pembelajaran, siswa dibagi menjadi 13 kelompok yang
meliputi lembar observasi guru dan lembar masing-masing kelompok beranggotakan 2
observasi siswa. orang siswa setiap kelompoknya. Guru
c) Menyiapkan media pembelajaran berupa membagi kelompok sesuai kelengkapan alat
gambar-gambar perkembangan teknologi yang telah dibawa oleh siswa karena dalam
komunikasi dan transportasi. diskusi nanti siswa membutuhkan spidol atau

192
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 193

pensil warna untuk merancang peta pikirannya. pendapat mereka berdasarkan apa yang telah
Sementara, hanya beberapa siswa yang siswa ketahui.
membawa spidol atau pensil warna. Jadi, guru Pelaksanaan pertemuan dua, antara lain
mengatur sedemikian rupa agar semua sebagai berikut :
kelompok memiliki spidol atau pensil warna. Pada tahap kegiatan inti pembelajaran,
Kemudian membagikan Lembar Kerja guru memulai pembelajaran dengan
Kelompok (LKK), menjelaskan petunjuk kerja, melaksanakan langkah-langkah model
dan mempersilahkan siswa berdiskusi/bertanya pembelajaran Mind Mapping yaitu:
jawab dengan teman kelompoknya seputar Pada tahap menyampaikan tujuan
materi tentang “Perkembangan Teknologi pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru
Komunikasi” yang baru saja dijelaskan oleh adalah menuliskan dan menyampaikan serta
guru. menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian
Pada tahap mengamati dan siswa dipersilahkan menuliskan tujuan
membimbing siswa dalam merancang peta pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru
pikiran, kegiatan yang dilakukan dalam tahap juga menjelaskan kepada siswa manfaat
ini adalah guru membimbing setiap kelompok mempelajari tentang “Perkembangan
dalam merancang peta pikiran sesuai petunjuk Teknologi Transportasi”. Pada tahap ini,
kerja pada LKK yang telah dibagikan. Pada guru juga menyampaikan kompetensi yang
tahap ini, guru mempersilahkan kepada siswa akan dilakukan oleh siswa nantinya.
langsung bertanya ketika mendapat kesulitan Pada tahap menyajikan materi pelajaran,
dalam merancang peta pikiran tentang kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran ini
“Perkembangan Teknologi Komunikasi”. yaitu, guru menjelaskan pengertian teknologi
Sementara kegiatan yang dilakukan siswa dan “Perkembangan Teknologi Transportasi”
merancang peta pikiran sesuai kreativitasnya dengan memanfaatkan media yang telah
masing-masing. disediakan. Sementara siswa menyimak
Pada tahap mengamati dan membimbing penjelasan materi pelajaran tersebut diselingi
siswa saat presentase, kegiatan yang dilakukan juga dengan tanya jawab antara guru dan siswa
pada tahap ini adalah guru mengacak sebagi bentuk respon siswa terhadap
kelompok siswa untuk melakukan presentase penyampaian materi pelajaran tersebut.
di depan guru dan dan teman-teman lainnya. Pada tahap membagi siswa kedalam
Siswa secara bergantian menyampaikan atau bentuk kelompok, Guru megelola kelas dalam
mempresentasekan hasil kerja kelompok bentuk kelompok kecil dimana pada saat itu
mereka diselingi dengan pemberian penguatan siswa dibagi menjadi 13 kelompok yang
oleh guru untuk percaya diri membacakan masing-masing kelompok beranggotakan 2
hasil kerja kelompok di depan guru dan orang siswa setiap kelompoknya. Guru
teman-teman lainnya agar siswa terbiasa membagi kelompok sesuai kelengkapan alat
berbicara di depan umum. yang telah dibawa oleh siswa karena dalam
Pada tahap menyimpulkan pembelajaran, diskusi nanti siswa membutuhkan spidol atau
guru mengarahkan siswa untuk merumuskan pensil warna untuk merancang peta pikirannya.
kesimpulan berdasarkan pelajaran. Guru Sementara, hanya beberapa siswa yang
membimbing siswa untuk menyampaikan apa membawa spidol atau pensil warna. Jadi, guru
yang telah siswa ketahui tentang materi mengatur sedemikian rupa agar semua
pelajaran yang telah dipelajari mengenai kelompok memiliki spidol atau pensil warna.
“Perkembangan Teknologi Komunikasi”. Kemudian membagikan Lembar Kerja
Siswa secara bergantian mengeluarkan Kelompok (LKK), menjelaskan petunjuk kerja,

193
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 194

dan mempersilahkan siswa berdiskusi/bertanya pada siklus II. Guru membagikan lembar tes
jawab dengan teman kelompoknya seputar kepada seluruh siswa berupa tes tertulis
materi tentang “Perkembangan Teknologi sebanyak 10 nomor dalam bentuk multiple
Transportasi” yang baru saja dijelaskan oleh choice (pilihan ganda) dan mempersilahkan
guru. kepada siswa untuk mengerjakan tes
Pada tahap mengamati dan membimbing secara individu dan siswa tidak
siswa dalam merancang peta pikiran, kegiatan diperkenankan bekerjasama atau mencari
yang dilakukan dalam tahap ini adalah guru jawaban di buku. Selanjutnya guru
membimbing setiap kelompok dalam memberikan pesan moral untuk mensyukuri
merancang peta pikiran sesuai petunjuk kerja adanya perkembangan teknologi dan
pada LKK yang telah dibagikan. Pada tahap ini, memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya dan
guru mempersilahkan kepada siswa langsung tidak menyalahgunakan perkembangan
bertanya ketika mendapat kesulitan dalam teknologi, dan tepat pada pukul 09.15 WITA
merancang peta pikiran tentang guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
“Perkembangan Teknologi Transportasi”. dan pembelajaran selesai.
Sementara kegiatan yang dilakukan siswa Hasil evaluasi akhir siklus II
merancang peta pikiran sesuai kreativitas menunjukkan siswa berada telah mencapai
mereka masing-masing. keberhasilan belajar sebagaimana yang telah
Pada tahap mengamati dan membimbing ditargetkan yaitu minimal 76% siswa mencapai
siswa saat presentase, kegiatan yang dilakukan nilai KKM ≥ 70. Pencapaian hasil belajar pada
pada tahap ini adalah guru mengacak siklus II yaitu 88% siswa telah memperoleh
kelompok siswa untuk melakukan presentase nilai berdasarkan KKM ≥ 70 sebagaimana
di depan guru dan dan teman-teman lainnya. lengkap terlampir pada lampiran 24 halaman
Siswa secara bergantian menyampaikan atau 125. Sehingga dapat disimpulkan pada siklus II
mempresentasekan hasil kerja kelompok telah mencapai keberhasilan belajar dan
mereka diselingi dengan pemberian penguatan penelitian dihentikan pada siklus II.
oleh guru untuk percaya diri membacakan 3. Observasi
hasil kerja kelompok di depan guru dan Temuan hasil observasi terhadap guru
teman-teman lainnya agar siswa terbiasa berdasarkan dari seluruh rangkaian kegiatan
berbicara di depan umum. pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
Pada tahap menyimpulkan pembelajaran, tentang aktivitas guru, yaitu :
guru mengarahkan siswa untuk merumuskan a) Pada tahap menyampaikan tujuan
kesimpulan berdasarkan pelajaran. Guru pembelajaran, 3 dari 3 deskriptor terlaksana
membimbing siswa untuk menyampaikan apa dengan baik (B) pada pertemuan pertama
yang telah siswa ketahui tentang materi dan kedua.
pelajaran yang telah dipelajari mengenai b) Pada tahap menyajikan materi pelajaran,
“Perkembangan Teknologi Transportasi”. pertemuan pertama 2 dari 3 deskriptor
Siswa secara bergantian mengeluarkan terlaksana yaitu menjelaskan materi sesuai
pendapat mereka berdasarkan apa yang telah indikator pembelajaran dan menjelaskan
siswa ketahui. secara singkat dan sistematis. Namun,
Pada akhir pembelajaran, guru masih terdapat bahasa yang sulit dipahami
memberikan tes evaluasi akhir siklus yang oleh siswa sehingga pada tahap ini masih
bertujuan untuk mengecek apakah siswa sudah berada pada kategori cukup (C). Kemudian
benar-banar memahami materi pembelajaran meningkat pada pertemuan kedua dimana 3
dan mengukur pencapaian keberhasilan belajar

194
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 195

dari 3 deskriptor telah terlaksana sehingga berada pada kategori baik (B) dan tersisa 2
berkategori baik (B). kelompok berada pada kategori cukup (C).
c) Pada tahap membagi siswa menjadi 13 b) Pada tahap menyimak ulasan materi
kelompok yang beranggotakan 2 siswa pelajaran, pertemuan pertama 6 kelompok
perkelompok, 3 dari 3 deskriptor terlaksana berada pada kategori baik (B), selebihnya 7
pada pertemuan pertama dan kedua kelompok berada pada kategori cukup (C).
sehingga berada pada kategori baik (B). Kemudian meningkat pada pertemuan
d) Pada tahap mengamati dan membimbing kedua dimana 10 kelompok berada kategori
siswa saat merancang peta pikiran, 3 dari 3 baik (B), selebihnya 3 kelompok berada
deskriptor terlaksana pada pertemuan pada kategori cukup (C).
pertama dan kedua sehingga berada pada c) Pada tahap berdisusi dengan teman
kategori baik (B). kelompok, pertemuan pertama 8 kelompok
e) Pada tahap mengamati dan membimbing berada pada kategori baik (B), selebihnya 5
siswa saat mempresentasekan, 3 dari 3 kelompok berada pada kategori cukup (C).
deskriptor terlaksana pada pertemuan Kemudian meningkat pada pertemuan
pertama dan kedua sehingga berada pada kedua dimana 9 kelompok berda pada
kategori baik (B). kategori baik (B), dan tersisa 4 kelompok
f) Pada tahap menyimpulkan, pertemuan berada pada kategori cukup (C).
pertama dan kedua 2 dari 3 deskriptor d) Pada tahap merancang peta pikiran,
terlaksana yaitu mengarahkan siswa pertemuan pertama 8 kelompok berada
merumuskan dan membacakan kesimpulan pada kategori baik (B), 5 kelompok berada
namun, tidak menuliskan. Sehingga tahap pada kategori cukup (C). Kemudian
ini berkategori cukup (C). meningkat pada pertemuan kedua dimana 9
Hasil observasi terhadap aktivitas guru kelompok berada pada kategori baik (B),
pada Siklus II kemampuan guru dalam dan tersisa 4 kelompok berada pada
mengajarkan materi “Perkembangan Teknologi kategori cukup (C).
Komunikasi” dan “Perkembangan Teknologi e) Pada tahap mempresentasekan, pertemuan
Transportasi” dengan menggunakan model pertama 5 kelompok berada pada kategori
pembelajaran Mind Mapping termasuk dalam baik (B), dan 8 kelompok berada pada
kategori baik. Pada pertemuan pertama siklus kategori cukup (C). Kemudian meningkat
II mencapai presentase 88,88% dan pertemuan pada pertemuan kedua dimana 7 kelompok
kedua 94,44% atau berada pada kategori baik berada pada kategori baik (B), dan tersisa 6
(B). kelompok berada pada kategori cukup (C).
Adapun aktivitas siswa dalam proses f) Pada tahap menyimpulkan, pertemuan
pembelajaran, tidak ada yang berada pada pertama 5 kelompok berada pada kategori
kategori kurang (K) secara keseluruhan hanya baik (B), dan 8 kelompok berada pada
berada pada kategori baik (B) dan sebagian kategori cukup (C). Kemudian meningkat
pada kategori (C). Secara jelas dapat diuraikan pada pertemuan kedua dimana 7 kelompok
sebagai berikut: berada pada kategori baik (B), selebihnya 6
a) Pada tahap menyimak ulasan tujuan kelompok berada pada kategori cukup (C).
pembelajaran, pertemuan pertama 10 Berdasarkan observasi tersebut
kelompok berada pada kategori baik (B), presentase keseluruhan aktivitas siswa pada
dan 3 kelompok berada pada kategori proses pembelajaran pada pertemuan pertama
cukup (C). Kemudian meningkat pada yaitu 82,47% meningkat pada pertemuan
pertemuan kedua dimana 11 kelompok

195
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 196

kedua dengan presentase 88,45% atau berada c) Siswa termotivasi untuk membuat catatan
pada kategori baik (B). kecil/merancang peta pikiran yang lebih
4. Refleksi kreatif dari yang sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi d) Waktu pembelajaran berlangsung sesuai
yang telah dilakukan oleh peneliti dan observer dengan yang direncanakan.
pada pelaksanaan siklus II ternyata mengalami Penelitian tidak dilanjutkan lagi pada
peningkatan yang sangat signifikan siklus berikutnya karena pencapaian
dibanding dengan siklus sebelumnya. Hal ini ketuntasan hasil belajar siswa telah memenuhi
terlihat pada hasil observasi guru (peneliti) dan kriteria atau indikator pencapaian telah
siswa serta perolehan nilai dari siswa secara berhasil.
kelompok maupun individual. Hasil analisis
dan refleksi dari kegiatan yang terjadi pada KESIMPULAN
tindakan siklus II ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan data dan pengamatan dari
a) Peneliti telah menyajikan atau menjelaskan siklus ke siklus dalam penelitian ini dapat
materi pelajaran secara sistematis dan disimpulkan :
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh 1. Penerapkan model pembelajaran Mind
siswa. Mapping menunjukkan hasil yang positif,
b) Peneliti telah membagi kelompok secara karena dalam mind mapping siswa selama
teliti. pembelajaran diberikan kesempatan
c) Pengaturan waktu yang dilakukan oleh guru berkomunikasi dengan teman lainnya dalam
untuk setiap langkah-langkah pembelajaran memecahkan masalah yang diberikan,
sudah baik dan efisien. Sedangkan hasil siswa juga dapat mengembangkan
observasi terhadap aktivitas siswa kreativitas melalui kerjasama merancang
menunjukan hal-hal sebagai berikut: peta pikiran dari materi pelajaran yang telah
a) Siswa telah memahami cara membuat dibahas. Siswa tidak lagi disulitkan dengan
catatan kecil/merancang peta pikiran. mencatat keseluruhan pembahasan
b) Siswa sudah berani mengeluarkan pembelajaran, siswa hanya mencatat kata
pendapatnya. kunci kemudian merancang peta pikirannya
Sehingga dapat disimpulkan pada siklus II dengan begitu siswa lebih mudah
bahwa: mengingat dan memahami pembelajaran.
a) Guru mampu melaksanakan pembelajaran 2. Pembelajaran yang menerapkan model
dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Mind Mapping dengan baik
yang terdapat dalam menerapakan model dan benar dapat meningkatkan hasil belajar
pembelajaran Mind Mapping mulai dari IPS siswa.
tahap menyampaikan tujuan pembelajaran,
menjelaskan materi pelajaran, membagi DAFTAR PUSTAKA
siswa kedalam bentuk kelompok, Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map.
mengamati dan membimbing siswa saat Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama.
membuat merancang peta pikiran, BSNP. 2006. Pedoman Penyususnan
membimbing dan mengamati siswa saat Kurikulum Tingkat Satuan Penddidikan
presentase, meskipun pada tahap Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.
menyimpulkan masih pada kategori cukup.
b) Guru mampu mengelolah kelas dengan baik Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar
sehingga seluruh siswa antusias dalam Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
memperhatikan penjelasan guru.

196
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume V No 3 September 2015 | 197

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran


Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Ar-Ruzz Media.
Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind
Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran.
Jakarta: PT. Elex Media Kompetindo.

197

Anda mungkin juga menyukai