Anda di halaman 1dari 30

Laporan Mikrobiologi (Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur)

PRAKATA

Pertama sekali, saya ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatNya lah, sehingga saya masih berkesempatan untuk
mengerjakan laporan hasil praktikum mikrobiologi ini dengan baik.
Adapun laporan ini berisi tentang hasil pengidentifikasian Morfologi Bakteri dan
jamur, disusun secara sedemikian rupa menurut prosedur agar dapat dimengerti oleh
pembaca.
Laporan ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna walaupun sudah
dikerjakan semaksimal mungkin, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha
Esa, oleh karena itu saya membutuhkan saran dan kritik berupa evaluasi yang akan
saya gunakan kelak untuk melangkah lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.

Semarang, 17 Mei 2012

Agnes N.A Purba


NIM 25010111130083

BAB I
PENDAHULUAN

a. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi 10 jenis kuman dan jamur yang diamati
2. Mengamati morfologi, bentuk, struktur, warna dan jenis pengecatan dari masing-masing
kuman dan jamur yang diamati
3. Mengamati perbedaan-perbedaan dari masing-masing kuman dan jamur

b. Manfaat Praktikum
1. Praktikan mengetahui 10 jenis kuman dan bakteri yang diamati
2. Praktikan mengetahui morfologi, bentuk, struktur, warna dan jenis pengecatan dari
masing-masing kuman dan bakteri yang diamati
3. Praktikan bisa membedakan jenis jenis bakteri melalui proses identifikasi

BAB II
DASAR TEORI

A. MIKROSKOP
Mikroskop yang dalam bahasa Yunani berasal dari kata micros yang artinya
kecil dan scopein yang artinya melihat, adalah sebuah alat untuk melihat objek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Alat ini membantu memecahkan
persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Mikrobiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop (berasal dari bahasa Yunani, micros berarti kecil, bios
adalah hidup, logos adalah ilmu, scopium berarti penglihatan). Makhluk-makhluk kecil
tersebut disebut dengan mikroorganisme. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723)
adalah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme tersebut.

1. Bagian-bagian Mikroskop

a. Kaki
Kaki berfungsi menopang dan memperkokoh kedudukan mikroskop. Pada kaki melekat
lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model student).

b. Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau
direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat
memindah mikroskop.

c. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi untuk
memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar cukup
terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermindapat lepas dan
diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah tidak lagi
dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian
bawah (kaki).

d. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar.

e. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur bukaan
iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop
sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
f. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat. Objek
diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian tengah meja terdapat
lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak dapat
dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama modelterbaru, meja
preparat dapat dinaik-turunkan.

g. Tabung
Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu (15X, 10X,
dan 15 X). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada revolver
tersebut terdapat lensa objektif.

h. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa
obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam
sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan
mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.

i. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata
pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.

j. Pengatur Kasar dan Halus


Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur kedudukan
lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung
lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan tabung sekaligus lensa
onbjektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus untuk
menaikturunkan meja preparat.

Cara Kerja Mikroskop


A . Mencari bidang penglihatan
1. Tempatkan lensa obyektip perbesaran lemah dengan memutar revolver sampai
berbunyi klik.
2. Tariklah tangkai diafragma kebelakang, berarti diafragma terbuka sempurna.
3. Cermin1 diarahkan ke a.rah cahaya.
4. Diamati pada bidang penglihatan sampai terang, dengan mata membidik lensa okuler.

B . Mencari.bayangan sediaan.
1. Letakkan sediaan pada meja benda, dan dijepit dengan penjepit samping.
2. Putarlah makrometer kebelakang sampai pol, sambil kita tempatkan noda sediaan tepat
di bawah lensa obyektip.
3. Bidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan searah jarum jam
pelan-pelan sampai tampak bayangan yang jelas. Kalau ingin dengan perbesaran kuat,
tinggal memutar obyektipnya, lalu memainkan fungsi dari mikrometer secara sangat
pelan. Bila lensa obyektip 100 x maka di atas sediaan ditetesi minyak imersi dahulu.

B. MINYAK IMERSI
Minyak imersi merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam praktikum untuk
meningkatkan indeks bias pada suatu perbesaran mikroskop, Semakin kecil nilai daya
pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk memisahkan dua titikyang
berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat lebih jelas.
Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesarkan indeks bias atau
menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya dapat
digunakan minyak imersi untuk meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100.
a. Jika fokus pada perbesaran 10 x 40 telah didapatkan maka putar ke perbesaran objektif
100x
b. Tetesi minyak imersi 1 – 2 tetes dari sisi lensa
c. Jika telah selesai menggunakan mikroskop, bersihkan lensa objektif 100x dengan
kertas lensa yang dibasahi xylol

C. IDENTIFIKASI
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-
komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan.
Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam
golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan
bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya
orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar
supaya nanti mengenalinya mudah atau bahan itu ditempel kertas pengenal, misalnya
panic ukuran 24,22,20 cm dan lain-lain.
Dalam praktikum kali ini juga dilakukan identifikasi, yakni membedakan komponen-
komponen pada jamur dan bakteri satu dengan yang lainnya melalui pengamatan
morfologi , jenis, struktur, pengecatan pada masing-masing jamur dan kuman.

A. Mikroba hasil pengamatan


· Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain
prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi
dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relative sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan
sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna dan hampir
tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan
mikroskop. Pewarnaan ini ada yang bersifat non-diferensial dan diferensial. Pewarnaan
non-diferensial hanya bertujuan agar bakteri yang diamati tampak jelas atau kontras
dengan latar belakangnya. Pewarnaan ini umunya untuk mengamatibentuk koloni atau
morfologi bakteri.

· Pewarnaan gram
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna,
substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang
sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna
terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer.
Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang
khas bagi suatu spesies. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan
pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah
difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan
perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan
diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga
dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan
endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
a) Zat warna utama (violet kristal)
b) Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
c) Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk
melunturkan zat warna utama.
d) Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah
kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alcohol.
· Pewarnaan tahan asam
Pewarnaan ini menggunakan pewarna utama karbol fuksin. Yang memungkinkan
bakteri tahan asam terlihat berwarna merah, sementara jenis lain akan tampak sesuai
pewarna pembanding. Pewarnaan Ziehl-Neelsen menggunakan 3 jenis larutan, yaitu
ZN A, ZN B, dan ZN C. Larutan ZN A merupakan cat utama yang berupa karbolfuksin,
memberikan warna merah kepada sel bakteri.
Larutan ZN B adalah peluntur yang berupa etanol, yang melunturkan warna
merah pada bakteri tidak tahan asam, sementara warna merah pada bakteri tahan
asam tidak luntur. Larutan ZN B merupakan pewarna pembanding berupa methylen
blue, sehingga bakteri tidak tahan asam yang tadi warnanya luntur memiliki
kekontrasan dengan bakteri tahan asam. Hasil akhirnya adalah bakteri tahan asam
tampak berwarna merah, sementara bakteri tidak tahan asam berwarna biru.

Adapun jenis-jenis mikroba hasil pengamatan adalah :

1. Yeast (khamir)
Yeast adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi
yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk uniseluler.
Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel
tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding dengan mould yang
tumbuh dengan pembentukan filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan
mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran sel yang
lebih besar dan morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, yeast
mempunyai dinding sel yang lebih kuat serta tidak melakukan fotosintesis bila
dibandingkan dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang dalam
pemecahan bahan komponen kimia yeast.

Ukuran panjang 1 – 5µm sampai 20 – 50 µm, lebar 1 – 10 µm, Bentuk Sel


Khamir : bulat, oval, silindris, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing),
segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, apikulat atau lemon
lebih efektif memecahnya dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih
banyak.
Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya, dan tidak
atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa khamir tidak membentuk
spora ( asporogenous) dan digolongkan ke dalam Fungi Imperfekti, dan yang lainnya
membentuk spora seksual sehingga digolongkan ke dalam Ascomycetes dan
Basidiomycetes.

2. Bacillus
Bacillus merupakan bakteri pembentuk spora yang tergolong dalam famili
Bacillaceae,. Bakteri ini bersifat aerobik sampai anaerobik fakultatif, katalase positif,
dan kebanyakan bersifat gram positif, hanya beberapa bersifat gram variabel. Bentuk
spora yang diproduksi oleh Bacillus bermacam-macam, tergantung dari spesiesnya. B.
subtilis dan B. cereus memproduksi spora berbentuk silinder yang tidak membengkak,
B. polymyxa dan B. sphaericus memproduksi spora yang membengkak, sedangkan B.
subtilis membentuk spora yang langsing, tidak melebihi diameter 0.9 µm.
Spesies dari jenis Bacillus juga berbeda-beda dalam sifat pertumbuhannya.
Beberapa bersifat mesofilik, misalnya B. subtilis, yang lainnya bersifat termofilik
fakultataif misalnya B. coagulans, atau termofilik misalnya B. stearothermophilus. B.
coagulans dan B. stearothermophilus sering menyebabkan kerusakan pada makanan
kaleng dengan memproduksi asam tanpa gas, sehingga kerusakannya disebut “flat
sour” (busuk asam tanpa gas). Spesies lainnya, misalnya B. polymyxa dan B.
macerans, jika tumbuh pada makanan akan membentuk asam dan gas.

Spesies Bacillus ada yang mempunyai sifat proteolitik kuat, sedang, atau tidak
bersifat proteolitik. Salah satu spesies yang bersifat proteolitik yaitu B. cereus,
memproduksi enzim proteolitik yang sifatnya menyerupai rennin sehingga dapat
mengumpulkan susu. Beberapa spesies Bacillus juga bersifat lipolitik (memecah lipid),
sedangkan yang lainnya tidak bersifat lipolitik
3. Makrokonidia
konidiospora, yakni salah satu jenis spora yang dimiliki oleh jamur untuk
bereproduksi secara aseksual, yaitu Makrokonidia dan Mikrokonidia. Makrokonidia
adalah salah satu jenis dari konidia yang terdiri atas lebih dari satu sel yang berbentuk
lonjong dan menyerupai bulan sabit sedangkan mikrokonidia terdiri atas satu sel yang
berbentuk bulat telur.

4. Penicillium
Kapang ini sering menyebabkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan, dan serealia.
Penicillium juga digunakan dalam industri untuk memproduksi antibiotik, misalnya
penisilin yang diproduksi oleh P. notatum dan P. chrysogenum, dan digunakan dalam
pematangan keju, misalnya keju Camembert oleh P. camemberti yang konidianya
berwarna abu-abu, dan keju biru (Roquefort) oleh P. requeforti yangkonidianya
berwarna hijau kebiruan. Beberapa spesies membentuk aski dengan askospora di
dalam kleistothesia, tetapi pembentukan spora seksual lebih jarang dibandingkan
dengan aspergilli. Beberapa spesies membentuk sklerotia, sehingga sering
menimbulkan massalah dalam pengalengan makanan-makanan berasam tinggi.

Penicillium dibedakan atas beberapa grup dan subgrup, dan terdiri dari banyak
spesies. Jenis ini dibedakan atas beberapa grup besar berdasarkan percabangan dari
kepala yang membawa spora yang disebut penisili (yang berarti sikat kecil), dengan
bentuk-bentuk sebagai berikut:
1) Penisilus tunggal dan sederhana, disebut monovertisilata.
2) Penisili ganda dan simetris, disebut bivertisilata.
3) Penisili kompleks (polivertisilata) dan simetris.
4) Polivertisilata tidak simetris.
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah sebagai berikut :
a) Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna.
b) Konidiofora septat dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa di bawah
permukaan, bercabang atau tidak bercabang.
c) Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida
muncul dalam kelompok.
d) Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata.
e) Konidia pada waktu masiuh muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan
atau kecoklatan

5. Bakteri Tahan Asam (Mycobacterium)


Kuman golongan Mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit untuk
diwarnai, tetapi sekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh
karena itu disebut juga kuman batang tahan asam (BTA). Sebagian besar spesiesnya
adalah saprofit, sebagian kecil patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium leprae dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi
kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik.

Sifat tahan asam Mycobacterium adalah karena sifat dinding sel yang tebal yang
terdiri dari lapisan lilin dan lemak yang terdiri dari asam lemak mikolat. Macam-macam
Mycobacterium berbeda dalam derajattahan asamnya seperti Mycobacterium leprae
bersifat tahan asam lemah dibandingkan dengan Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacterium tidak dapat diwarnai dengan cara Gram, tetapi kalau berhasil maka
hasilnya adalah positif Gram. Dibandingkan dengan kuman lainnya, golongan
Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali sehingga apabila bahan spesimen
mengandung kuman lain mudah dapat dibunuh sehingga spesimen menjadi lebih
murni. Tetapi harus diperhatikan kepekatan zat asam dan alkali karena terlalu pekat
juga dapat membunuh Mycobacterium.
6. Streptococcus
Streptococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang hidup secara
berpasangan, atau membentuk rantai pendek dan panjang, Bakteri ini bersifat homo
fermentatif, dan beberapa spesies memproduksi asam laktat secara cepat pada kondisi
anaerobik. Oleh karena itu sering digunakan dalam pengawetan makanan, terutama
untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogendan pembentuk racun. Kebanyakan
spesies bakteri ini bersifat proteolitik, dan biasanya bersifat lipolitik.

7. Rhizopus
Rhizopus sering disebut juga kapang roti karena sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada
sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang umum ditemukan pada roti adalah
R. stolonifer dan R. nigricans. Selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus
juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional, misalnya
R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam fermentasi berbagai macam tempe
dan oncom hitam.

Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah sebagai berikut:


a) Hifa nonseptat.
b) Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua.
c) Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid.
d) Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam.
e) Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir.
f) Tidak mempunyai sporongiola.
g) Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat, dan hifa fertil yang
memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora.
h) Pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas. Pertumbuhan seksual
yaitu dengan membentuk zigospora, dan pertumbuhan aseksual pada Rhizopus
dengan membentuk spongiospora. Kapang ini bersifat heterothallik, dimana reproduksi
seksualnya membutuhkan dua thallus yang berbeda matingnya (thallus positif dan
negatif).

8. Aspergillus
Kapang ini sering digolongkan dalam Ascomycetes karena membentuk spora
seksual yaitu askospora, dan diberi nama Eurotium untuk tahap seksualnya.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah sebagai berikut :
a) Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat di bawah
permukaan merupakan hifa vegetatif, sedangkan yang muncul di atas permukaan
umumnya merupakan hifa fertil.
b) Koloni kompak.
c) Konidiofora septat atau nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel miselium yang
membengkak dan berdinding tebal).
d) Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata
dimana tumbuh konidia.
e) Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna, atau tidak berwarna.
f) Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, cokelat, atau hitam.
g) Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 oC.

9. Vibrio cholera
Vibrio cholerae merupakan anggota dari famili Vibrionaceae yang pada
umumnya mempunyai flagela polar, bersifat oksidase positif dan fermentatif. Oleh
karena itu mudah dibedakan dari famili Pseudomonadaceae dan Enterobacteriaciae.
Vibrio cholerae merupakan bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia,
dimana dapat menyebabkan penyakit kolera dan kolera eltor (oleh V. Cholerae El Tor).
10. Staphylococcus
Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk
tunggal, berpasangan, tetrad, atau berkelompok seperti buah anggur. Nama bakteri ini
berasal dari bahasa Latin “staphele” yang berarti anggur. Beberapa spesies
memproduksi pigmen berwarna kuning sampai oranye misalnya S. aureus. Bakteri ini
membutuhkan nitrogen organik (asam amino) untuk pertumbuhannya, dan bersifat
anaerobik fakultatif.
Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin
yang tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel vegetatifnya. Beberapa
galur, terutama yang bersifat patogenik, memproduksi koagulase (menggumoalkan
plasma), bersifat proteolitik, lipolitik, dan betahemolitik. Spesies lainnya yaitu S.
epidermidis, biasanya tidak bersifat patogen dan merupakan flora normal yang terdapat
pada kulit tangan dan hidung.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan


1. Mikroskop cahaya
Digunakan untuk mengidentifikasi morfologi benda, seperti bentuk dan warna jamur
atau bakteri.
2. Alat tulis
Digunakan untuk menggambar hasil pengamatan jamur dan bakteri.
3. Kertas gambar A3
Digunakan sebagai tempat menggambar hasil pengamatan jamur dan bakteri.
4. 10 buah preparat awetan masing-masing kuman dan jamur
Sebagai bahan untuk diamati morfologi baik bentuk maupun warnanya.
Cara Kerja
Langkah pertama adalah kita harus menyalakan mikroskop terlebih dahulu,
kemudian pasang preparat yang sudah berisi jamur dan bakteri pada meja mikroskop,
kemudian jepit preparat pada meja mikroskop agar preparat tidak bergeser ketika
diamati, kemudian atur focus mikroskop hingga bakteri atau jamur dapat diamati, amati
jamur atau bakteri yang ada di preparat, perhatikam morfologi, baik bentuk dan
warnanya, kemudian gambarkan di kertas a3, lakukan pengamatan tersebut pada 10
preparat yang berisi bakteri atau jamur yang berbeda beda dan kemudian gambarkan.

Skema Kerja

Mengatur focus agar benda bisa diamati

Menggambar dan mengamati bakteri atau jamur yang diamati

Melakukan percobaan yang sama pada 10 jenis preparat ke mudian


menggambarkannya

Selesai
Mulai
menyalakan mikroskop

Memasang preparat berisi bakteri atau jamur pada meja mikroskop

Menjepit preparat pada meja mikroskop agar tidak mudah bergeser-geser


Gambar 1.1 Skema kerja praktikum

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel Identifikasi Kuman dan Jamur
N Materi Pengecat Kuman/Jamu Pembesar
Bentuk Susunan Warna
O. al an r an
1. Kultur Gram Yeast Oval Tunggal Ungu 100x10
Batang Tersusun Ungu
2. Kultur Gram Bacillus berspo seperti kebirua 100x10
ra bambu n
Bulan
3. Kultur LPCB Makrokonidia Berkoloni Biru 40x10
sabit
Hijau
4. Kultur LPCB Penicillium Bulat Berkoloni kebirua 40x10
n
Sputu Ziel- Membentuk
5. BTA Merah 100x10
m Neelsen Batang rantai
Merah
Streptococcu
6. Kultur Gram Kokus Rantai keungu 100x10
s
an
7. Kultur LPCB Rhizopus Bulat Berkoloni Biru 160x10
8. Kultur LPCB Aspergillus Bulat Berkoloni Biru 40x10
Tunggal
Vibrio Batang
9. Kultur Gram (tidak Merah 100x10
Colerae koma
berkoloni)
Merah
Staphylococc berkoloni(bu
10. Kultur Gram Kokus keungu 100x10
us ah anggur)
an
Tabel 1.1 Hasil identifikasi kuman dan jamu

B. Pembahasan
1. Yeast cell
Gb. 1. (Yeast cell,100x10)
Yeast cell (khamir)
Merupakan mikroorganisme eukariotik dari kerajaan jamur dan termasuk
kelompok uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan
panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm. Bentuk sel khamir bermacam-
macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung
runcing, segitiga melengkung(triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon,
membentuk pseudomiselium, dan sebagainya. Sel khamir tersusun tunggal (tidak
berkoloni).
Pada umumnya, sel khamir termasuk dalam gram positif, karena memiliki dinding
sel yang dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram positif.
Sel khamir menggunakan teknik pengecatan gram, karena memiliki karakteristik
dinding sel yang serupa dengan bakteri. Methylen blue adalah cat yang digunakan
untuk mewarnai sel khamir agar lebih mudah diamati, karena warna sel khamir hidup
adalah tidak berwarna (transparan).
karena dia termasuk dalam kelompok kuman gram positif, maka warna kuman
dari Yeast cell adalah ungu dengan warna dasar merah. Hal tersebut dikarenakan
kandungan lipid dari kuman gram positif lebih rendah dan banyak mengandung
peptidoglikan.Karena kandungan lipidnya yang lebih rendah ,dinding sel bakteri gram
positif menjadi terdehidrasi selama perlakuan dengan etanol sehingga Bakteri gram
positif mempertahankan zat pewarna ungu Kristalnya.

2. Bacillus

Gb. 2. (Bacillus,100x10)
Bacillus
Bacillus merupakan jenis bakteri yang memilik bentuk basil atau batang, susunan
bakteri bacillus berantai atau menyerupai bambu. Bakteri ini memiliki flagella yang
massif sehingga dapat bergerak cepat untuk ukuran bakteri tampak memiliki bentuk
batang panjang, dapat soliter ataupun membentuk koloni bergandengan yang
memanjang.
Bacillus merupakan jenis bakteri yang termasuk kedalam bakteri gram
positif, karena memiliki dinding peptidoglikan tebal, sehingga memiliki afinitas yang
tinggi dengan cat gram.
Teknik pengecatan Bacillus menggunakan pengecatan atau pewarnaan gram
karena teknik ini paling banyak digunakan dalam bakteriologi, dan Bacillus ini memiliki
karakteristik yang cocok untuk pengecatan atau pewarnaan gram.
karena dia termasuk dalam kelompok kuman gram positif, maka warna kuman dari
Bacillus adalah ungu dengan warna dasar merah. Hal tersebut dikarenakan kandungan
lipid dari kuman gram positif lebih rendah dan banyak mengandung
peptidoglikan.Karena kandungan lipidnya yang lebih rendah ,dinding sel bakteri gram
positif menjadi terdehidrasi selama perlakuan dengan etanol sehingga Bakteri gram
positif mempertahankan zat pewarna ungu Kristalnya.

3. Makrokonidia

Gb. 3. (Makrokonidia,40x10)
Makrokonidia
Makrokonidia adalah salah satu jenis dari konidia yang terdiri atas lebih dari satu
sel yang berbentuk lonjong dan menyerupai bulan sabit.
Makrokonidia bukan termasuk jenis bakteri, sehingga tidak menggunakan
pengecatan gram, dan tidak termasuk kedalam gram positif ataupun negatif.
Karena Makrokonidia bukan termasuk jenis bakteri,jadi teknik pengecatannya
tidak menggunakan pengecatan gram, melainkan pengecatan LPCB.

4. Penicillium

Gb. 4. (Penicillium,100x10)
Penicillium
Penicillium adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum
Askomycota. Penicillium sp.memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora
yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki
selubung pelindung seperti sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora
yang dihasilkannya disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut
phialides sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang
merupakan tempat pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma(Purves dan
Sadava, 2003).
Penicillium bukan termasuk jenis bakteri, melainkan fungi (jamur) sehingga tidak
menggunakan teknik pengecatan gram.
Karena Penicillium bukan termasuk jenis bakteri,jadi teknik pengecatannya tidak
menggunakan pengecatan gram, melainkan pengecatan LPCB sehingga Penicillium
bewarna biru dengan warna dasar biru.

5. Bakteri Tahan Asam

Gb. 5. (Bakteri Tahan Asam,100x10)


Bakteri Tahan Asam
Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri, umumnya dari
genus Mycobacterium yang dinding selnya memiliki kandungan asam mycolat tinggi.
Bakteri ini umumnya berbentuk batang yang tersusun seperti rantai.
Bakteri Tahan Asam tidak termasuk kedalam bakteri gram positif ataupun negatif,
karena teknik pengecatan yang digunakan bukan menggunakan pengecatan gram.
Bakteri Tahan Asam ini menggunakan teknik pengecatan Zielh-Neelsen, karena
bakteri ini merupakan jenis bakteri dengan kandungan lipid (asam mycolat) yang tinggi
pada dinding selnya. Bakteri jenis ini tidak dapat diwarnai dengan pewarna Gram yang
catnya bersifat asam atau berbahan etanol. Oleh karena itu, bakteri ini dijuluki bakteri
tahan asam. Salah satu metode pewarnaan untuk bakteri jenis ini adalah pewarnaan
Zielh-Neelsen (ZN), yang dikembangkan oleh Franz Zield dan Friedrich Neelsen pada
tahun 1800. Pewarnaan ini menggunakan pewarna utama karbol fuksin. yang
memungkinkan bakteri tahan asam terlihat berwarna merah, sementara jenis lain akan
tampak sesuai pewarna pembanding (Harley dan Presscot, 2002).

6. Streptococcus

Gb. 6. (Streptococcus,100x10)
Streptococcus
Kokus berbentuk tunggal, bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Anggota-
anggota yang sering tampak sebagai diplococcus. Panjang rantai sangat bervariasi dan
sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan.
Streptococcus termasuk kedalam bakteri gram positif. Karena Streptococcus sp
menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam teknik pengecatan atau pewarnaan,
bakteri ini memiliki peptidoglikan yang tebal, sehingga dapat mengikat cat gram dengan
kuat,sehingga disebut gram positif.
Streptococcus menggunakan teknik pengecatan gram, karena pengecatan gram
merupakan teknik pengecatan yang banyak digunakan untuk bakteri, dan
Streptococcus memiliki karakteristik yang cocok untuk teknik pengecatan ini. karena dia
termasuk dalam kelompok kuman gram positif, maka warna kuman dari Streptococcus
adalah ungu dengan warna dasar merah. Hal tersebut dikarenakan kandungan lipid dari
kuman gram positif lebih rendah dan banyak mengandung peptidoglikan.Karena
kandungan lipidnya yang lebih rendah ,dinding sel bakteri gram positif menjadi
terdehidrasi selama perlakuan dengan etanol sehingga Bakteri gram positif
mempertahankan zat pewarna ungu Kristalnya.

7. Rhizopus

Gb. 7. (Rhizopus,100x10)
Rhizopus
Rhizopus adalah genus jamur benang yang termasuk filum Zygomycota ordo
Mucorales. Rhizopus mempunyai ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk rhizoid
untuk menempel ke substrat. Ciri lainnya adalah memiliki hifa coenositik, sehingga tidak
bersepta atau bersekat.
Miselium dari Rhizopus yang juga disebut stolon menyebar diatas substratnya
karena aktivitas dari hifa vegetatif. Rhizopus bereproduksi secara aseksual dengan
memproduksi banyak sporangiofor yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh kearah
atas dan mengandung ratusan spora. Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa
lainnya oleh sebuah dinding seperti septa. Salah satu contohnya spesiesnya
adalah Rhizopus stonolifer yang biasanya tumbuh pada roti basi. (Postlethwait dan
Hopson, 2006).
Rhizopus sp bukan termasuk kedalam gram positif ataupun negatif, karena bukan
termasuk bakteri dan tidak menggunakan teknik pengecatan gram.
Pengecatan Rhizopus menggunakan tekhnik pengecatan LPCB sehingga
Rhizopus bewarna biru dengan warna dasar biru.

8. Aspergillus

Gb. 8. (Aspergillus,100x10)
Aspergillus
Aspergillus seperti Penicillium berasal dari ordo yang sama yaitu
Hypomycetes.Aspergillus membentuk badan spora yang disebut konidium dengan
tangkainya konidiofor. Aspergillus memiliki ciri khas yaitu memiliki sterigma primer dan
sterigma sekunder karena phialidesnya bercabang 2 kali. Salah satu contoh jamur ini
adalahAspergillus orizae yang digunakan untuk pembuatan tempe dan Aspergillus
flavus yang memproduksi aflatoxin, zat karsinogenik terkuat yang pernah ditemukan
(Robinson, 2001).
Aspergillus bukan termasuk jenis bakteri, melainkan fungi (jamur) sehingga
tidak menggunakan teknik pengecatan gram.
Pengecatan Aspergillus menggunakan tekhnik pengecatan LPCB sehingga
Aspergillus bewarna biru dengan warna dasar biru.

9. Vibrio cholerae
Gb. 9. (Vibrio cholerae,100x10)

Vibrio cholerae
Vibrio cholerae merupakan kuman batang gram negatif, bentuk batang bengkok,
memiliki flagel tunggal, bersifat aerob, tumbuh baik pada PH (8.5-9.5), suhu 37 oC dan
pembenihan khusus yang mengandung garam.
Vibrio cholerae termasuk kedalam jenis bakteri gram negatif, karena
memiliki dinding peptidoglikan yang tipis, sehingga tidak memiliki afinitas yang tinggi
dengan cat gram.
Karena dia termasuk dalam kelompok kuman gram negatif, maka warna kuman
dari Vibrio cholerae adalah merah dengan warna dasar merah. Hal tersebut
dikarenakan bakteri gram negatif mengandung lipid,lemak atau substansi seperti lemak
dalam presentase lebih tinggi dan contoh dinding sel bakteri gram negatif mengandung
lebih sedikit peptidoglikan sehingga perlakuan dengan etanol (alcohol) terhadap bakteri
gram negatif menyebabkan terekstrasinya lipid sehingga memperbesar daya
permeabilitas dinding sel bakteri gram negatif sehingga kehilangan warna ungunya.
10. Staphylococcus

Gb. 10. (Staphylococcus,100x10)


Staphylococcus
Staphylococcus merupakan bakteri Gram positif, tidak berspora dan mampu
membentuk kapsul. Berbentuk bulat dan tersusun seperti buah anggur.
Sama halnya dengan Streptococcus, Staphylococcus termasuk kedalam bakteri
gram positif. Karena menggunakan teknik pengecatan gram, dan dalam teknik
pengecatan atau pewarnaan, bakteri ini memiliki peptidoglikan yang tebal, sehingga
dapat mengikat cat gram dengan kuat,sehingga disebut gram positif.
karena dia termasuk dalam kelompok kuman gram positif, maka warna kuman
dari Staphylococcus adalah ungu dengan warna dasar merah. Hal tersebut
dikarenakan kandungan lipid dari kuman gram positif lebih rendah dan banyak
mengandung peptidoglikan.Karena kandungan lipidnya yang lebih rendah ,dinding sel
bakteri gram positif menjadi terdehidrasi selama perlakuan dengan etanol sehingga
Bakteri gram positif mempertahankan zat pewarna ungu Kristalnya.

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari hasil praktikum Pemeriksaan Identifikasi morfologi bakteri dan Jamur dapat
disimpukan bahwa :
1. Identifikasi bakteri dan jamur dilakukan untuk mengetahui morfologi bakteri dan jamur
yang diidentifikasi.
2. Setiap bakteri dan jamur memiliki teknik pengecatan atau pewarnaan yang berbeda,
seperti :
a. Pewarnaan Gram : Yeast cell, Bacillus, Streptococcus, Vibrio cholerae, dan
Staphylococcus

b. Pewarnaan LPCB : Makrokonidia, Penicillium, Rhizopus, dan Aspergillus

c. Pewarnaan Zielh-Neelsen : Bakteri Tahan Asam

B. Saran
Dalam praktikum mikrobiologi ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
praktikum dapat berjalan dengan baik
· Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar dapat mengamati objek lebih teliti
lagi.
· Praktikan diharapkan terus memeriksa fokus pada mikroskop agar gambar dapat
terlihat lebih jelas.
· Praktikan diharapkan lebih teliti lagi dalam mengamati bentuk, susunan, dan warna
yang terlihat pada mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA
Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur
Egan, Gabriel. 1996c. Biology at University of Reading UK, 6-9 January 1996

Jawetz, E., 1995, Mikrobiologi, edisi 16, 367-372, EGC, Jakarta

Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20,
Terjemahan oleh Nani Widarini, EGC, Jakarta

Pelczar, M.J., 1988, Dasar-dasar Mikrobiologi, 823-827, UI Press, Jakarta

Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas.

Anda mungkin juga menyukai