PENDAHULUAN
1
Ngalim Purwanto, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 145.
b) Tujuan orientasi
Tujuan orientasi yang terutama ialah membawa guru baru untuk
dapat segera mengenal situasi dan kondisi serta kehidupan sekolah pada
umumnya, agar selanjutnya dapat mendorong / memberi motivasi kepada
mereka untuk bekerja lebih baik dan bergairah.
Elsbree dan Reutter mengemukakan bahwa tujuan orientasi yang
terutama adalah memberikan perhatian (attention) keoada guru baru dan
mendorong mereka agar memiliki kualitas mengajar yang tinggi.
c) Kegiatan-kegiatan orientasi
- Bantuan mendapat perumahan/tempat tinggal yang sesuai,
- Mengenalkan guru baru kepada sistem dan tujuan sekolah,
- Mengenalkan guru baru kepada kondisi dan situasi masyarakat
lingkungan sekolah,
- Membantu guru baru dalam perkenalan dan penyesuaian terhadap
personel sekolah,
- Membantu guru baru dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan
kecakapan-kecakapan mengajarnya,
- Membangkitkan sikap-sikap dan minat professional,
- Menyediakan kesempatan untuk bertukar ide-ide.2
-
2
Ibid, Hlm. 146-155.
3
Tukiran Taniredja, Pudjo Sumedi, dan Tri Yulianto Purnama, GURU YANG PROFESIONAL,
(Bandung : Alfabeta, 2015), Hlm. 108.
3.1. Kesimpulan
Setelah diketahui jadi dapat kita simpulakan bahwa guru dan
administrasi itu meliputi, pentingnya partisipasi guru dalam administrasi
pendidikan, arti demokrasi dalam administrasi sekolah, beberapa
kesempatan berpartisipasi, orientasi bagi guru-guru baru, kode etik guru.
Sesudah Indonesia merdeka, sistem pendidikan di sekolah-sekolah
bersifat nasional dan demokratis. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan
administrasi dan pengawasan yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah
harus benar-benar hidup dan tumbuh di atas dasar-dasar filsafat Negara,
yaitu pancasila.
Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah
sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya
ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala
sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat
diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya
diartikan bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan
kepemimpinan; dengan itu tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk
mencapainya dikembangkan dan dijalankan. Kegiatan-kegiatan
kepemimpinan ini meliputi : Kegiatan mengorganisasi personel dan
material, merencanakan program / kegiatan-kegiatan, membangun
semangat guru-guru dan inisiatif perseorangan / kelompok kea rah
tercapainya tujuan-tujuan, menilai hasil-hasil dari rencana-rencana,
prosedur-prosedur, serta pelaksanaannya oleh perseorangan dan kelompok.