Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
= 1,0471 gram/mL
Tes Musin dan Kandungan Senyawa
Anorganik
1 10 mL empedu (hijau) = 15 mL H2O Larutan empedu encer (hijau)
(bening)
2 25 mL empedu encer + 3 mL Larutan empedu berwarna hijau
CH3COOH lalu disaring, filtrat
dibagi menjadi 3 bagian
a. 2 mL empedu + 22 tetes AgNO3 Terbentuk endapan dan larutan
b. 2 mL empedu + 22 tetes BaCl2 keruh
5% Larutan keruh dan terbentuk
c. 2 mL empedu + 22 tetes endapan
(NH4)2Mo7O4 Laruta keruh dan terbentuk
endapan
Tes Warna
1. Uji Smith Larutan berwarna cokelat
- 3 mL empedu encer + 2 mL
I2 5% dalam alkohol
2. Uji Gmelin Larutan berwarna orange/jingga
- 3 mL empedu encer + 3
HNO3 pekat
Tes Asam Empedu
1. Uji Sukrosa
- 3 mL empedu encer + 2 Larutan berwarna hijau dan
sendok kristal sukrosa terbentuk gelembung
- Larutan hijau + 1 mL H2SO4 Larutan hijau keruh
pekat
2. Uji Mollisch
- 3 mL empedu encer + 3 tetes Terbentuk 2 lapisan
pereaksi Mollisch Atas = hijau
Bawah = hijau pekat
- Larutan + 1 mL H2SO4 pekat Terbentuk 3 lapisan
Atas = hijau
Tengah = orange
Bawah = hijau jernih
F. ANALISIS DATA
Penentuan massa jenis empedu
Diketahui:
Massa piknometer kosong yang konstan = 17,846 gram
Massa piknometer isi (I) = 44,028 gram
Massa piknometer isi (II) = 44,023 gram
Volume piknometer = 25 mL
Ditanyakan:
Massa jenis empedu (ρ) =..................?
Penyelesaian:
44,028 𝑔𝑟𝑎𝑚+44,023 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa piknomneter isi rata-rata= 2
= 44,025 gram
Massa empedu = m piknometer isi rat-rata – m piknometer kosong yang konstan
= 44,025 gram – 17,846 gram
=26,179 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑚𝑝𝑒𝑑𝑢
Massa jenis empedu (ρ) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑚𝑝𝑒𝑑𝑢 (𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
26,179 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 25 𝑚𝐿
= 1,0471 g/mL
G. PEMBAHASAN
Empedu adalah caira berwarna kuning kehijauan yang diproduksi oleh hati
secara teratur dan dikeluarkan melalui saluran empedu. Hati memproduksi 600-
1000 mL cairan empedu dalam sehari. Sekitar 30-60 mL empedu disimpan di
kandungan empedu dan setelahnya dikeluarkan ke duodenum. Komposisi cairan
empedu sendiri terutama terdiri atas air. Zat-zat lain yaitu garam emepdu 70%,
fosfolipid 22%, koleterol 4%, protein 3%, dan bilirubin 0,3%. Kandungan empedu
(gallbadder) merupakan organ tubuh yang berbentuk seperto buah terung
memiliki ukuran 30-60 CC terletak dibawah ahti bagian kanan. Fungsi utama
kandungan empedu adalah menyimpan cairan empedu yang berasal dari hati.
Fungsi empedu dikendalikan oleh enzim choleystokinin pancreozyim (CCK-Pz)
yang dilepaskan dari mukosa usus halus karena adanya rangsangan makanan yang
masuk kedalam usus (Cahyono, 2009:22,25-26).
1. Tes Keadaan Fisik Empedu
Hasil percobaan menunjukkan bahwa empedu berwarna hijau yang
berwujud cairan. Empedu memiliki kantung yang berbentuk oval, memiliki pH 5
dan berbau amis. Secara teori rentang pH adalah 5,6 – 8,0 (Kaufman, 2010:99).
Massan jenis yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah sebesar 1,0471 g/mL.
Penentuan massa jenis empedu diawali dengan proses pemanasan terhadap
piknometer kosong yang akan digunakan, pemanasan bertujuan untuk
menghilangkan uap air maupun alkohol saat melakukan pencucian terhadap
piknometer sehingga saat ditimbang akan diperoleh berat piknometer yang
konstan. Menurut Mursyidi (2008: 317), untuk pemanasan pada suhu lebih rendah
misalnya pengeringan atau penguapan digunakan almari pengering (electric oven)
dengan listrik sebagai sumber panasnya. Eksikator digunakan setelah pemanasan
piknometer. Fungsi eksikator adalah mempercepat proses pendinginan terhadap
piknometer. Selama pendinginan, eksikator harus tertutup dari udara luarsehingga
tidak akan menyerap lembab. Bahan pengering yang biasa digunakan dalam
eksikator adalah CaO, CaCl2, anhidrous atau asam sulfat pekat, silika gel, fosfor
pentaoksida, dan lain-lain (Mursyidi, 2008:318). Penimbangan terhadap
piknometer dilakukan hingga diperoleh berat konstan terhadap piknometer kosog.
Lalu penimbangan piknometer isi dilakuka sebanyakn 2x dan ditentukan berat
rata-ratanya.
Empedu yang berwarna hijau yang berwujud cairan telah sesuai dengan
teori bahwa empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang diproduksi
oleh hati secara teratur melalui saluran empedu (Cahyono, 2009:25). Empedu
memiliki kandung atau kantung yaitu organ berbentuk menyerupai buah terong.
Kandung empedu menyimpan cairan/getah empedu berwarna kuning kehijau-
hijauan. Cairan empedu dihasilkan oleh ahti pada saat sel darah merah diuraiakan
dan di daur ulang. Kandung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
persediaan cairan empedu (Djing, 2006:67).
2. Tes Musin dan Kandungan Senyawa Anorganik
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan musin yang terdapat
dalam empedu dan juga untuk mengetahui kandungan senyawa anorganik
empedu. Percobaan diawali dengan proses penambahan CH3COOH kedalam
empedu yang berfungsi mengendapkan musin. Berdasarkan percobaan telah
diperoleh suatu endapan. Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu
reagensia tertentu dapat dipakai sebagai uji terhdap suatu ion tertentu. Setelah
penambahan reagensia dengan jumlah yang sesuai, endapan disaring dan dicuci
maka sebagian ion tetap terlarut dan sebagian lainnya dapat ditemukan pada
endapan (Svehla,1985: 89). Musin yang mengendap menunjukkan adanya musin
dalam empedu, berdasarkan teroi 80% getah empedu terdiri atas air, garam
empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin dan zat lainnya (Pearce, 2009:250).
Proses pengendapan musin bertujuan untuk mempermudah proses identifikasi
senyawa anorganik dala empedu seperti klorida (Cl-), sulfat (SO42-), dan posfat
(PO43-). Setelah musin mengendap, lalu dilakuka penyaringan dan filtrat diuji.
Tujuan penyaringan adalah untuk mendapatkan endapan yang bebas (terpisah)
dari larutan (cairan induk) (Mursyidi, 208:322). Saat penyaringan sebagian ion
akan terlaurt dan ditemuka dalam filtrat sehingga akan mempermudah proses
identifikasi.
a. Pemeriksaan Klorida (Cl-)
Percobaan dilakukan dengan mencampurakn filtrat dengan larutan AgNO3
yang berfungsi untuk mengikat ion Cl- sehingga terbentuk endapan AgCl. Hasil
yang diperoleh adalah larutan keruh berwarna hijau dan terbentuk endapan. Uji
positif adanya ion Cl- adalah terbentuknya endapan putih perak klorida. Hasil
percobaan tidak sesuai menunjukkan uji positif sehingga empedu tidak
mengandung ion Cl-, hal tersebut tidak sesuai dengan teori karena secara teori
dijelaskan bahwa lebih dari 90% empedu adalah air, mengandung senyawa-
senyawa organik dan anorganik yang salah satunya adalah Cl- (Sumardjo, 2009:
19). Adapun persamaan reaksi yang seharusnya berlangsung, yakni:
C2H5 - SH C2H5 - SH
NH2 NH2
C2H5 - SH C2H5 - SH
NH2 NH2I
(Iodida) (biliverden)
(hijau)
4. Tes Asam Empedu
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam pada empedu.
Percobaan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu uji sukrosa dan uji Mollisch.
Saat uji sukrosa, empedu encer ditambahkan denagn kristal sukrosa lalu
ditambahkan dengan asam sulfat pekat. Kristal sukrosa berfungsi untuk
menigkatkan tegangan permukaan larutan, dimana sukrosa akan dihidrolisis oleh
asam empedu membentuk fruktosa dan glukosa. Penambahan H2SO4 pekat
berfungsi sebagai katalis yang memperceoat reaksi. Hasil yang diperoleh adalah
larutan berwarna hijau keruh. Hasil tersebit tidak sesuai dengan teori karena saat
penambahan H2SO4 pekat tabung reaksi yang berisi empedu encer dan sukrosa
tidak dimiringkan sedemikian rupa sehingga H2SO4 pekat tidak berada di bagian
bawah. Uji positif berupa larutan berwarna cokelat yang menandakan bahwa
adanya hasil hidrolisis sukrosa terhadap asam empedu. Hal itu menunjukkan
bahwa asam empedu bersifat yang dapat menghidrolisis sukrosa. Teori
menjelaskan bahwa dalam empedu terdapat asam yang dapat menghidrolisis
sukrosa. Teori menjelaskan bahwa dalam empedu terdapat asam-asam yang
merupakan turunan asam kolanat, struktur iamia asam-asam ini mempunyai inti
steroid (Sumardjo, 2006:457). Menurut Poedjiadi (2012: 244), asam-asam
empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat.
Uji Mollisch kemudian dilakukan dengan menambahkan pereaksi
Mollisch kedalam empedu encer. Pereaksi Mollisch terdiri dari larutan α-naftol
untuk membentuk senyawa berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air oleh asam sulfat pekat. Furfural yang
terbentuk akan bereaksi dengan α-naftol dan membentuk cincin ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural dan hidroksimetil fulfural dengan α-naftol
(Bintang, 2010:87). Penambahan pereaksi Mollisch bertujuan untuk
membandingkan hasilnya dengan uji sukrosa. Penambahan H2SO4 pekat berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Hasil yang diperoleh adalah larutan
membentuk 3 lapisan yakni lapisan atas berwarna hijau, lapisan tengah berwarna
orange dan lapisan bawah berwarna hijau jernih. Uji posittif berupa larutan
berwarna merah pada perbatasan kedua lapisan cairan dan terbentuknya warna
hiaju menunjukkan hasil negatif (Bintang, 2010:88). Hasil percobaan
menunjukkan adanya karbohidrat sebagai hasil hidrolisis. Kedua uji dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang dapat dibandingkan, tujuan
dibandingkannya adalah apakah sukrosa yang ditambahkan ke dalam empedu
encer dapat dihidrolisis dengan dua perlakuan yang berbeda. Jika 2 perlakan
menunjukkan uji positif maka hal itu menunjukkan asam empedu dapat
menghidrolisis sukrosa dan pereaksi Mollisch. Adapun reaksi yang terjadi:
O
OH
HC CH Ciincin
Karbohidrat
C C C CH2 C fulfural
HOH2C O
ungu
HO3S SO3H
OH