Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biokimia dengan judul percobaan “Empedu”


disusun oleh:
Anggota Kelompok : 1. Dian Fitrah Ardita R (1613040015)
2. Budi Abidin (1613040005)
3. Rahmatia (1613040013)
4. Nila Ardia Cahyani (1613042015)
5. Wa Ode Novi Haryanti (1613042019)
Kelompok : II (Dua)
Kelas : Pendidikan Kimia A
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka laporan
ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten Asisen

Haerul Maarif m Rahmawati m


NIM.1513041020 NIM.1513040023

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Hardin, S.Si., S.Pd., M.Sim


NIP. 19870807 201504 1 004
A. JUDUL PERCOBAAN
Empedu
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yakni mahasiswa mampu:
1. Melakukan tes keadaan fisik empedu.
2. Melakukan tes musin dan senyawa anorganik pada empedu.
3. Melakukan tes warna empedu denga cara tes Gmelin dan tes Smith.
4. Melakukan tes asam pada empedu.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi 7 buah
b. Gelas ukur 25 mL 2 buah
c. Gelas ukur 10 mL 2 buah
d. Gelas ukur 100 mL 1 buah
e. Rak tabung reaksi 1 buah
f. Botol semprot 1 buah
g. Corong biasa 1 buah
h. Gelas kimia 250 mL 1 buah
i. Piknometer 25 mL 1 buah
j. Batang pengaduk 1 buah
k. Spatula 1 buah
l. Penjepit tabung reaksi 2 buah
m. Pipet tetes 5 buah
n. Pinset 2 buah
o. Gunting 1 buah
p. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
q. Neraca analitik 1 buah
r. Oven 1 buah
s. Eksikator 1 buah
t. Lap kasar 1 buah
u. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Empedu
b. Larutan asam asetat (CH3COOH) 10%
c. Larutan barium klorida (BaCl2) 5%
d. Larutan perak nitrat (AgNO3)
e. Larutan asam nitrat (HNO3) pekat
f. Larutan amonium molibdat [(NH4)2Mo7O4]
g. Larutan ion dalam alkohol (I2)
h. Kristal sukrosa (C12H22O11)
i. Larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
j. Pereaksi Mollisch
k. Indikator universal
l. Kertas saring
m. Aquades (H2O)
n. tissu
D. PROSEDUR KERJA
1. Tes Keadaan Fisik Empedu
a. Empedu diidentifikasi warnanya.
b. Empedu diidentifikasi baunya.
c. Empedu diuji pHnya dengan menggunakan indikator universal.
d. Empedu diidentifikasi wujudnya.
e. Empedu ditentukan massa jenisnya.
1). Pengukuran Piknometes Kosong
a) Piknometer 25 mL dicuci dengan aquades.
b) Piknometer 25 mL dicuci dalam alkohol 70%.
c) Pikonometer 25 mL dipanaskan dalam oven hingga gelembung air hilang.
d) Piknometer 25 mL dimasukkan dalam eksikator sampai uap hilang.
e) Piknometer 25 mL yang kosong tersebut ditimbang menggunakan neraca
analitik.

2). Pengukuran Piknometer Isi


a) Cairan empedu dimasukkan ke dalam piknometer 25 mL yang telah diketahui
beratnya.
b) Piknometer 25 mL yang berisi cairan empedu ditimbang
c) Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 25x dan ditimbang beratnya.
2. Tes Musib dan Senyawa Anorganik pada Empedu
a. Sebanyak 10 mL empedu dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditambah 15
mL air.
b. Sebanyak 5 mL larutan CH3COOH 10% ditambahkan ke dalam gelas kimia
berisi cairan empedu sebanyak 25 mL.
c. Campuran empedu disaring dengan kertas saring.
d. Filtrat hasil penyaringan dibagi menjadi 3 bagian.
1) Pemeriksaan Klorida (Cl-)
a) Sebanyak 2 mL filtrat dimasukkkan ke dalam tabung reaksi.
b) Sebanyak 22 tetes AgNO3 ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut.
c) Campuran dalam tabung reaksi diamati.
2) Pemeriksaan Sulfat (SO42-)
a) Sebanyak 2 mL filtrat dimasukkan ke dalan tabung reaksi.
b) Sebanyak 22 tetes BaCl2 5% ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut.
c) Campuran dalam tabung reaksi diamati.
3) Pemeriksaan Posfat (PO43-)
a) Sebanyak 2 mL filtrat dimasukkan ke dalan tabung reaksi.
b) Sebanyak 22 tetes (NH4)2Mo7O4 ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut.
c) Campuran dalam tabung reaksi diamati.
3. Tes Zat Warna Empedu
a. Sebanyak 3 mL empedu cair diencerkan dengan 15 ml aquades.
b. Larutan empedu encer diaduk.
1) Tes Gmelin
a) Sebanyak 3 mL empedu encer dimasukkan kedalam tabung reaksi.
b) Sebanyak 3 ml larutan HNO3 pekat ditambahkan kedalam tabung reaksi
tersebut.
c) Campuran dikocok dan diamati hasilnya.
2) Tes Smith
a) Sebanyak 3 mL empedu encer dimasukkan kedalam tabung reaksi.
b) Sebanyak 3 ml larutan I2 0,5% ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut.
c) Campuran dikocok dan diamati hasilnya.
4. Tes Asam Empedu
a. Uji Sukrosa
1) Sebanyak 3 mL empedu encer dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Sebanyak 2 sendok kristal sukrosa ditambahkan ke dalam tabung reaksi
tersebut.
3) Sebanyak 1 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut,
proses penambahan H2SO4 pekat dilakuka melalui dinding tabung yag
dimiringkan.
4) Campuran dalam tabung reaksi diamati.
b. Uji Mollisch
1) Sebanyak 3 mL empedu encer dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Sebanyak 3 tetes pereaksi Mollisch ditambahkan ke dalam tabung reaksi
tersebut.
3) Sebanyak 1 mL H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi tersebut,
proses penambahan H2SO4 pekat dilakuka melalui dinding tabung yag
dimiringkan.
4) Campuran dalam tabung reaksi diamati.
E. HASIL PENGAMATAN
No. Aktivitas Hasil Pengamatan
Tes Keadaan Fisik Empedu
1. Warna Hijau
2. Bentuk Oval
3. Wujud Cairan
4. pH 5
5. Bau Amis
6. Massa Jenis
- Massa piknometer kosong (I) 17, 846 gram
- Massa piknometer kosong 17, 846 gram
(II)
- Massa piknometer kosong 17, 846 gram
(III)
Massa piknometer konstan 17, 846 gram
- Massa piknometer isi (I) 44, 028 gram
- Massa piknometer isi (II) 44, 023 gram
Massa piknometer isi rata-rata 44,028 𝑔𝑟𝑎𝑚 + 44, 023 𝑔𝑟𝑎𝑚
2
= 44, 025 gram
(Massa piknometer isi) –
Massa Empedu
(Massa piknometer kosong)
(44, 025 - 17, 846) gram = 26,
179 gram
26,179 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa Jenis Empedu 25 𝑚𝐿

= 1,0471 gram/mL
Tes Musin dan Kandungan Senyawa
Anorganik
1 10 mL empedu (hijau) = 15 mL H2O Larutan empedu encer (hijau)
(bening)
2 25 mL empedu encer + 3 mL Larutan empedu berwarna hijau
CH3COOH lalu disaring, filtrat
dibagi menjadi 3 bagian
a. 2 mL empedu + 22 tetes AgNO3 Terbentuk endapan dan larutan
b. 2 mL empedu + 22 tetes BaCl2 keruh
5% Larutan keruh dan terbentuk
c. 2 mL empedu + 22 tetes endapan
(NH4)2Mo7O4 Laruta keruh dan terbentuk
endapan
Tes Warna
1. Uji Smith Larutan berwarna cokelat
- 3 mL empedu encer + 2 mL
I2 5% dalam alkohol
2. Uji Gmelin Larutan berwarna orange/jingga
- 3 mL empedu encer + 3
HNO3 pekat
Tes Asam Empedu
1. Uji Sukrosa
- 3 mL empedu encer + 2 Larutan berwarna hijau dan
sendok kristal sukrosa terbentuk gelembung
- Larutan hijau + 1 mL H2SO4 Larutan hijau keruh
pekat
2. Uji Mollisch
- 3 mL empedu encer + 3 tetes Terbentuk 2 lapisan
pereaksi Mollisch Atas = hijau
Bawah = hijau pekat
- Larutan + 1 mL H2SO4 pekat Terbentuk 3 lapisan
Atas = hijau
Tengah = orange
Bawah = hijau jernih
F. ANALISIS DATA
Penentuan massa jenis empedu
Diketahui:
Massa piknometer kosong yang konstan = 17,846 gram
Massa piknometer isi (I) = 44,028 gram
Massa piknometer isi (II) = 44,023 gram
Volume piknometer = 25 mL
Ditanyakan:
Massa jenis empedu (ρ) =..................?
Penyelesaian:
44,028 𝑔𝑟𝑎𝑚+44,023 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa piknomneter isi rata-rata= 2

= 44,025 gram
Massa empedu = m piknometer isi rat-rata – m piknometer kosong yang konstan
= 44,025 gram – 17,846 gram
=26,179 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑚𝑝𝑒𝑑𝑢
Massa jenis empedu (ρ) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑚𝑝𝑒𝑑𝑢 (𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
26,179 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 25 𝑚𝐿

= 1,0471 g/mL
G. PEMBAHASAN
Empedu adalah caira berwarna kuning kehijauan yang diproduksi oleh hati
secara teratur dan dikeluarkan melalui saluran empedu. Hati memproduksi 600-
1000 mL cairan empedu dalam sehari. Sekitar 30-60 mL empedu disimpan di
kandungan empedu dan setelahnya dikeluarkan ke duodenum. Komposisi cairan
empedu sendiri terutama terdiri atas air. Zat-zat lain yaitu garam emepdu 70%,
fosfolipid 22%, koleterol 4%, protein 3%, dan bilirubin 0,3%. Kandungan empedu
(gallbadder) merupakan organ tubuh yang berbentuk seperto buah terung
memiliki ukuran 30-60 CC terletak dibawah ahti bagian kanan. Fungsi utama
kandungan empedu adalah menyimpan cairan empedu yang berasal dari hati.
Fungsi empedu dikendalikan oleh enzim choleystokinin pancreozyim (CCK-Pz)
yang dilepaskan dari mukosa usus halus karena adanya rangsangan makanan yang
masuk kedalam usus (Cahyono, 2009:22,25-26).
1. Tes Keadaan Fisik Empedu
Hasil percobaan menunjukkan bahwa empedu berwarna hijau yang
berwujud cairan. Empedu memiliki kantung yang berbentuk oval, memiliki pH 5
dan berbau amis. Secara teori rentang pH adalah 5,6 – 8,0 (Kaufman, 2010:99).
Massan jenis yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah sebesar 1,0471 g/mL.
Penentuan massa jenis empedu diawali dengan proses pemanasan terhadap
piknometer kosong yang akan digunakan, pemanasan bertujuan untuk
menghilangkan uap air maupun alkohol saat melakukan pencucian terhadap
piknometer sehingga saat ditimbang akan diperoleh berat piknometer yang
konstan. Menurut Mursyidi (2008: 317), untuk pemanasan pada suhu lebih rendah
misalnya pengeringan atau penguapan digunakan almari pengering (electric oven)
dengan listrik sebagai sumber panasnya. Eksikator digunakan setelah pemanasan
piknometer. Fungsi eksikator adalah mempercepat proses pendinginan terhadap
piknometer. Selama pendinginan, eksikator harus tertutup dari udara luarsehingga
tidak akan menyerap lembab. Bahan pengering yang biasa digunakan dalam
eksikator adalah CaO, CaCl2, anhidrous atau asam sulfat pekat, silika gel, fosfor
pentaoksida, dan lain-lain (Mursyidi, 2008:318). Penimbangan terhadap
piknometer dilakukan hingga diperoleh berat konstan terhadap piknometer kosog.
Lalu penimbangan piknometer isi dilakuka sebanyakn 2x dan ditentukan berat
rata-ratanya.
Empedu yang berwarna hijau yang berwujud cairan telah sesuai dengan
teori bahwa empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang diproduksi
oleh hati secara teratur melalui saluran empedu (Cahyono, 2009:25). Empedu
memiliki kandung atau kantung yaitu organ berbentuk menyerupai buah terong.
Kandung empedu menyimpan cairan/getah empedu berwarna kuning kehijau-
hijauan. Cairan empedu dihasilkan oleh ahti pada saat sel darah merah diuraiakan
dan di daur ulang. Kandung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
persediaan cairan empedu (Djing, 2006:67).
2. Tes Musin dan Kandungan Senyawa Anorganik
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan musin yang terdapat
dalam empedu dan juga untuk mengetahui kandungan senyawa anorganik
empedu. Percobaan diawali dengan proses penambahan CH3COOH kedalam
empedu yang berfungsi mengendapkan musin. Berdasarkan percobaan telah
diperoleh suatu endapan. Timbulnya endapan sebagai hasil penambahan suatu
reagensia tertentu dapat dipakai sebagai uji terhdap suatu ion tertentu. Setelah
penambahan reagensia dengan jumlah yang sesuai, endapan disaring dan dicuci
maka sebagian ion tetap terlarut dan sebagian lainnya dapat ditemukan pada
endapan (Svehla,1985: 89). Musin yang mengendap menunjukkan adanya musin
dalam empedu, berdasarkan teroi 80% getah empedu terdiri atas air, garam
empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin dan zat lainnya (Pearce, 2009:250).
Proses pengendapan musin bertujuan untuk mempermudah proses identifikasi
senyawa anorganik dala empedu seperti klorida (Cl-), sulfat (SO42-), dan posfat
(PO43-). Setelah musin mengendap, lalu dilakuka penyaringan dan filtrat diuji.
Tujuan penyaringan adalah untuk mendapatkan endapan yang bebas (terpisah)
dari larutan (cairan induk) (Mursyidi, 208:322). Saat penyaringan sebagian ion
akan terlaurt dan ditemuka dalam filtrat sehingga akan mempermudah proses
identifikasi.
a. Pemeriksaan Klorida (Cl-)
Percobaan dilakukan dengan mencampurakn filtrat dengan larutan AgNO3
yang berfungsi untuk mengikat ion Cl- sehingga terbentuk endapan AgCl. Hasil
yang diperoleh adalah larutan keruh berwarna hijau dan terbentuk endapan. Uji
positif adanya ion Cl- adalah terbentuknya endapan putih perak klorida. Hasil
percobaan tidak sesuai menunjukkan uji positif sehingga empedu tidak
mengandung ion Cl-, hal tersebut tidak sesuai dengan teori karena secara teori
dijelaskan bahwa lebih dari 90% empedu adalah air, mengandung senyawa-
senyawa organik dan anorganik yang salah satunya adalah Cl- (Sumardjo, 2009:
19). Adapun persamaan reaksi yang seharusnya berlangsung, yakni:

Cl- + AgNO3 AgCl + NO3-


(ion kloida) (perak nitrat) (perak klorida) (ion nitrat)
(endapan putih)
b. Pemeriksaan Sulfat (SO42-)
Percobaan dilakukan dnegan mencampurkan filtrat dan larutan BaCl2 yang
berfungsi untuk mengendapkan sulfat yang terdapat dalam empedu. Hasil yang
diperoleh adalah larutan keruh berwarna hijau dan terbentuk endapan putih. Hasil
percobaan tersebut tidak menunjukkan uji positif sehingga empedu tidak
mengandung ion SO42-. Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa senyawa-
senyawa anorganik dalam bentuk ion pada empedu adalah Na+, K+, Ca2+, Cl-,
HCO3- (Sumardjo, 2006:19). Namun tidak menutup kemungkinan bahwa empedu
juga mengandung ion SO42-, dimana hal itu tergantung dari empedu yang
digunakan. Reaksi yang berlangsung untuk uji positif, yakni:
SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
(ion sulfat) (perak nitrat) (barium sulfat (endapan putih)) (ion klorida)
c. Pemeriksaan Posfat (PO43-)
Percobaan dilakukan dengan mencampurkan filtrat dan larutan ammonim
molibdat yang berfungsi untuk mengendapkan posfat. Hasil yang diperoleh adalah
larutan keruh berwarna hijau dan terbentuk endapan. Uji positif adanya ion PO43-
adalah terbentuknya endapan kuning. Hasil percobaa tidak menunjukkan endapan
kuning, sehingga hasil percobaan tidak menunjukkan uji positif sehingga empedu
yang di uji tidak mengandung ion PO43-. Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa
senyawa-senyawa anorganik dalam bentuk ion pada empedu adalah Na+, K+, Ca2+,
Cl-, HCO3- (Sumardjo, 2006:19). Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
empedu juga mengandung ion SO42-, dimana hal itu tergantung dari empedu yang
digunakan. Adapun reaksinya yaitu:

2PO43- + 3(NH4)2Mo7O24 2(NH4)3PO4 + 3Mo7O24-


(ion posfat) (ammonium molibdat) (ammonium posfat) (ion molibdat)
(endapan kuning)
3. Tes Warna Empedu

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui zat warna


empedu melalui tes Gmelin dan tes Smith. Tes Gmelin dilakukan dengan
menambahkan HNO3 pekat kedalam empedu encer, penambahan HNO3 berfungsi
untuk mengoksidasi zat warna empedu. Hasil yang diperoleh berupa larutan
berwarna orange atau jingga. Warna tersebut adalah warna yang ditimbulkan oleh
bilirubin. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa bilirubin merupakan pigmen
kuning yang dihasilkan dari pemecahan hemoglobin (Hb) di hati. Bilirubin
dikeluarkan lewat empedu (Sari, 2008:29). Reaksi yang berlangsung yaitu:

C2H5 - SH C2H5 - SH

H2C - C - COOH + HNO3 H2C - C - COOH + NO3-

NH2 NH2

(Asam nitrat) (bilirubin) (orange)


Tes Smith dilakukan degan menambahkan I2 dalam alkohol kedlaam
empedu encer, penambahan I2 dalam alkohol berfungsi sebagai pengoksidasi zat
warna empedu. Hasil yang diperoleh yaitu berupa larutan berwarna cokelat
kehijauan. Warna tersebut adalah warna yang ditimbulkan oleh adanya biliverdin.
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa biliverdin yang berwarna kehijau-
hijauan (Pearce, 2009:160). Adapun reaksi yang beralangsung yaitu:

C2H5 - SH C2H5 - SH

H2C - C - COOH + I2 H2C - C - COOH + I-

NH2 NH2I

(Iodida) (biliverden)
(hijau)
4. Tes Asam Empedu
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam pada empedu.
Percobaan dilakukan dengan dua perlakuan yaitu uji sukrosa dan uji Mollisch.
Saat uji sukrosa, empedu encer ditambahkan denagn kristal sukrosa lalu
ditambahkan dengan asam sulfat pekat. Kristal sukrosa berfungsi untuk
menigkatkan tegangan permukaan larutan, dimana sukrosa akan dihidrolisis oleh
asam empedu membentuk fruktosa dan glukosa. Penambahan H2SO4 pekat
berfungsi sebagai katalis yang memperceoat reaksi. Hasil yang diperoleh adalah
larutan berwarna hijau keruh. Hasil tersebit tidak sesuai dengan teori karena saat
penambahan H2SO4 pekat tabung reaksi yang berisi empedu encer dan sukrosa
tidak dimiringkan sedemikian rupa sehingga H2SO4 pekat tidak berada di bagian
bawah. Uji positif berupa larutan berwarna cokelat yang menandakan bahwa
adanya hasil hidrolisis sukrosa terhadap asam empedu. Hal itu menunjukkan
bahwa asam empedu bersifat yang dapat menghidrolisis sukrosa. Teori
menjelaskan bahwa dalam empedu terdapat asam yang dapat menghidrolisis
sukrosa. Teori menjelaskan bahwa dalam empedu terdapat asam-asam yang
merupakan turunan asam kolanat, struktur iamia asam-asam ini mempunyai inti
steroid (Sumardjo, 2006:457). Menurut Poedjiadi (2012: 244), asam-asam
empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat.
Uji Mollisch kemudian dilakukan dengan menambahkan pereaksi
Mollisch kedalam empedu encer. Pereaksi Mollisch terdiri dari larutan α-naftol
untuk membentuk senyawa berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air oleh asam sulfat pekat. Furfural yang
terbentuk akan bereaksi dengan α-naftol dan membentuk cincin ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural dan hidroksimetil fulfural dengan α-naftol
(Bintang, 2010:87). Penambahan pereaksi Mollisch bertujuan untuk
membandingkan hasilnya dengan uji sukrosa. Penambahan H2SO4 pekat berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Hasil yang diperoleh adalah larutan
membentuk 3 lapisan yakni lapisan atas berwarna hijau, lapisan tengah berwarna
orange dan lapisan bawah berwarna hijau jernih. Uji posittif berupa larutan
berwarna merah pada perbatasan kedua lapisan cairan dan terbentuknya warna
hiaju menunjukkan hasil negatif (Bintang, 2010:88). Hasil percobaan
menunjukkan adanya karbohidrat sebagai hasil hidrolisis. Kedua uji dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang dapat dibandingkan, tujuan
dibandingkannya adalah apakah sukrosa yang ditambahkan ke dalam empedu
encer dapat dihidrolisis dengan dua perlakuan yang berbeda. Jika 2 perlakan
menunjukkan uji positif maka hal itu menunjukkan asam empedu dapat
menghidrolisis sukrosa dan pereaksi Mollisch. Adapun reaksi yang terjadi:
O
OH
HC CH Ciincin
Karbohidrat
C C C CH2 C fulfural
HOH2C O
ungu

HO3S SO3H
OH

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Empedu memiliki ciri-ciri fisik berupa wujud yang cair, berwarna hijau, berbau
amis, mempunyai pH 5, kantung empedunya berbentuk oval dan massa jenis
yang diperoleh melalui pengujian masing-masing.
b. Empedu mengandung senyawa-senyaw anorganik yang memiliki fungsi
masing-masing dan berdasarkan percobaan empedu tidak mengandung SO42-
dan PO43- dan berdasarkan teori mengandung ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-,
SO42- dan PO43- tergantung dari empedu yang digunakan.
c. Tes zat warna melalui tes Gmelin dan tes Musin menunjukan adanya pigmen
empedu bilirubin dan biliverdin berwarn hijau kecoklatan.
d. Asam empedu dapat memecah sukrosa menjadi bagian-bagian kecil, yakni
glukosa dan fruktosa sehingga asam empedu bersifat asam yang dapat
memecah sukrosa. Uji Mollisch dihasilkan cincin orange/jingga pada
perbatasan campuran yang menunjukkan adanya karbohidrat sebagai hasil
hidrolisis.
2. Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya:
a. Saat melakukan pengenceran terhadap empedu maka harus dilakukan dengan
takaran dan cara yang tepat agar komposisi empedu tidak menganggu proses
pengujian.
b. Saat melakukan uji asam empedu, asam sukfat pekat yang diteteskan harus
melalui dinding tabug secara perlahan-lahan dan tabung reaksi dimiringkan
sedemikian rupa sehingga asam terdapat pada bagian-bagian bawah serta dapat
diperoleh cincin yang yang nampak jelas pada perbatasan campuran.
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.


Cahyono, J.B. Suharjo B. 2009. Batu Empedu Kapan Harus Dioperasi?.
Yogyakarta: Kanisius.
Djing, Oei Gin. 2006. Terapi Pijat Telinga. Jakarta: Swadaya.
Kalifman, Matthew., Alexander Yu Nikitin dan John P. Sundberg. 2010.
Histologic Basis Of Mouse Endocrine System Development A Comparative
Analysis. New York: CRC Press.
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. 2008. Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri & Gravimetri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Rizkiyanto dan Leny Yunita. 2013. Pengaruh Variasi pH dan Lama Perebusan
Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis (L) frutiw) Tergadap Kadar Asam
Kolat dan Asam Deoksilat pada Feses Hewan Coba (Rattus norvegicurs
L.). Journal of Chemistry. Vol. 2, No. 3.
Sari, Wening. Lili Indrawati dan Dei Gin Djing. 2008. Care Your Self, Hepatitis.
Jakarta: Penebar Plus+.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Sunaryanto, Rofiq., Efrida Martius dan Bambang Marwoto. 2014. Uji
Kemampuan Lactobacills casei sebagai Agensia Probiotik. Jurnal
Bioteknologi & Biosains Indonesia. ISSN: 2442 – 2606.
Svehla, G. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai