Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam
mengelola kekayaan alam yang berlimpah, potensi sumber daya manusia, peluang
pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil untuk dapat mewujudkan visi
negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Untuk memainkan peran tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu
PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.

Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, PNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya
sebagai karakter PNS yang profesional.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12 Tahun


2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Golongan III menyatakan peserta pelatihan dasar (LATSAR) CPNS mendapatkan
materi mengenai nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta materi
tentang peran dan kedudukan PNS (meliputi Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan
Whole of Goverment). Proses penyelenggaraan Latsar CPNS ini diharapkan dapat
membentuk generasi yang mampu membawa perubahan untuk bangsa ini. Sehubungan
dengan itu, Pendidikan dan Pelatihan Dasar terintegrasi ini merupakan bagian dari
pembelajaran dan orientasi awal di dunia kerja yang sebenarnya sebelum nantinya akan
terjun dan melayani masyarakat di lingkungan organisasi. Setiap CPNS yang mengikuti

1
program tersebut diwajibkan untuk menyusun sebuah Laporan Rancangan Kegiatan
Aktualisasi yang dikaitkan kepada Nilai-Nilai Dasar ASN dan yang akan diimplementasikan
di lingkungan organisasi masing masing CPNS.

Berdasarkan Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 23 Tahun 2016 tentang


Susunan Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah (Berita
Daerah Tahun 2016 Nomor 23),dipandang perlu menetapkan Uraian Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tapanuli Tengah dengan
menerbitkan Peraturan Bupati.Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman adalah tipe B
yang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman mempunyai tugas menyelenggarakan
sebagian kewenangan daerah di bidang perumahan, kawasan pemukiman dan pertanahan
meliputi perumusan kebijakan teknis, perencanaan, program pelaksanaan, evaluasi dan
pengendalian.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman di dalam Pemerintahan Kabupaten


Tapanuli Tengah diharuskan mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam upaya
percepatan pembangunan daerah sekaligus menjadi mediator bagi kepentingan masyarakat
secara luas.

Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2009, pengertian arsip adalah rekaman kegiatan atau
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pada Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman belum tersedianya pengelolaan arsip berbasis online,
terutama pengelolaan arsip di bidang Prasarana dan Sarana Utilitas Umum, sehingga produk
yang dihasilkan masih berupa arsip dalam bertuk kertas. Hal ini berakibat pada sulitnya
menemukan dokumen dan rentannya dokumen hilang maupun rusak. Sehingga untuk
mengelola arsip kertas pada dasarnya justru membutuhkan tenaga dan biaya yang tinggi.
Munculnya teknologi informasi dan komunikasivdalam bentuk media komputer juga menjadi
alasan mengapa arsip harus dikelola secara online.

2
1.2 Visi, Misi dan Tupoksi Organisasi
1.2.1. Visi
Visi Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tapanuli Tengah adalah
: “Terwujudnya Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang terarah dan
sesuai dengan Rencana Tata Ruang”.

Visi ini merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin diwujudkan pada
akhir periode perencanaan,yang disusun berdasarkan potensi dan permasalahan internal dan
ekstenal yang dirumuskan sebagai pernyataan keinginan pencapaian organisasi dalam akhir
periode perencanaan atau lima tahun ke depan.Pernyataan keinginan pencapaian tujuan
organisasi diyakini dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan komitmen untuk
mewujudkan visi tersebut Visi ini diharapkan dapat membantu organisasi dalam
mendefinisikan “ke arah mana organisasi akan dibawa” dan “bagaimana pelayanan harus
diselenggarakan”. Rumusan visi disusun atas dasar pemahaman terhadap dinamika, citra dan
peran organisasi, serta kepekaannya pada situasi yang ada.

1.2.2. Misi
Mengacu kepada visi Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
Tapanuli Tengah tersebut, maka rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi ditempuh dengan Misi yang disusun sebagai
berikut :

1. Mewujudkan organisasi yang efisien, efektif dan sumber daya manusia yang
professional
2. Mewujudkan perumahan dan permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak
huni melalui pengembangan sistem, prasarana dan sarana lingkungan perumahan
dan permukiman
3. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan
gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya
4. Mewujudkan pembangunan wilayah dan kawasan yang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang
5. Mewujudkan pelayanan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan yang prima
6. Pengelolaan urusan pertanahan yang efisin berdasarkan peraturan yang berlaku

3
1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Penulis memiliki jabatan sebagai Penata Penyehatan Lingkungan Permukiman di
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tapanuli Tengah dan
ditempatkan di bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum pada Seksi Pemantauan dan
Pengendalian yang mempunyai fungsi:
a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan;
b. Membantu Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum dalam
melaksanakan tugas bidang Pemantauan dan Pengendalian;
c. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang Pemantauan dan Pengendalian;
d. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pemantauan dan Pengendalian
sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;
e. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
f. Membuat perincian dan syarat-syarat pelaksanaan atas Pemantauan dan
Pengendalian;
g. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian;
h. Menyusun program tahunan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan
tugas untuk bahan evaluasi pada akhir tahun anggaran;
i. Menyusun dan mempersiapkan dokumen teknis pelaksanaan kegiatan seksi
pemeliharaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan;
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pemantauan dan Pengendalian
dengan Seksi lainnya;
k. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf Seksi Pemantauan dan Pengendalian sesuai
dengan pedoman kerja;
l. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan;
m. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah
dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
n. Meneruskan proses administrasi surat kepada atasan;
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Prasarana Sarana
dan Utilitas Umum.

4
1.2.4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

KEPALA DINAS

SAHRUL BADRI, S.T SEKRETARIS

DARWINSYAH GULTOM, S.E

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
ROMALDUS BONDAR S.T SYAFRIZAL, S.ST

SUBBAG PERENCANAAN DATA SUBBAG TATA USAHA

KEPLA BIDANG PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN
KEPALA BIDANG PRASARANA KEPALA BIDANG
WINNER NAPITUPULU, S.T SARANA DAN UTILITAS UMUM PERTANAHAN
BAHTARIN HARAHAP, S.T
RISANTO P. SIMATUPANG, S.T

SEKSI PENDATAAN DAN


PERENCANAAN
SEKSI PERENCANAAN SARANA SEKSI PENDATAAN &
- DAN PRASARANA PENGADAAN TANAH
- SARIFAHANNUM HARHAP, S.T
SEKSI PEMBERDAYAAN
BANTUAN, PEMBIAYAAN DAN
PENCEGAHAN PENINGKATAN SEKSI PELAKSANAAN SEKSI IZIN LOKASI
SURATNOKUALITAS
RAJAGUKGUK, S.T
- TOGA PANGGABEAN, S.T

SEKSI EVALUASI PEMNAFAATAN


& PENGENDALIAN SEKSI GANTI RUGI TANAH
SEKSI PEMANTAUAN DAN SEKSI GANTI RUGI TANAH
HOTMARTUA H. HUTAPEA, S.T PENGENDALIAN
ROYROY
HENDRA
HENDRASUPARDY, S.Sos
SUPARDY, S.sos

YETTY LOREN A. SILALAHI, S.T

UNIT PELAKSANA
TEKNIS

6
1.3 Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tapanuli Tengah ditemukan
beberapa permasalahan. Adapun beberapa permasalahan tersebut adalah:
1. Tidak tersedianya penataan arsip dokumen kegiatan berbasis online di bidang
Prasarana Sarana Utilitas Umum
2. Masih kurangnya bahan bacaan mengenai perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) dan sanitasi lingkungan
3. Kurang optimalnya technical meeting sebelum dilakukannya pengawasan

1.4. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penyusunan laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai
salah satu penilaian dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS. Selain itu,
penyusunan laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan
mengoptimalkan pengumpulan hasil kegiatan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Tapanuli Tengah. Adapun manfaat yang akan diterima dari penyusunan
rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Peserta Latsar


Peserta latsar dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta menerapkan peran dan kedudukan ASN terhadap pekerjaan sehari-
hari. Selain itu, hasil dari kegiatan aktualisasi ini juga dapat meningkatkan kinerja
peserta latsar dalam pengumpulan hasil kegiatan.

b. Bagi Unit Kerja


Mengoptimalkan layanan aduan rumah tidak layak huni dengan cepat dan tepat
penanganan/ perbaikannya serta membantu perwujudan visi dan misi Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman.

c. Bagi Kabupaten Kabupaten Tapanuli Tengah


Turut serta berperan aktif mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan lebih
modern karena berbasis digital di Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.

7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. Identifikasi Isu


Dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi isu. Menurut
Chase dan Jones, isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi dengan
harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi tersebut, isu merupakan suatu hal
yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik
akan memberikan efek negatif terhadap organisasi, bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tapanuli Tengah


merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan urusan Pemerintahan bidang perumahan, kawasan pemukiman dan pertanahan
meliputi kebijakan teknis, perencanaan, program pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
Seksi pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman merupakan salah satu seksi yang
terdapat di Bidang Kawasan permukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Tapanuli Tengah yang bertugas melaksanakan pengarsipan dan pemeliharaan
dokumen administrasi.

Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari
permasalahan yang ditemukan, tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), kegiatan yang diinisiatif
oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan dari atasan. Berdasarkan
kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik,
penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut
1. Tidak tersedianya penataan arsip dokumen kegiatan berbasis online di bidang Prasarana
Sarana dan Utilitas Umum
2. Masih kurangnya bahan bacaan mengenai perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) dan sanitasi lingkungan
3. Kurang optimalnya technical meeting sebelum dilakukannya pengawasan

8
2.2. Analisis Isu
Dalam hal penyusunan gagasan pemecahan isu perlu adanya penetapan isu yang akan
diangkat dan dianggap paling penting untuk diselesaikan. Alat bantu penetapan kriteria isu
yang digunakan untuk menganalisis isu yaitu dengan metode AKPK aktual, kekhalayakan,
problematik dan kelayakan.
1. Aktual, maksudnya isu itu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
2. Kekhalayakan, maksudnya isu itu yang menyangkut hidup orang banyak
3. Problematik, maksudnya isu itu memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya
4. Kelayakan, maksudnya isu itu masuk diakal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Berikut adalah Analisis isu berdasarkan tabel AKPK:

Tabel 2.1. Analisis Isu Melalui Metode AKPK


No Isu Kriteria Isu

A K P K
1 Tidak tersedianya penataan arsip √ √ √ √
dokumen kegiatan berbasis online
di bidang prasarana sarana dan
utilitas umum
2 Masih kurangnya bahan bacaan √ √ √ √
mengenai perencanaan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM)
dan sanitasi lingkungan
3 Kurang optimalnya pelaksanaan √ √ √ √
technical meeting sebelum
dilakukannya pengawasan

Sumber: Hasil Analisa.

Keterangan:
A : Aktual
P : Problematika
K : Kekhalayakan
L : Layak

9
2.3. Penetapan Isu dan Dampaknya
2.3.1 Penetapan Isu
Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) juga dapat digunakan untuk
menentukan prioritas isu/masalah. Metode ini merupakan salah satu alat untuk memilih
masalah prioritas dengan menggunakan penilaian/pembobotan skala nilai 1-5, sehingga dapat
diketahui urutan kepentingan isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel
pembanding, yaitu:
• Urgency, yakni seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu.
Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi
masalah tersebut.
• Seriousnesss, yakni seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat/dampak jika isu tersebut tidak segera diselesaikan. Semakin besar dampak isu
tersebut maka tingkat keseriusan akan semakin tinggi.
• Growth, yakni seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan kemungkinan
isu akan semakin memburuk jika dibiarkan. Suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan masalah yang berdiri sendiri.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan, isu yang mempunyai jumlah nilai
terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut tabel skala nilai metode
USG:
Tabel 2.2. Skala Nilai

Nilai Keterangan

5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak

4 Urgent/Serius/Mendesak

3 Cukup Urgent/Serius/Mendesak

2 Kurang Urgent/Serius/Mendesak

1 Tidak Urgent/Serius/Mendesak

10
Tabel 2.3 Penetapan Isu Melalui Metode USG
No. Area yang Bermasalah Kriteria Total Prioritas

U S G

1. Tidak tersedianya penataan dokumen 5 4 5 14 I


kegiatan berbasis online di bidang
prasarana sarana dan Utilitas Umum

2. Masih kurangnya bahan bacaan mengenai 3 3 5 11 II


perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) dan sanitasi lingkungan

3. Kurang optimalnya pelaksanaan technical 4 4 5 13 III


meeting sebelum dilakukannya
pengawasan

Berdasarkan hasil analisis dengan metode USG, dari ke-tiga isu tersebut yang paling
dominan adalah Tidak Tersedianya Penataan Arsip Dokumen Kegiatan Berbasis Online di
Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum dengan total nilai yang diperoleh adalah 14.
Dengan demikian isu prioritas yang ditetapkan sebagai isu yang harus segera diatasi adalah
isu tersebut.

2.3.2. Dampaknya
Isu yang terpilih berdasarkan metode USG adalah Tidak Tersedianya Penataan Arsip
Dokumen Kegiatan Berbasis Online di Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum .Dan
apabila isu ini tidak dicari solusinya, maka akan berdampak terhadap :
1. Sulit ditemukannya dokumen yang diperlukan
2. Resiko rusaknya dokumen kertas
3. Sulit melakukan back-up data
4. Keamanan dokumen

11
4.4. Penentapan Gagasan Kegiatan
Menindaklanjuti upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka ditemukan
solusi/gagasan kreatif melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Membuat penyimpanan notulen rapat program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
2. Membuat arsip kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
3. Membuat arsip kegiatan perencanaan drainase
4. Membuat arsip perencanaan jalan lingkungan
5. Membuat akses google drive untuk penyimpanan dokumen
6. Membuat himbauan elektronik berupa poster melalui grup whatsapp instansi

4.5. Role Model


Role model saya adalah menurut saya adalah Risanto P. Simatupang, S.T yang
menjabat sebagai kepala bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum. Beliau adalah seorang
yang menjadi panutan dan menginspirasi saya dalam bekerja di Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Saya menjadikan beliau sebagai role model dikarenakan beliau adalah
sosok yang dapat mengemban tugasnya dengan penuh tanggung jawab, ikhlas dalam berbagi
ilmu, pengalaman, tips pengawasan pekerjaan serta selalu memotivasi penulis untuk menjadi
seorang pegawai yang mampu meningkatkan kinerja untuk mensukseskan program yang
telah di rencanakan di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Nilai Dasar ASN


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi di satuan kerja masing-masing. Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil
Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten, dan berintegritas
yang berkarakter ANEKA. Kelima nilai dasar ANEKA adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dalam menciptakan aparatur sipil negara yang berkarakter, profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Seorang aparatur sipil
negara harus mampu memberikan pelayanan publik bagi masyarakat serta mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA
adalah sebagai berikut :

3.1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanahseorang ASN adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

13
3.1.2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Bahkan tidak hanya
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya (LAN,
2015: 6).
Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan
kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi
dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah
aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

3.1.3. Etika Publik


Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik
dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991 dalam LAN, 2015:9)
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi
yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar.
Dalam kaitannya denganpelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik
(LAN, 2015:6). Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam
LAN, 2015:7).

14
3.1.4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar
untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI
(2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi
salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan. Ada empat indikator dari
nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui
ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur
dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya.

15
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.

3.1.5. Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil

3.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Dalam menjalankan kedudukannya pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki
fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Pembahasan mengenai Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI pada intinya mencakup 3
(tiga) hal, yakni Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik.
Adapun penjelasan singkat mengenai ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1. Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,

16
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan. Sedangkan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Untuk
menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data
dalam Sistem Informasi ASN, setiap Instansi Pemerintah wajib memutakhirkan data secara
berkala dan menyampaikannya kepada BKN.

3.2.2. Whole of Government (WoG)


Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka WoG
didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi
dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan
institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara,
termasuk Indonesia dalam level-level tertentu, yakni:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga yang dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of
control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor
atau kementrian adalah salah satu cara melakukan WoG.
c. Membangun gugus tugas, yakni bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi.
d. Koalisi sosial, yakni bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga,tanpa perlu mebentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi.

17
3.2.3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan

18
3.3.RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman


Identifikasi Isu : 1. Tidak tersedianya penataan arsip dokumen kegiatan berbasis online di bidang prasarana sarana dan utilitas umum
2. Masih kurangnya bahan bacaan mengenai perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan sanitasi
lingkungan
3. Kurang optimalnya technical meeting sebelum dilakukannya pengawasan
Isu yang Diangkat : Tidak tersedianya penataan arsip dokumen kegiatan berbasis online di bidang prasarana sarana dan utilitas umum
Gagasan Pemecahan Isu : Penyediaan penataan arsip dokumen kegiatan berbasis online di bidang prasarana sarana dan utilitas umum
1. Membuat penyimpanan notulen rapat Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
2. Membuat arsip kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
3. Membuat arsip perencanaan drainase
4. Membuat arsip perencanaan jalan lingkungan
5. Membuat akses google drive untuk penyimpanan dokumen
6. Membuat himbauan elektronik berupa poster melalui grup whatsapp instansi

19
Formulir 1
Rancangan Aktualisasi
3.1 Tabel Rancangan Aktualisasi

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat penyimpanan a. Melakukan Tersedianya Akuntabilitas : melakukan Dengan tersedianya
notulen rapat program konsultasi dengan folder penyimpanan dokumen arsip dokumen
Penyediaan Air Minum atasan langsung atau penyimpanan dengan penuh rasa tanggung kegiatan PAMSIMAS,
dan Sanitasi Berbasis Pimpinan notulen rapat jawab akan lebih membantu
Masyarakat b. Mengumpulkan program Nasionalisme : dengan mengarsipkan
(PAMSIMAS) notulen rapat PAMSIMAS berkonsultasi dengan atasan dokumen berupa
program akan membangun hubungan folder, maka kegiatan
PAMSIMAS yang harmonis dan saling ini akan mewujudkan
c. Memilah dan menghormati visi,misi organisasi
melakukan scan Etika Publik : yaitu “Mewujudkan
notulen program berkomunikasi dengan ataan perumahan dan
PAMSIMAS dengan ramah dan sopan permukiman di
d. Menyimpan hasil Komitemen Mutu : melatih perkotaan dan
scan ke dalam untuk bekerja dengan perdesaan yang
sebuah folder cermat dan teliti serta dapat layak huni melalui
menempatkan diri sesuai pengembangan
tugas dan fungsi sistem, prasarana
dan sarana
lingkungan
perumahan dan
permukiman”

20
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi Misi Nilai
Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

2. Membuat arsip a. Melakukan Tersedianya Akuntabilitas : melakukan Dengan tersedianya


kegiatan Sistem konsultasi dengan folder penyimpanan dokumen dengan penyimpanan
Penyediaan Airm atasan langsung penyimpanan penuh rasa tanggung jawab dokumen kegiatan
Minum (SPAM) atau Pimpinan dokumen Nasionalisme : dengan SPAM, akan lebih
b. Mengumpulkan kegiatan berkonsultasi dengan atasan akan membantu
dokumen kegiatan SPAM membangun hubungan yang mengarsipkan data
SPAM harmonis dan saling berupa folder, maka
c. Memilah dan menghormati kegiatan ini akan
melakukan scan Etika Publik : berkomunikasi mewujudkan
dokumen kegiatan dengan atasan dengan ramah dan visi,misi organisasi
SPAM sopan yaitu “Mewujudkan
d. Menyimpan hasil Komitemen Mutu : melatih perumahan dan
scan ke dalam untuk bekerja dengan cermat dan permukiman di
sebuah folder teliti serta dapat menempatkan perkotaan dan
diri sesuai tugas dan fungsi perdesaan yang
layak huni melalui
pengembangan
sistem, prasarana
dan sarana
lingkungan
perumahan dan
permukiman”

21
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Membuat arsip a. Melakukan konsultasi Tersedianya Akuntabilitas : Dengan tersedianya
perencanaan drainase dengan atasan langsung folder melakukan penyimpanan arsip dokumen
atau Pimpinan penyimpanan dokumen dengan penuh perencanaan drainase,
b. Mengumpulkan dokumen perencanaan rasa tanggung jawab akan lebih membantu
perencanaan drainase drainase Nasionalisme : dengan mengarsipkan
c. Memilah dan melakukan berkonsultasi dengan dokumen berupa
scan dokumen atasan akan membangun folder, maka kegiatan
perencanaan drainase hubungan yang harmonis ini akan mewujudkan
d. Menyimpan hasil scan ke dan saling menghormati visi,misi organisasi
dalam sebuah folder Etika Publik : yaitu “Mewujudkan
berkomunikasi dengan perumahan dan
atasan dengan ramah dan permukiman di
sopan perkotaan dan
Komitemen Mutu : perdesaan yang
melatih untuk bekerja layak huni melalui
dengan cermat dan teliti pengembangan
serta dapat menempatkan sistem, prasarana
diri sesuai tugas dan dan sarana
fungsi lingkungan
perumahan dan
permukiman”

22
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4 Membuat arsip a. Melakukan konsultasi Tersedianya Akuntabilitas : Dengan tersedianya
perencanaan jalan dengan atasan langsung folder melakukan penyimpanan arsip dokumen
lingkungan atau Pimpinan penyimpanan dokumen dengan penuh perencanaan jalan
b. Mengumpulkan dokumen perencanaan rasa tanggung jawab lingkungan, maka
perencanaan jalan drainase Nasionalisme : dengan kegiatan ini akan
lingkungan berkonsultasi dengan mewujudkan visi,misi
c. Memilah dan melakukan atasan akan membangun organisasi yaitu
scan dokumen hubungan yang harmonis “Mewujudkan
perencanaan jalan dan saling menghormati perumahan dan
lingkungan Etika Publik : permukiman di
d. Menyimpan hasil scan ke berkomunikasi dengan perkotaan dan
dalam sebuah folder atasan dengan ramah dan perdesaan yang
sopan layak huni melalui
Komitemen Mutu : pengembangan
melatih untuk bekerja sistem, prasarana
dengan cermat dan teliti dan sarana
serta dapat menempatkan lingkungan
diri sesuai tugas dan perumahan dan
fungsi permukiman”

23
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Membuat akses a. Melakukan konsultasi Tersedianya Akuntabilitas : membuat Dengan tersedianya
google drive untuk dengan Atasan Langsung link akses akses google drive akses penyimpanan
penyimpanan atau Pimpinan berupa dengan penuh rasa dokumen melalui
dokumen b. Berkoordinasi dengan google drive tanggung jawab google drive, maka
rekan kerja untuk untuk Nasionalisme : dengan kegiatan ini akan
meningkatkan database melakukan berkonsultasi dengan mewujudkan visi,misi
penyimpanan untuk penyimpanan atasan serta berkoordinasi organisasi yaitu
notulen rapat dokumen dengan rekan kerja akan “Mewujudkan
PAMSIMAS, secara online membangun hubungan perumahan dan
perencanaan SPAM, yang harmonis dan saling permukiman di
perencanaan drainase dan menghormati perkotaan dan
perencanaan jalan Etika Publik : perdesaan yang
lingkungan berkomunikasi dengan layak huni melalui
c. Membuat penyimpanan atasan dengan ramah dan pengembangan
dengan google drive sopan sistem, prasarana
d. Mengajarkan tata cara Komitemen Mutu : dan sarana
melatih untuk bekerja lingkungan
mengakses google drive
dengan cermat dan teliti perumahan dan
permukiman”

24
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Membuat himbauan a. Membuat desain menarik Poster Akuntabilitas : membuat Dengan adanya poster
elektronik berupa poster elektronik elektronik himbauan berupa poster elektronik maka
poster melalui grup b. Melakukan konsultasi elektronik dengan penuh memudahkan rekan
whatsapp instansi dengan atasan langsung rasa tanggung jawab yang kerja untuk mngakses
atau pimpinan terkait isi dapat membantu rekan dan meng-input
informasi pada poster kerja lainnya dokumen, maka
elektronik Nasionalisme : dengan kegiatan ini akan
c. Membagikan poster berkonsultasi dengan mewujudkan visi,misi
elektronik melaui grup atasan serta berkoordinasi organisasi yaitu
whatsapp intansi tempat dengan rekan kerja akan “Mewujudkan
bekerja membangun hubungan perumahan dan
yang harmonis dan saling permukiman di
menghormati perkotaan dan
Etika Publik : perdesaan yang
berkomunikasi dengan layak huni melalui
atasan dengan ramah dan pengembangan
sopan sistem, prasarana
Komitemen Mutu : dan sarana
melatih untuk bekerja lingkungan
dengan cermat dan teliti perumahan dan
permukiman”

25
3.3.1 Jadwal Kegiatan
Berikut merupakan jabaran dari jadwal setiap masing-masing kegiatan yang akan
diaktualisasikan oleh penulis di instansi tempat penulis bekerja, yang dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Oktober November

No. Kegiatan Minggu Minggu

IV V I II III IV

1 Membuat penyimpanan
notulen rapat kegiatan
Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM)
2 Membuat arsip kegiatan
Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS)
3 Membuat arsip
perencanaan drainase
4 Membuat arsip
perencanaan jalan
lingkungan
5 Membuat akses google
drive untuk penyimpanan
dokumen
6 Membuat himbauan
elektronik berupa poster
melalui grup whatsapp
instansi
Sumber: Hasil Rancangan Penulis.

26
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini merupakan langkah awal yang harus
ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masing-masing.Dalam
rancangan ini diterapkan nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai
pelayan publik yang profesional. Untuk membentuk ASN yang profesional yang
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat diperlukan
pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN, yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kegiatan
habituasi tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2019
hingga 24 Nopember 2019 dengan bimbingan dan arahan dari coach serta mentor.
Laporan hasil pelaksanaan kegiatan akan dipresentasikan pada tanggal 27 Nopember
2019.
Demikianlah isi rancangan aktualisasi penulis sampaikan semoga segala rencana
kegiatan aktualisasi dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin dan bisa menjadi
habituasi di instansi tempat saya bertugas.

27

Anda mungkin juga menyukai