Anda di halaman 1dari 5

METODE PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JARAK PAGAR a.

a. Lingkungan Agribisnis “jarak pagar” Untuk kebutuhan benih dan pupuk serta cara
budidaya “jarak pagar” yang benar dibantu oleh
BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG SUMBER Kepastian pasokan input dan pasar biji “jarak kelompok tani mitra. Pendampingan kelompok tani
ENERGI ALTERNATIF (BIODIESEL) DI JAWA TIMUR pagar” menjadi modal dasar dalam menciptakan mitra terjadi terus menerus sampai tanaman
ketangguhan dalam berusatani “jarak pagar”. Hasil berproduksi, seluruh hasil produksi yang dihasilkan
Bambang Yudi Ariadi 1 penelitian menunjukkan dalam melakukan kegiatan petani dikumpulkan dan dibeli kelompok mitra.
budidaya “jarak pagar” petani yang tergabung dalam Selanjutnya biji “jarak pagar” oleh kelompok mitra
1
Fakultas Ekonomi, Manajemen, Universitas Muhammadiyah Malang kelompok tani mitra menyediakan lahan untuk seluruhnya dijual ke perusahaaan mitra (PT Kebun
Alamat Korespondensi : Perum Bumi Asri Blok N.26 Sengkaling Malang digunakan budidaya, sebagian besar lahan berupa Grati Agung (KGA)) dengan sistem bagi hasil berupa
Telpon: 0341-460865, Hp: 08123317597
tanah tegal. Budidaya “jarak pagar” dilakukan dengan minyak mentah (crude jatropha oil) sebanyak 65%
E-mail: yudi@umm.ac.id
cara monokultur dan sebagian dengan cara kelompok mitra dan 35% perusahaan mitra.
ABSTRACT tumpangsari dengan tanaman pangan (jagung dan Keterkaitan agro-input, pertanian dan agro-output
ketela pohon), tanaman buah (mangga). dalam suatu sistem agribisnis “jarak pagar” dapat
Third phase of research conducted to evaluate the local resource-based institution, The following diilustrasikan sebagaimana pada gambar berikut ini:
objectives: 1) knowing participation in the development of “jarak pagar”, 2) who participated in the
development of absolute “jarak pagar”3) formulate methods of agribusiness development “jarak
pagar”.
Research conducted in the District of Grati, Pasuruan regency. Units of analysis are farmers,
farm group relations, group relations and the partner company or industry processing “jarak pagar”
Analysis used is descriptive analysis with quantitative data presented in the table and cross.
Research results are as follows: 1) Institutional Development in the “jarak pagar” a lot of
people involved with the ownership of resources and skills is low, while a lack of social support
network to enter the modern economy, 2) the development of embryo of “jarak pagar” in East Java
beginning of understanding between PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) with the Office of
East Java Province, and 3) institutional Tranformasi traditional to the modern agriculture in the
development of “jarak pagar” changes in behavior, not only through changes in structure, but also
the changes various aspects of the abstract form of behavior, which changes the system of values,
norms, orientation, and goals. Gambar. 1. Keterkaitan Petani/penggarap usahatani “jarak pagar” secara backward linkage
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap dengan (Agroindustri hulu) dan forward (Agroindustri hilir) linkage.
PENDAHULUAN tujuan akhir diperoleh modal ilmiah untuk merumuskan
metode pengembangan agribisnis “jarak pagar” Pengembangan usahatani “jarak pagar” yang agroindustri yang menyediakan kebutuhan
Jatropha curcas L. dikenal dengan “Jarak berbasis masyarakat untuk mendukung sumber dihasilkan oleh petani sangat ditentukan oleh dukungan usahatani, yang dalam hal ini KGA secara konsisten
pagar” dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel energi alternatif (biodiesel) di Jawa Timur. sektor lain, yaitu industri yang menyediakan bibit dan menyediakan bibit “jarak pagar” serta paket teknologi
dan potensial dikembangkan menjadi sumber energi Naskah publikasi ini merupakan hasil penelitian teknologi budidaya “jarak pagar”. Dukungan ini sangat budidaya “jarak pagar”. Agar bibit dan paket teknologi
masa depan, hal ini dikarenakan minyak biji ”jarak tahap ketiga yang lebih difokuskan untuk mengevaluasi berarti bagi usahatani, karena akan menjadi faktor ini sampai pada petani/ penggarap usahatani ”jarak
pagar” tidak termasuk dalam kategori minyak sumberdaya yang berbasis kelembagaan lokal, penentu keberhasilan dalam proses produksi biji “jarak pagar” diperlukan institusi lain yang secara efektif
makanan (edible oil), sehingga pemanfaatannya dengan tujuan: 1) mengetahui partisipasi dalam pagar”, yang Agrroindustri hulu: Penyedia bibit “jarak menghubungkan dengan sasaran. KGA menjalin
sebagai biodiesel tidak mengganggu penyediaan pengembangan “jarak pagar”, 2) siapa yang pagar” dan Teknologi Budidaya Agrroindustri hilir: kerjasama dengan kelompok mitra sebagai institusi
kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri berpartisipasi mutlak dalam pengembangan “jarak Pengolah biji “jarak pagar” menjadi minyak mentah yang berperan dalam menyalurkan kebutuhan input
kimia dan ekspor CPO. Selain itu tanaman ini tahan pagar” 3) bagaimana partisipasi dalam pengembangan (crude jatropa oil) Petani/Penggarap Usahatani bagi petani/penggarap. Kelompok mitra ini sangat
terhadap kekeringan, sehingga mampu berkembang “jarak pagar”dan 4) merumuskan metode “jarak pagar” pada akhirnya akan menentukan strategis dalam meningkatkan ketersediaan input (bibit
dilahan marginal. pengembangan agribisnis “jarak pagar” kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi biji “jarak dan teknik budidaya) secara kuantitas, kualitas dan
Keberhasilan pengembangan ”jarak pagar” Dalam rangkaian penelitian tahap pertama dan pagar” yang dihasilkan. Keterkaitan kebelakang kontinyuitas bagi petani/penggarap.
ditunjukkan dengan posisi tawar yang kuat bagi petani kedua sudah ditemukan lingkungan agribisnis “jarak dari usahatani “jarak pagar” adalah dukungan yang Disamping itu petani sebagai pelaku dalam
dalam mekanisme pasar. Untuk itu mekanisme dalam pagar” dan relasi pelaku usaha secara backward dan konsisten dari agroindustri yang menghasilkan input usahatani “jarak pagar” sangat menaruh perhatian
menciptakan posisitawar yang kuat perlu dikaji secara forward linkage agribisnis “jarak pagar” sebagai dasar bagi petani/penggarap usahatani “jarak pagar”. PT terhadap kepastian pasar. Petani sangat
mendalam, Dukungan data bagaimana lingkungan untuk memahami sistem agribisnis “jarak pagar” serta Kebun Grati Agung (KGA) yang merupakan anak berkepentingan dengan agroindustri hilir yang
agribisnis dan pola relasi pelaku agribisnis serta kajian mengevaluasi sumberdaya berbasis pengetahuan lokal, perusahaan PT Rajawali Nusantra Indonesia (RNI) menyerap biji “jarak pagar” untuk diolah menjadi
kelayakan aspek teknis, ekonomis dan sosial pada tahap Beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan dan merupakan minyak mentah (crude jatropa oil). Agroindustri hilir
kedua merupakan modal ilmiah yang mutlak diperlukan. penting adalah sebagai berikut: ini menjadi daya tarik yang kuat bagi petani dalam

12 HUMANITY, Volume V, Nomor 2,September 2009: 12 - 21 Bambang Yudi Ariadi , Metode Pengembangan Agribisnis Jarak Pagar Berbasis Masyarakat 13
Untuk Mendukung Sumber Energi Alternatif (Biodiesel) di Jawa Timur
berusahatani “jarak pagar”, tidak jarak ditemui keputusan dalam berusahatani mendatang. substitusi atau suplemen bahan bakar minyak. PT hal ini PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau
dilapang, banyak petani yang tidak sungguh-sungguh Ketidakpastian harga hasil pertanian sulit diprediksi Kebun Grati Agung (KGA) adalah perusahaan mitra PT Kebun Grati Agung (KGA), kemudian dilanjutkan
dalam berusahatani “jarak pagar”, bahkan ada yang secara tepat, mengingat begitu kompleksnya faktor yang menjalin kerjasama dalam pengembangan “jarak kepada kelompok mitra, kelompok petani mitra dan
menggantikan dengan komoditas lainnya karena yang menyebabkan fluktuasi harga. pagar” dengan kelompok mitra. Sebagai Perusahaan berakhir kepetani/penggarap.
persoalan tidak jelasnya daya serap pasar biji “jarak Kendala teknis, ekonomis dan faktor resiko mitra ini berkewajiban; a) memberikan pinjaman bibit Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis
pagar”. Untuk meningkatkan ketangguhan pada ketidakpastian menjadi indikator penting dalam “jarak pagar ”, b) menyediakan unit pengolahan biji secara deskriptif dilengkapi dengan data kuantitatif dan
usahatani “jarak pagar” keterkaitan kedepan dengan menentukan kualifikasi dan sikap petani dalam “jarak pagar”, c) mensosialisasikan cara penanaman disajikan dalam tabel silang. Sekaligus untuk
agroindustri yang mengolah biji “jarak pagar” menjadi pengembangan agribisnis “jarak pagar”. “jarak pagar” dan d) menampung semua produksi yang menjelaskan secara
minyak mentah (crude jatropa oil) sebagai sumber dihasilkan oleh kelompok mitra berupa biji “jarak komprehensif temuan dilapang tentang bagaimana
energi alternatif merupakan suatu keharusan. Hasil c. Redistribusi manfaat ekonomi. pagar” untuk diolah menjadi minyak mentah (crude metode pengembangan agribisnis
penelitian menemukan KGA disamping berperan aktif jatropa oil). Kewajiban perusahaan mitra dengan jarak pagar berbasis masyarakat untuk mendukung
dalam menyediakan kebutuhan usahatani “jarak Kepastian pasokan input dan pasar biji “jarak kelompok mitra diatur dalam perjanjian kerjasama sumber energi alternatif.
pagar” bagi petani, juga sekaligus menampung semua pagar” menjadi modal dasar dalam menciptakan secara khusus.
ketangguhan dalam berusatani “jarak pagar”. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
biji “jarak pagar” yang dihasilkan petani, sebagaimana Kelompok Mitra yang merupakan mitra kerja dari
tertuang dalam Nota Kesepahaman antara Rajawali penelitian menunjukkan dalam melakukan kegiatan perusahaan mitra dalam pengembangan agribisnis Struktur dan Pendekatan Kelembagaan
Nusantara Indonesia dengan Dinas Perkebunan budidaya “jarak pagar” petani yang tergabung dalam “jarak pagar” bertugas untuk ; a) menyediakan lahan Pengembangan “jarak pagar”
Propinsi Jawa Timur (terlampir). Nota kesepahaman kelompok tani mitra menyediakan lahan untuk untuk bididaya “jarak pagar”, b) membiayai seluruh
ini merupakan payung hukum dan regulasi dalam digunakan budidaya, sebagian besar lahan berupa kegiatan yang berkaitan dengan tanaman “jarak pagar”, Kepastian pasokan input dan pasar biji “jarak
pengembangan “jarak pagar” untuk mengatasi tanah tegal. Budidaya “jarak pagar” dilakukan c) mengawasi proses kegiatan pelaksanaan pagar” menjadi modal dasar dalam menciptakan
kelangkaan bahan bakar minyak dan mendukung bahan sebagian petani melakukan dengan cara monokultur penanaman “jarak pagar” dan d) mengembalikan ketangguhan dalam berusatani “jarak pagar”. Hasil
bakar alternatif di Jawa Timur. dan sebagian dengan cara tumpangsari dengan pinjaman bibit pada saat panen pertama. penelitian menunjukkan dalam melakukan kegiatan
Keterkaitan kebelakang dan kedepan dalam tanaman pangan (jagung dan ketela pohon), tanaman Kelompok Tani Mitra merupakan kelompok tani budidaya “jarak pagar” petani yang tergabung dalam
usahatani jarak pagar ini menjadi modal dasar dalam buah (mangga). yang bermitra dengan Kelompok Mitra. Kedudukan kelompok tani mitra menyediakan lahan untuk
pengembangan agribisnis “jarak pagar”. Usahatani Untuk kebutuhan benih dan pupuk serta cara Kelompok Tani Mitra tidak dibatasi pada satu wilayah digunakan budidaya, sebagian besar lahan berupa
berkepentingan dengan agroindustri hulu, demikian pula budidaya “jarak pagar” yang benar dibantu oleh administrasi saja, tetapi tersebar pada seluruh daerah tanah tegal. Budidaya “jarak pagar” dilakukan
agroinustri hilir berkepentingan dengan usahatani. Atas kelompok tani mitra. Pendampingan budidaya oleh di Jawa Timur. Kewajiban Kelompok Tani Mitra diatur sebagian petani melakukan dengan cara monokultur
dasar ini pula pola pengembangan agribisnis “jarak kelompok tani mitra terjadi terus menerus sampai secara khusus oleh Kelompok Mitra, hal ini dapat dan sebagian dengan cara tumpangsari dengan
pagar” di Jawa Timur mulai dilakukan. tanaman berproduksi, seluruh hasil produksi yang dimengerti karena kelompok tani mtra ini merupakan tanaman pangan (jagung dan ketela pohon), tanaman
dihasilkan petani dikumpulkan dan dibeli kelompok ujung tombak yang berhadapan langsung dengan buah (mangga).
b. Pengetahuan Lokal Pengembangan mitra dengan harga yang telah disepakati bersama petani atau penggarap budidaya “jarak pagar” serta Untuk kebutuhan benih dan pupuk serta cara
Agribisnis “jarak pagar” sebesar Rp 500/ kg. Selanjutnya biji “jarak pagar” yang luasnya cakupan wilayah kerja yang menjadi tanggung budidaya “jarak pagar” yang benar dibantu oleh
telah dikumpulkan kelompok mitra seluruhnya dijual jawabnya. Keberhasilan pengembangan agribisnis kelompok tani mitra. Pendampingan budidaya oleh
Dalam kegiatan pengembangan agribisnis ”jarak ke perusahaaan mitra (PT Kebun Grati Agung “jarak pagar” ini sangat ditentukan oleh kelompok tani kelompok tani mitra terjadi terus menerus sampai
pagar” ada kendala yang serius baik yang menyangkut (KGA)) dengan sistem bagi hasil berupa minyak mitra. tanaman berproduksi, seluruh hasil produksi yang
persoalan teknis, ekonomis dan resiko ketidakpastian. mentah (crude jatropha oil) sebanyak 65% kelompok
dihasilkan petani dikumpulkan dan dibeli kelompok
Kendala teknis meliputi ketidakmampuan untuk mitra dan 35% perusahaan mitra. METODELOGI PENELITIAN
mitra dengan harga yang telah disepakati bersama
mempraktekkan teknologi produksi dengan baik, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
sebesar Rp 500/ kg. Selanjutnya biji “jarak pagar” yang
sedangkan kendala ekonomi adalah ketidakmampuan merupakan pelaksana operasional dan menyediakan Penelitian dilakukan di Kecamatan Grati,
telah dikumpulkan kelompok mitra seluruhnya dijual
menyediakan biaya yang diperlukan untuk alokasi serta memiliki teknologi yang mampu mengolah biji Kabupaten Pasuruan. Unit analisis adalah pelaku
ke perusahaaan mitra (PT Kebun Grati Agung
faktor produksi optimal. Faktor resiko ketidakpastian “jarak pagar” menjadi bahan bakar alternatif. Yang agribisnis jarak pagar, yang meliputi petani, kelompok
(KGA)) dengan sistem bagi hasil berupa minyak
(resk and uncertainty) merupakan bayang-bayang dimaksudkan biji “jarak pagar” adalah buah “jarak tani mitra, kelompok mitra dan perusahaan mitra atau
mentah (crude jatropha oil) sebanyak 65% kelompok
yang dihadapi masyarakat dan mempengaruhi daya pagar” yang sudah dikupas daging buahnya. PT Kebun industri pengolah. Sampel diperoleh dengan cara
mitra dan 35% perusahaan mitra. Selengkapnya relasi
inovasi dalam pengembangan ”jarak pagar”. Sumber Grati Agung (KGA) merupakan anak perusahaan PT ditelusuri mulai dari industri pengolah, pemasok biji
pelaku agribisnis dalam pengembangan agribisnis
ketidakpastian yang penting adalah masalah kepastian Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merupakan “jarak pagar”, kelompok tani dan petani/penggarap
“jarak pagar dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
pasar yang menyangkut pasokan input (khususnya perusahan yang menyediakan teknologi (pupuk, bibit usahatani “jarak pagar”. Metode ini efektif dilakukan
bibit) dan harga biji ”jarak pagar”. Ketidakpastian dan budidaya) dan agroindustri yang mengolah biji mengingat tanaman “jarak pagar” merupakan suatu
harga lebih banyak disebabkan oleh faktor alam. Hasil “Jarak Pagar” menjadi minyak mentah (crude jatropa tanaman baru yang bersifat top down. Penelusuran
pertanian yang gagal akan berpengaruh terhadap oil) untuk sumber bahan bakar alternatif sebagai sampel dimulai dari Perusahaan pengolah yang dalam

14 HUMANITY, Volume V, Nomor 2,September 2009: 12 - 21 Bambang Yudi Ariadi , Metode Pengembangan Agribisnis Jarak Pagar Berbasis Masyarakat 15
Untuk Mendukung Sumber Energi Alternatif (Biodiesel) di Jawa Timur
sebagai substitusi atau suplemen bahan bakar maupun tumpang sari dengan tanaman pangan dan
minyak. PT Kebun Grati Agung (KGA) adalah atau tanaman buah.
perusahaan mitra yang menjalin kerjasama dalam
pengembangan “jarak pagar” dengan kelompok Salah satu ciri khas pengembangan ”jarak pagar”
mitra. Sebagai Perusahaan mitra ini berkewajiban; adalah melibatkan banyak orang dengan pemilikan
a) memberikan pinjaman bibit “jarak pagar ”, b) sumber daya dan keterampilan yang rendah, serta
menyediakan unit pengolahan biji “jarak pagar”, c) social network yang kurang mendukung, khususnya
mensosialisasikan cara penanaman “jarak pagar” untuk memasuki ekonomi modern saat ini. Hal ini
dan d) menampung semua produksi yang dihasilkan berakibat kinerja ekonomi pedesaan yang berbasis
oleh kelompok mitra berupa biji “jarak pagar” untuk “jarak pagar” cenderung lemah. Salah satu upaya yang
diolah menjadi minyak mentah (crude jatropa oil). dapat dilakukan untuk pengembangan network
Kewajiban perusahaan mitra dengan kelompok tersebut adalah melalui strategi pendekatan
mitra diatur dalam perjanjian kerjasama secara kelembagaan, yang selama ini belum mendapat
khusus. penanganan yang memadai.
4. Kelompok Mitra yang merupakan mitra kerja dari Rendahnya kapasitas kelembagaan ekonomi
perusahaan mitra dalam pengembangan agribisnis disebabkan antara lain oleh pelaksanaan program yang
“jarak pagar” bertugas untuk ; a) menyediakan lahan tidak berbasiskan kelembagaan lokal yang telah ada,
untuk bididaya “jarak pagar”, b) membiayai seluruh sehingga kondisinya semakin memudar. Introduksi
kegiatan yang berkaitan dengan tanaman “jarak kelembagaan dari luar yang terasa asing bagi
pagar”, c) mengawasi proses kegiatan pelaksanaan masyarakat berimplikasi kepada lemahnya partisipasi
penanaman “jarak pagar” dan d) mengembalikan masyarakat dalam kelembagaan tersebut. Akibatnya,
pinjaman bibit pada saat panen pertama. partisipasi masyarakat secara keseluruhan lemah
5. Kelompok Tani Mitra merupakan kelompok tani dalam aktfitas pembangunan/pengembangan “jarak
yang bermitra dengan Kelompok Mitra. Kedudukan pagar”.
Kelompok Tani Mitra tidak dibatasi pada satu Kelembagaan ekonomi dalam pengembangan
wilayah administrasi saja, tetapi tersebar pada ”jarak pagar” yang dibentuk dari nilai-nilai tradisional
seluruh daerah di Jawa Timur. Kewajiban memiliki akses yang kecil terhadap kelembagaan
Kelompok Tani Mitra diatur secara khusus oleh modern, sehingga interaksi antar kelembagaan
Kelompok Mitra, hal ini dapat dimengerti karena ekonomi menjadi rendah. Karena itulah, tranformasi
kelompok tani mtra ini merupakan ujung tombak kelembagaan tradisional menjadi suatu yang esensial,
yang berhadapan langsung dengan petani atau demi tercapainya sinergi otpimum dalam aktivitas
penggarap budidaya “jarak pagar” serta luasnya jaringan ekonomi di tingkat lokal. Tranformasi
cakupan wilayah kerja yang menjadi tanggung kelembagaan tradisional ke arah pertanian modern
jawabnya. Keberhasilan pengembangan agribisnis dalam pengembangan ”jarak pagar” berintikan pada
“jarak pagar” ini sangat ditentukan oleh kelompok perubahan perilaku, tidak hanya melalui perubahan
tani mitra. Secara prinsip kewajiban Kelompok Tani struktur saja, tetapi juga menyangkut perubahan
Mitra ini sama dengan kewajiban Kelompok Mitra, berbagai aspek abstrak yang membentuk perilaku
Gambar 2. Struktur Pengembangan Agribisnis “jarak pagar” di Jawa Timur. tugas yang utama dan yang membutuhkan tersebut, yaitu berupa perubahan sistem nilai, norma,
Pada gambar 2 diatas dapat dijelaskan struktur penanganan serius adalah mengawasi proses orientasi, tujuan, dan lain-lain. Tataran ini menjadi
dimaksudkan biji “jarak pagar” adalah buah “jarak
pengembangan agribisnis “jarak pagar” sebagaimana kegiatan penanaman “jarak pagar”. Mengingat penting dirumuskan, khususnya dalam konteks
pagar” yang sudah dikupas daging buahnya.
hal-hal berikut ini: tanaman “jarak pagar” ini merupakan tanaman baru pengembangan ”jarak pagar” yang tentunya akan
3. PT Kebun Grati Agung (KGA) merupakan anak
bagi petani/ penggarap dan tidak memberikan sangat spesifik lokal. Bagaimana masyarakat lokal ikut
perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia
1. Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur jaminan pendapatan/kesejahteraan dalam terlibat dalam memaknai (mengisi) otonomi daerah
(RNI) yang berkedudukan di Pasuruan adalah
2. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) kehidupannya. Kelompok Tani Mitra harus “santun” tersebut, khususnya untuk kepentingan ekonominya
perusahan yang menyediakan teknologi (pupuk, bibit
merupakan pelaksana operasional dan menyediakan dalam melakukan pendekatan dengan petani/ sendiri, masih merupakan bidang yang perlu ditemukan
dan budidaya) dan agroindustri yang mengolah biji
serta memiliki teknologi yang mampu mengolah biji penggrap. model pengembangannya. Penguatan jaringan ekonomi
“Jarak Pagar” menjadi minyak mentah (crude
“jarak pagar” menjadi bahan bakar alternatif. Yang 6. Petani atau penggarap budidaya “jarak pagar” kerakyatan di pedesaan perlu dipandang sebagai suatu
jatropa oil) untuk sumber bahan bakar alternatif
melakukan usahataninya secara monokultur

16 HUMANITY, Volume V, Nomor 2,September 2009: 12 - 21 Bambang Yudi Ariadi , Metode Pengembangan Agribisnis Jarak Pagar Berbasis Masyarakat 17
Untuk Mendukung Sumber Energi Alternatif (Biodiesel) di Jawa Timur
keharusan, dimana penguatannya merupakan dan pluralisme serta mengembangkan dan kearifan lokal tersebut memiliki posisi yang sangat 2. Bahan bakar alternatif dari minyak “jarak pagar”
salah satu titik perhatian dari studi kelembagaan. musyawarah. Ciri-ciri organisasi lokal ini telah strategis dalam pembangunan masyarakat. Organisasi (jatropha curcas L.) dapat dikembangkan secara
Membangun kelembagaan untuk memperkuat jaringan mengakomodasi unsur hak asasi manusia dan masyarakat lokal diharapkan mampu mendorong teknis dan ekonomis.
ekonomi kerakyatan di pedesaan yang berbasis demokratisiasi pada tingkat lokal. Karena itu, apabila percepatan pembangunan dengan sasaran-sasaran 3. Menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan
sumberdaya pertanian setempat, adalah juga berarti berbagai ciri yang melekat pada organisasi lokal ini strategis untuk berkurangnya desa tertinggal dan pendapatan petani Jawa Timur khususnya yang
mengembangkan budaya non-material untuk dapat dipertahankan, akan semakin memperkuat terisolir, berkurangnya indeks kemiskinan, berada di Wilayah Binaan Gerdu-Taskin, melalui
meningkatkan daya saing modal sosial (social capital) ketahanan sosial masyarakat. Sehubungan dengan itu, meningkatnya pendapatan masyarakat yang ditandai upaya pemanfaatan lahan secara optimal.
di pedesaan. Dari kacamata ekonomi, penguatan organisasi dan kearifan lokal, yang tumbuh dan dengan terciptanya lapangan kerja dan kesempatan
kelembagaan pedesaan harus mempunyai makna berkembang di masyarakat, perlu diberikan ruang kerja, berkembangnya perekonomian lokal PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang
peningkatan dayasaing ekonomi pertanian di pedesaan. gerak yang luas agar dapat mengekspresikan dan masyarakat, kuatnya jaringan informasi dan ekonomi diberi kepercayaan oleh Pemerintah Jawa Timur untuk
mengartikulasikan berbagai kebutuhan masyarakat serta peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah mengembangkan tanaman “jarak pagar” sampai
Partisipasi dan Peran Strategis Masyarakat khususnya untuk meningkatkan pengembangan ”jarak dan masyarakat. dengan tahun 2007 sudah mencapai lahan seluas 5.000
pagar”. Cikal bakal pengembangan “jarak pagar” di Jawa hektar, yang meliputi wilayah Pasuruan, Probolinggo,
Hal lain yang amat penting untuk ditekankan Lebih jauh dari itu, berkembangnya keswadayaan Timur diawali dari Nota Kesepahaman antara PT Situbondo, Madura, Mojokerto, Tuban, Lamongan dan
dalam pengembangan ”jarak pagar” adalah peranan masyarakat dan peran aktifnya dalam pembangunan, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan Dinas Sidoarjo.
atau partisipasi masyarakat lokal mulai ditingkat petani/ khususnya pembangunan kesejahteraan sosial. perkebunan Propinsi Jawa Timur. Pengembangan Untuk meningkatkan efektifitas dalam
penggarap, pedagang dan industri pengolah biji ”jarak Sebagaimana dikemukakan oleh Korten (1982), bahwa “jarak pagar” di wilayah Jawa Timur didasarkan atas pengembangan tanaman “jarak pagar” dengan
pagar” diarahkan untuk selalu mendorong pada pembangunan akan mampu mengembangkan hal-hal sebagai berikut: memanfaatkan lahan tidur atau tidak produktif milik
peningkatan kapasitas pengembangan ”jarak pagar”. keswadayaan masyarakat apabila pembangunan itu petani di Jawa Timur, dilakukan kerjasama dengan
Di daerah penelitian, nilai sosial budaya lokal berorientasi pada kebutuhan masyarakat (people 1. Membantu Pemerintah dalam mengatasi kelangkaan pesantern atau kelompok masyarakat lainnya.
atau kearifan lokal tersebut telah terlembaga dengan centered development). Dan pembangunan yang bahan bakar minyak, dengan cara mencari sumber Kelompok ini selanjutnya dikenal dengan “Kelompok
baik dalam masyarakat, dan menjiwai semua aktivitas berpusat pada masyarakat itu dapat direalisasikan bahan bakar alternatif sebagai substitusi atau Mitra”. Peran strategis yang dilakukan sebagaimana
masyarakat tersebut. Petani secara khusus hidup apabila memanfaatkan organisasi lokal yang ada di suplemen bahan bakar minyak. dalam tabel berikut:
dalam kesederhanaan, mereka telah mengembangkan masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembangunan
mekanisme dalam upaya memenuhi kebutuhannya, Tabel 1. Karakteristik Peran Strategis Pelaku Agribisnis “jarak pagar”
pedesaan, Sediono Tjandronegoro (Kompas, 1982)
menjangkau sumber dan pelayanan serta berpartisipasi mengemukakan, bahwa bentuk kelompok informal
dalam kegiatan kemasyarakatan. Mekanisme tersebut yang tumbuh dari bawah dan berciri demokratik,
dilembagakan dalam sebuah wahana yang berupa merupakan wadah bagi masyarakat desa untuk
organisasi/kelompok mitra yang mengendalikan berpartisipasi dalam pembangunan.
kegiatan berusahatani ditingkat petani/penggarap dan Pembinaan kelompok informal ini menyebabkan
kelompok industri yang dalam hal ini KGA (Kebun komunikasi antara pemerintah dan masyarkat desa bisa
Grati Agung) yang merupakan anak perusahaan PT efektif. Pemikiran ini sesuai dengan Agenda 21 yang
Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merupakan menekankan tanggung jawab khusus dari otoritas lokal
perusahan yang menyediakan teknologi (pupuk, bibit dengan konsep “berpikir global, bertindak lokal”,
dan budidaya) dan agroindustri yang mengolah biji dan deklarasi IULA (International Union of Lokal
“Jarak Pagar” menjadi minyak mentah (crude jatropa Authorities) dan EU (European Union) tahun 1985,
oil) untuk sumber bahan bakar alternatif sebagai dimana adanya keharusan bagi otoritas lokal di seluruh
substitusi atau suplemen bahan bakar minyak. dunia memberikan prioritas untuk partisipasi bagi
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa organisasi lokal, perusahaan swasta, perempuan dan
keberadaan organisasi yang telah tumbuh dan pemuda, dalam pengambilan keputusan, perencanaan
berkembang pada masyarakat lokal, telah menjadi dan implementasi proyek-proyek lokal dan
alternatif mekanisme pemecahan masalah perencanaan “Agenda 21” atau semua hal yang
pengembangan ”jarak pagar”. Organisasi/ kelompok bersifat lokal (Izzedin Bakhit, 2001).
yang ada memperlihatkan ciri-ciri, seperti Dalam perspektif pekerjaan sosial, nilai sosial
egalitarianisme, penghargaan kepada orang budaya dan organisasi lokal tersebut merupakan potensi
berdasarkan prestasi, keterbukaan partisipasi bagi dan sumber kesejahteraan sosial atau modal sosial
seluruh anggota, penegakan hukum dan keadilan, (social capital) dalam rangka pembangunan
toleransi masyarakat. Dengan demikian, keberadaan organisasi Sumber: Nota Kesepahaman Dinas Perkebunan, RNI, KGA dan Kelompok Mitra.

18 HUMANITY, Volume V, Nomor 2,September 2009: 12 - 21 Bambang Yudi Ariadi , Metode Pengembangan Agribisnis Jarak Pagar Berbasis Masyarakat 19
Untuk Mendukung Sumber Energi Alternatif (Biodiesel) di Jawa Timur
Metode pengembangan agribisnis jarak pagar 2. Kelembagaan lebih ke tujuan distribusi bantuan dan mendukung, khususnya untuk memasuki ekonomi Downey W.D. dan Erickson S.P., 1987.
berbasis masyarakat memudahkan aparat pemerintah mengontrol modern. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga.
pelaksanaan program pembangunan di lapangan, 2) Cikal bakal pengembangan “jarak pagar” di Jawa Jakarta.
Pembangunan pedesaan merupakan proses dan bukan ditekankan pada peningkatan peran aktif Timur diawali dari Nota Kesepahaman antara PT
penyadaran sosial guna meningkatkan kemampuan masyarakat pedesaan. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dengan Dinas Erliza Hambali, dkk, 2006. Jarak Pagar Tanaman
dan kemandirian untuk mewujudkan kehidupan 3. Pembentukan kelembagaan seharusnya ditekankan perkebunan Propinsi Jawa Timur. Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya.
masyarakat yang berharkat dan bermartabat, dan pada untuk memperkuat ikatan horizontal daripada 3) Tranformasi kelembagaan tradisional ke arah Jakarta.
akhirnya masyarakat memiliki kemampuan secara memperkuat ikatan vertikal. pertanian modern dalam pengembangan ”jarak
mandiri untuk menentukan pilihan bagi kehidupannya. 4. Pengembangan kelembagaan cenderung pagar” berintikan pada perubahan perilaku, tidak Kotler, Philip (1994). Marketing Management:
Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan menggunakan pendekatan struktural dibanding hanya melalui perubahan struktur saja, tetapi juga Analysis, Planning, Implementation and
pedesaan, perhatian ditekankan pada perbaikan ragam kultural, dengan harapan perilaku dan tindakan menyangkut perubahan berbagai aspek abstrak Control. Eighth Edition. Prentice Hall
kelembagaan yang berdayaguna dan berhasilguna masyarakat akan mengikutinya. yang membentuk perilaku tersebut, yaitu berupa International, New Jersey – USA.
serta ke arah pencapaian pemerataan pendapatan dan 5. Introduksi kelembagaan baru umumnya telah perubahan sistem nilai, norma, orientasi, dan tujuan.
kesempatan kerja yang lebih baik. Pendekatan merusak kelembagaan lokal denga makin lemahnya Soekartawi, 1993. Resiko dan Ketidakpastian
“agricultural development” yang dikombinasikan ikatan horizontal antar pelaku sosial dan ekonomi
Dalam Agribisnis: Teori dan Aplikasi. PT
dengan “rural development” menjadi satu program DAFTAR PUSTAKA Raja Grafindo Persada. Jakarta.
di pedesaan, dikarenakan kegiatan proyek
pembangunan pedesaan komprehensif, yaitu: umumnya bersifat sektoral dan antar tahun bersifat
“ruralagricultural development”, yang langsung Anonim, 2002. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Soekanto R. dan Indriyo G. 2000. Manajemen
kontiniu.
menuju ke sasaran. Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Produksi. BPFE, UGM. Yogyakarta
6. Pengembangan kelembagaan melalui jalur program
Dampak dari pembangunan yang serba pemerintah umumnya sarat slogan dan jargon politik Perguruan Tinggi. Edisi VII. Jakarta: Dirjen
sentralistik adalah suatu kesenjangan antara realitas daripada upaya nyata pemberdayaan ekonomi Dikti, Direktoral Pembinaan Penelitian dan
makro dan mikro, yaitu relatif makmur secara nasional masyarakat pedesaan.
Pengabdian Pada Masyarakat.
(makro) namun miskin secara lokal (mikro). Di tingkat 7. Aspek teknologi masih dijadikan jurus klasik
lokal, kondisi ini melahirkan beragam bentuk protes ————, 2004. Jawa Timur Dalam Angka. BPS
perancang kebijakan pemerintah untuk
ketidakpuasan masyarakat lokal/tradisional yang Propinsi. Surabaya. Armand Sudiyono, 1997.
memecahkan masalah marjinalisasi ekonomi
menuntut keadilan, mulai dari bentuk apatisme, Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian
masyarakat pedesaan. Masalah kelembagaan yang
penarikan diri, unjuk rasa, pemberontakan lokal. Universitas Muhammadiyah Malang.
semakin lemah justru dipandang dengan hanya
Upaya pembangunan perekonomian dan sebelah mata. Bayu Krisnamurthi, 2002. Strategi Pemabangunan
kelembagaan pedesaan seharusnya berbasis 8. Kelembagaan pendukung belum dikembangkan Ekonomi Rakyat, Dalam Kerangka
sumberdaya pertanian dan pedesaan setempat. dengan baik, karena pelaksanaan pembangunan Pembangunan Ekonomi Daerah. Pusat Studi
Artinya, mengembangkan budaya nonmaterial untuk terutama di pedesaan, terjebak dalam pendekatan Pembangunan IPB.
meningkatkan daya saing modal sosial (social capital) sektoral.
di pedesaan, yang mencerminkan adanya 9. Sikap dan tindakan (aparat) pemerintah di atas Bambang Yudi A., 2004. Aplikasi Analisis Biaya,
penghargaan azas keadilan dan keberlanjutan. Dari ditopang lemahnya pola pikir dan pemahaman Volume dan Laba pada Agroindustri Kripik
sisi ekonomi, penguatannya harus bermakna kelembagaan, mencakup aspek fungsi dan Pisang. Hasil Penelitian Dosen Muda.
peningkatan daya saing ekonomi pertanian dipedesaan. kekuatannya menggerakkan pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.
pedesaan.
Simpul Kritis Permasalahan Metode
Bary, PJ, 1984. Risk Management in Agriculture.
Pengembangan ”Jarak Pagar” KESIMPULAN DAN SARAN The IOWA State Univercity Press.. Davis and
Cosenza, 1993. Business Research for
Simpul kritis permasalahan dalam metode Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut: Decision Making. Third Edition. Wadsworth
pengembangan ”Jarak Pagar” yang ditemukan adalah
Publishing Company, Belmont – California –
sebagai berikut: 1) Kelembagaan Ekonomi dalam Pengembangan USA.
”jarak pagar” melibatkan banyak orang dengan
1. Kelembagaan ekonomi desa terfokus pada upaya pemilikan sumber daya dan keterampilan yang Dillon H.S, 1999. Pertanian Membangun Bangsa.
peningkatan produksi biji ”jarak pagar” dalam rendah, sementara social network yang kurang Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
jangka pendek dengan tekanan kegiatan di lapang
pada penerapan teknologi produksi.

20 HUMANITY, Volume V, Nomor 2,September 2009: 12 - 21 Bambang Yudi Ariadi , Metode Pengembangan Agribisnis Jarak Pagar Berbasis Masyarakat 21
Untuk Mendukung Sumber Energi Alternatif (Biodiesel) di Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai