Anda di halaman 1dari 11

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN MELALUI

JARI KREASI SAMPAH BOCAH CILIK DI KAWASAN PARANGTRITIS

Yora Harlistyarintica, Hana Wahyuni, Widiyawanti,


Nur Yono, Indah Permata Sari, dan Nur Cholimah, M.Pd
PAUD FIP Universitas Negeri Yogyakarta
yora.harlistya@gmail.com, hanawahyuni225@gmail.com, wantiwidiya@gmail.com,
nuryono.ion@gmail.com, indah1502@yahoo.com, nurcholimah@uny.ac.id

Abstrak
Pelatihan ini bertujuan untuk menanamkan karakter cinta lingkungan pada anak-anak usia 4-
12 tahun di kawasan wisata Parangtritis. Usia tersebut merupakan usia emas dalam tumbuh
kembang anak yang memungkinkan adanya penanaman karakter cinta lingkungan. Metode
yang digunakan dalam pelatihan ini berupa bermain, bercerita, menyanyi dan demonstrasi.
Kegiatan yang dilakukan berupa eksplorasi sampah, outbond, pembuatan kerajinan (gelas
plastik, tutup botol dan botol) dan lomba kreasi sampah. Sasaran kegiatan ini berjumlah 30
anak dari wilayah Parangtritis. Pendidik dalam kegiatan ini yaitu tim pelaksana program
kreativitas mahasiswa Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik. Hasil dari kegiatan ini anak mampu
membuat kreasi sampah sebagai wujud rasa cinta terhadap lingkungan. Kreasi tersebut berupa
boneka kelinci, boneka tutup botol, boneka laba-laba, dan lukis botol. Anak-anak terlihat
antusias selama mengikuti kegiatan. Orang tua sangat mendukung kegiatan ini terlihat dari
keterlibatannya dalam mendampingi anak.

Kata kunci: karakter, cinta lingkungan, sampah, anak

CULTIVATING THE LOVING ENVIRONMENT CHARACTER EDUCATION


THROUGH FINGER KIDS’ TRASH CREATION IN PARANGTRITIS AREA

Abstract
This training aims to stimulate the love character towards environment for children age 4-12
years old in Parangtritis tourism area. At age 4-12, children area in the best stage to be
accustomed to love and care to their environment. The methods used to build the character are
playing, story telling, singing and demonstrating. The activities are waste exploration,
outbond, handicraft production (plastic cups, bottle caps, and bottles) and waste creation
contest. The creation could be in the form of rabbit doll, bottle cap doll, spider doll, and bottle
painting. The targets are 30 children around Parangtritis area. The educators of this activitity
are the implementer team from Program Kreativitas Mahasiswa Jari Kreasi Sampah Bocah
Cilik. The program outcome is to educate children to love their environment by making waste
creation. Children are enthusiastic while their parents accompany them during activities as a
sign of their support to the program.
Keywords: character, love the environment waste, children

PENDAHULUAN moral, akhlak, dan budi pekerti yang baik.


Karakter merupakan hal yang sangat Menurut Zubaedi (2011: 1), manusia yang
penting dan mendasar bagi manusia. hidup tanpa karakter adalah manusia yang
Karakter menjadi salah satu kekhasan membinatang.
manusia dibandingkan dengan makhluk Mengingat betapa pentingnya
hidup yang lainnya. Manusia yang karakter maka masyarakat umum juga
berkarakter kuat dan baik secara individual memiliki peran dan tanggungjawab untuk
maupun sosial ialah manusia yang memiliki menanamkan karakter yang baik melalui

20
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

proses pembelajaran yaitu dengan adanya terhadap lingkungan sekitarnya yang bisa
pendidikan karakter. Pendidikan karakter ditunjukkan dengan sikap dan tindakan
adalah suatu upaya yang dilakukan dengan untuk selalu berupaya mencegah kerusakan
sengaja untuk mengembangkan karakter pada alam sekitarnya (Azzet, 2013: 97).
yang baik (good character) berlandaskan Ciri manusia yang cinta lingkungan akan
kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang bertindak sebagaimana cinta mereka
secara objektif baik bagi individu maupun terhadap sesama manusia. Cinta tersebut
masyarakat (Saptono, 2011: 23). dapat ditunjukkan manusia dengan cara
Pendidikan karakter merupakan selalu menjaga dan mengelola
upaya untuk membantu perkembangan jiwa lingkungannya.
anak baik lahir maupun batin, dari sifat Pendidikan karakter mendesak
alami menuju ke arah peradaban manusiawi dilakukan karena terjadinya degradasi
yang lebih baik. Seperti anjuran orang tua moral anak bangsa. Di era modern seperti
yang diberikan kepada anaknya agar duduk saat ini banyak masalah yang terjadi dalam
dengan baik, tidak berteriak-teriak, tidak kehidupan masyarakat seperti banyaknya
jahil, menghormati orang tua, saling tolong- kerusakan lingkungan akibat sampah.
menolong dengan teman, bertanggung Sampah merupakan sisa buangan dari
jawab dengan pekerjaannya, dan lain-lain. kegiatan sehari-hari manusia maupun
Sehubungan dengan hal tersebut proses alam berupa bahan yang dapat
pendidikan karakter mengajarkan kepada terurai (organik) maupun tidak terurai
manusia tentang tabiat, moral, tingkah laku (anorganik) oleh tanah. Sampah yang tidak
maupun kepribadian yang baik (Fadlillah & dikelola dengan baik akan menimbulkan
Khorida, 2013: 22). Hal ini menunjukkan bau tidak sedap, menjadi sumber penyakit,
bahwa di dalam pendidikan karakter harus pencemaran lingkungan, serta merusak
diawali dengan tekad yang baik, dirasakan keindahan. Selain itu, tanah yang tercemar
dan tidak hanya dipikirkan saja namun oleh sampah anorganik akan merusak
dilakukan. strukturnya sehingga menjadi kurang
Pendidikan karakter merupakan subur. Struktur tanah yang rusak dapat
proses yang berkelanjutan dan tidak pernah mempengaruhi produktivitas tumbuhan.
berakhir (never ending process). Permasalahan sampah di
Belangsung sejak manusia ada dan berakhir Yogyakarta dapat dijumpai di salah satu
ketika manusia tiada. Pendidikan karakter kawasan wisata yaitu Pantai Parangtritis.
sebagai suatu proses terpadu untuk Ironisnya, sampah yang berserakan tersebut
menyiapkan generasi penerus bangsa, yang berasal dari sampah yang tidak hanya
disesuaikan dengan kebutuhan manusia dibuang oleh masyarakat sekitar melainkan
masa depan, berakar pada nilai filosofi dan juga para pengunjung pantai. “Sampah
nilai-nilai kultural bangsa Indonesia. pariwisata dulunya sampai menumpuk
Pendidikan harus menumbuhkembangkan tidak muat kena angin masuk area sini,
filosofi dan pengamalan atas keseluruhan sampah tersangkut dan banyak
karakter bangsa ini secara utuh dan menimbulkan bau,” terang ketua pengelola
menyeluruh. Karakter bangsa dapat Garduaction, Vika Wahyu Aji (www.
menjadi suatu perekat bangsa karena jogja.tribunnews.com diakses pada 17
karakter mengandung unsur budaya yang Oktober 2016 pukul 17.24 WIB).
digali dari bangsa tersebut. Karakter dapat Tidak hanya itu, perilaku
menjadi ciri khas suatu bangsa. membuang sampah di sungai juga
Karakter juga dapat menjadi identitas menimbulkan dampak yang merugikan
bangsa dalam menjaga kelestarian bagi masyarakat sekitar Parangtritis seperti
lingkungan. Karakter cinta lingkungan saat terjadi banjir. “Sebanyak 2000 meter
adalah salah satu karakter yang kubik sampah yang terbawa banjir sabtu
menunjukkan manusia tersebut peduli malam (12/3/2016) dibersihkan oleh 800

21
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

orang relawan dalam acara bersih pantai di sampah bagi anak-anak sekitar maupun
sepanjang Pantai Parangkusumo para pengunjung wisata.
Parangtritis (www.harianjogja.com diakses
pada 17 Oktober 2016 pukul 16.28 WIB).
Kawasan wisata Pantai Parangtritis KARAKTER ANAK PEDULI
telah mempunyai pengelolaan sampah LINGKUNGAN
bernama Garduaction (Garbage Care and Karakter peduli lingkungan perlu
Education) yang beralamat di Dusun dibangun dalam diri anak. Karakter ini
Mancingan RT 02, Parangtritis, Kretek, meliputi peduli lingkungan sosial dan
Bantul, Yogyakarta. Garduaction menjadi lingkungan alam. Karakter peduli
tempat bagi warga yang ingin menabung lingkungan sosial merupakan sebuah sikap
sampahnya. Kemudian para pemuda dan tindakan yang menunjukkan upaya
melalui Garduaction juga telah memiliki untuk memberikan bantuan baik moril
inisiatif untuk memanfaatkan sampah maupun materil bagi orang lain yang
anorganik menjadi kerajinan seperti spot- membutuhkan. Sikap ini menunjukkan
spot foto dan saat ini hanya menjadi tempat kepekaan terhadap kondisi sekitar.
wisata yang mengedukasi pemanfaatan Karakter peduli lingkungan alam
sampah bagi masyarakat khususnya orang merupakan sikap yang ditunjukkan dengan
dewasa. perbuatan menjaga lingkungan alam
Berdasarkan permasalahan tersebut, sekitarnya. Sikap ini juga ditunjukan
maka dilakukan tindakan preventif agar dengan tindakan memperbaiki kerusakan
anak tidak terpengaruh oleh lingkungan lingkungan yang terjadi. Karakter ini
sosial. Kegiatan ini dapat menumbuhkan membuat kelangsungan alam terjaga.
rasa cinta terhadap lingkungan sejak dini. Kedua karakter ini perlu dibangun
Proses internalisasi rasa cinta lingkungan dalam diri anak-anak supaya dapat
dapat dimulai dengan memberikan memiliki sikap yang peka terhadap
keterampilan sederhana dan bermakna yang lingkungan baik sosial dan alam. Karakter
mudah dilakukan oleh anak yaitu ini akan membuat anak mengerti kondisi
memanfaatkan sampah anorganik menjadi sesama manusia dan lingkungan alamnya.
kerajinan yang berguna. Keterampilan ini Tak dapat dipungkiri kedua hal ini
dapat diberikan melalui pembelajaran merupakan kesatuan yang berjalan
maupun permainan yang berhubungan beriringan (Azzet, 2013:96-97).
dengan lingkungan. Anak juga perlu
dibantu untuk memahami makna setiap SAMPAH
aktivitas yang dilakukan. Sampah merupakan hasil
Program Jari Kreasi Sampah Bocah sampingan dari aktivitas manusia yang
Cilik menyediakan kegiatan berupa tidak terpakai (Sucipto, 2012:1). Hasil
eksplorasi sampah, outbond, pembuatan sampingan ini akan selalu bertambah
kerajinan, pembuatan showroom kerajinan seiring meningkatnya aktivitas yang
untuk memamerkan hasil karya anak-anak, dilakukan manusia. Sampah terdiri dari dua
dan pekan lomba kreasi sampah. jenis yaitu organik dan anorganik. Sampah
Diharapkan, melalui kegiatan ini anak-anak organik dapat terurai secara alami seiring
akan mempunyai kegiatan positif dan berjalannya waktu berasal dari makhluk
memiliki rasa cinta terhadap lingkungan hidup seperti sampah sisa sayur-sayuran,
sehingga pengelolaan sampah khususnya daun-daun, buah, ranting, dan lain-lain.
sampah anorganik dapat lebih Sampah anorganik merupakan sampah
dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, yang tidak dapat terurai (membutuhkan
Garduaction sebagai tempat pengelolaan waktu yang lama) seperti plastik, kaca,
sampah dapat menjadi wisata edukasi kaleng, logam, dan lain-lain.

22
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

Pengelolaan sampah dapat merupakan kegiatan pengenalan sampah


dilakukan dengan sistem 3R yaitu reduce kepada anak-anak melalui pengamatan
(mengurangi), reuse (menggunakan terhadap lingkungan sekitar. Outbond
kembali), dan recycle (mendaur ulang). dilakukan untuk memberi penguatan materi
Program mengurangi dapat dimulai dari dengan cara bermain bersama dalam bentuk
mengganti bahan-bahan anorganik menjadi pos-pos. Pada tahap inti terdapat
bahan-bahan yang dapat diuraikan oleh pembuatan kerajinan-kerajinan dari
lingkungan. Reuse yaitu menggunakan sampah anorganik (gelas plastik, tutup
kembali barang-barang yang dapat botol dan botol). Pembuatan showroom
digunakan berkali-kali seperti kantong kerajinan bertujuan untuk memamerkan
plastik. Sampah juga dapat di daur ulang hasil kerajinan anak-anak. Kemudian ada
menjadi barang-barang yang bermanfaat pekan lomba kreasi sampah yang bertujuan
seperti tas kantong plastik, bunga plastik, untuk mengasah kreativitas anak-anak.
tempat pensil, taplak meja, dan lain-lain. Pada tahap pelaksanaan program ini
Pengelolaan sampah organik dapat juga dilakukan pengamatan terhadap anak
dilakukan dengan pengomposan. Kompos tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
merupakan pupuk organik berasal dari keterampilan anak khususnya yang terkait
sampah organik yang dapat digunakan dengan pemanfaatan sampah.
untuk meningkatkan kesuburan tanaman.
Kompos dapat dimanfaatkan dalam Metode Pembelajaran
kegiatan manusia khususnya dalam bidang Selama pembelajaran berlangsung
pertanian. digunakan metode bercerita, bernyanyi,
demonstrasi, dan bermain. Bercerita
METODE KEGIATAN digunakan ketika menjelaskan bahaya dan
dampak sampah bagi lingkungan.
Pra Pelaksanaan Bernyanyi digunakan untuk menguatkan
Pada tahap pra pelaksanaan dilakukan ingatan anak tentang materi yang dipelajari.
beberapa kegiatan yaitu menjalin Demonstrasi digunakan untuk menjelaskan
kerjasama, membuat matrik kerja, cara membuat kerajinan sampah sekaligus
menyiapkan materi, lesson plan, alat dan anak ikut mempraktekkan. Bermain
bahan, modul pembelajaran. Kerjasama menjadi metode yang menarik bagi anak
dilakukan dengan Kepala Dukuh dalam belajar sehingga tidak
Parangtritis, Ketua RT 02 Dusun membosankan.
Mancingan, dan Ketua Garduaction melalui
diskusi. Sasaran Program
Pada tahap pra pelaksanaan ini juga Sasaran program ini adalah anak-
dilakukan pengukuran terhadap anak usia 4-12 tahun (PAUD sampai SD)
pengetahuan awal anak mengenai sampah yang berjumlah 30 anak dan berada di
dan cara pemanfaatannya. Angket penilaian kawasan wisata Pantai Parangtritis
sikap juga dibagikan kepada orang tua anak Yogyakarta.
di awal kegiatan untuk mengetahui
bagaimana sikap awal anak sebelum Evaluasi dan Tindak Lanjut
kegiatan dilaksanakan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
apakah sudah sesuai antara perencanaan
Pelaksanaan dan pelaksanaan. Evaluasi dilakukan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara membandingkan tingkat
beberapa kegiatan yaitu eksplorasi sampah, penegtahuan dan sikap anak sebelum
outbond, pembuatan kerajinan, membuat mengikuti program dengan hasilnya setelah
showroom kerajinan, dan pekan lomba mengikuti program. Apabila hasilnya
kreasi sampah. Eksplorasi sampah meningkat maka melalui program ini rasa

23
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

cinta lingkungan sudah mulai tumbuh pada kelompok menceritakan jenis sampah yang
anak-anak. Evaluasi ini juga dilakukan diperoleh di depan teman-temannya. Tim
dengan melakukan tanya jawab dengan pelaksana PKM Jari Kreasi Sampah Bocah
pihak-pihak yang terkait dengan Cilik berfungsi sebagai pendidik yang
permasalahan yang dihadapi pada menjelaskan cara pemanfaatan sampah
pelaksanaan program ini. Hasil evaluasi tersebut serta menunjukkan contoh hasil
dapat digunakan sebagai pertimbangan kerajinan sampah. Kegiatan penutup
untuk menjalin kerjasama dengan mitra dilakukan dengan menanyakan ulang
usaha dalam rangka menindaklanjuti (recalling) kepada anak-anak mengenai
program supaya kegiatan Jari Kreasi jenis sampah yang bisa dibuat kerajinan.
Sampah Bocah Cilik menjadi semakin Namun sebelumnya dilakukan pembagian
berkembang. Tingkat kebermanfaatan angket sikap kepada anak yang harus diisi
kegiatan ini diungkapkan dengan adanya oleh orangtua anak dan dikumpulkan pada
testimoni dari anak-anak, orang tua peserta pertemuan selanjutnya.
Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik, Pengelola
Garduaction, dan masyarakat. Kegiatan kedua
Outbond bertujuan untuk
HASIL PKM DAN PEMBAHASAN memberikan penguatan materi tentang
sampah melalui permainan. Kegiatan ini
Hasil Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2017.
Hasil Program Kreativitas Permainan dilakukan secara berkelompok
Mahasiswa bidang Pengabdian Kepada yang terdiri dari 2 pos. Permainan yang
Masyarakat (PKM-M) melibatkan sasaran dilakukan yaitu benar salah dan tebak
sebanyak 30 anak berusia 4-12 tahun. gambar sampah.
Berikut deskripsi kegiatannya: Permainan pertama yaitu benar salah.
Permainan ini menjelaskan pengertian
Kegiatan pertama sampah, jenis-jenis sampah, dan dampak
Eksplorasi sampah merupakan sampah. Permainan dilakukan dengan
kegiatan yang bertujuan mengedukasi memberikan beberapa pertanyaan yang
jenis-jenis sampah yang terdapat di langsung dijawab oleh kelompok secara
lingkungan sekitar kepada anak-anak. bersamaan. Cara menjawab pertanyaan ini
Metode yang digunakan yaitu pengamatan yaitu jika menjawab “benar” maka anak
langsung terhadap lingkungan sekitar. bergeser ke “kanan” namun apabila
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 menjawab “salah” maka anak-anak
April 2017. bergeser ke “kiri”. Jawaban diberikan
Eksplorasi diawali dengan setelah penjaga pos selesai membacakan
perkenalan diri dilanjutkan dengan tanya pertanyaan.
jawab mengenai sampah, jenis sampah dan Permainan kedua yaitu tebak gambar
cara memanfaatkan sampah. Kemudian sampah. Permainan ini dilakukan dengan
untuk menambah semangat anak-anak cara perkelompok mendengarkan cerita
diajarkan jargon yang berbunyi “lindungi secara bersamaan, kemudian mengisi titik-
lingkungan dengan kreasimu”. Jargon titik dalam pertanyaan. Titik-titik di isi
dilakukan dengan gerakan tertentu. dengan cara menempelkan gambar ke
Kegiatan inti dilakukan dengan membagi papan yang telah disediakan.
anak dalam kelompok-kelompok kecil yang Kegiatan penutup yaitu recalling
terdiri dari 3-4 orang. Setiap kelompok mengenai makna permainan yang
diberikan tugas untuk mencari jenis sampah dilakukan. Dilakukan dengan
di lingkungannya yang dapat dibuat mengumpulkan semua kelompok menjadi
kerajinan. Waktu yang diberikan selama 15 satu. Kemudian menanyakan apa yang
menit. Kemudian masing-masing dirasakan anak setelah bermain. Anak-anak

24
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

juga ditunjukkan kerajinan yang sudah jadi dan guntinglah; 7) kemudian untuk
serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat boneka tutup botol buatlah pola di
membuat kerajinan tersebut. atas karton membentuk pakaian orang lalu
jipaklah diatas kain flanel dan guntinglah
Kegiatan ketiga dan 8) tempelkan pola- pola tersebut di
Kegiatan ini dilaksanakan pada tutup botol.
tanggal 06 Mei 2017. Kegiatan yang
dilakukan adalah pembuatan kerajinan Kegiatan kelima
berdasarkan tema dengan metode Kegiatan ini dilaksanakan pada
demonstrasi. Tema yang pertama adalah tanggal 13 Mei 2017. Kegiatan yang
tema gelas plastik. Pada tema ini, Tim dilakukan adalah pembuatan kerajinan
Pelaksana PKM membuat kerajinan berupa berdasarkan tema dengan metode
boneka kelinci. Alat dan bahan yang demonstrasi. Tema yang ketiga adalah tema
dibutuhkan yaitu gelas plastik, lem kayu, botol. Pada tema ini, Tim Pelaksana PKM
kain flanel, cat pylox, kertas karton, pensil, membuat kerajinan berupa lukis botol. Alat
mata boneka, dan sedotan. Berikut tahapan dan bahan yang dibutuhkan yaitu botol
pembuatannya: 1) cuci gelas plastik dengan plastik, lem kayu, spidol permanen, dan
air mengalir dan gunakanlah sabun; 2) glitter.
keringkan gelas plastik menggunakan kain; Cara membuat kerajinan tersebut yaitu 1)
3) beri warna gelas plastik dengan cat cuci gelas plastik dengan air mengalir dan
pylox; 4) buatlah pola telinga dan hidung gunakanlah sabun; 2) buatlah gambar di
dari kertas karton; 5) jiplaklah ke kain atas gelas plastik menggunakan spidol
flanel, lalu gunting kain flanel tersebut; 6) permanen; 3) berilah lem pada gambar
buatlah kumis kelinci dari sedotan, dan 7) tersebut dan 4) taburkanlah gliter di atas
tempelkan telinga, hidung, mata, dan kumis lem tersebut.
ke gelas plastik hingga membentuk seperti
kelinci. Kegiatan keenam
Kegiatan ini dilaksanakan mulai
Kegiatan keempat tanggal 14 Mei 2017. Kegiatan yang
Kegiatan ini dilaksanakan pada dilakukan adalah pembuatan showroom
tanggal 07 Mei 2017. Kegiatan yang kerajinan. Kegiatan ini melibatkan ketua
dilakukan adalah pembuatan kerajinan RT 02 Dusun Mancingan Pembina
berdasarkan tema dengan metode Garduaction, Warga Dusun Mancingan
demonstrasi. Tema yang kedua adalah sebanyak dua orang serta Tim Pelaksana
tema tutup botol. Pada tema ini, Tim PKM. Pembuatan showroom kerajinan ini
Pelaksana PKM membuat kerajinan berupa bertujuan untuk tempat memajang hasil
boneka tutup botol dan boneka laba-laba. karya anak-anak.
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu tutup
botol, lem kayu, kain flanel, mata boneka, Kegiatan ketujuh
kertas karton, pensil dan penggaris. Berikut Kegiatan ini dilaksanakan pada
tahapan pembuatannya 1) cuci tutup botol tanggal 27 Mei 2017. Kegiatan yang
dengan air mengalir dan gunakanlah sabun; dilakukan adalah pekan lomba kreasi
2) keringkan tutup botol menggunakan sampah. Kegiatan ini diawali dengan
kain; 3) buatlah pola tutup botol; 4) setelah bernyanyi bersama, dilanjutkan dengan
itu ukurlah lebar samping botol lomba yang dibagi ke dalam tiga kategori
menggunakan penggaris untuk dibuatkan lomba yaitu:
pola menggunakan kain flanel; 5) buatlah a. Kategori TK, membuat kerajinan
pola kaki laba-laba di kertas karton, lalu bertema tutup botol.
guntinglah kertas karton tersebut; 6) b. Kategori SD kelas 1-3, membuat
jiplaklah pola tersebut di atas kain flanel kerajinan bertema gelas plastik.

25
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

c. Kategori SD kelas 4-6, membuat diberikan penguatan materi tentang sampah


kerajinan bertema botol. seperti pengertian sampah, dampak positif
Setelah kegiatan lomba, dilanjutkan dengan dan negatif adanya sampah serta cara
menghias showroom kerajinan memanfaatkan sampah. Kegiatan tersebut
menggunakan cat (finger painting). dilakukan dengan cara mengamati
Kemudian kegiatan diakhiri dengan lingkungan sekitar sambil bermain.
pengumuman lomba dan penyerahan Dampak dari kegiatan ini dapat
hadiah. dilihat dari perkembangan kognitif, afektif
dan psikomotorik pada anak.
Kegiatan kedelapan Perkembangan kognitif merupakan
Kegiatan ini dilaksanakan pada kemampuan anak untuk berpikir komplek
tanggal 04 Juni 2017. Kegiatan yang serta kemampuan melakukan penalaran dan
dilakukan adalah penguatan materi, tanya pemecahan masalah (Wiyani, 2013: 72).
jawab mengenai sampah dan Salah satu contoh kegiatan untuk
pemanfaatannya, menuliskan kesan pesan, meningkatkan pengetahuan anak adalah
pemberian sertifikat, dan evaluasi kegiatan eksplorasi sampah.
bersama Ketua RT 02 Dusun Mancingan,
Pembina Garduaction dan Orang tua
peserta Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik.

PEMBAHASAN
Sikap karakter cinta lingkungan
sebaiknya ditanamkan sejak usia dini
dikarenakan karakter ini membutuhkan
sebuah proses internalisasi sehingga ketika
dewasa kelak memiliki sikap peduli
Gambar 01.
lingkungan disekitarnya dalam hal ini
Anak-anak sedang mengambil sampah
sampah. Misalnya seperti yang terjadi di
dalam kegiatan Eksplorasi Sampah
Kawasan Wisata Pantai Parangtritis
Yogyakarta yang semakin hari sampah
Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi
semakin menumpuk.
diadakan tanya jawab dengan anak tentang
Fakta lain yang ditemukan oleh Tim
sampah dan pemanfaatannya yang
Pelaksana PKM adalah bahwa kegiatan
bertujuan untuk mengukur kemampuan
semacam ini belum pernah ada yaitu seperti
awal anak dari aspek pengetahuannya.
melibatkan anak-anak dalam
Kemudian untuk mengukur pemahaman
memanfaatkan sampah untuk dibuat sebuah
akhir anak tanya jawab dilakukan kembali
kerajinan sederhana. Hal tersebut dapat
pada akhir kegiatan. Berikut tingkat
dimaklumi sebagai akibat karena kesibukan
pengetahuan anak sebelum mengikuti
warganya yang telah disibukkan oleh
program:
kegiatan usaha kecil menengah.
Dengan demikian program jari kreasi
sampah bocah cilik dapat menumbuhkan
rasa cinta terhadap lingkungan sejak usia
dini. Selanjutnya program ini lebih
menekankan bagaimana cara
memanfaatkan sampah yang tidak dapat
terurai (anorganik) untuk dimanfaatkan
menjadi sebuah kerajinan.
Sebelum masuk pada kegiatan
membuat sebuah kerajinan anak-anak

26
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

30
Jumlah Anak 20
10
0
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik

Tingkat Pengetahuan
Pra Kegiatan

Gambar 02. Gambar 03. Anak-anak sedang bernyanyi


Grafik Aspek Pengetahuan Anak bersama dalam kegiatan Outbond

Berdasarkan grafik aspek Gerak motorik halus merupakan


pengetahuan anak tersebut dapat dijelaskan keterampilan menggunakan media dengan
bahwa tingkat pengetahuan anak tentang koordinasi antara mata dan tangan (Wiyani,
sampah dan pemanfaatannya mengalami 2013: 66). Pada kegiatan ini dapat dilihat
kenaikan. Sebelum mengikut program dari pada saat anak-anak membuat kerajinan
30 anak tingkat pengetahuan anak sampah. Tim Pelaksana PKM membagi ke
didominasi masuk kedalam kategori cukup dalam tiga tema yaitu tema gelas plastik,
dan kurang. Namun, setelah mengikuti tutup botol, dan botol. Pembagian tema
program tingkat pengetahuan anak tersebut didasarkan atas analisis kebutuhan
meningkat sehingga berada pada kategori terkait sampah yang paling banyak
baik dan sangat baik. ditemukan di Kawasan Wisata Pantai
Selain aspek pengetahuan aspek lain Parangtritis Yogyakarta. Tahap-tahap
yang muncul pada anak selama program ini pembuatan kerajinan melibatkan
berlangsung adalah aspek keterampilan koordinasi mata dan tangan seperti
yang dapat ditunjukkan dari kegiatan yang menggunting, menempel, mengoleskan lem
melibatkan psikomotor anak. pada botol, menggambar dan memberikan
Perkembangan psikomotorik atau motorik pewarna.
merupakan perkembangan pengendalian Tim melakukan pengamatan kepada
gerakan tubuh melalui kegiatan pusat anak selama kegiatan berlangsung.
syaraf, urat syaraf, dan otot yang Tujuannya adalah untuk mengamati
terkoordinasi (Hurlock, 2000: 150). bagaimana tingkat keterampilan anak. Dan
Perkembangan motorik menunjukkan hasilnya menunjukkan bahwa tingkat
peningkatan keterampilan. Terdapat dua keterampilan anak didominasi pada
perkembangan motorik pada anak yaitu kategori baik dan sangat baik. Berikut
motorik kasar dan motorik halus. Gerak grafik hasil aspek keterampilan anak:
motorik kasar merupakan gerak anggota
20
badan secara kasar atau keras seperti
Jumlah Anak

15
berjalan, berlari, melompat, melempar, dan
10
lain-lain. Pada kegiatan ini diadakan
5
permainan-permainan yang mendorong
0
anak melakukan berbagai macam gerakan. Kurang Cukup Baik Sangat
Kegiatan outbond yang terdiri dari baik
permaian benar salah dan tebak gambar Tingkat Keterampilan
sampah yang melibatkan seluruh anggota
tubuh anak. Gambar 04. Grafik aspek keterampilan
anak

27
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

sekarang melarang orang tuanya


membuang sampah yang dapat dibuat
kerajinan. Selain itu, anak-anak juga
mempraktikkan materi yang diajarkan oleh
tim PKM di rumah masing-masing bahkan
menempelkan hasil karyanya di dinding
rumah. Berikut hasil aspek sikap anak
sebelum dan sesudah mengikuti program:

Gambar 05. Anak-anak sedang melukis 30

Jumlah Anak
20
botol dalam kegiatan lomba kreasi sampah
10
0
Nilai kreativitas memberikan anak- Kurang Cukup Baik Sangat
anak kesenangan dan kepuasan pribadi Baik
yang berpengaruh terhadap perkembangan Sikap
kepribadian (Hurlock, 199: 6). Salah satu
kegiatan yang mengasah kreativitas anak Pra Kegiatan Pasca Kegiatan
yaitu terampil membuat kerajinan sampah. Gambar 06. Grafik Sikap Anak
Hasil karya pembuatan kerajinan berupa
boneka kelinci, boneka laba-laba boneka Grafik sikap anak tersebut
tutup botol dan lukisan botol. menunjukkan bahwa terjadi perubahan
sikap anak. Sikap anak masuk kedalam
kategori cukup sebelum mengikuti
program. Namun, setelah mengikuti
program sikap anak meningkat ke kategori
baik dan sangat baik.
Kemudian, apresiasi hasil karya yang
dilakukan oleh tim PKM yaitu dengan
membuat showroom kerajinan di
Garduaction. Tempat ini berfungsi untuk
memamerkan hasil karya anak-anak.
Gambar 05. Hasil karya anak-anak dalam Garduaction yang merupakan tempat
kegiatan lomba kreasi sampah wisata juga menjadikan khalayak umum
(pengunjung wisata) dapat melihat hasil
Selain aspek pengetahuan dan sikap, karya anak.
program ini juga mampu mengembangkan
aspek afektif anak. Perkembangan afektif
pada anak merupakan perkembangan
menyangkut perasaan anak, sikap, minat,
emosi, nilai hidup (Poerwanti & Widodo,
2002: 19). Pada kegiatan ini anak-anak
mendapatkan nilai-nilai cinta lingkungan
yang ditunjukkan melalui perubahan sikap
setelah mengikuti kegiatan. Rasa cinta Gambar 06. Showroom kerajinan sebagai
lingkungan dapat dilihat dari hasil angket tempat memajang hasil karya anak-anak
sikap yang diisi oleh orang tua sebelum dan
sesudah dilakukannya program. Orang tua Anak-anak juga belajar
anak menyatakan bahwa anak-anak mengendalikan emosi ketika mengikuti

28
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

kegiatan. Misalnya pada saat tua/Wali peserta Jari Kreasi Sampah Bocah
berlangsungnya kegiatan membuat Cilik dan masyarakat sekitar Garduaction.
kerajinan anak-anak yang usianya lebih Tempat pelaksanaan PKM-Pengabdian
tinggi dengan sabar menunggu teman yang Kepada Masyarakat bertempat di
usianya lebih rendah yang sedang Garduaction yang didukung sepenuhnya
menyelesaikan kerajinannya, selain itu oleh pihak terkait.
anak-anak dengan sabar menyelesaikan
karyanya tanpa meminta bantuan. Faktor Penghambat Kegiatan
Kegiatan yang terakhir adalah Terdapat peserta Jari Kreasi Sampah
pemberian sertifkat. Hal ini dimaksudkan Bocah Cilik yang jarang hadir dikarenakan
untuk memberikan penghargaan pada anak- aktivitas lain seperti TPA.
anak yang telah mengikuti program Jari
Kreasi Sampah Bocah Cilik. PENUTUP
Program Jari Kreasi Sampah Bocah
Cilik dapat menginternalisasi karakter cinta
lingkungan pada anak-anak sejak usia dini.
Hal tersebut dapat dilihat dari
meningkatnya pengetahuan, keterampilan
dan sikap anak setelah mengikuti program
ini. Selain itu tingginya antusiasme anak-
anak dalam mengikuti kegiatan hingga
selesai yang ditunjukkan dengan hasil karya
berupa kerajinan sederhana yang dipajang
Gambar 07. Foto bersama dengan anak- di showroom kerajinan.
anak dan pihak-pihak terkait Perlu adanya kegiatan seperti Rumah
Belajar bagi anak-anak khususnya dalam
Selama mengikuti kegiatan Tim hal memanfaatkan sampah untuk dibuat
Pelaksana PKM melakukan observasi pada kerajinan.
anak-anak yaitu bahwa anak-anak sangat
antusias mengikuti kegiatan. Hal ini terlihat
pada saat berlangsungnya kegiatan seperti
anak-anak banyak bertanya tentang
kegiatan yang akan dan sedang
berlangsung, menjawab pertanyaan ketika
ditanya, menyelesaikan kegiatan membuat
kerajinan dengan penuh kesabaran dan
kreativitas serta berani menceritakan
kegiatan yang telah dilakukan di depan
teman-temannya. Selain itu anak-anak
dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.

Faktor Pendukung Kegiatan


Kegiatan PKM-Pengabdian Kepada
Masyarakat berjudul Jari Kreasi Sampah
Bocah Cilik terlaksana berkat kerjasama
antar anggota Tim Pelaksana PKM,
bimbingan Bapak/Ibu Dosen, kerjasama
dengan pihak terkait seperti Bapak Dukuh
dan Bapak RT 02 Dusun Mancingan, Bapak
Pembina dan Ketua Garduaction, Orang

29
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017

DAFTAR PUSTAKA Wiyani, Novan Ardy. 2013. Bina Karakter


Anak Usia Dini: Panduan Orangtua
Anasapriyadi. 2016. Garduaction & Guru dalam Membentuk
Parangkusumo, Tumpukan Sampah Kemandirian & Kedisiplinan Anak
yang Diubah Jadi Wisata Edukasi Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
oleh Pemuda Mancingan. (Online), Media.
(http://jogja.tribunnews.com,
diunduh tanggal 17 Oktober 2016). Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Karakter, Konsepsi, dan Aplikasinya
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Urgensi dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta:
Pendidikan Karakter di Indonesia. Kencana.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fadlillah, Muhammad & Lilif Mualifatu


Khorida. 2013. Pendidikan Karakter
Anak Usia Dini: Konsep &
Aplikasinya dalam PAUD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hurlock, Elizabeth B. 2000. Perkembangan


Anak Jilid 1 Edisi 6. Jakarta:
Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan


Anak Jilid 2 Edisi 6. Jakarta:
Erlangga.

Poerwanti, Endang & Nur Widodo. 2002.


Perkembangan Peserta Didik.
Malang: UMM Press.

Priambodo, Yudho. 2016. 2000 Meter


Kubik Sampah Diangkut dari
Parangtritis. (Online), (http://
harianjogja.com, diunduh tanggal 17
Oktober 2016).

Sucipto, Cecep Dani. 2012. Teknologi


Pengolahan Daur Ulang Sampah.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Saptono. 2011. Dimensi-dimensi


Pendidikan Karakter Wawasan,
Strategi, dan Langkah Praktis.
Jakarta: Esensi.

30

Anda mungkin juga menyukai