Abstrak
Pelatihan ini bertujuan untuk menanamkan karakter cinta lingkungan pada anak-anak usia 4-
12 tahun di kawasan wisata Parangtritis. Usia tersebut merupakan usia emas dalam tumbuh
kembang anak yang memungkinkan adanya penanaman karakter cinta lingkungan. Metode
yang digunakan dalam pelatihan ini berupa bermain, bercerita, menyanyi dan demonstrasi.
Kegiatan yang dilakukan berupa eksplorasi sampah, outbond, pembuatan kerajinan (gelas
plastik, tutup botol dan botol) dan lomba kreasi sampah. Sasaran kegiatan ini berjumlah 30
anak dari wilayah Parangtritis. Pendidik dalam kegiatan ini yaitu tim pelaksana program
kreativitas mahasiswa Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik. Hasil dari kegiatan ini anak mampu
membuat kreasi sampah sebagai wujud rasa cinta terhadap lingkungan. Kreasi tersebut berupa
boneka kelinci, boneka tutup botol, boneka laba-laba, dan lukis botol. Anak-anak terlihat
antusias selama mengikuti kegiatan. Orang tua sangat mendukung kegiatan ini terlihat dari
keterlibatannya dalam mendampingi anak.
Abstract
This training aims to stimulate the love character towards environment for children age 4-12
years old in Parangtritis tourism area. At age 4-12, children area in the best stage to be
accustomed to love and care to their environment. The methods used to build the character are
playing, story telling, singing and demonstrating. The activities are waste exploration,
outbond, handicraft production (plastic cups, bottle caps, and bottles) and waste creation
contest. The creation could be in the form of rabbit doll, bottle cap doll, spider doll, and bottle
painting. The targets are 30 children around Parangtritis area. The educators of this activitity
are the implementer team from Program Kreativitas Mahasiswa Jari Kreasi Sampah Bocah
Cilik. The program outcome is to educate children to love their environment by making waste
creation. Children are enthusiastic while their parents accompany them during activities as a
sign of their support to the program.
Keywords: character, love the environment waste, children
20
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
proses pembelajaran yaitu dengan adanya terhadap lingkungan sekitarnya yang bisa
pendidikan karakter. Pendidikan karakter ditunjukkan dengan sikap dan tindakan
adalah suatu upaya yang dilakukan dengan untuk selalu berupaya mencegah kerusakan
sengaja untuk mengembangkan karakter pada alam sekitarnya (Azzet, 2013: 97).
yang baik (good character) berlandaskan Ciri manusia yang cinta lingkungan akan
kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang bertindak sebagaimana cinta mereka
secara objektif baik bagi individu maupun terhadap sesama manusia. Cinta tersebut
masyarakat (Saptono, 2011: 23). dapat ditunjukkan manusia dengan cara
Pendidikan karakter merupakan selalu menjaga dan mengelola
upaya untuk membantu perkembangan jiwa lingkungannya.
anak baik lahir maupun batin, dari sifat Pendidikan karakter mendesak
alami menuju ke arah peradaban manusiawi dilakukan karena terjadinya degradasi
yang lebih baik. Seperti anjuran orang tua moral anak bangsa. Di era modern seperti
yang diberikan kepada anaknya agar duduk saat ini banyak masalah yang terjadi dalam
dengan baik, tidak berteriak-teriak, tidak kehidupan masyarakat seperti banyaknya
jahil, menghormati orang tua, saling tolong- kerusakan lingkungan akibat sampah.
menolong dengan teman, bertanggung Sampah merupakan sisa buangan dari
jawab dengan pekerjaannya, dan lain-lain. kegiatan sehari-hari manusia maupun
Sehubungan dengan hal tersebut proses alam berupa bahan yang dapat
pendidikan karakter mengajarkan kepada terurai (organik) maupun tidak terurai
manusia tentang tabiat, moral, tingkah laku (anorganik) oleh tanah. Sampah yang tidak
maupun kepribadian yang baik (Fadlillah & dikelola dengan baik akan menimbulkan
Khorida, 2013: 22). Hal ini menunjukkan bau tidak sedap, menjadi sumber penyakit,
bahwa di dalam pendidikan karakter harus pencemaran lingkungan, serta merusak
diawali dengan tekad yang baik, dirasakan keindahan. Selain itu, tanah yang tercemar
dan tidak hanya dipikirkan saja namun oleh sampah anorganik akan merusak
dilakukan. strukturnya sehingga menjadi kurang
Pendidikan karakter merupakan subur. Struktur tanah yang rusak dapat
proses yang berkelanjutan dan tidak pernah mempengaruhi produktivitas tumbuhan.
berakhir (never ending process). Permasalahan sampah di
Belangsung sejak manusia ada dan berakhir Yogyakarta dapat dijumpai di salah satu
ketika manusia tiada. Pendidikan karakter kawasan wisata yaitu Pantai Parangtritis.
sebagai suatu proses terpadu untuk Ironisnya, sampah yang berserakan tersebut
menyiapkan generasi penerus bangsa, yang berasal dari sampah yang tidak hanya
disesuaikan dengan kebutuhan manusia dibuang oleh masyarakat sekitar melainkan
masa depan, berakar pada nilai filosofi dan juga para pengunjung pantai. “Sampah
nilai-nilai kultural bangsa Indonesia. pariwisata dulunya sampai menumpuk
Pendidikan harus menumbuhkembangkan tidak muat kena angin masuk area sini,
filosofi dan pengamalan atas keseluruhan sampah tersangkut dan banyak
karakter bangsa ini secara utuh dan menimbulkan bau,” terang ketua pengelola
menyeluruh. Karakter bangsa dapat Garduaction, Vika Wahyu Aji (www.
menjadi suatu perekat bangsa karena jogja.tribunnews.com diakses pada 17
karakter mengandung unsur budaya yang Oktober 2016 pukul 17.24 WIB).
digali dari bangsa tersebut. Karakter dapat Tidak hanya itu, perilaku
menjadi ciri khas suatu bangsa. membuang sampah di sungai juga
Karakter juga dapat menjadi identitas menimbulkan dampak yang merugikan
bangsa dalam menjaga kelestarian bagi masyarakat sekitar Parangtritis seperti
lingkungan. Karakter cinta lingkungan saat terjadi banjir. “Sebanyak 2000 meter
adalah salah satu karakter yang kubik sampah yang terbawa banjir sabtu
menunjukkan manusia tersebut peduli malam (12/3/2016) dibersihkan oleh 800
21
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
orang relawan dalam acara bersih pantai di sampah bagi anak-anak sekitar maupun
sepanjang Pantai Parangkusumo para pengunjung wisata.
Parangtritis (www.harianjogja.com diakses
pada 17 Oktober 2016 pukul 16.28 WIB).
Kawasan wisata Pantai Parangtritis KARAKTER ANAK PEDULI
telah mempunyai pengelolaan sampah LINGKUNGAN
bernama Garduaction (Garbage Care and Karakter peduli lingkungan perlu
Education) yang beralamat di Dusun dibangun dalam diri anak. Karakter ini
Mancingan RT 02, Parangtritis, Kretek, meliputi peduli lingkungan sosial dan
Bantul, Yogyakarta. Garduaction menjadi lingkungan alam. Karakter peduli
tempat bagi warga yang ingin menabung lingkungan sosial merupakan sebuah sikap
sampahnya. Kemudian para pemuda dan tindakan yang menunjukkan upaya
melalui Garduaction juga telah memiliki untuk memberikan bantuan baik moril
inisiatif untuk memanfaatkan sampah maupun materil bagi orang lain yang
anorganik menjadi kerajinan seperti spot- membutuhkan. Sikap ini menunjukkan
spot foto dan saat ini hanya menjadi tempat kepekaan terhadap kondisi sekitar.
wisata yang mengedukasi pemanfaatan Karakter peduli lingkungan alam
sampah bagi masyarakat khususnya orang merupakan sikap yang ditunjukkan dengan
dewasa. perbuatan menjaga lingkungan alam
Berdasarkan permasalahan tersebut, sekitarnya. Sikap ini juga ditunjukan
maka dilakukan tindakan preventif agar dengan tindakan memperbaiki kerusakan
anak tidak terpengaruh oleh lingkungan lingkungan yang terjadi. Karakter ini
sosial. Kegiatan ini dapat menumbuhkan membuat kelangsungan alam terjaga.
rasa cinta terhadap lingkungan sejak dini. Kedua karakter ini perlu dibangun
Proses internalisasi rasa cinta lingkungan dalam diri anak-anak supaya dapat
dapat dimulai dengan memberikan memiliki sikap yang peka terhadap
keterampilan sederhana dan bermakna yang lingkungan baik sosial dan alam. Karakter
mudah dilakukan oleh anak yaitu ini akan membuat anak mengerti kondisi
memanfaatkan sampah anorganik menjadi sesama manusia dan lingkungan alamnya.
kerajinan yang berguna. Keterampilan ini Tak dapat dipungkiri kedua hal ini
dapat diberikan melalui pembelajaran merupakan kesatuan yang berjalan
maupun permainan yang berhubungan beriringan (Azzet, 2013:96-97).
dengan lingkungan. Anak juga perlu
dibantu untuk memahami makna setiap SAMPAH
aktivitas yang dilakukan. Sampah merupakan hasil
Program Jari Kreasi Sampah Bocah sampingan dari aktivitas manusia yang
Cilik menyediakan kegiatan berupa tidak terpakai (Sucipto, 2012:1). Hasil
eksplorasi sampah, outbond, pembuatan sampingan ini akan selalu bertambah
kerajinan, pembuatan showroom kerajinan seiring meningkatnya aktivitas yang
untuk memamerkan hasil karya anak-anak, dilakukan manusia. Sampah terdiri dari dua
dan pekan lomba kreasi sampah. jenis yaitu organik dan anorganik. Sampah
Diharapkan, melalui kegiatan ini anak-anak organik dapat terurai secara alami seiring
akan mempunyai kegiatan positif dan berjalannya waktu berasal dari makhluk
memiliki rasa cinta terhadap lingkungan hidup seperti sampah sisa sayur-sayuran,
sehingga pengelolaan sampah khususnya daun-daun, buah, ranting, dan lain-lain.
sampah anorganik dapat lebih Sampah anorganik merupakan sampah
dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, yang tidak dapat terurai (membutuhkan
Garduaction sebagai tempat pengelolaan waktu yang lama) seperti plastik, kaca,
sampah dapat menjadi wisata edukasi kaleng, logam, dan lain-lain.
22
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
23
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
cinta lingkungan sudah mulai tumbuh pada kelompok menceritakan jenis sampah yang
anak-anak. Evaluasi ini juga dilakukan diperoleh di depan teman-temannya. Tim
dengan melakukan tanya jawab dengan pelaksana PKM Jari Kreasi Sampah Bocah
pihak-pihak yang terkait dengan Cilik berfungsi sebagai pendidik yang
permasalahan yang dihadapi pada menjelaskan cara pemanfaatan sampah
pelaksanaan program ini. Hasil evaluasi tersebut serta menunjukkan contoh hasil
dapat digunakan sebagai pertimbangan kerajinan sampah. Kegiatan penutup
untuk menjalin kerjasama dengan mitra dilakukan dengan menanyakan ulang
usaha dalam rangka menindaklanjuti (recalling) kepada anak-anak mengenai
program supaya kegiatan Jari Kreasi jenis sampah yang bisa dibuat kerajinan.
Sampah Bocah Cilik menjadi semakin Namun sebelumnya dilakukan pembagian
berkembang. Tingkat kebermanfaatan angket sikap kepada anak yang harus diisi
kegiatan ini diungkapkan dengan adanya oleh orangtua anak dan dikumpulkan pada
testimoni dari anak-anak, orang tua peserta pertemuan selanjutnya.
Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik, Pengelola
Garduaction, dan masyarakat. Kegiatan kedua
Outbond bertujuan untuk
HASIL PKM DAN PEMBAHASAN memberikan penguatan materi tentang
sampah melalui permainan. Kegiatan ini
Hasil Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2017.
Hasil Program Kreativitas Permainan dilakukan secara berkelompok
Mahasiswa bidang Pengabdian Kepada yang terdiri dari 2 pos. Permainan yang
Masyarakat (PKM-M) melibatkan sasaran dilakukan yaitu benar salah dan tebak
sebanyak 30 anak berusia 4-12 tahun. gambar sampah.
Berikut deskripsi kegiatannya: Permainan pertama yaitu benar salah.
Permainan ini menjelaskan pengertian
Kegiatan pertama sampah, jenis-jenis sampah, dan dampak
Eksplorasi sampah merupakan sampah. Permainan dilakukan dengan
kegiatan yang bertujuan mengedukasi memberikan beberapa pertanyaan yang
jenis-jenis sampah yang terdapat di langsung dijawab oleh kelompok secara
lingkungan sekitar kepada anak-anak. bersamaan. Cara menjawab pertanyaan ini
Metode yang digunakan yaitu pengamatan yaitu jika menjawab “benar” maka anak
langsung terhadap lingkungan sekitar. bergeser ke “kanan” namun apabila
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 menjawab “salah” maka anak-anak
April 2017. bergeser ke “kiri”. Jawaban diberikan
Eksplorasi diawali dengan setelah penjaga pos selesai membacakan
perkenalan diri dilanjutkan dengan tanya pertanyaan.
jawab mengenai sampah, jenis sampah dan Permainan kedua yaitu tebak gambar
cara memanfaatkan sampah. Kemudian sampah. Permainan ini dilakukan dengan
untuk menambah semangat anak-anak cara perkelompok mendengarkan cerita
diajarkan jargon yang berbunyi “lindungi secara bersamaan, kemudian mengisi titik-
lingkungan dengan kreasimu”. Jargon titik dalam pertanyaan. Titik-titik di isi
dilakukan dengan gerakan tertentu. dengan cara menempelkan gambar ke
Kegiatan inti dilakukan dengan membagi papan yang telah disediakan.
anak dalam kelompok-kelompok kecil yang Kegiatan penutup yaitu recalling
terdiri dari 3-4 orang. Setiap kelompok mengenai makna permainan yang
diberikan tugas untuk mencari jenis sampah dilakukan. Dilakukan dengan
di lingkungannya yang dapat dibuat mengumpulkan semua kelompok menjadi
kerajinan. Waktu yang diberikan selama 15 satu. Kemudian menanyakan apa yang
menit. Kemudian masing-masing dirasakan anak setelah bermain. Anak-anak
24
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
juga ditunjukkan kerajinan yang sudah jadi dan guntinglah; 7) kemudian untuk
serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat boneka tutup botol buatlah pola di
membuat kerajinan tersebut. atas karton membentuk pakaian orang lalu
jipaklah diatas kain flanel dan guntinglah
Kegiatan ketiga dan 8) tempelkan pola- pola tersebut di
Kegiatan ini dilaksanakan pada tutup botol.
tanggal 06 Mei 2017. Kegiatan yang
dilakukan adalah pembuatan kerajinan Kegiatan kelima
berdasarkan tema dengan metode Kegiatan ini dilaksanakan pada
demonstrasi. Tema yang pertama adalah tanggal 13 Mei 2017. Kegiatan yang
tema gelas plastik. Pada tema ini, Tim dilakukan adalah pembuatan kerajinan
Pelaksana PKM membuat kerajinan berupa berdasarkan tema dengan metode
boneka kelinci. Alat dan bahan yang demonstrasi. Tema yang ketiga adalah tema
dibutuhkan yaitu gelas plastik, lem kayu, botol. Pada tema ini, Tim Pelaksana PKM
kain flanel, cat pylox, kertas karton, pensil, membuat kerajinan berupa lukis botol. Alat
mata boneka, dan sedotan. Berikut tahapan dan bahan yang dibutuhkan yaitu botol
pembuatannya: 1) cuci gelas plastik dengan plastik, lem kayu, spidol permanen, dan
air mengalir dan gunakanlah sabun; 2) glitter.
keringkan gelas plastik menggunakan kain; Cara membuat kerajinan tersebut yaitu 1)
3) beri warna gelas plastik dengan cat cuci gelas plastik dengan air mengalir dan
pylox; 4) buatlah pola telinga dan hidung gunakanlah sabun; 2) buatlah gambar di
dari kertas karton; 5) jiplaklah ke kain atas gelas plastik menggunakan spidol
flanel, lalu gunting kain flanel tersebut; 6) permanen; 3) berilah lem pada gambar
buatlah kumis kelinci dari sedotan, dan 7) tersebut dan 4) taburkanlah gliter di atas
tempelkan telinga, hidung, mata, dan kumis lem tersebut.
ke gelas plastik hingga membentuk seperti
kelinci. Kegiatan keenam
Kegiatan ini dilaksanakan mulai
Kegiatan keempat tanggal 14 Mei 2017. Kegiatan yang
Kegiatan ini dilaksanakan pada dilakukan adalah pembuatan showroom
tanggal 07 Mei 2017. Kegiatan yang kerajinan. Kegiatan ini melibatkan ketua
dilakukan adalah pembuatan kerajinan RT 02 Dusun Mancingan Pembina
berdasarkan tema dengan metode Garduaction, Warga Dusun Mancingan
demonstrasi. Tema yang kedua adalah sebanyak dua orang serta Tim Pelaksana
tema tutup botol. Pada tema ini, Tim PKM. Pembuatan showroom kerajinan ini
Pelaksana PKM membuat kerajinan berupa bertujuan untuk tempat memajang hasil
boneka tutup botol dan boneka laba-laba. karya anak-anak.
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu tutup
botol, lem kayu, kain flanel, mata boneka, Kegiatan ketujuh
kertas karton, pensil dan penggaris. Berikut Kegiatan ini dilaksanakan pada
tahapan pembuatannya 1) cuci tutup botol tanggal 27 Mei 2017. Kegiatan yang
dengan air mengalir dan gunakanlah sabun; dilakukan adalah pekan lomba kreasi
2) keringkan tutup botol menggunakan sampah. Kegiatan ini diawali dengan
kain; 3) buatlah pola tutup botol; 4) setelah bernyanyi bersama, dilanjutkan dengan
itu ukurlah lebar samping botol lomba yang dibagi ke dalam tiga kategori
menggunakan penggaris untuk dibuatkan lomba yaitu:
pola menggunakan kain flanel; 5) buatlah a. Kategori TK, membuat kerajinan
pola kaki laba-laba di kertas karton, lalu bertema tutup botol.
guntinglah kertas karton tersebut; 6) b. Kategori SD kelas 1-3, membuat
jiplaklah pola tersebut di atas kain flanel kerajinan bertema gelas plastik.
25
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
PEMBAHASAN
Sikap karakter cinta lingkungan
sebaiknya ditanamkan sejak usia dini
dikarenakan karakter ini membutuhkan
sebuah proses internalisasi sehingga ketika
dewasa kelak memiliki sikap peduli
Gambar 01.
lingkungan disekitarnya dalam hal ini
Anak-anak sedang mengambil sampah
sampah. Misalnya seperti yang terjadi di
dalam kegiatan Eksplorasi Sampah
Kawasan Wisata Pantai Parangtritis
Yogyakarta yang semakin hari sampah
Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi
semakin menumpuk.
diadakan tanya jawab dengan anak tentang
Fakta lain yang ditemukan oleh Tim
sampah dan pemanfaatannya yang
Pelaksana PKM adalah bahwa kegiatan
bertujuan untuk mengukur kemampuan
semacam ini belum pernah ada yaitu seperti
awal anak dari aspek pengetahuannya.
melibatkan anak-anak dalam
Kemudian untuk mengukur pemahaman
memanfaatkan sampah untuk dibuat sebuah
akhir anak tanya jawab dilakukan kembali
kerajinan sederhana. Hal tersebut dapat
pada akhir kegiatan. Berikut tingkat
dimaklumi sebagai akibat karena kesibukan
pengetahuan anak sebelum mengikuti
warganya yang telah disibukkan oleh
program:
kegiatan usaha kecil menengah.
Dengan demikian program jari kreasi
sampah bocah cilik dapat menumbuhkan
rasa cinta terhadap lingkungan sejak usia
dini. Selanjutnya program ini lebih
menekankan bagaimana cara
memanfaatkan sampah yang tidak dapat
terurai (anorganik) untuk dimanfaatkan
menjadi sebuah kerajinan.
Sebelum masuk pada kegiatan
membuat sebuah kerajinan anak-anak
26
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
30
Jumlah Anak 20
10
0
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
Tingkat Pengetahuan
Pra Kegiatan
15
berjalan, berlari, melompat, melempar, dan
10
lain-lain. Pada kegiatan ini diadakan
5
permainan-permainan yang mendorong
0
anak melakukan berbagai macam gerakan. Kurang Cukup Baik Sangat
Kegiatan outbond yang terdiri dari baik
permaian benar salah dan tebak gambar Tingkat Keterampilan
sampah yang melibatkan seluruh anggota
tubuh anak. Gambar 04. Grafik aspek keterampilan
anak
27
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
Jumlah Anak
20
botol dalam kegiatan lomba kreasi sampah
10
0
Nilai kreativitas memberikan anak- Kurang Cukup Baik Sangat
anak kesenangan dan kepuasan pribadi Baik
yang berpengaruh terhadap perkembangan Sikap
kepribadian (Hurlock, 199: 6). Salah satu
kegiatan yang mengasah kreativitas anak Pra Kegiatan Pasca Kegiatan
yaitu terampil membuat kerajinan sampah. Gambar 06. Grafik Sikap Anak
Hasil karya pembuatan kerajinan berupa
boneka kelinci, boneka laba-laba boneka Grafik sikap anak tersebut
tutup botol dan lukisan botol. menunjukkan bahwa terjadi perubahan
sikap anak. Sikap anak masuk kedalam
kategori cukup sebelum mengikuti
program. Namun, setelah mengikuti
program sikap anak meningkat ke kategori
baik dan sangat baik.
Kemudian, apresiasi hasil karya yang
dilakukan oleh tim PKM yaitu dengan
membuat showroom kerajinan di
Garduaction. Tempat ini berfungsi untuk
memamerkan hasil karya anak-anak.
Gambar 05. Hasil karya anak-anak dalam Garduaction yang merupakan tempat
kegiatan lomba kreasi sampah wisata juga menjadikan khalayak umum
(pengunjung wisata) dapat melihat hasil
Selain aspek pengetahuan dan sikap, karya anak.
program ini juga mampu mengembangkan
aspek afektif anak. Perkembangan afektif
pada anak merupakan perkembangan
menyangkut perasaan anak, sikap, minat,
emosi, nilai hidup (Poerwanti & Widodo,
2002: 19). Pada kegiatan ini anak-anak
mendapatkan nilai-nilai cinta lingkungan
yang ditunjukkan melalui perubahan sikap
setelah mengikuti kegiatan. Rasa cinta Gambar 06. Showroom kerajinan sebagai
lingkungan dapat dilihat dari hasil angket tempat memajang hasil karya anak-anak
sikap yang diisi oleh orang tua sebelum dan
sesudah dilakukannya program. Orang tua Anak-anak juga belajar
anak menyatakan bahwa anak-anak mengendalikan emosi ketika mengikuti
28
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
kegiatan. Misalnya pada saat tua/Wali peserta Jari Kreasi Sampah Bocah
berlangsungnya kegiatan membuat Cilik dan masyarakat sekitar Garduaction.
kerajinan anak-anak yang usianya lebih Tempat pelaksanaan PKM-Pengabdian
tinggi dengan sabar menunggu teman yang Kepada Masyarakat bertempat di
usianya lebih rendah yang sedang Garduaction yang didukung sepenuhnya
menyelesaikan kerajinannya, selain itu oleh pihak terkait.
anak-anak dengan sabar menyelesaikan
karyanya tanpa meminta bantuan. Faktor Penghambat Kegiatan
Kegiatan yang terakhir adalah Terdapat peserta Jari Kreasi Sampah
pemberian sertifkat. Hal ini dimaksudkan Bocah Cilik yang jarang hadir dikarenakan
untuk memberikan penghargaan pada anak- aktivitas lain seperti TPA.
anak yang telah mengikuti program Jari
Kreasi Sampah Bocah Cilik. PENUTUP
Program Jari Kreasi Sampah Bocah
Cilik dapat menginternalisasi karakter cinta
lingkungan pada anak-anak sejak usia dini.
Hal tersebut dapat dilihat dari
meningkatnya pengetahuan, keterampilan
dan sikap anak setelah mengikuti program
ini. Selain itu tingginya antusiasme anak-
anak dalam mengikuti kegiatan hingga
selesai yang ditunjukkan dengan hasil karya
berupa kerajinan sederhana yang dipajang
Gambar 07. Foto bersama dengan anak- di showroom kerajinan.
anak dan pihak-pihak terkait Perlu adanya kegiatan seperti Rumah
Belajar bagi anak-anak khususnya dalam
Selama mengikuti kegiatan Tim hal memanfaatkan sampah untuk dibuat
Pelaksana PKM melakukan observasi pada kerajinan.
anak-anak yaitu bahwa anak-anak sangat
antusias mengikuti kegiatan. Hal ini terlihat
pada saat berlangsungnya kegiatan seperti
anak-anak banyak bertanya tentang
kegiatan yang akan dan sedang
berlangsung, menjawab pertanyaan ketika
ditanya, menyelesaikan kegiatan membuat
kerajinan dengan penuh kesabaran dan
kreativitas serta berani menceritakan
kegiatan yang telah dilakukan di depan
teman-temannya. Selain itu anak-anak
dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.
29
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 6, Edisi 1, Juni 2017
30