Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SERTIFIKASI GURU

Disusun oleh :

Larassati K.S : 2016.1450.0696

Dewi Karlinda : 2016.1450.0657

Della Febrianty : 2016.1450.

Nella Oktaviani : 2016.1450.0687

Sucy Rulistyani : 2106.1450.

Jamaludin :

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
BAB I PENDAHULUAN.

Latar Belakang

Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada


dasarnyamerupakan sebuah program yang lebih mengarah pada upaya
peningkatanhasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya
sebagai tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten
dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaiguru
secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. Guru yang
layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnya yang
dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran. Secara khusus sertifikat pendidik
adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum
dengan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah
disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan suatu
lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal
kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum sebagai
agen pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sertifikasi?

2. Apa tujuan,prinsip,sertifikasi guru?

3. Apakah manfaat dari sertifikasi?


4. Apa saja dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru?

5. Bagaimana mengetahui kriteria dan persyaratan sertifikasi guru?

6. Apa saja macam - macam pelaksanaan sertifikasi guru?

7. Apa pengalaman mengajar?

8. Apa Perencanaan mengajar?

BAB II PEMBAHASAN.

1. Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik


kepada guru sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar profesional guru.
Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkuasa. Sedangkan Sertifikat
pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan
tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan
profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional. Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk
mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perluada kesadaran
dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah sarana
untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan
melahirkan aktivitas yang benar, bahwa apapun yang dilakukan
adalah untuk mencapai kualitas. Demikian pula kalau guru mengikuti
sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi,
melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan dalam standar
kompetensi guru. Tunjangan profesi adalah konsekuensi logis yang
menyertai adanya kemampuan yang dimaksud.

Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari jalan
lain guna memperolehsertifikat profesi kecuali mempersiapkan diri
dengan belajar yang benar untuk menghadapisertifikasi. Berdasarkan
hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu
meningkatnya kualitas guru.

SERTIFIKASI GURU

 Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.


 Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.
 Sertifikasi bagi guru prajabatan dilakukan melalui pendidikan profesi
di LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah diakhiri
dengan uji kompetensi.
 Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan
dalam bentuk penilaian portofolio

PRINSIP SERTIFIKASI

1. Dilaksanakan secara objektif, transfaran, dan akuntabel.


2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui
3. peningkatan kompetensi dan keseahteraan guru.
4. Dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan.
5. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
6. Jumlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh pemerintah

2. Tujuan sertifikasi guru

Dalam hal ini seritifasi bertujuan :

1. Menentukan kelayakanguru sebagai agen pembelajaran.Sebagai


agen pembelajaranberarti guru menjadi pelaku dalam proses
pembelajaran. Guru yang sudah menerimasertifikat pendidik dapat
diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.

2. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan. Mutu pendidikan antara


lain dapat dilihatdari mutu siswa sebagai basil proses pembelajaran.
Mutu siswa ini di antaranyaditentukan dari kecerdasan, minat, dan
usaha siswa yang bersangkutan. Guru yangbermutu dalam arti
berkualitas dan profesional menentukan mutu siswa.

3. Meningkatkan martabat guru. Dari bekal pendidikan formal dan juga


berbagai kegiatanguru yang antara lain ditunjukkan dari dokumentasi
data yang dikumpulkan dalam prosessertifikasi maka guru akan
mentransfer lebih banyak ilmu yang dimiliki kepada siswanya.Secara
psikologis kondisi tersebut akan meningkatkan martabat guru yang
bersangkutan.

4. Meningkatkan profesionalisme Guru yang profesional antara lain


dapat ditentukan daripendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan
berbagai aktivitas lainnya yang terkaitdengan profesinya. langkah
awal untuk menjadi professional dapat ditempuh denganmengikuti
sertifikasi guru.

5. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

6. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,


sehingga merusak citrapendidik dan tenaga kependidikan. Guru yang
mempunyai sertifikat pendidik harus dapatmenerapkan proses
pembelajaran di kelas sesuai dengan teori dan praktik yang
telahteruji.
7. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan,
dengan menyediaknrambu-rambu dan intrumen untuk melakukan
seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

8. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga


kependidikan.

3. Manfaat Sertifikasi

Adapun manfaat dari sertifikasi guru adalah sebagai berikut :

1). Pengawasan mutu, lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi


dan menentukanseperangkat kompetensi yang bersifat unik,
peningkatan profesionalisme melalui mekanismeseleksi, baik pada
waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan
karirselanjutnya, untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para
praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetisinya secara
berkelanjutan, profesi syang lebih baik,program pelatihan yang lebih
bermutu, maupun usaha belajar secara mandiri untuk
mencapaipeningkatan profesionalisme.

2). Penjaminan mutu, adanya proses pengembangan profesionalisme


dan evaluasi terhadapkinerja praktisi akan menimbulkan persepsi
masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi
profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak-pihak
berkepentingan, khususnya para pelanggan atau pengguna akan
makin menghargai organisasiprofesi dan sebaliknya organisasi
profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi
parapelanggan/pengguna. Sertifikasi menyediakan informasi yang
berharga bagi parapelanggan/pengguna yang ingin memperkerjakan
orang dalam bidang keahlian danketerampilan tertentu.

Proses sertifikasi menuju profesinalisasi pelaksanaan tugas dan


fungsinya harus di barengi dengan kenaikan kesejahteraan guru,
sistem rekrukmen guru, pembinaan dan peningkatan karir guru.

a. Kesejahteraan guru dapat di ukur dari gaji dan insentif yang di


perloleh.
b. Tunjangan fungsional yang merupakan insentif bagi guru
sebaiknya diberikan dengan mempertimbangkan :

 Kesulitan tempat bertugas


 Kemampuan, keterampilan dan kreatifitas
 Fungsi, tugas, dan peranan guru sekolah
 Prestasi guru dalam mengajar, menyiapkan bahan
ajar dll. Dalam hal ini guruperlu di berikan
kesempatan bersaing untuk memperoleh
penghargssnberbentuk insentif.

c. Sistem rekrutmen dan penempatanya memerlukan kebijakan


yang tepat mengingat calon guru yang sering memilih tugas di
tempat yang di inginkannya.
d. Pendidikan dan pembinaan tenaga guru dapat di tempuh
melalui tiga cara yaitu :

 Prajabatan
 Pendidikan dalam jabatan
 Pendidikan akta mengajar (bagi calon guru non
kependidikan)

4. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan Sertifikasi


Guru Dalam Jabatanadalah sebagai berikut. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan PemerintahNomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah
Nomor 74Tahun 2008 Tentang Guru Pedoman Penetapan Peserta
Sertifikasi Guru 2010 Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi
Gurudalam Jabatan. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang
Penetapan Perguruan TinggiPenyelenggara Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.

Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu


tujuan, bukan tujuanitu sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari
semua pihak bahwa sertifikasi adalahsarana untuk menuju kualitas.
Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yangbenar,
bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas. Kalau
seorang gurukembali masuk kampus untuk meningkatkan
kualifikasinya,maka belajar kembali ini bertujuanuntuk mendapatkan
tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mendapatkan
ijazahS-1. Ijazah S-1 bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara,
termasuk cara yang tidak benar melainkan konsekuensi dari telah belajar
dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru.

Dasar hukum tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan dalam


pasal 8 Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
bahwa guru harus memiliki kemampuan kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasamani dan rohani serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Demikian pula kalau guru mengikuti sertifikasi, tujuan utama bukan


untuk mendapatkantunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah memilikikompetensi sebagaimana
disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi
adalahkonsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang
dimaksud. Dengan menyadari hal inimaka guru tidak akan mencari jalan
lain guna memperoleh sertifikat profesi kecualimempersiapkan diri dengan
belajar yang benar untuk menghadapi sertifikasi. Berdasarkan haltersebut,
maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu meningkatnya
kualitas guru.

5. Kriteria Dan Persyaratan

Guru yang dapat mengikuti sertifikasi adalah guru yang telah


memenuhi persyaratanutama yaitu memiliki ijasah akademik atau
kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.Sertifikasi bagi guru yang
mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya dapat memilihproses
sertifikasi berbasis pada ijazah S1/D4 yang dimiliki, atau memilih proses
sertifikasiberbasis bidang studi yang diajarkan. Jalur sertifikasi mana yang
akan dipilih oleh guru,sepenuhnya diserahkan guru yang bersangkutan
dengan segala konsekuensinya.

Bagi guru yang belum memiliki ijasah S1/D4 wajib menyelesaikan


dahulu kuliah S1/D4sampai yang bersangkutan memperoleh ijasah S1/D4.
Program studi yang diambil harus sesuaidengan mata pelajaran yang
diampu atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya.Sambil
menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.

Bagi guru yang sudah S1/D4 mempersiapkan diri dengan


mengumpulkan portofolio yangmerekam jejak profesionalitas guru selama
mengabdikan diri sebagai guru. Guru calon peserta sertifikasi yang
memenuhi kriteria kualifikasi bisa mendaftarkan dirike Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk dimasukkan dalam daftar calon peserta
sertifikasi.Dinas Kabupaten/Kota menyusun daftar prioritas guru
berdasarkan urutan kriteria yang telahditetapkan. Guru mencari informasi
ke Dinas Kabupaten/ Kota.

6. Macam - macam Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu :


a. PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

Portofolio adalah bukti fisik ( dokumentasi ) yang menggambarkan


pengalaman berkarya, kreasi dan prestasi yang dicapai oleh seorang guru
dalam menjalankan tugas profesi dalam interval waktu tertentu. Fungsi
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi
guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran.
Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) Wahana guru untuk menampilkan
dan atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas
dan relevansi melalui karya- karya utama dan pendukung, (2) Informasi (
buta ) dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi
seorang guru bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (3)
Dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti uji sertifikasi
(layak mendapatkan sertifikat pendidik atau belum), dan (4) Dasar
memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk
menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan
dann pemberdayaan guru.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 18 Tahun


2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan, maka ada sepuluh komponen
portofolio yang dijadikan sebagai pedoman dalam meniali aktivitas seorang
guru sebagai berikut:

 Kualifikasi akademik
 Pendidikan dan pelatihan
 Pengalaman mengajar
 Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
 Penilaian dari atasan dan pengawas
 Prestasi akademik
 Karya pengembangan profesi
 Keikutsertaan dalam profesi ilmiah
 Pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan
 Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah


dicapai sampai dengan guru yang bersangkutan mengikuti sertifikasi,
baik pendidikan bergelar (S1, S2, dan S3) maupun pendidikan
nongelar (D4 atau Post Graduate diploma ) baik dalam maupun luar
negeri. Bukti fisik yang terkait dalam komponen ini dapat berupa
ijasah atau sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti


kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan
atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Bukti fisik kompetensi ini dapat berupa
sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara
diklat
.
3. Pengalaman mengajar, Yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai
dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang ( dapat dari
pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara
pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat
keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

4. Perencanaan pembelajaran, yaitu persiapan pengelolah


pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap
muka. Perencanaan pembelajaran paling tidak memuat perumusan
tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi,
pemilihan sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran,
dan penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari komponen ini berupa
dokumen perencanaan pembelajaran ( RP / RPP / SP ) yang
diketahui / disahkan oleh atasan.

5. Pelaksanaan pembelajaran
kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dikelas. Kegiatan ini
mencakup kegiatan pra pembelajaran ( pengecekan kesiapan kelas
dan aperseri ), kegiatan inti ( penguasaan materi, strategi
pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi,
penguasaan bahasa ) dan penutu ( refleksi, rangkuman dan tindak
lanjut ). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hsil penilaian
kepala sekolah dan atau pengawas tentang pelaksanaan
pembelajaran yang dikelola oleh guru.

6. Penilaian Dari Atasan dan Pengawas, yaitu penilaian atasan


terhadap kompetensi kepribadian dan sosial yang meliputi aspek-
aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab,
kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan
kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan bekerjasama.

7. Prestasi Akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru utamanya yang


terkait dengan bidang keahlian yang mendapat pengakuan dari
lembaga/ paniti penyelenggara, baik tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen
ini meliputi lomba dan karya akademik ( juara lomba atau penemuan
karya monumental di bidang pendidikan atau non pendidikan ). Bukti
fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan,
atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

8. Karya Pengembangan Profesi, yaitu suatu karya yang


menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang
dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan
pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, artikel yang dimuat
dalam media jurnal/ majalah/ surat kabar, menjadi reviwer buku,
penulis soal ebtanas/ UN, modul/buku cetak lokal ( kabupaten atau
kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran satu semester,
media/ alat pembelajaran, laporan penelitian dan karya seni. Bukti
fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang
berwenang.

9. Keikut Sertaan Dalam Forum Ilmiah, yaitu partisipasi dalam


kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, internasional baik
sebagai pemakalah maupun sebagai peserta, bukti fisik yang
dilampirkan dalam komponen ini berupa makalah dan sertifikat/
piagam bagi nara sumber dan sertifikat/ piagam bagi peserta.

10. Pengalaman Organisasi Di Bidang Pendidikan Dan Sosial, yaitu


pengalaman guru menjadi pengurus dan bukan hanya sebagai
anggota di suatu organisasi pendidikan dan sosial. Pengurus
organisasi dibidang pendidikan antara lain pengawas, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala LAB, kepala
bengkel ketua studio, ketua asosiasi guru bidang studi asosiasi
profesi dan Pembina kegiatan ekstra kurikuler ( pramuka, KIR, PMR,
Mading, dll ). Sedangkan pengurus dibidang social antara lain ketua
RW/RT, ketua LMD, dan Pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik
yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari
pihak yang berwenang.

11. Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan, yaitu


penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi
yang baik dalam melaksanakan tugas danmemenuhi criteria
kuantitatif ( lama waktu, hasil, lokasi/geografi ), kualitatif (komitmen,
etos kerja ) dan relevansi ( dalam bidang/ rumpun bidang )baik pada
tingkat kepribadian/ kota, provinsi, nasional maupun internasional.
Bukti fisik yang dilampirkan berupa foto kopi sertifikat, piagam atau
surat keterangan.

Sepuluh komponen portofolio sertiikat guru dalam jabatan


sebagaimana dijelaskan diatas, harus menjadi acuan bagi guru dalam
menyusun portofolionya dan sudah dapat dihitung sendiri berapa besar
nilai yang diperoleh berdasarkan bukti fisik yang kita miliki dengan
mengacu pada rubrik penilaian yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Pendidikan Tinggi dan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007, dengan
demikian bagi guru yang belum mencapai standar minimal angka yang
disyaratkan untuk lulus yaitu 850 ( 57 % dari perkiraan skor maksimum )
seharusnya berupaya untuk melakukan aktifitas yang dapat memperoleh
nilai seperti yang disyaratken dengan memperhatikan komponen mana
yang kurang dan komponen mana yang belum ada nilai sama sekali.

Guru yang memenuhi penilaian portofolio dinyatakan lulus dan mendapat


sertifikasi pendidik, sedangkan guru yang tidak lulus dapat (1) melakukan
kegiatan untuk melengkapi portofolio agar mencapai nilai lulus, atau (2)
mengikuti pendidikan Dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan
evaluasi/ penilaian sesuai persyaratan yang telah ditentukan oleh
perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi. Guru yang lulus pendidikan dan
pelatihan profesi guru mendapat sertifikat pendidik.

b. PENDIDIKAN PROFESI BAGI CALON GURU

Ada hal-hal yang sama, ada juga yang berbeda seperti skala penilaian dan
bobot untuk masing-masing komponen berbeda dengan penilaian angka kredit
jabatan. Seorang guru yang profesional harus memenuhi seluruh komponen yang
disebutkan di point (Prosedur dan Mekanisme Sertifikasi Guru) di atas. Komponen
kualifikasi akademik; pendidikan dan pelatihan;pengalaman mengajar; perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran; dan penilaian dari atasan dan pengawas
merupakan komponen yang utama dalam sertifikasi. Jadi semua komponen harus
dipenuhi.
Pendidikan dan pelatihan profesi guru (Diklat Profesi Guru/DPG) merupakan
program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki otoritas untuk melaksanakan sertifikasi guru bagi peserta sertifikasi yang
belum lulus penilaian portofolio. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi guru
diakhiri dengan ujian yang mencakup kompetensi guru dibidang pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.

1)Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi :


a. Pemahaman terhadap peserta didik, dengan indikator esensial:
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif dan kepribadian danmengidentifikasi bekal-ajar
awal peserta didik
b. Perancangan pembelajaran, dengan indikator esensial: memahami
landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan indikator esensial: menata latar
(setting)pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar, dengan indikator
esensial : merancang dan melaksanakan evaluasi (assesment) proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode;
menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum
e. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya, dengan indikator esensial: memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.

2)Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran


secara luasdan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolahdan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Menguasai
substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator
esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koherendengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata
pelajaran terkait; danmenerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan/materibidang studi. Banyak ahli pendidikan yang memberikan
koreksi seharusnya lebih cocok digunakan istilah kompetensi akademik.
Kompetensi professional adalah untuk keempat kompetensi guru tersebut di
atas.
3)Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan


bergaulsecara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/walipeserta didik, dan masyarakat sekitar. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, memiliki indikator esensial:
berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.

4)Kompetensi Kepribadian

 Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladanbagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak


sesuaidengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga
sebagaiguru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan


kemandiriandalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
guru.
 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan
yangdidasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
sertamenunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku


yangberpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.

 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:


bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong), danmemiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Persyaratan Peserta
1. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau
diplomaempat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi.
2. Mengajar di sekolah umum di bawah binaan Departemen
Pendidikan Nasional.
3. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau guru yang
diperbantukan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
4. Guru bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY)
atau guru yang diangkat oleh Pemda yang mengajar pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah.
5. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun pada satu
sekolah atau sekolah yang berbeda dalam yayasan yang sama;
6. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan
(NUPTK).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan peserta :
a. Penetapan peserta untuk TK, SD, SMP, SMA, dan SMK oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
b. Penetapan peserta untuk SLB oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
c. Guru yang diranking hanya guru yang memenuhi persyaratan
yaitu memiliki ijasah S1/D4 dan NUPTK.
d. Guru berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi dan peringkat 1, 2,
dan 3 tingkat nasional, dan guru yang mendapat penghargaan
internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam
jabatan melalui penilaian portofolio dan jalur pendidikan pada
tahun 2007, dicalonkan menjadi peserta tahun 2008

7. PENGALAMAN MENGAJAR

Menurut Mansur Muslich (2007) “Pengertian Pengalaman Mengajar


adalah masa kerja guru dalam melaksankan tugas sebagai pendidik pada
satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang
berwenang”. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan
atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
Pengalaman mengajar adalah pengalaman yang dimiliki seseorang
individu pada sekolah sebelumnya. Samsudin (2003) mengungkapkan
“faktor kemampuan seseorang tidak cukup hanya dilihat dari segi
pengalaman kerja seseorang selama bekerja pada organisasi atau
lembaga tertentu”.
Menurut Suyitno (1997) menyatakan bahwa “pengalaman mengajar
adalah lamanya guru mengajar pelajaran. Seorang guru yang banyak
pengalamannya dalam mengajar akan lebih mudah dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar akan lebih berkualitas”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman
merupakan suatu faktor yang ikut mempengaruhi kinerja seseorang dlam
melaksanakan tugas guna mencapai tujuan, sebagai seorang guru yang
dibekali banyak pengalaman, maka kemungkinan untuk mewujudkan
prestasi atau kinerja yang cukup baik dan sebaliknya bila tidak cukup
pengalaman di dalam melaksanakan tugasnya seseorang besar
kemungkinan mengalami kegagalan. Pengalaman pernah atau lama
menjadi guru akan memudahkan dalam melakukan aktivitas dan fungsinya
sesuai dengan kewenangannya.
Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat meningkatkan
kemampuan kerja. Maka banyak variasi pekerjaan dan obyeknya, serta
makin intensif pengalaman pekerjaan yang diperoleh, maka makin tinggi
kemampuan kerja akan diperoleh oleh guru yang bersangkutan. Dengan
demikian, makin banyak kesulitan atau rintangan yang dihadapi, biasanya
makin cepat pula pengembangan kemampuan dan ketrampilan.
Pengalaman mengajar harus memiliki bukti fisik dari komponen
pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan/surat tugas/surat
keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, yayasan,sekolah,
dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik
yang dikumpulkan berupa foto kopi surat keputusan/surat tugas/surat
keterangan yang telah dilegalisasi oleh atasan.

8. PERENCANAAN & PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penetrapan


prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas
mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus
baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
 Perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat
perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian
materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar.
 Bukti fisik yang dikumpulkan adalah perencanaan pembelajaran
(RPP/RP/SP) hasil karya guru yang bersangkutan sebanyak lima
satuan yang berbeda.
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang
mendukung tujuan pembelajaran tercapai misalnya :

a. Persiapan sebelum mengajar


b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c. Tingkat intelegensi siswa
d. Materi pelajaran yang akan disampaikan

Faedah perencanaan :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran
menjadi baik dan efektif. Yang dimaksud adalah maka seorang
guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia
harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap,
tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi
seseorang guru yang baik. Yang di maksud adalah guru
membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat
pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Dengan adanya program sertifikasi guru diharapkan kinerja guru akan
meningkat sehingga mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat ke arah
yang lebih baik. Setelah sertifikasi diharapkan guru dapat memenuhi empat
komponen seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10
dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,
kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu kompetensi pedagogik,kepribadian,
professional, dan social. Namun dalam prakteknya,banyak guru yang tidak dapat
memenuhi keempat komponen tersebut dan dari beberapa penelitian juga
menunjukan bahwa kinerja guru tidak meningkat setelah adanya sertifikasi dan
cenderung masih sama sebelum adanya sertifikasi. Untuk menjaga mutu guru yang
sudah lolos sertifikasi seharusnya ada pola pembinaandan pengawasan yang
terpadu dan berkelanjutan bagi para guru. Program sertifikasi yang dicanangkan oleh
pemerintah pada dasarnya merupakan sebuah program yang lebih mengarah pada
upaya peningkatan hasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-
gurunya sebagai tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya.
Kompeten dalam hal inidiartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai guru secara profesional denganlangkah-langkah yang strategis. Guru yang
layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai
kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

 Eksistensi dan Implementasi UUGD, Prof. Anwar Arifin, 2006


 Permendiknas RI no 18 tahun 2007, tentang sertifikasi guru dalam
jabatan
 Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru dalam
Jabatan, Dirjen Dikti, 2007
 Sertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu, Fasli
Jalal, 2007
 Undang- Undang no 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
 Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
 Martinis, Yamin. 2006. Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia.
Jakarta: Gaung Persada Press.
 Muslich, Mansur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme
Pendidik. Jakarta: Bumi Akasara.

Anda mungkin juga menyukai