Lap. Anfis 1
Lap. Anfis 1
PERCOBAAN 1
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN
I. Tujuan Percobaan
1. Melakukan percobaan difusi sederhana menggunakan kristal
KMnO4.
2. Melakukan percobaan difusi senyawa pada media agar.
3. Melakukan percobaan difusi melalui membran yang dibuat
dalam larutan koloidal.
4. Melakukan pengujian kandungan NaCl.
5. Melakukan pengujian kandungan glukosa.
6. Melakukan pengujian kandungan albumin.
7. Melakukan percobaan osmosis ke dalam 5 kantung.
Pada agar yang sudah memadat, dibuat 2 buah lubang dengan jarak
3cm, Lubang yang pertama diisi dengan kristal KmnO4 sedangkan
yang satu lagi di isi dengan kristal metil jingga
Jarak difusi antara KmnO4 dan metil jingga di catat sebagai fungsi
waktu. Yang di amati adalah t0, t15, t30, t45, t60.
Didiamkan 1 jam
Kandungan NaCl, albumin dan glukosa diuji dalam larutan pada gelas
piala
b. Percobaan Osmosis
5 kantung selofan disiapkan dan diisi
Kantung 1: +air hangat 7mL
Semua kantung ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat udara
dalam kantung
4.2 Dokumentasi
Difusi sederhana
(a) (b)
(c)
Gambar 1. Difusi sederhana; (a) t=0 menit, (b) t=30 menit, (c) t=60 menit
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Gambar 2. Difusi senyawa pada media agar; (a) t=0 menit, (b) t=15
menit, (c) t=30 menit, (d) t=45 menit, (e) t=60 menit.
Difusi melalui membran
(a) (b) ©
Gambar 3. Difusi melalui membran; (a) uji kandungan NaCl, (b) uji
kandungan glukosa, (c) uji kandungan albumin.
V. Pembahasan
Tubuh sebagai satu kesatuan yaitu karena setiap organ yang ada
di tubuh manusia itu berperan penting dalam hemostasis tubuh. Organ
merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu.
Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan
saling berkaitan satu dengan lainnya. Contoh: usus halus, berfungsi
mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri
dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang
melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. (Kemal Adyana,
2007).
1. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
5. Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan
difusinya. (Setiadi. 2007).
Pada difusi agar, setelah larutan agar memadat dan dibuat dua
lubang yang berjarak 3 cm, lubang satu dimasukkan kristal KmnO4 dan
lubang lainnya dimasukkan metil jingga. Setelah pengamatan
dilakukan selama 1 jam dan diamati setiap 15, 30,45, dan 60 menit,
hasilnya adalah diameter yang dibentuk oleh kristal KMnO4 selalu
lebih luas dibandingkan dengan diameter yang dibentuk oleh metil
jingga. Hal tersebut menunjukkan bahwa kristal KMnO4 lebih cepat
berdifusi dibandingkan dengan metil jingga. Kecepatan difusi ini
dipengaruhi oleh perbedaan berat molekul antara kristal KMnO4 dan
metil jingga. Berat molekul kristal KMnO4 lebih kecil yaitu 158,03
g/mol dibandingkan dengan berat molekul metil jingga yaitu 327,33
g/mol, sehingga semakin kecil berat molekul maka kecepatan difusi
akan semakin cepat. Jadi berat molekul berbanding terbalik dengan
kecepatan difusi.
1. 2 fase.
2. Keruh.
3. Antara homogen dan heterogen.
4. Diamer partikel: nm<d<100nm.
5. Tidak dapat disaring dengan penyaring biasa, melainkan dengan
penyaring ultra.
6. Tidak memisahkan jika didiamkan. (Kimball, 1999:35).
Pada uji terhadap glukosa yang ditambahkan dengan larutan Benedict, pada
tabung 4 terjadi perubahan warna menjadi hijau, hal ini menunjukkan
bahwa cairan dari gelas piala mengandung glukosa dalam jumlah sedikit.
Tabung 5 tidak mengalami perubahan warna menjadi agak kuning,
sedangkan tabung 6 yang berisi glukosa terjadi perubahan warna kuning
pekat agak kemerahan. Struktur glukosa tidak kompleks tetapi berat
molekul lebih besar dari NaCl sehingga glukosa dapat berdifusi. Apabila
pada glukosa warna yang terjadi sama dengan kontrol maka glukosa tidak
dapat berdifusi. Fungsi larutan benedict yaitu untuk menguji adanya
kandungan glukosa dalam sampel larutan benedict berperan sebagai
indikator yang bersifat reduktor, dan glukosa yang sifatnya oksidator.
Dalam penggunaan larutan benedict yang di gunakan minimal yaitu 2-3 ml.
BM glukosa =180. Warna utuk kandungan glukosa yaitu hijau = jumlah
kandungan glukosanya rendah, kuning = jumlah kandungan glukosanya
sedang warna merah = jumlah kandungan glukosanya tinggi.
Uji Kandungan Albumin
Sifat-Sifat Protein:
1. Denaturasi
2. Koagulasi
Koagulasi yaitu salah satu Sifat protein yang ditandai dengan adanya
suatu penggumpalan partikel koloid yang sebagai akibat penambahan
senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan suatu partikel
menjadi netral dan akhirnya membentuk suatu endapan akibat gaya
grafitasi
3. Browning
Browning ialah salah satu Sifat protein yang ditandai dengan terjadinya
suatu perubahan warna menjadi coklat (Parjatmo, 1987:87).
Pada tabung 7 dan 8 tidak terjadi reaksi apapun. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak larutan albumin pada tabung tersebut dan albumin tidak berdifusi. Pada
tabung 9 terdapat endapan putih. Endapan putih tersebut berasal dari reaksi
antara albumin dan HNO3. HNO3 sifatnya asam, protein sifat sensitive
terhadap suasana asam, struktur protein akan berubah atau rusak dan kembali
ke struktur awal tetapi berbeda yang disebut proses denaturasi.Albumin
merupakan protein yang tidak tahan terhadap perubahan pH yang ekstrim. Oleh
sebab itu strukturnya akan rusak dan rusaknya struktur tersebut ditandai
dengan adanya endapan putih. Jadi dari percobaan difusi membran
membuktikan bahwa larutan yang dapat menembus kertas selofan adalah
larutan yang memiliki ukuran molekul yang kecil seperti NaCl dan glukosa.
Rumus Kimia Air: H2O Satu molekul air tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1
atom oksigen.
Percobaan Osmosis
Pada kantung 1 bobot kantung seharusnya konstan atau stabil, namun pada
percobaan hasilnya tidak sesuai dengan literatur. Pada kantung ke 2 sampai 4
seharusnya bobot kantung meningkat karena terjadi larutan hipertonik yaitu
larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi dan sebagian molekul besar
air akan terikat atau tertarik oleh sukrosa tetapi hasil percobaan tidak sesuai
dengan literatur. Pada kantung 5 terjadi proses hipotonik yaitu larutan dengan
konsentrasi rendah memiliki banyak molekul air yang bebas dan lebih bnyak
air yang melewati membran pada kantung 5 ini hasil nya sesuai dengan
literatur. Adapun faktor – faktor yang menyebabkan kantung 1 sampai 4 tidak
sesuai dengan literature yaitu pada saat mengikat kantung dengan tali ikatan
nya kurang kencang sehinga larututan dalam kantung tumpah, kebersihan
timbangan yaitu masih adanya tetesan air sehingga mempengaruhi bobot
kantung pada saat penimbangan, ebih baik saat memebersihakn timbangan
menggunakan tissue karena lebih menyerap air dibandingkan menggunkan
elap dan faktor suhu mempengaruhi karena semakin tinggi suhu maka bobot
nya akan semakin meningkat.