Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM ANFISMAN

PERCOBAAN 1
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN

Disusun oleh: kelompok 1 – shift C


Nisa Fida Farhani (10060316080)
Rifa Septiani (10060316081)
Natasha Syifa Ramadhanty (10060316082)
Robby Dwi Ruslian (10060316083)
Neneng Indah Nurazizah (10060316084)

Nama Asisten: Ibnu Dharsono Faizal, S.Farm


Tanggal Praktikum: 28 September 2017
Tanggal Pengumpulan Laporan: 05 Oktober 2017

LABORATORIUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
20171438 H
MODUL 1

“TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN”

I. Tujuan Percobaan
1. Melakukan percobaan difusi sederhana menggunakan kristal
KMnO4.
2. Melakukan percobaan difusi senyawa pada media agar.
3. Melakukan percobaan difusi melalui membran yang dibuat
dalam larutan koloidal.
4. Melakukan pengujian kandungan NaCl.
5. Melakukan pengujian kandungan glukosa.
6. Melakukan pengujian kandungan albumin.
7. Melakukan percobaan osmosis ke dalam 5 kantung.

II. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Alat pelubang 7. Lampu spirtus
2. Batang pengaduk 8. Pemanas air
3. Cawan petri 9. Pipet tetes
4. Gelas piala 50 ml 10. Selofan
5. Gelas piala 100 ml 11. Tabung reaksi dan rak
6. Kaki tiga 12. Tali
b. Bahan
1. Agar 8. Larutan benedict
2. AgNO3 1% 9. Larutan sukrosa 5%
3. Air hangat 10. Larutan sukrosa 20% , 40% , 60%
4. Asam asetat 11. Metil jingga
5. Eter 12. NaCl 0,9%
6. Kristal KMnO4 13. Putih telur
7. Kristal metil jingga
III. Prosedur
a. Percobaan difusi
i) Difusi sederhana

Beberapa butir kristal KmnO4 dimasukan ke dalam gelas piala yang


telah diisi air setengahnya

Pengamatan dilakukan pada waktu t0, t30, t60. Percobaan diulangi


menggunakan air hangat.

ii) Difusi Agar

Larutan agar 2% dalam akuades di buat dalam gelas piala

Dididihkan sampai diperoleh larutan bening

Larutan agar dituangkan sebanyak 5mL ke cawan petri dan dibiarkan


memadat

Pada agar yang sudah memadat, dibuat 2 buah lubang dengan jarak
3cm, Lubang yang pertama diisi dengan kristal KmnO4 sedangkan
yang satu lagi di isi dengan kristal metil jingga

Jarak difusi antara KmnO4 dan metil jingga di catat sebagai fungsi
waktu. Yang di amati adalah t0, t15, t30, t45, t60.

iii) Difusi melalui membran


Dibuat larutan koloidal yang terdiri dari air, albumin, natrium klorida
0.9 % dan glukosa 5%
Larutan koloidal dimasukan ke dalam kantung selofan ¾ penuh dan
diikat rapat

Kantung selofan digantungkan pada batang pengaduk dengan tali dan


dicelupkan ke dalam gelas piala yang berisi akuades

Didiamkan 1 jam

Kandungan NaCl, albumin dan glukosa diuji dalam larutan pada gelas
piala

Disiapkan 9 buat tabung reaksi dan diberi nomor

Uji Kandungan NaCl:

Tabung 1: + 3mL cairan gelas piala

Tabung 2: + 3mL akuades

Tabung 3: + 3mL larutan NaCl 0.9 %

Masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes AgNO3.

Uji kandungan glukosa:

Tabung 4: + 3mL cairan gelas piala

Tabung 5: +3mL akuades

Tabung 6: +3mL larutan glukosa


Masing-masing tabung ditambahkan larutan benedict, dididihkan selama
beberapa menit dan didinginkan

Uji kandungan albumin:

Tabung 7: +3mL cairan gelas piala

Tabung 8: +3mL akuades

Tabung 9: +3mL albumin

Masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes HNO3

b. Percobaan Osmosis
5 kantung selofan disiapkan dan diisi
Kantung 1: +air hangat 7mL

Kantung 2: +larutan sukrosa 20% 7mL

Kantung 3: +larutan sukrosa 40% 7mL

Kantung 4: +larutan sukrosa 60% 7mL


Kantung 5: +akuades hangat 7mL

Semua kantung ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat udara
dalam kantung

Bobot tiap kantung di timbang

Kantung 1-4 dicelupkan kedalam gelas piala berisi aquadest hangat,


dan kantung 5 di celupkan kedalam gelas piala yang berisi larutan
sukrosa 60%.

Diangkatlah kantung-kantung setelah 15 menit dan keringkan bagian


luarnya
Kemudian ditimbang

Dicelupkan kembali kantung-kantung ke gelas piala masing-masing.


Percobaan diulangi pada menit ke-30, 45, 60, dan 75

IV. Data pengamatan


4.1 Pengamatan
a. Percobaan difusi
i) Difusi sederhana
T Akuades hangat Air biasa
KMnO4 mulai larut dengan KMnO4 mulai larut dengan
0
pelarut pelarut.
KMnO4 lebih cepat larut KMnO4 lebih lambar larut, terlihat
30
dengan pelarut mengendap dalam larutan.
KMnO4 larut KMnO4 yang larut dengan pelarut
60 seluruhnya/sempurna dengan sedikit, dan terlihat mengendap,
pelarut tidak larut sempurna.

ii) Difusi senyawa pada media agar


t KMnO4 Metil jingga
0 - -
15 1,7 cm 1,4 cm
30 2 cm 1,8 cm
45 2,2 cm 1,9 cm
60 2,5 cm 2 cm

iii) Difusi melalui membran


Tabung Hasil
Uji: Larutan Keterangan
ke- pengamatan
Larutan gelas (+) NaCL, tetapi
1 Keruh
NaCL

piala kadarnya sedikit


2 Akuades Bening (-) NaCL
3 NaCL Putih (+)NaCL
Larutan gelas (+) glukosa, tetapi
4 Agak kuning
piala kadarnya sedikit
Glukosa 5 Akuades Tetap/biru pudar (-) glukosa
Kuning pekat/
6 Glukosa (+) glukosa
oranye
Larutan gelas
7 Bening (-) albumin
piala
Albumin

8 Akuades Bening (-) albumin


Kuning, terdapat
9 Albumin selaput di (+) albumin
permukaan
a. Percobaan osmosis
Massa Massa Massa Massa Massa Massa
Larutan
t=0 t=15 t=30 t=45 t=60 t=75
Air hangat 0,182 0,116 0,110 0,102 0,096 0,091
L. Sukrosa 20% 0,211 0,089 0,082 0,077 0,082 0,075
L. Sukrosa 40% 0,282 0,244 0,224 0,220 0,199 0,182
L. Sukrosa 60% 0,286 0,235 0,189 0,148 0,129 0,133
Akuades hangat 0,226 0,145 0,112 0,100 0,094 0,094

4.2 Dokumentasi

 Difusi sederhana

(a) (b)

(c)
Gambar 1. Difusi sederhana; (a) t=0 menit, (b) t=30 menit, (c) t=60 menit

 Difusi senyawa pada media agar

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 2. Difusi senyawa pada media agar; (a) t=0 menit, (b) t=15
menit, (c) t=30 menit, (d) t=45 menit, (e) t=60 menit.
 Difusi melalui membran

(a) (b) ©

Gambar 3. Difusi melalui membran; (a) uji kandungan NaCl, (b) uji
kandungan glukosa, (c) uji kandungan albumin.

V. Pembahasan

5.1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan

Tubuh sebagai satu kesatuan yaitu karena setiap organ yang ada
di tubuh manusia itu berperan penting dalam hemostasis tubuh. Organ
merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu.
Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan
saling berkaitan satu dengan lainnya. Contoh: usus halus, berfungsi
mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri
dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang
melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. (Kemal Adyana,
2007).

Proses transport materi merupakan salah satu aktivitas yang


berlangsung dalam tubuh kita. Ada 2 transport dalam tubuh, yaitu
transport aktif dan transport pasif. Transport pasif ada 2 yaitu difusi dan
osmosis. Transport aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang
menggunakan energi untuk mengeluarkan atau memasukkan ion-ion dan
molekul melalui membran sel yang bersifat permeabel. Dengan tujuan
memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif
terdiri atas endositosis dan eksositosis. Eksositosis merupakan proses sel
mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan
membran plasma, vesikula transport yang terlepas dari apatatus golgi
dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma (Kemal Adyana,
2007).

5.2 Percobaan Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul


zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi
terjadi dari ruang yang berkosentrasi lebih tinggi ke ruang yang
berkonsentrasi lebih rendah, apabila kedua benda dipisahkan oleh
membran permeabel terhadap zat tersebut. Difusi berlangsung
menurut konsentrasi dari suatu gradient atau suatu kemiringan. Proses
ini pada umumnya terdapat pada sel seperti perembesan oksigen,
karbondioksida, glukosa, asam amino dan garam mineral. (Yatim,
1990: 60).

5.3 Difusi Sederhana

Disfusi sederhana yaitu perpindahan suatu senyawa dari


konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. (Keenan, 1984).

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:

1. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
5. Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak
dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan
difusinya. (Setiadi. 2007).

Pada percobaan difusi sederhana, setelah kristal KMnO4


dimasukkan dalam 2 gelas kimia yang berisi air dingin dan hangat,
maka kristal KMnO4 mulai berdifusi. Pengamatan dilakukan selama 1
jam dan diamati setiap 30, 60 menit dan hasilnya kristal KMnO4 dalam
air hangat berdifusi lebih cepat yang ditandai dengan perubahan warna
air yang lebih pekat (ungu pekat) dibandingkan perubahan warna pada
air dingin (ungu). Berat molekul kristal KMnO4 yaitu 158,03 g/mol
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh
pada kecepatan difusi, sehingga semakin tinggi suhu maka kecepatan
difusi semakin cepat. Jadi suhu berbanding lurus dengan kecepatan
difusi.

5.4 Difusi Pada Media Agar

Pada difusi agar, setelah larutan agar memadat dan dibuat dua
lubang yang berjarak 3 cm, lubang satu dimasukkan kristal KmnO4 dan
lubang lainnya dimasukkan metil jingga. Setelah pengamatan
dilakukan selama 1 jam dan diamati setiap 15, 30,45, dan 60 menit,
hasilnya adalah diameter yang dibentuk oleh kristal KMnO4 selalu
lebih luas dibandingkan dengan diameter yang dibentuk oleh metil
jingga. Hal tersebut menunjukkan bahwa kristal KMnO4 lebih cepat
berdifusi dibandingkan dengan metil jingga. Kecepatan difusi ini
dipengaruhi oleh perbedaan berat molekul antara kristal KMnO4 dan
metil jingga. Berat molekul kristal KMnO4 lebih kecil yaitu 158,03
g/mol dibandingkan dengan berat molekul metil jingga yaitu 327,33
g/mol, sehingga semakin kecil berat molekul maka kecepatan difusi
akan semakin cepat. Jadi berat molekul berbanding terbalik dengan
kecepatan difusi.

5.5 Difusi Melalui Membran

Larutan koloidal adalah larutan yang memiliki kekentalan yang


tinggi tidak dapat ditembus oleh cahaya. (Bresnick: 2003).

5.6 Uji Kandungan Nacl

Setelah membuat larutan koloidal (putih telur + NaCl 0,9% +


glukosa 5%) yang dibungkus dalam kantong selofan dan direndam
dalam gelas piala yang berisi air suling dan kemudian dilakukan uji
NaCl, glukosa dan albumin. Pada uji terhadap NaCl, tabung 1 diisi
cairan dari gelas piala, tabung 2 diisi dengan air suling tabung 3 diisi
dengan NaCl. Semua tabung (1,2,3) ditambahkan beberapa tetes
AgNO3 dan hasilnya tabung 1 terdapat sedikit endapan putih, tabung
2 larutan bening dan tabung 3 terbentuk endapan putih. Endapan putih
yang terbentuk adalah hasil dari reaksi antara NaCl dan AgNO3. Jadi
cairan dari gelas piala yang dimasukkan pada tabung 1 mengandung
NaCl. Hal ini menunjukka bahwa larutan NaCl dapat menembus
kantong selofan yang bersifat seperti membran semipermeabel.
Penggunaan AgNo3 dalam uji kandungan NaCl yaitu untuk
mengetahui adanya kandungan NaCl yang terdapat pada sampel dan
berfungsi untuk mengikat (membentuk ikatan logam pada sampel
yang digunakan), BM glukosa = 180, BM NaCl: 58,44 Rumus kimia
nya : AgNo + NaCl =AgCl + NaNO3.

Ciri-ciri larutan koloidal:

1. 2 fase.
2. Keruh.
3. Antara homogen dan heterogen.
4. Diamer partikel: nm<d<100nm.
5. Tidak dapat disaring dengan penyaring biasa, melainkan dengan
penyaring ultra.
6. Tidak memisahkan jika didiamkan. (Kimball, 1999:35).

Uji Kandungan Glukosa

Pada uji terhadap glukosa yang ditambahkan dengan larutan Benedict, pada
tabung 4 terjadi perubahan warna menjadi hijau, hal ini menunjukkan
bahwa cairan dari gelas piala mengandung glukosa dalam jumlah sedikit.
Tabung 5 tidak mengalami perubahan warna menjadi agak kuning,
sedangkan tabung 6 yang berisi glukosa terjadi perubahan warna kuning
pekat agak kemerahan. Struktur glukosa tidak kompleks tetapi berat
molekul lebih besar dari NaCl sehingga glukosa dapat berdifusi. Apabila
pada glukosa warna yang terjadi sama dengan kontrol maka glukosa tidak
dapat berdifusi. Fungsi larutan benedict yaitu untuk menguji adanya
kandungan glukosa dalam sampel larutan benedict berperan sebagai
indikator yang bersifat reduktor, dan glukosa yang sifatnya oksidator.
Dalam penggunaan larutan benedict yang di gunakan minimal yaitu 2-3 ml.
BM glukosa =180. Warna utuk kandungan glukosa yaitu hijau = jumlah
kandungan glukosanya rendah, kuning = jumlah kandungan glukosanya
sedang warna merah = jumlah kandungan glukosanya tinggi.
Uji Kandungan Albumin

Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang


mencapai kadar 60 persen. Protein yang larut dalam air dan mengendap
pada pemanasan itu merupakan salah satu konstituen utama tubuh. Ia
dibuat oleh hati. Karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu
dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Ukuran protein dalam
putih telur adalah 3,6 gr/butir Berat molekulnya bervariasi tergantung
spesiesnya—terdiri dari 584 asam amino. Berat molekul albumin dalam
telur 44.000.

Sifat-Sifat Protein:

1. Denaturasi

Denaturasi ialah salah satu Sifat protein yang ditandai dengan


terjadinya suatu proses perubahan konfigurasi susunan suatu molekul
dari protein.

2. Koagulasi
Koagulasi yaitu salah satu Sifat protein yang ditandai dengan adanya
suatu penggumpalan partikel koloid yang sebagai akibat penambahan
senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan suatu partikel
menjadi netral dan akhirnya membentuk suatu endapan akibat gaya
grafitasi
3. Browning
Browning ialah salah satu Sifat protein yang ditandai dengan terjadinya
suatu perubahan warna menjadi coklat (Parjatmo, 1987:87).

Pada tabung 7 dan 8 tidak terjadi reaksi apapun. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak larutan albumin pada tabung tersebut dan albumin tidak berdifusi. Pada
tabung 9 terdapat endapan putih. Endapan putih tersebut berasal dari reaksi
antara albumin dan HNO3. HNO3 sifatnya asam, protein sifat sensitive
terhadap suasana asam, struktur protein akan berubah atau rusak dan kembali
ke struktur awal tetapi berbeda yang disebut proses denaturasi.Albumin
merupakan protein yang tidak tahan terhadap perubahan pH yang ekstrim. Oleh
sebab itu strukturnya akan rusak dan rusaknya struktur tersebut ditandai
dengan adanya endapan putih. Jadi dari percobaan difusi membran
membuktikan bahwa larutan yang dapat menembus kertas selofan adalah
larutan yang memiliki ukuran molekul yang kecil seperti NaCl dan glukosa.
Rumus Kimia Air: H2O Satu molekul air tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1
atom oksigen.

Percobaan Osmosis

Osmosis adalah gerakan partikel dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi


dengan melalui membran semipermeabel. Bobot molekul sukrosa 342
gram/mol, bobot molekul air 18 gram/mol. Ukuran pori pori membran (semi
permeabel) yaitu 0,0001-0,0006 mikron (1mikron= 1/1000 mm) (Saleh:1996).

Faktor yang mempengaruhi kecepatan Osmosis:


1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis
pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi
meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang
dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang
tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan
menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang
rendah. (TIM DOSEN PEMBINA, 2014:17).

Pada kantung 1 bobot kantung seharusnya konstan atau stabil, namun pada
percobaan hasilnya tidak sesuai dengan literatur. Pada kantung ke 2 sampai 4
seharusnya bobot kantung meningkat karena terjadi larutan hipertonik yaitu
larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi dan sebagian molekul besar
air akan terikat atau tertarik oleh sukrosa tetapi hasil percobaan tidak sesuai
dengan literatur. Pada kantung 5 terjadi proses hipotonik yaitu larutan dengan
konsentrasi rendah memiliki banyak molekul air yang bebas dan lebih bnyak
air yang melewati membran pada kantung 5 ini hasil nya sesuai dengan
literatur. Adapun faktor – faktor yang menyebabkan kantung 1 sampai 4 tidak
sesuai dengan literature yaitu pada saat mengikat kantung dengan tali ikatan
nya kurang kencang sehinga larututan dalam kantung tumpah, kebersihan
timbangan yaitu masih adanya tetesan air sehingga mempengaruhi bobot
kantung pada saat penimbangan, ebih baik saat memebersihakn timbangan
menggunakan tissue karena lebih menyerap air dibandingkan menggunkan
elap dan faktor suhu mempengaruhi karena semakin tinggi suhu maka bobot
nya akan semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai