BAB IV Terbarukan
BAB IV Terbarukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tahap penelitian dilakukan dengan mengamati waktu terjadinya
paralisis terhadap Ascaris suum, Goeze pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dekokta biji
buah delima (Punica granatum L.) pada Ascaris suum, Goeze apakah
menimbulkan paralisis atau tidak.
Hasil penelitian akhir mengenai pengaruh pemberian dekokta biji
buah deliama (Punica granatum L.) terhadap waktu paralisis pada Ascaris
suum, Goeze disajikan pada lampiran 1.
Berdasarkan data hasil penelitian pada lampiran 1, kemudian
dibuat tabel yang menunjukan rerata total waktu terjadinya paralisis pada
Ascaris suum, Goeze baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan
dekokta biji buah delima (Punica granatum L.) pada berbagai konsentrasi
yaitu konsentrasi 20%, 40% dan 80%. Disajikan pada tabel IV.1 sebagai
berikut :
Tabel IV.1 Rerata Total Waktu Paralisis Ascaris suum, Goeze pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dekokta biji buah delima
(Punica granatum L.) berbagai konsentrasi
Replikasi Waktu Paralisis Cacing (Menit)
Dekokta Biji Buah Delima
NaCl Piperazin
(Punica granatum L.)
0,9% 1mg/5ml
20% 40% 80%
I - 180 90 30 60 (M)
II - 210 90 30 60 (M)
III - 180 60 30 60 (M)
Rerata - 190 80 30 60 (M)
Berdasarkan hasil penelitian didapat rerata waktu paralisis pada
tiap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dekokta biji buah delima
(Punica granatum L.) berbagai konsentrasi. Waktu paralisis tercepat
adalah kelompok perlakuan biji buah delima (Punica granatum L.)
konsentrasi 80% dengan rerata waktu paralisis 30 menit, sedangkan
33
waktu paralisis terlama adalah dekokta biji buah delima (Punica granatum
L.) konsentrasi 20% dengan rerata waktu 190 menit.
Dari hasil penelitian (tabel IV.1) dapat dibuat grafik sebagai
berikut:
Gambar IV.1 Diagram Rerata Waktu Paralisis Ascaris suum, Goeze pada
kelompok kontrol positiv dan Kelompok Perlakuan Dekokta Biji Buah
Delima Berbagai Konsentrasi.
Dari grafik rerata waktu paralisis diatas dapat dilihat bahwa
semmua kelompok perlakuan dekokta biji buah delima memiliki efektivitas
terhadap cacing, namun dapat dilihat juga semakin besar konsentrasi
dekokta biji buah delima semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan efek paralisis terhadap Ascaris suum, Goeze.
Dari hasil penelitian akhir dapat diketahui besar persentase
efektivitas daya antelmintik dekokta biji buah delima (Punica granatum L.)
dibandingkan dengan Piperazin sebagai berikut :
34
1. Analisis Data
Dari data hasil penelitian yang berupa rerata waktu paralisis
Ascaris suum, Goeze kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yaitu
dekokta biji buah delima (Punica granatum L.) konsentrasi 20%, 40%,
80% dan persentase efektivitas daya antelmintik dekokta biji buah delima
(Punica granatum L.) kemudian dianalisis dengan menggunakan uji one
way ANOVA (α = 0,05) data diolah dengan program Statistical Product
and Service Solution (SPSS) 16,0 for Windows.
a. Uji one way ANOVA
Uji one way ANOVA merupakan uji hipotesis komparatif variabel
numerik berdistribusi normal, lebih dari dua kelompok yang tidak
berpasangan. Sebelum melakukan uji one way ANOVA ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi, yaitu distribusi data harus normal dan varians data
harus sama (Dahlan, 2008).
Pada uji normalitas dan uji homogenitas didapat data sebagai
berikut :
ANOVA
Waktu
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
.000 2 .000 .000 1.000
Groups
Within Groups 126.000 21 6.000
Total 126.000 23
Tabel IV.5 Hasil Uji One Way ANOVA
B. Pembahasan
Untuk mengetahui daya efektivitas antelmintik dekokta biji buah
delima (Punica granatum L.) terhadap Ascaris suum, Goeze dilakukan
pengujian langsung pada Ascaris suum, Goeze di Laboratorium
Farmakologi Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis.
Pada penelitian ini digunakan larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol negative
untuk membuktikan bahwa cacing paralisi karena dekokta biji buah delima
(Punica granatum L.), serta digunakan larutan Piperazin yang bertujuan
sebagai pembanding efektivitas dekokta biji buah delima (Punica
granatum L.) sebagai penyebab paralisis pada Ascaris suum, Goeze.
Pada tahap pengujian Ascaris suum, Goeze direndam dengan
larutan kelompok perlakuan yaitu dekokta biji buah delima (Punica
granatum L.) konsentrasi 20%, 40% dan 80%, larutan NaCl 0,9% sebagai
control Negatif dan Piperazin sebagai control positif sekaligus sebagai
pembanding daya efektivitas dekokta biji buah delima (Punica granatum
L.) sebagai penyebab paralisis pada Ascaris suum, Goeze.
Dari data hasil penelitian pada tabel IV.1 dan gambar IV.1 dapat
dilihat terdapat perbedaan waktu terjadinya paralisis yang menunjukan
perbedaan efek antelmintik pada masing – masing perlakuan. Pada
kelompok perlakuan (dekokta biji buah delima) tampak bahwa efek
38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Dekokta biji buah delima (Punica granatum L.) dapat menyebabkan
paralisis terhadap Ascaris suum, Goeze secara In Vitro meskipun
efektivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan Piperazin.
2. Peningkatan konsentrasi dekokta biji buah delima (Punica granatum
L.) memberikan efek paralisis pada Ascaris suum, Goeze lebih cepat
secara In Vitro.
B. Saran
1. Dari hasil penelitian In vitro ini masih perlu dilakukan penelitian In vitro
lanjutan dengan konsentrasi bertingkat lebih dari 80% guna
mengetahui efektivitas dekokta biji buah delima (Punica granatum L.)
yang mendekati efektivitas Piperazin sebagai antelmintik.
2. Untuk penelitian In vitro lanjutan dapat mempertimbangkan suhu
pengujian, ukuran dan berat cacing sebagai variabel luar terkendali
tambahan, guna memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Sebaiknya masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui bentuk sediaan (misalnya: rebusan, infusa, atau ekstrak)
yang paling efektif sebagai obat askariasis dari obat-obat tradisional
yang ada.